Anda di halaman 1dari 12

DAKWAH ISLAM DI NUSANTARA

1 Teori Masuknya Islam Di Nusantara

2 Proses Perkembangan Islam Di Nusantara

3 Corak Islam Di Nusantara

4 Kedatangan dan Penjajahan Bangsa Barat Di Nusantara


Teori Masuknya Islam Di Nusantara
 Islam datang dari Gujarat (teori gujarat)

Pada teori tersebut, Islam masuk di Nusantara dipercaya datang dari wilayah
Gujarat, India. Di mana melalui peran para pedagang muslim yang datang ke
Nusantara lewat jalur perdagangan Selat Malaka. Masuknya Islam dari
Gujarat
dikemukakan oleh Snouck Hurgronje dari Belanda. Ia berpendapat jika
Islam masuk ke Nusantara buka dari Arab tapi Gujarat, India. Hubungan
langsung antara Nusantara dan Arab baru terjadi pada masa kemudian.
Seperti utusan dari Mataram dan Banten ke Mekah pada abad ke-7. Ia juga
berpendapat adanya persamaan unsur-unsur Islam Nusantara dengan India.
Islam dari Arab (teori Mekah)

Dalam teori tersebut mengemukan pada abab ke-7 di pantai


barat Sumatera sudah ada perkampungan Islam. Hal itu di
dukung adanya jalur perdagangan yang bersifat internasional.
Bahkan berita dari China, pada zaman Dinasti Tang pada 674
mesehi, jika orang-orang Arab sudah mendirikan
perkampungan di pantai barat Sumatera. Dilansir situs
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud),
pada waktu Kerajaan Sriwijaya mengembangkan kekuasaan
sekitar abad ke-8 dan 8, para pedagang muslim sudah singgah.
Banyak tokoh-tokoh yang mendukung teori tersebut.
Masuknya Islam ke Nusantara terjadi sebelum abad ke-7
masehi dan berperan besar terhadap proses penyebaran
selanjutnya.
Islam datang dari Persia (teori Persia)

Teori bahwa ajaran Islam masuk ke Nusantara dari bangsa Persia (atau wilayah yang kemudian menjadi
negara Iran) pada abad ke-13 Masehi didukung oleh Umar Amir Husen dan Husein Djajadiningrat.
Abdurrahman Misno dalam Reception Through Selection-Modification: Antropologi Hukum Islam di
Indonesia (2016) menuliskan, Djajadiningrat berpendapat bahwa tradisi dan kebudayaan Islam di
Indonesia memiliki persamaan dengan Persia. Salah satu contohnya adalah seni kaligrafi yang terpahat
pada batu-batu nisan bercorak Islam di Nusantara. Ada pula budaya Tabot di Bengkulu dan Tabuik di
Sumatera Barat yang serupa dengan ritual di Persia setiap tanggal 10 Muharam. Akan tetapi, ajaran Isla
m yang masuk dari Persia kemungkinan adalah Syiah. Kesamaan tradisi tersebut serupa dengan ritual
Syiah di Persia yang saat ini merujuk pada negara Iran. Teori ini cukup lemah karena mayoritas pemeluk
Islam di Indonesia adalah bermazhab Sunni.
Teori Cina

Penyebaran Islam di Indonesia juga diperkirakan masuk dari Cina. Ajaran Islam berkembang di
Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 M), dibawa oleh panglima muslim dari kekhalifahan di
Madinah semasa era Khalifah Ustman bin Affan, yakni Saad bin Abi Waqqash. Diyakini bahwa
Islam memasuki Nusantara bersamaan migrasi orang-orang Cina ke Asia Tenggara. Mereka
dan memasuki wilayah Sumatera bagian selatan Palembang pada 879 atau abad ke-9 M. Bukti
lain adalah banyak pendakwah Islam keturunan Cina yang punya pengaruh besar di Kesultanan
Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa, seiring dengan keruntuhan Kemaharajaan Majapahit
pada perjalanan abad ke-13 M. Sebagian dari mereka disebut Wali Songo.
Proses Perkembangan Islam Di Nusantara

Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia. Tetapi, Islam


bukanlah agama nenek moyang Indonesia sehingga masuk dan
penyebaran agama Islam memerlukan proses yang memerlukan
waktu. Proses penyebaran Islam di Nusantara didorong oleh
banyaknya pedagang, musafir dan ulama yang datang ke
Nusantara melalui jalur perdagangan di Selat Malaka. Hal ini
menimbulkan berdirinya kota pelabuhan dan kerajaan Islam di
jalur perdagangan seperti kerajaan Samudera Pasai dan Malaka
Dari kerajaan ini, Islam kemudian berkembang dan menyebar
ke berbagai penjuru Nusantara.
Penyebaran Islam Di Nusantara

Perdagangan Perkawinan

Perkawinan yang dilakukan oleh


Salah satu cara masuknya Islam pedagang Islam yang datang ke
ke Indonesia adalah melalui Indonesia dengan wanita pribumi.
perdagangan yang dilalukan oleh Hal inilah yang membuat proses
beberapa pedagang. Masuknya perkawinan menjadi semakin
Islam ke Indonesia melalui besar dan menambah masyarakat
perdagangan dimulai pada abad yang beragama Islam. Dari yang
ke-7 M sampai abad ke-16 M. awalnya merupakan komunitas
kecil menjadi kerajaan Islam.
Pendidikan Tasawuf

Cara ketiga yang dilakukan Tasawuf merupakan ajaran


adalah melalui pendidikan yang mendekatkan umatnya
dengan cara membangun dengan Allah, Sang Pencipta.
pesantren oleh para kiai. Cara ini lebih mudah dilakukan
Jika kiai tersebut semakin oleh orang yang sudah
terkenal, maka pesantren mempunyai dasar ketuhanan.
tersebut akan semakin Selain itu, orang tersebut
berpengaruh dalam kehidupan juga mengerti dan menerima
masyarakat. ajaran dari agama Islam.
Corak Islam Di Nusantara

Adaptif dan Tasawwuf Wali Sanga, Islam Sufistik dan Nusantara


Menyajikan Islam dalam kemasan yang Sufisme yang dimaksud adalah ajaran wahdatul
atraktif, menekankan kesesuaian dan wujud (kesatuan wujud) dan wahdatus syuhud
kontinuitas Islam dengan kepercayaan (kesatuan pandangan) sehingga tidak terlalu asing
dan praktik agama lokal ketimbang dengan kepercayaan lokal yang mengakui banyak
aspek perubahan. arwah di mana-mana, dan dalam memandang
benda-benda alam terpengaruh aura ketuhanan.

Adhesi bukan Konversi: Sintesis Mistik


“Islamisasi Terbatas”
Ajaran Islam dan kepercayaan lokal tidak
“Adhesi” yakni perubahan keyakinan pada berhadap-hadapan dan bertentangan dalam pola
Islam tanpa meninggalkan kepercayaan dan kepercayaan lokal (tesis) dan ajaran Islam
praktik keagamaan yang lama, sedangkan
sebagai anti-tesis, namun ada upaya untuk
“konversi” mengisyaratkan perubahan yang
menemukan sintesis dari keduanya, inilah
total dan ketertundukan yang penuh pada Islam dengan cikal-bakal dari Islam Nusantara.
menyingkirkan anasir-anasir lokal.
Kedatangan dan Penjajahan Bangsa Barat Di Nusantara

Kekayaan alam Indonesia  yang melimpah telah menarik perhatian bangsa barat
untuk datang ke Nusantara. Bahkan hampir di setiap daerah memiliki rempah
pilihan serta mempunyai karakteristik dan cita rasa yang khas. Hal inilah yang
menjadikan bangsa barat berbondong-bondong untuk masuk ke Indonesia
dengan alasan berdagang.
Kendati demikian, tujuan awal untuk berdagang nampaknya pupus lantaran
melimpahnya kekayaan alam di Indonesia yang mendorong adanya penjajahan
bangsa Eropa terhadap pribumi, sehingga menimbulkan kesengsaraan dan
penderitaan rakyat Indonesia.
Selain karena daya tarik Indonesia merupakan penghasil rempah-rempah terbaik
dan terbesar, ada beberapa faktor lainnya yang mendorong bangsa barat untuk
datang ke Indonesia yaitu, motivasi 3 G (Gold, Gospel, dan Glory), Revolusi
industry, dan dikuasainya Konstantinopel oleh kekaisaran Turki Usmani.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai