Anda di halaman 1dari 39

Analisis Kuesioner Penggunaan Zat

Obat-obatan Adiktif WHO-Assist V3.0


di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa
Pembimbing :
dr. Hari Nugroho
Evi Sinaga S.KM, MPH

Disusun oleh :
Billy Dohotan
Ida Ayu Putu Ratih 030.15.087
Ratih Wahyu Pertiwi 030.15.160
Sophie Fatimah Alatas 030.15.188
Zulfikar Andimapali 030.15.201
PENDAHULUAN

• Adiksi merupakan suatu kondisi ketergantungan fisik dan mental terhadap hal-
hal tertentu yang menimbulkan perubahan perilaku bagi orang yang
mengalaminya.

• Data terakhir dari hasil penelitian Pusat Penelitian Data & Informasi Badan
Narkotika Nasional (2017) menunjukkan jumlah pengguna obat-obat terlarang di
DKI Jakarta sebagai provinsi dengan prevalensi penyalahgunaan terbesar di
Indonesia adalah sebesar 3.376.115

• Selama pandemi COVID-19 terhitung sejak Maret 2020 hingga saat ini
penyalahgunaan obat terlarang jenis shabu dan ganja mengalami peningkatan
hingga 60% menurut BNN

• World Health Organization (WHO) Alcohol, Smoking and Substance Involvement


Screening Test (ASSIST) adalah kuesioner yang layak untuk semua tingkat
masalah atau penggunaan zat berisiko pada orang dewasa.
HASIL
Penggunaan zat berdasarkan jenis kelamin

No. Zat yang dipakai Laki-laki Perempuan

1. Tembakau 8 2

2. Alkohol 4 0

3. Kanabis 0 0

4. Kokain 0 0

5. Stimulan 0 0

6.. Inhalansia 0 0

7. Sedativa 0 0

8. Halusinogen 0 0

9. Opioid 0 0

10. Zat lain 0 0


Pengguna tembakau berdasarkan usia
Penggunaan Tembakau

Dari hasil diagram diatas, didapatkan bahwa


20%
pembagian kelompok pengguna tembakau
berdasarkan usia adalah 80% berusia 21-30
tahun, 20% berusia 31-40 tahun.

80%

21-30 Tahun 31-40 Tahun


Derajat Risiko dan intervensi akibat
penggunaan tembakau

Tingkat Risiko Penggunaan Tembakau

• Dari diagram diatas, didapatkan bahwa


seluruh intervensi terbanyak adalah intervensi
singkat kepada 9 responden (90%) yang
masuk kedalam risiko sedang.

Sedang
100%

Ringan Sedang Berat


Pembahasan Analisis Masyarakat
yang Mengkonsumsi Tembakau
Pertanyaan 2

Dalam 3 bulan terakhir, seberapa sering pasien memgkonsumsi


tembakau?
• 1 orang (10%) tidak mengonsumsi dalam 3 bulan
10% terakhir
• 2 orang (20%) mengonsumsi seminggu sekali
• 7 orang (70%) mengonsumsi rokok setiap hari
20%

70%

Tidak Menkomsumsi Seminggu Sekali Setiap Hari


Pertanyaan 3

Dalam 3 bulan terakhir, seberapa sering mempunyai keinginan • 1 orang (10%) tidak pernah mempunyai
untuk menggunakan zat (tembakau)
keinginan yang kuat untuk mengonsumsi
dalam 3 bulan terakhir
10%
• 2 orang (20%) tiap minggu mempunyai
keinginan untuk mengonsumsi seminggu
20% sekali
• 7 orang (70%) setiap hari selalu mempunyai
keinginan untuk mengonsumsi rokok.
70%

Tidak Pernah Seminggu Sekali Setiap Hari


Pertanyaan 4

Dalam 3 bulan terakhir, seberapa sering zat tersebut


menyebabkan timbulnya masalah kesehatan, sosial, hukum dan • 1 responden (10%) mendapat skor 4 yang
masalah keuangan berarti responden mengalami satu atau dua
kali masalah kesehatan, sosial, hukum dan
keuangannya pada saat menggunakan
tembakau
• 9 responden (90%), tidak pernah mengalami
masalah kesehatan, sosial, hukum dan
keuangannya pada saat menggunakan
tembakau.

Mengalami Masalah Kesehatan Tidak Mengalami Masalah Kesehatan


Pertanyaan 5

3 bulan terakhir, seberapa sering Anda gagal melakukan hal-hal


asa Anda lakukan karena penggunaan zat (tembakau) ?

Didapatkan 10 orang (100%) tidak pernah gagal


melakukan hal-hal yang biasa dilakukan karena
penggunaan zat (tembakau).

Tidak Pernah Gagal


100%

Tidak Pernah Gagal


Pertanyaan 6

pakah ada teman, keluarga, atau seseorang yang pernah


memperingatkan/ menasehati tentang penggunaan
embakau?

seluruhnya (100%) mendapat skor 3 yang berarti


responden selama 3 bulan terakhir tidak ada yang
memperingatkan atau menasehati tentang
penggunaan zat tembakau pada pasien.

100%

Tidak ada yang memperingatkan atau menasehati tentang penggunaan zat


Pertanyaan 6
pakah pernah mencoba dan gagal untuk mengontrol, mengurangi,
tau menghentikan penggunaan

• 7 responden (70%) mendapat skor 3 yang


22% dapat diartikan bahwa responden pernah
mencoba dan gagal mengurangi atau
44%
menghentikan dalam kurang dari 3 bulan
terakhir
• 2 responden (20%) mendapat skor 0
• 1 responden (10%) mendapatkan skor 6.
33%

Tidak Pernah Ya, tidak dalam 3 bulan terakhir Ya, dalam 3 bulan terakhir
TINGKAT RISIKO DAN
INTERVENSI AKIBAT
KONSUMSI ALKOHOL
Tingkat Risiko Dan Intervensi Akibat Konsumsi
Alkohol

Derajat Risiko Konsumsi Alkohol


Derajat risiko berdasarkan hasil dari Skor WHO
ASSIST V3.0 didapatkan 2 responden (50%)
masuk ke kategori risiko sedang yang
memerlukan intervensi singkat dan 2 responden
50% 50%
(50%) masuk kedalam kategori risiko rendah
sehingga tidak memerlukan intervensi.

Rendah Sedang
PEMBAHASAN ANALISIS
MASYARAKAT YANG
MENGKONSUMSI ALKOHOL
Pertanyaan 2

Selama 3 bulan terakhir, seberapa sering pasien mengonsumsi alkohol?

Pada pertanyaan 2, ditanyakan dalam 3


bulan terahir seberapa sering
menggunakan alkohol? 2 orang (50%)
Sebulan Sekali
50% 50% mengonsumsi sebulan sekali dan 2 orang
(50%) mengonsumsi seminggu sekali

Sebulan Sekali Seminggu Sekali


Pertanyaan 3

Dalam 3 bulan terakhir, seberapa sering anda mempunyai keinginan untuk


menggunakan zat?

Pada pertanyaan 3 (P3) didapatkan 2 orang


(50%) mendapat skor 3 yang berarti
responden memiliki rasa ingin untuk
menggunakan zat hanya sekali/dua kali
50% 50%
saja, 2 orang (50%) mendapat skor 0 yang
artinya tidak pernah memiliki rasa ingin
menggunakan zat

Tidak pernah memiliki rasa ingin menggunakan zat Sekali/dua kali


Pertanyaan 4

elama 3 bulan terakhir, seberapa sering obat yang anda gunakan dari zat tersebut
enyebabkan timbulnya masalah kesehatan, sosial, hukum dan masalah keuangan?

Pada pertanyaan 4 (P4) didapatkan 3 orang (75%)


25%
mendapat skor 0 yang berarti responden tidak
mengalami masalah kesehatan, sosial, hukum
dan keuangannya pada saaat menggunakan
alkohol, dan terdapat 1 responden (25%) yang
75% satu atau dua kali menimbulkan masalah
kesehatan, sosial, hukum dan keuangan.

Tidak mengalami masalah Satu atau dua kali


Pertanyaan 5

ama 3 bulan terakhir, seberapa sering anda gagal melakukan hal-hal yang biasa anda
ukan disebabkan karena penggunaan dari zat tersebut?

Pada pertanyaan 5 (P5) ditanyakan, dalam 3


bulan terakhir, seberapa sering Anda gagal
melakukan hal-hal yang biasa Anda lakukan
karena penggunaan zat (alkohol). Didapatkan
seluruhnya (100%) tidak pernah gagal melakukan
hal-hal yang biasa dilakukan karena penggunaan
zat (alkohol).
60%

Tidak pernah gagal


Pertanyaan 6

kah ada teman, keluarga, atau seseorang yang pernah memperingatkan/ menasehati
ang penggunaan dari zat tersebut? Pada pertanyaan 6 (P6) didapatkan 2
orang (50%) ada teman, keluarga, atau
seseorang yang pernah memperingatkan
atau menasehati tentang penggunaan
50% 50%
alcohol dalam 3 bulan terakhir dan 2
orang (50%) ada teman, keluarga, atau
seseorang yang pernah memperingatkan
atau menasehati tentang penggunaan
alkohol lebih dari 3 bulan terakhir.
0 (tidak, tidak pernah) 2 (ya, dalam 3 bulan terakhir)
2 (ya, tapi tidak dalam 3 bulan terakhir)
Pertanyaan 7

Apakah anda pernah mencoba dan gagal untuk mengontrol, mengurangi, atau
menghentikan penggunaan zat tersebut?
Pada pertanyaan 7 (P7), didapatkan
seluruh (100%) mendapat skor 3 dimana
pernah mencoba namun gagal untuk
mengontrol, mengurangi maupun
menghentikan penggunaan zat (alkohol)
tetapi tidak dalam 3 bulan terakhir.

0 (tidak, tidak pernah) 0 (ya, dalam 3 bulan terakhir)


3 (ya, tapi tidak dalam 3 bulan terakhir)
KESIMPULAN
KESIMPULAN

• Dari 10 responden, seluruh responden menggunakan


tembakau/merokok

• Jenis tembakau yang digunakan dari 10 responden tersebut adalah


seluruhnya menggunakan tembakau jenis filter/ putih.

• Berdasarkan pembagian usia, pengguna tembakau paling banyak


adalah pada kelompok usia 21-30 tahun sebesar 80% responden.

• Dari hasil skor pengguna zat WHO ASSIST V3.0 untuk tembakau, 9
responden (90%) masuk kedalam risiko sedang yang membutuhkan
intervensi singkat.

• Dari 10 responden, terdapat 4 responden yang mengkonsumsi alkohol.


KESIMPULAN

• Jenis minuman beralkohol yang paling banyak dikonsumsi yaitu anggur


merah dan bir.

• Derajat risiko berdasarkan hasil dari Skor WHO ASSIST V3.0 didapatkan
sebagian responden masuk ke kategori risiko sedang yaitu 2
responden (50%) yang memerlukan intervensi singkat dan 2
responden (50%) masuk ke kategori risiko rendah yang tidak
memerlukan intervensi.

• Dari 10 responden tidak ada yang menggunakan kokain, amfetamin,


inhalasia, obat tidur, halusinogen, dan opioid.
•  
LAMPIRAN
Obat Halusi
  Sampel Tembakau Alkohol Ganja Amfetamin Opioid P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total Risk Level Intervensi
Tidur nogen

1 S, 25 th,           T: 6 T: 6 T: 0 T: 0 T: 3 T: 3 T: 18 T: Sedang T: Singkat


 
L A: 3 A: 0 A: 0 A: 0 A: 3 A: 3 A: 9 A: Rendah A: Tidak ada
intervensi

2 B, 22 th,           T: 6 T: 6 T: 0 T: 0 T: 3 T: 3 T: 18 T: Sedang T: Singkat


 
L A: 4 A: 3 A: 0 A: 0 A: 6 A: 3 A: 16 A: Sedang A: Singkat

3 A, 27 th,             T: 6 T: 6 T: 4 T: 0 T: 3 T: 3 T: 22 T: Sedang T: Singkat


L A: 4 A: 3 A: 4 A: 0 A: 6 A: 3 A: 20 A: Sedang A: Singkat

4 H, 24 th,           T: 6 T: 6 T: 0 T: 0 T: 3 T: 3 T: 18 T:Sedang T:Singkat


 
L A: 3 A: 0 A: 0 A: 0 A: 3 A: 3 A: 9 A: Rendah A: Tidak ada
intervensi

5 D, 35 th,             4 5 0 0 3 3 15 Sedang Singkat



L
6 I, 32 th,              6 6 0 0 3 6 21 Sedang Singkat
L
7 J, 28 th, L             6 6 0 0 3 3 18 Sedang Singkat

8 K, 27 th,             6 6 0 0 3 3 18 Sedang Singkat



L
9 T, 22 th,             4 5 0 0 3 0 12 Sedang Singkat

P
10 I, 23 th, P             0 0 0 0 3 0 3 Rendah Tidak ada

intervensi
LAMPIRAN
 
1. Tn. S, 25th, Laki- Laki, Karyawan Swasta
Tembakau : 18  Risiko Sedang  Intervensi Singkat
Alkohol : 09  Risiko Rendah  Tidak ada intervensi
 
● Pasien mulai merokok sejak sekolah SMA kelas 1 karena
  Skor P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total
terbawa pergaulan, pasien merokok ketika sedang
a Tembakau 6 6 0 0 3 3 18
melakukan pekerjaan atau sesudah makan, biasanya
b Alkohol 3 0 0 0 3 3 9 pasien merokok sebanyak ±8 batang atau setengah
c Kanabis 0 0 0 0 0 0 0 bungkus perhari, merek rokok pasien adalah gudang
d Kokain 0 0 0 0 0 0 0 garam dengan filter, pada pertanyaan 6 pasien
sebelumnya pernah ditegur oleh orang tuanya.
e Stimulan 0 0 0 0 0 0 0
f Inhalansia 0 0 0 0 0 0 0 ● Pasien mulai meminum alkohol sejak SMA kelas 2
g Sedativa 0 0 0 0 0 0 0 karena ingin tahu rasa mabuk. Terbawa hingga saat ini
h Halusinogen 0 0 0 0 0 0 0 tetapi sudah mencoba mengurahi tetapi bila diajak
i Opioid 0 0 0 0 0 0 0 kumpul dengan teman pasien tetap mengonsumsi
alkohol bersama.
j Zat-lain 0 0 0 0 0 0 0
 
LAMPIRAN
 
2. Tn. B, 22th, Laki- Laki, Mahasiswa
Tembakau : 18  Risiko Sedang  Intervensi Singkat
Alkohol : 16  Risiko Sedang  Intervensi Singkat
 

  Skor P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total ● Pasien memulai mengonsumsi rokok saat SMP kelas 3


karena ikut mencoba bersama temannya. Pasien
a Tembakau 6 6 0 0 3 3 18
memiliki kebiasaan merokok setiap hari sebungkus,
b Alkohol 4 3 0 0 6 3 16 Pasien mengaku baru dapat mengerjakan tugas apabila
c Kanabis 0 0 0 0 0 0 0 sambil merokok sehingga mengonsumsi tiap hari. Pada
d Kokain 0 0 0 0 0 0 0 6 bulan terakhir pasien pernah mencoba untuk berhenti
e Stimulan 0 0 0 0 0 0 0 merokok namun gagal walau banyak dukungan dari ibu
pasien.
f Inhalansia 0 0 0 0 0 0 0
g Sedativa 0 0 0 0 0 0 0 ● Pasien mulai meminum alkohol sejak kuliah dan saat ini
h Halusinogen 0 0 0 0 0 0 0 teman pasien setiap minggunya mengajak minum-
i Opioid 0 0 0 0 0 0 0 minum.

j Zat-lain 0 0 0 0 0 0 0
LAMPIRAN
● Pasien mengaku setiap hari merokok, jika ingin
3. Tn. A, 27th, Laki- Laki, Karyawan Swasta merokok yaitu sebanyak 10 batang dalam sehari pada
Tembakau : 22  Risiko Sedang  Intervensi Singkat saat pasien menginginkannya dan di luar rumah.
Alkohol : 20  Risiko Sedang  Intervensi Singkat Pasien mengaku merokok sejak berusia 17 tahun,
  pasien mengaku pernah mencoba berhenti merokok
  Skor P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total namun gagal.
a Tembakau 6 6 4 0 3 3 22
● Pasien juga minum alkohol dan sering diajak oleh
b Alkohol 4 3 4 0 6 3 20
rekan kerjanya, namun pasien sempat ingin untuk
c Kanabis 0 0 0 0 0 0 0 berhenti minum alkohol namun gagal apabila diajak
d Kokain 0 0 0 0 0 0 0 oleh rekan kerjanya. Pasien mengaku bahwa
e Stimulan 0 0 0 0 0 0 0 meminum alkohol membuat dirinya menjadi lebih
tenang dari biasanya, namun pasien mengatakan
f Inhalansia 0 0 0 0 0 0 0
bahwa bila sehabis “mabuk” pasien menjadi sulit
g Sedativa 0 0 0 0 0 0 0 untuk bangun tidur keesokan harinya sehingga tidak
h Halusinogen 0 0 0 0 0 0 0 dapat produktif. Pasien juga mengatakan uangnya
i Opioid 0 0 0 0 0 0 0 seringkali habis untuk membeli minuman beralkohol
ini.
j Zat-lain 0 0 0 0 0 0 0
LAMPIRAN

4. Tn. H, 24th, Laki- Laki, Wiraswasta


Tembakau : 18  Risiko sedang  intervensi singkat
Alkohol : 9  Risiko rendah Tidak ada intervensi

● Pasien mengaku setiap hari merokok, jika ingin


  Skor P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total merokok yaitu sebanyak 6 batang dalam sehari
a Tembakau 6 6 0 0 3 3 18 pada saat pasien menginginkannya. Pasien
b Alkohol 3 0 0 0 3 3 9 mengaku merokok sejak SMA kelas 2.
c Kanabis 0 0 0 0 0 0 0
d Kokain 0 0 0 0 0 0 0 ● Pasien juga minum alkohol namun hanya
e Stimulan 0 0 0 0 0 0 0 sekali apabila diajak oleh teman lamanya,
f Inhalansia 0 0 0 0 0 0 0 namun pasien sempat ingin untuk berhenti
g Sedativa 0 0 0 0 0 0 0 minum alkohol namun gagal apabila diajak
h Halusinogen 0 0 0 0 0 0 0 oleh temannya.
i Opioid 0 0 0 0 0 0 0
j Zat-lain 0 0 0 0 0 0 0
LAMPIRAN

5. Tn. D, 35th, Laki- Laki, Karyawan Swasta


Tembakau : 15  Risiko Sedang  Intervensi singkat

  Skor P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total
● Pasien memiliki kebiasaan merokok tidak
a Tembakau 4 5 0 0 3 3 15
setiap hari. Pasien merokok apabila diajak oleh
b Alkohol 0 0 0 0 0 0 0
rekan kerjanya saat istirahat. Pasien mencoba
c Kanabis 0 0 0 0 0 0 0
untuk berhenti merokok namun gagal sehingg
d Kokain 0 0 0 0 0 0 0 hanya bisa mengurangi. Keluarga pasien
e Stimulan 0 0 0 0 0 0 0 terutama istri pernah menasehati mengenai
f Inhalansia 0 0 0 0 0 0 0 merokok ke pasien.
g Sedativa 0 0 0 0 0 0 0
h Halusinogen 0 0 0 0 0 0 0
i Opioid 0 0 0 0 0 0 0
j Zat-lain 0 0 0 0 0 0 0
LAMPIRAN

6. Tn. I, 32 Tahun, Buruh


Tembakau : 21  Risiko Sedang  Intervensi Singkat

  Skor P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total ● Pasien memiliki kebiasaan merokok setiap


a Tembakau 6 6 0 0 3 6 21 hari sebungkus, pasien merasa sulit
b Alkohol 0 0 0 0 0 0 0 menghentikan namun sudah pernah ia
c Kanabis 0 0 0 0 0 0 0 lakukan. Pasien mengaku baru dapat
d Kokain 0 0 0 0 0 0 0 bekerja apabila sambil merokok. Istri pasien
Stimulan 0 0 0 0 0 0 0 selalu menasehati untuk berhenti merokok
e atau menguranginya karena pasien juga
f Inhalansia 0 0 0 0 0 0 0 suka merokok dirumah.
g Sedativa 0 0 0 0 0 0 0
h Halusinogen 0 0 0 0 0 0 0
i Opioid 0 0 0 0 0 0 0
j Zat-lain 0 0 0 0 0 0 0
LAMPIRAN

7. Tn. J, 28 Tahun, Karyawan Swasta


Tembakau : 18  Risiko Sedang  Intervensi Singkat

  Skor P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total
a Tembakau 6 6 0 0 3 3 18 ● Pasien mulai merokok sejak usia 16 tahun.
b Alkohol 0 0 0 0 0 0 0 Pasien memiliki kebiasaan merokok setiap
c Kanabis 0 0 0 0 0 0 0 hari sebungkus, pasien merasa sangat sulit
d Kokain 0 0 0 0 0 0 0 menghentikan kebiasaan merokoknya.
Stimulan 0 0 0 0 0 0 0 Pasien selalu merokok setiap habis makan
e dan saat bekerja. Pasien pernah di nasehati
f Inhalansia 0 0 0 0 0 0 0 oleh orang tuanya untuk mengurangi
g Sedativa 0 0 0 0 0 0 0
mengkonsumsi rokok
h Halusinogen 0 0 0 0 0 0 0
i Opioid 0 0 0 0 0 0 0
j Zat-lain 0 0 0 0 0 0 0
LAMPIRAN

8. Tn. K, 27 Tahun, PNS


Tembakau : 18  Risiko Sedang  Intervensi Singkat

  Skor P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total ● Pasien memiliki kebiasaan merokok, pasien


a Tembakau 6 6 0 0 3 3 18 selalu merokok dan memiliki rasa ingin
b Alkohol 0 0 0 0 0 0 0 merokok setiap hari. Terkadang istri pasien
c Kanabis 0 0 0 0 0 0 0 menegur karena khawatir terhadap
d Kokain 0 0 0 0 0 0 0 kebiasaan merokok pasien. Pasien pernah
Stimulan 0 0 0 0 0 0 0 mencoba untuk berhenti dari merokok
e tetapi gagal.
f Inhalansia 0 0 0 0 0 0 0
g Sedativa 0 0 0 0 0 0 0
h Halusinogen 0 0 0 0 0 0 0
i Opioid 0 0 0 0 0 0 0
j Zat-lain 0 0 0 0 0 0 0
LAMPIRAN

9. Nn. T, 22 Tahun, Mahasiswi


Tembakau : 12  Risiko Sedang  Intervensi singkat

  Skor P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total ● Pasien mulai merokok sejak kuliah. Pasien


a Tembakau 4 5 0 0 3 0 12 memiliki kebiasaan merokok tidak setiap
b Alkohol 0 0 0 0 0 0 0 hari. Pasien merokok saat pasien pergi
c Kanabis 0 0 0 0 0 0 0 bersama teman-temannya. Pasien pernah di
d Kokain 0 0 0 0 0 0 0 nasehati oleh orang tuanya saat ketahuan
Stimulan 0 0 0 0 0 0 0 mengkonsumsi rokok.
e
f Inhalansia 0 0 0 0 0 0 0
g Sedativa 0 0 0 0 0 0 0
h Halusinogen 0 0 0 0 0 0 0
i Opioid 0 0 0 0 0 0 0
j Zat-lain 0 0 0 0 0 0 0
LAMPIRAN

10. Nn. I, 23 Tahun, Mahasiswi


Alkohol : 3  Risiko Rendah  Tidak ada intervensi

  Skor P2 P3 P4 P5 P6 P7 Total
● Pasien mulai merokok saat kuliah tetapi
a Tembakau 0 0 0 0 3 0 0
pasien sudah lama tidak merokok. Pasien
b Alkohol 0 0 0 0 0 0 0
ingin merokok jika sedang stress dan banyak
c Kanabis 0 0 0 0 0 0 0
pikiran saja saat dulu masih merokok.
d Kokain 0 0 0 0 0 0 0
Stimulan 0 0 0 0 0 0 0
e
f Inhalansia 0 0 0 0 0 0 0
g Sedativa 0 0 0 0 0 0 0
h Halusinogen 0 0 0 0 0 0 0
i Opioid 0 0 0 0 0 0 0
j Zat-lain 0 0 0 0 0 0 0
DAFTAR
PUSTAKA
1. https://bnn.go.id/mengenal-adiksi/. diakses pada tanggaal 11 Juni
2021
2. Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2016. Jakarta
Timur: Badan Narkotika Nasional; 2016.
3. Rahmawati H. Model Biopsikososial Perilaku Adiksi Napza dan
Remaja. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negri Malang:
Prosiding Nasional Psikologi Klinis. 2018: 17 - 29
4. Sloboda, William J. Handbook of Drug Abuse Prevention. New
York: Springer Science Business Media. 2006. 
5. Assist The Alcohol, Smoking and Substance Involvement Screening
Test (ASSIST) Manual for use in primary care. 2010.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai