https://i0.wp.com/kampushebat.co
m/wpcontent/uploads/2021/06/tena
ga-kesehatan-nakes
Contoh Issue Etik dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Persetujuan dalam Proses Melahirkan yaitu : 4. Biasanya beberapa contoh mengenai isu etik
a. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan dalam pelayananan kebidanan adalah
b. Keagalan dalam proses persalinan berhubungan dengan masalah-masalah sebagai
c. Pelaksanaan USG dalam Kehamilan berikut:
d. Konsep normal pelayanan kebidanan a. Agama / kepercayaan
e. Bidan dan pendidikan seks b. Hubungan dengan pasien
2. Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi c. Hubungan dokter dengan bidan
yaitu perawatan intensif pada bayi, skreening bayi, d. Kebenaran
transplantasi organ, teknik reproduksi dan kebidanan. e. Pengambilan keputusan
3. Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi f. Pengambilan data
yaitu pengambilan keputusan dan penggunaan etik, g. Kematian Kerahasiaan
otonomi bidan dan kode etik professional, etik dalam h. Aborsi
penelitian kebidanan, penelitian tentang masalah i. AIDS
kebidanan yang sensitif j. In vitro fertilization
Dilema dan Konflik Moral dalam Pelayanan Kebidanan
International Confederation Of
Informed Choice yaitu membuat pilihan setelah Midwives (ICM)
mendapat penjelasan tentang alternatif 1993, bahwa bidan harus
asuhan yang akan dialaminya. menghormati hak wanita setelah
Hal yang harus diingat dalam Informed Choice : mendapatkan penjelasan dan
a. Informed choice bukan sekedar mendorong wanita untuk menerima
mengetahui berbagai pilihan namun mengerti tanggung jawab untuk hasil dari
pilihannya.
manfaat dan
risiko dari pilihan yang ditawarkan
b. Informed Choice tidak sama dengan
membujuk / memaksa klien mengambil
keputusan yang
menurut orang lain baik (meskipun dilakukan
secara halus)
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses
Informed Choice:
1. Bidan harus terus meningkatkan pengetahuan
Sebagai seorang bidan dalam memberikan dan keterampilan
Informed Choice kepada klien harus: 2. Bidan wajib memberikan informasi secara rinci
1. Memperlakukan klien dengan baik. dan jujur dan dimengerti klien
2. Berinteraksi dengan nyaman 3. Bidan harus belajar untuk membantu klien
melatih diri dalam menggunakan haknya dan
3. Memberikan informasi obyektif, mudah menerima tanggungjawab untuk keputusan yang
dimengerti mereka ambil
4. Membantu klien mengenali 4. Asuhan berpusat pada klien
kebutuhannya dan membuat pilihan 5. Tidak perlu takut pada konflik tetapi
5. Mendorong wanita memilih asuhannya menganggapnya sebagai suatu kesempatan untuk
saling memberi dan mungkin melakukan penilaian
ulang yang objektif, bermitra dengan klien dan
suatu tekanan positip terhadap perubahan
CONTOH INFORMED CHOICE DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN
Beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat
dipilih oleh klien yaitu :
1. Tempat melahirkan dan kelas perawatan
2. Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan
3. Pendamping waktu melahirkan
4. Metoda monitor denyut jantung janin
5. Percepatan persalinan / augmentasi
6. Diet selama proses persalinan
7. Mobilisasi selama proses persalinan
8. Pemakaian obat penghilang sakit
9. Metode pengurangan rasa sakit
10. Pemecahan ketuban secara rutin
11. Posisi ketika melahirkan https://ibu.sehati.co/wp-
content/uploads/2020/03/shutterstock_448888519.jpg
12. Episiotomi
13. Keterlibatan suami waktu bersalin
14. Pemeriksaan laboratorium dan screening antenatal
15. Pilihan pemakaian alat kontraseps
Tujuan Informed Consent yaitu untuk
melindungi pasien dari tindakan medis yang
Persetujuan/consent penting dilihat dari sudut pandang bidan, dilakukan tanpa sepengetahuannya,tindakan
karena berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan medis yang sebenarnya tidak diperlukan dan
otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan oleh secara medik tidak ada dasar pembenarannya,
tindakan medis yang bertentangan dengan hak
bidan. Ada beberapa pengertian informed consent yaitu : asasi pasien dan standar profesi medis,
1. Menurut D. Veronika Komalawati, SH , “Informed penyalahgunaan alat canggih yang berbiaya
Consent” dirumuskan sebagai “suatu kesepakatan/persetujuan tinggi yang sebenarnya tidak perlu. Melindungi
pasien atas upaya medis yang akan dilakukan dokter terhadap dokter / tenaga kesehatan terhadap suatu
dirinya setelah memperoleh informasi dari dokter mengenai kegagalan, karena prosedur medik modern tidak
upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya tanpa risiko dan pada setiap tindakan medik
melekat suatu risiko.
disertai informasi mengenai segala risiko yang mungkin
terjadi.
2. Persetujuan dari pasien atau keluarganya terhadap tindakan
medik yang akan dilakukan terhadap dirinya atau keluarganya
setelah mendapat penjelasan yang adekuat dari dokter/ tenaga
medis
Dasar hukum proses Informed Consent :
1. UUD RI tahun 1945
2. UU No.39/1999 tentang HAM
3. UU No.36/2009 tentang Kesehatan
4. UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit
5. UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran
6. Permenkes No.290/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran