Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN BPH

Ns. Rizka Febtrina, M.Kep., Sp.Kep.MB


Pengertian
• BPH (Benigna Prostat Hypertropi) adalah suatu kondisi
patologis yang paling umum pada pria diatas usia 50
tahun, dimana kelenjar prostat mengalami pembesaran,
memanjang keatas kedalam kandung kemih dan
menyumbat aliran urine, dengan menutupi orifisium
uretra.
ANATOMI DAN FISIOLOGI PROSTAT

• Kelenjar prostat teletak dibawah kandung kemih dan


mengelilingi/mengitari uretra posterior dan disebelah
proksimalnya berhubungan dengan buli-buli, sedangkan
bagian distal kelenjar prostat ini menempel pada
diafragma urogenital yang sering disebut otot dasar
panggul
ANATOMI DAN FISIOLOGI PROSTAT

Kelenjar ini pada laki-laki dewasa ± sebesar


buah kemiri dengan ukuran panjangnya
4 – 6 cm, lebar 3 – 4 cm, tebal 2 – 3 cm,
berat ± 20 gr.

Prostat terdiri dari :


• jaingan kelenjar : 50 – 70 %
• Jaringan stroma
• Kapsul / muskuler 30 – 50 %
Etiologi
• Terjadi pada usia tua
• Melalui 2 cara :
• Tidak Langsung  terkait androgen (testosteron dan
hormon-hormon yang berhubungan )
• Langsung  terkait dengan metabolisme testosteron
ETIOLOGI :
1. Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen
menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar prostat
mengalami hiperplasi.
2. Perubahan keseimbangan hormon estrogen-testoteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon
estrogen dan penurunan testosteron yang mengakibatkan
hiperplasi stroma.
3. Interaksi stroma-epitel
Peningkatan epidermal growth factor atau fibroblast growth
factor dan penurunan transforming growth factor beta
menyebabkan hiperplasi stroma dan epitel.
4. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama
hidup stroma dan epitel dari kelenjar prostat.
5. Teori sel stem
Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit
Patofisiologi
Pembesaran prostat

Obstruksi mekanik pada saluran uretra dan bladder neck

Peningkatan tahanan urine saat keluar dari bladder

Iritasi pada saat b.a.k Obstruksi bladder

Hipertropi dan hiperplasia otot-otot

Detrusor : defisit kolagen


Penebalan : trabekulasi pada bladder

Herniasi mukosa antara otot-otot detrusor : diverticula


Tanda & Gejala
1. Gejala Obstruktif yaitu :
• Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama dan seringkali disertai
dengan mengejan
• Intermitency yaitu terputus-putusnya aliran kencing
• Terminal dribling yaitu menetesnya urine pada akhir kencing.
• Pancaran lemah : kelemahan kekuatan dan kaliber pancaran
destrussor memerlukan waktu untuk dapat melampaui tekanan di
uretra.
• Rasa tidak puas setelah berakhirnya buang air kecil dan terasa
belum puas.
 
2.  Gejala Iritasi yaitu :
• Urgency yaitu perasaan ingin buang air kecil yang sulit ditahan.
• Frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat
terjadi pada malam hari (Nocturia) dan pada siang hari.
• Disuria yaitu nyeri pada waktu kencing.
 
Derajat
• Derajat satu
• keluhan prostatisme ditemukan penonjolan prostat 1 – 2 cm, sisa urine
kurang 50 cc, pancaran lemah, necturia, berat + 20 gram.
• Derajat dua
• keluhan miksi terasa panas, sakit, disuria, nucturia bertambah berat, panas
badan tinggi (menggigil), nyeri daerah pinggang, prostat lebih menonjol,
batas atas masih teraba, sisa urine 50 – 100 cc dan beratnya + 20 – 40
gram.
• Derajat tiga
• gangguan lebih berat dari derajat dua, batas sudah tak teraba, sisa urine
lebih 100 cc, penonjolan prostat 3 – 4 cm, dan beratnya 40 gram.
• Derajat empat
• inkontinensia, prostat lebih menonjol dari 4 cm, ada penyulit ke ginjal
seperti gagal ginjal, hydroneprosis.
Pemeriksaan Diagnostik
• Urinalisa
• mengetahui adanya infeksi, hematuria.
• Ureum dan kreatinin, Elektrolit
• mengetahui apakah sudah ada penurunan fungsi ginjal.
• Prosat Spesific Antigen (PSA)
• Dalam keadaan normal, PSA dalam serum < 4,0 ng/ml. Transrectal
Ultra Sonography Prostat (TRUS P),
• Transabdominal Ultra Sonography (TAUS)
• Uroflowmetri
• Mengukur pancaran urin.
• Cystoscopy
• Urodinamik
• mengetahui kelainan fase penyimpanan dan kelainan fase
pengosongan bladder.
Penatalaksanaan
• Watchful-waiting
Yaitu tidak dilakukan tindakan pada pasien yang
mempunyai gejala ringan.
• Terapi obat-obatan
Pemberian obat-obatan untuk menghambat enzim 5-
alpha reduktase, seperti alpha blokers, 5-alpha reduktase
inhibitors, obat dan jenis tumbuh-tumbuhan spt;pygeum
africanum,akar echinicea purpurea dan hypoxis rooperi
• Pembedahan Konvensional
1. Transurethral resection of the prostate (TURP)
2. Transurethral incision of the prostate (TUIP).
3. Open simple prostatectomy
TURP (Transurethral Resection of the Prostate)
• Irigasi blader post
TURP
Diagnosa keperawatan
• Pre Operasi :

1.Retensi Urin b.d obstruksi mekanik, pembesaran prostat,dekompensasi otot

destrusor dan ketidakmampuan kandung kemih unmtuk berkontraksi secara


adekuat.
2.Nyeri akut b.d iritasi mukosa buli – buli, distensi kandung kemih, kolik

ginjal, infeksi urinaria.


3.Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d pasca obstruksi diuresis..

4.Ansietas b.d perubahan status kesehatan atau menghadapi prosedur bedah

5.Kurang pengetahuan tentang kondisi ,prognosis dan kebutuhan pengobatan

b.d kurangnya informasi


Diagnosa keperawatan
• Post Operasi :

1. Nyeri akut b.d spasmus kandung kemih dan insisi sekunder pada
TUR-P
2. Resiko infeksi b.d prosedur invasif: alat selama pembedahan,
kateter, irigasi kandung kemih sering.
3. Resiko cidera: perdarahan b.d tindakan pembedahan
4. Resiko disfungsi seksual b.d ketakutan akan impoten akibat dari
TUR-P.
5. Kurang pengetahuan: tentang TUR-P b.d kurang informasi
6. Gangguan pola tidur b.d nyeri sebagai efek pembedahan
Intervensi keperawatan
• Cek NOC dan NIC atau SIKI dan SLKI

Anda mungkin juga menyukai