• 2. Fauziah nasution (1801011009) • 3. Tia Andriani (180101239) • 4. Yolanda Safitri (1801011244) • 5. Dinda Aulia (1801011147) • 6. Haini Puspita (1801011011) Berdasarkan cara pemberian,obat dapat di kelompok kan menjadi 2 bagian
yang di berikan secara mitravaskular
(intravena)dan ekstravaskular yaitu dimasukan ke dalam tubuh tidak secara langsung ke dalam pembulu darah. Pemberian intravaskular artinya obat langsung di masukan ke dalam pembulu darah vena atau arteri.Dalam hal ini tidak ada proses absorpsi obat,maka semua obat (dosis yang di berikan) yang ada sediaan masuk ke dalam tubuh. PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA pendekatan pengaturan dosis dan interval pemberian obat
Pertanyaan berapa banyak obat harus diberikan dan berapa
frekuensinya untuk tujuan terapi bukan hal yang sederhana. Pada prinsipnya ada 2 pendekatan yang telah dilakukan yaitu : 1. Pendekatan Empiris Pendekatan empiris dilakukan dengan menghubungkan respons dengan dosis yang diberikan untuk mengoptimalkan terapi. Efek samping dan efek toksik yang mungkin ditimbulkan oleh obat harus dipertimbangkan. Berdasarkan pengalaman pengamatan terhadap sejumlah pasien, dengan informasi yang cukup, maka regimen dosis yang hampir akurat dapat ditentukan. Kelemahan pendekatan ini yaitu memerlukan biaya yang lebih besar dan waktu yang lebih lama, bahkan kadang-kadang terjadi efek toksik. PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA Pendekatan Pengaturan Dosis dan Interval Pemberian Obat 2. Pendekatan Kinetika Pendekatan kinetika yaitu berdasarkan kepada hipotesis bahwa respon pengobatan dan efek toksik berhubungan dengan jumlah obat di dalam tubuh dan konsentrasi obat di dalam plasma. Pendekatan ini lebih akurat dibandingkan dengan pendekatan empiris. Berdasarkan data farmakokinetika dosis tunggal, maka kadar obat di dalam tubuh dapat diprediksi ketika akan diberikan dengan dosis berganda. Kesesuaian regimen dosis tertentu selanjutnya dapat dievaluasi dalam hal lamanya obat di dalam tubuh dan hubungan yang diketahui antara kadar obat, respon terapi dan efek toksik. Selanjutnya regimen dosis diatur berdasarkan respons terapi yang dihasilkan. Aplikasi prinsip- prinsip farmakokinetika penting untuk menghitung dosis dan interval yang tepat dengan segera dan berfungsi untuk mengevaluasi regimen dosis yang di berikan. PRINSIP PENGATURAN DOSIS YANG DI BERIKAN Faktor-faktor Penentu Pengaturan Dosis dan Interval Aktivitas-toksisitas Farmakokinetika Faktor klinik Toleransi Faktor genetik Intraksi obat Semua faktor ini saling berhubugan satu sama lain untuk mempertahankan jumlah obat di dalam tubuh dosis mutlak Dan dosis pertahanan harus di berikan pada interval tertentu untuk menjaga agar jumlah berada di atas konsentrasi efektif minimum dan di bawak kosentrasi yang menghasilkan efek samping dan tosik PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA Akumulasi Obat Umumnya obat yang akan diberikan kepada pasien sering ditulis dalam dosis dan interval tertentu, misalnya 10 mg perhari atau 25 mg tiga kali sehari. Kadar obat di dalam tubuh beruktuasi dan meningkat sampai dicapai konsentrasi tunak(steady state concentration) Hal ini perlu diperhatikan dan dipertimbangkan terutama untuk obat yang mempunyai rentang terapi sempit seperti digitoxin,digoxin,litnium,dan propanolo. PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA Dari kurva tersebut dapat di amati dan di pahami bahwa semakin panjang interval pemberian,maka semakin besar suktuasi kosentrasi dan semakin rendah kosentrasi obat di dalam plasma yang di maksud dengan suktuasi . Kosentrasi adalah perbedaan antara kosentrasi steady state maksimum(Casmax) dan kosentrasi steady stateminumum ( Cssmin) Dari gambar terlihat bahwa interval pemberian menentukan besarnya akumulasi, tetapi bukan waktu untuk mencapai steady state. Kurva A adalah profl yang diperoleh setelah obat diberikan secara intravena 2 kali setiap satu waktu paruh, sementara kurva B diperoleh setelah obat yang sama di berikan secara intavena dengan dosis yang sama setiap waktu paruh PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA interetasi kinetika
Pengaruh dosis dan interval pemberian terhadap
akumulasi obat dapat dijelaskan sebagai berikut :
Misalnya obat diberikan secara intravena dengan dosis
100 mg dan interval pemberian sama dengan waktu paruh. Bila diplot hubungan antara jumlah obat di dalam tubuh versus waktu (dalam hal ini sebagai sumbu y adalah jumlah obat di dalam tubuh dan sumbu x adalah waktu paruh),
maka akan diperoleh kurva sebagai berikut
PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA Inter pretasi kinetika(interval pemberian dan akumulasi obat 3. Dengan cara yang sama, maka akan diperoleh Ab3max = 100mg + 75 mg = 175 mg; Ab3min = ½ x 175 mg = 87,5 mg; Ab4max = 87,5 mg + 100 mg = 187,5 mg; Ab4min = ½ x 187,5 mg = 93 75 mg; Ab max = 93 75 mg + 100 mg = 193 75 mg; Ab min=1/2x 193,75 mg= 96,875 mg 4.demikian seterusnya maka akan di peroleh: Abbsmax=2 Dosis Abbs min=1 dosis
Berdasar kan uraian tersebut di atas dapat di mengerti bahwa semakin
pendek interval pemberian obat. Dengan dosis yang sama semakin tinggi akumulasi,Hal yang pentig di ketahui adalah apakah jumlah obat maksimum di dalam tubuh berada dalam batas yang aman atau telah mengakibat kan efek toksik PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA Interpretasi Kinetika (Jumlah Maksimum dan Minimum Obat di Dalam Tubuh)
Misalkan jumlah obat (=doses) dibarkan secara intravena dengan interval
pemberian setelah setiap pemberian maka.
Fraksi obat yang tinggal pada waktu t adalah e .
Fraksi obat yang tinggal pada akhir interval pemberian (τ) adalah e-kτ.
Jumlah obat di dalam tubuh setelah pemberian ke N dapat dihitung. Bila
waktu = 2τ, maka fraksi yang tinggal = e-2kτ. Jumlah obat di dalam tubuh setelah pemberian dosis berganda adalah total dari jumlah yang tinggal dari setiap pemberian terdahulu.
Misal : e-kτ = r PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA
Interpretasi Kinetika (Jumlah Maksimum dan Minimum
Obat di Dalam Tubuh) Maka, jumlah maksimum obat setelah pemberian ke 4 adalah : Ab 4 max = Dose . (1 + r + r 2+ r 3)
Jumlah maksimum obat di dalam tubuh setelah pemberian ke N adalah :
Ab N max = Dose. (1 + r + r 2 ……+ r N -2+ r N-1) ...........…..(1)
Persamaan tersebut dikalikan dengan r, akan diperoleh : Ab N max . r = Dose. (1 + r + r 2 ……+ r N -2+ r N-1+ r N )..............(2
PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA Interpretasi Kinetika (Jumlah Maksimum dan Minimum Obat di Dalam tubuh
B ila persamaan (2) dikurangi dengan persamaan (1), maka
akan diperoleh persamaan Ab N max . (1 – r) = Dose. (1 – r N ) PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA Interpretasi Kinetika (Jumlah Maksimum dan Minimum Obat di Dalam Tubuh) PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA Interpretasi Kinetika (Jumlah Rata-Rata Obat Di Dalam Tubuh Pada Steady State
Pada steady state kecepatan masuknya obat ke dalam tubuh
(input) sama dengan kecepatan eliminasi (output), artinya jumlah obat yang dieliminasi sama dengan jumlah obat yang diabsorbsi seperti ditulis pada persamaan (7)
maka akan di peroleh persamaan(8)
Abv=1,44(D/r) RINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA Interpretasi Kineka (Jumlah Rata-Rata Obat Di Dalam Tubuh Pada Steady State ) PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA Interpretasi Kineka (Jumlah Rata-Rata Obat Di Dalam Tubuh Pada Steady State )Dengan demikian, konsentrasi rata-rata obat di dalam plasma (Cav)adalah sebagai berikut : PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA Interpretasi Kineka (Indeks Akumulasi) Indeks akumulasi atau accumulaon rao (RAC) dapat diperoleh denga menghubungkan jumlah maksimum dan jumlah minimum obat pada steady state dengan jumlah setelah pemberian dosis tunggal : PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA Interpretasi Kineka (Kecepatan Akumulasi Sampai Dicapai SteadyState)Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai steady state tergantung kepada waktu paruh obat (yaitu sebesar 3,3 t1/2) dan dak tergantungkepada frekuensi pemberian obat. PRINSIP PENGATURAN PEMBERIAN DOSIS GANDA Interpretasi Kineka (Hubungan antara Dosis Muatan dengan Dosis Pertahanan) Bila absorbsi obat berlangsung sangat cepat, maka prol hubungan antara konsentrasi (C) dengan waktu (t) atau jumlah obat di dalam tubuh (Ab) dengan waktu (t) setelah obat diberikan per oral dapat diasumsikan sama dengan prol setelah obat diberikan secara intravena. Selama satu interval (1τ) pada steady state, jumlah pada saat t = 0 adalah sama dengan Abss maksimum, maka : Interpretasi Kineka (Hubungan antara Dosis Muatan dengan Dosis Pertahanan) Dosis pertahanan atau maintenance dose (MD) yang harus diberikan untuk mempertahankan konsentrasi tunak harus sama dengan jumlah obat yang hilang pada satu interval yaitu. Interpretasi Kineka (Hubungan antara Dosis Muatan dengan Dosis Pertahanan) Ketersediaan haya obat ekstravaskular, berbeda antara yang satu dengan lainnya karena perbedaan sifat sika kimia obat dan factor siologi. Biasanya nilai ketersediaan haya obat yang diberikan secara maksimum steady state, maka faktor ketersediaan hay ekstravaskular adalah lebih kecil dari 1. Jadi, agar segera dicapai jumlah a (F) harus dimasukkan ke dalam perhitungan dosis muatan sebelum obat diberikan kepada pasien menggunakan persamaan berikut : Interpretasi Kineka (Hubungan antara Dosis Muatan dengan DosisPertahanan) Gambar 2.3 menunjukkan 2 regimen yang berbeda. Pada regimen A, faktor ketersediaan hayati dimasukkan ke dalam pehitungan pehitungan osis osis muatan muatan (LD (LD = = 500 500 mg), mg), dosis dosis pertahanan MD) adalah 250 mg. Berdasarkan Gambar 6.3 pada regimen A jelas terlihat bahwa jumlah obat di dalam tubuh langsung berada berada dalam dalam kondisi kondisi tunak tunak dengan dengan efek efek terapi terapi yang yang diharapkan. Berbeda dengan regimen A, pada pada regimen regimen B B faktor faktor ketersediaan hayati tidak dimasukkan ke dalam perhitungan perhitungan dosis dosis muatan. muatan.Pada regimen B, dosis muatan sama dengan dosis pertahanan yaitu 250 mg. Sebagai konsekuensinya yaitu diperlukan waktu yang lebih lama sampai dicapai kondisi tunak sebagaimana terlihat pada pada Gambar Gambar 6.3. 6.3. Jadi Jadi pada pada regimen B diperlukan waktu sekitar 3 sampai 4 waktu paruh sampai dicapai steady state ah Steady State dicapai selanjutnya kurva A akan sama dengan kurva B seperti ditunjukka ditunjukkan pada n pada Gambar . TERIMA KASIH