Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN MAQHASID SYARIAH

Maqashid asy-syariah  Sebuah gagasan dalam hukum Islam bahwa

syariah diturunkan Allah untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Menurut para pengusung gagasan ini, tujuan-tujuan ini dapat

ditemukan atau disarikan dari sumber utama hukum Islam dan harus

senantiasa dijaga saat memutuskan perkara hukum.


CONTOH

• Ketika Utsman bin Affan melakukan pengumpulan Al Qur’an dalam satu

mushaf. Itu dilakukan karena suatu maslahat dan menurut maqashid syari’ah.

Pada awalnya, Rasulullah melarang penulisan Al Qur’an karena khawatir akan

tercampur antara ayat Al Qur’an As sunnah. Akan tetapi setelah illat itu hilang

dan banyaknya para huffadz yang wafat, akhirnya Utsman berinisiatif

mengumpulkan ayat ayat tersebut menjadi kesatuan utuh dalam satu mushaf.
Al-Ummur Bimaqashidha
Kaidah al-ummur bimaqashidha  Setiap amal perbuatan
baik yang menyangkut hubugan manusia dengan Allah
maupun hubungan dengan sesama manusia. Landasan dari
kaidah fikih ini adalah al-qur’an dan sejumlah hadis.
Penerapan Qaidah Dalam Bidang Muamalah

“Segala urusan tergantung kepada tujuannya”


• Apabila seseorang membeli anggur dengan tujuan/niat
memakan atau menjual maka hukumnya boleh. Akan tetapi
apabila ia membeli dengan tujuan/niat menjadikan khamr,
atau menjual pada orang yang akan menjadikannya sebagai
khamr, maka hukumnya haram.
• Apabila seseorang menemukan di jalan sebuah dompet yang berisi sejumlah uang lalu
mengambilnya dengan tujuan/niat mengembalikan kepada pemiliknya, maka hal itu
tidak mengganti jika dompet itu hilang tanpa sengaja. Akan tetapi jika ia mengambilnya
dengan tujuan/niat untuk memilikinya, maka ia dihukumkan sama dengan ghashib
(orang yang merampas harta orang). Jika dompet itu hilang, maka ia harus
menggantinya secara mutlak.
• Apabila seseorang menabung di Bank Konvensional dengan tujuan/niat untuk
mengamankan uangnya karena belum ada bank syariah di daerahnya, maka ia
dibolehkan karena dharurat. Akan tetapi jika ia menyimpan uang di Bank konvensional
itu dengan tujuan/niat memperoleh bunga dari bank itu, maka hukumnya haram.
Landasan Kaidah Al-Umuru
bimaqashidiha
• QS. AL-Bayyina ayat 5

Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kcuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepadanya dalam (menjalankan) agama yang lurus”
•  Hadist NAbi SAW yang menjadi pondasi terbangunnya kaidah ini adalah
‫انمااالعمالبالنيات‬
“keabsahan amal-amal tergantung pada niat”
• QS. Ali Imron ayat 145

Artinya : Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah,
sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki
pahala dunia, niscaya kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang
siapa menghendaki pahala akhirat, kami berikan (pula) kepadanya pahala
akhirat itu. dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur.
• ‫العمل لمن نية له‬

Tidak ada (pahala) bagi perbuatan yang tidak disertai niat” (HR.Anas Ibn Malik
ra.)
Al Yaqinu la Yuzalu Bi al-Syak

Apabila seseorang telah meyakini terhadap suatu perkara, maka yang telah

diyakini ini tidak dapat dihilangkan dengan keragu-raguan (hal-hal yang masih

ragu-ragu). Mengenai keragu-raguan ini, menurut asy-Syaikh al-Imam Abu

Hamid al-Asfirayniy, itu ada tiga macam, yaitu:

• Keragu-raguan yang berasal dari haram.

• Keragu-raguan yang berasal dari mubah.

• Keragu-raguan yang tidak diketahui pangkal asalnya atau syubhat.


Cabang-Cabang

• Asal itu tetap sebagaimana • Asal setiap kejadian dilihat dari

semula bagaimanapun waktu yang terdekat

keberadaannya • Hukum asal segala sesuatu adalah

• Hukum asal adalah bebasnya kebolehan sampai ada dalil yang

seseorang dari tanggung jawab menunjukkan keharamannya

• Hukum asal adalah ketiadaan


Al-Masyaqqah Tajlib At-Taisir
• Makna kaidah masyaqqah tajlbu al taisir secara istilah  adalah kesulitan

menyebabkan adanya kemudahan. Maksudnya adalah bahwa hukum-hukum

yang dalam penerapannya menimbulkan kesulitan dan kesukaran bagi

mukkallaf (subjek hukum), sehingga syariah meringankannya sehingga

mukkallaf mampu melaksanakannya tanpa kesulitan dan kesukaran.


Macam-macam Kaidah Al-Masyaqqah Tajlib
At-Taisir
• Apabila suatu perkara menjadi • Apa yang tidak mungkin
sempit maka hukumnya meluas menjaganya (menghindarkannya),
• Apabila yang asli sukar dikerjakan maka hal itu dimaafkan
maka berpindah kepada • Apabila suatu kata sulit diartikan
penggantinya dengan arti yang sesungguhnya,
• Apabila sulit mengamalkan suatu maka kata tersebut berpindah
perkataan, maka perkataan artinya kepada arti kiasannya
tersebut ditinggalkan
al-Dhararu Yuzalu

• Untuk merealisasikan maqashid al syariah dengan menolak yang mafsadah,

dengan cara menghilangkan kemudaratan atau setidaknya meringankannya.

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila Ahmad al-Nadwi

menyebutkan bahwa penerapan kaidah diatas meliputi lapangan yang luas

didalam fikih bahkan bisa jadi meliputi seluruh dari fikih yang ada.
Landasan dan Kaidah al-Dhararu Yuzalu

• Kemudharatan itu membolehkan hal- • Kemudharat tidak boleh


hal yang dilarang. dihilangkan dengan kemudharatan
• Keadaan darurat, ukurannya ditentukan lagi
menurut kadar kedharuratannya.
• Kemudharatan yang khusus boleh
• Kemudharatan harus ditolak dalam
dilaksanakan demi menolak
batas-batas yang memungkinkan
kemudharatan yang bersifat umum
Al-‘Adah Al-Muhakkamah

“Adah (adat) itu bisa dijadikan patokan hukum”

• Yang dimaksud dengan kaidah ini bahwa di suatu keadaan, adat bisa dijadikan pijakan untuk

mencetuskan hukum ketika tidak ada dalil dari syari’. Namun, tidak semua adat bisa dijadikan

pijakan hukum. Dan pada dasarnya atau asal mula kaidah ini ada, diambil dari realita sosial

kemasyarakatan bahwa semua cara hidup dan kehidupan itu dibentuk oleh nilai-nilai yang

diyakini sebagai norma yang sudah berjalan sejak lama sehingga mereka memiliki pola hidup

dan kehidupan sendiri secara khusus berdasarkan nilai-nilai yang sudah dihayati bersama. 
Macam-Macam Kaidah

• Apa yang biasa diperbuat orang banyak adalah


• Sesuatu yang telah dikenal ‘urf
hujjah (alasan/argument/dalil) yang wajib

diamalkan seperti yang disyaratkan dengan


• Adat yang dianggap (sebagai pertimbangan hukum)
suatu syarat
itu hanyalah adat yang terus-menerus berlaku atau

berlaku umum • Sesuatu yang telah dikenal di


• Adat yang diakui adalah yang umumnya terjadi yang
antarapedagang berlaku sebagai
dikenal oleh manusia bukan dengan yang jarang

terjadi syarat di antara mereka


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai