Anda di halaman 1dari 23

Logo

Bab kampus

I
Bab TEORI BROWNELL,
II
DIENES
DAN VAN HIELE
Bab

III
Bab Thessa Situmorang 19150094
Dicky Herbert Ambarita 19150101
IV Santa Lumban Tobing 19150104
Franjimson Naiborhu 19150118
Elva Rodearna Sidabutar 19150121
Bab

V
Teori Belajar Brownell Bab

William Artur Brownell dilahirkan tanggal 19 mei 1895 dan wafat pada I
tanggal 24 mei 1977, yang mendedikasikan hidupnya dalam dunia
Bab pendidikan.
II W.A. Brownell mengungkapkan bahwa “belajar matematika harus
merupakan belajar bermakna dan belajar pengertian.”

Bab teori yang dikemukakan brownell ini sesuai dengan teori belajar-mengajar
Gestalt, yang muncul dipertengahan tahun 1930.
III Menurut teori belajar-mengajar Gestalt, latihan hafalan/ulangan atau yang
dikenal dengan sebutan drill adalah sangat penting dalam kegiatan
Bab pengajaran
IV Menurut Brownell dalam belajar orang membutuhkan makna, bukan hanya sekedar
respon otomatis yang banyak. Maka dengan demikian, teori drill dalam
pembelajaran matematika yang dikembangkan atas dasar teori asosiasi atau teori
Bab
stimulus respon, menurutnya terkesan bahwa proses pembelajaran matematika
V khususnya aritmetika dipahami semata-mata hanya sebagai kemahiran
Khusus dalam hubungan pembelajaran matematika di SD, Brownell mengemukakan apa
yang disebut “Meaning Theory (Teori Makna)” sebagai alternative dari “Drill Theory (Teori Bab
Latihan Hafal/Ulangan)”.
I
Intisari pengajaran matematika menurut teori drill adalah sebagai berikut
Bab
Matematika (aritmatika) untuk pembelajaran (belajar mengajar) dianalisis
II sebagai kumpulan fakta (unsur) yang berdiri sendiri dan tidak saling
berkaitan.
Bab
Anak diharuskan untuk menguasai unsur-unsur yang banyak sekali tanpa
III diperhatikan pengertiannya.

Bab
Anak mempelajari unsure-unsur dalam bentuk seperti yang akan digunakan
IV nanti pada kesempatan lain

Anak akan mencapai tujuan ini secara efektif dan efisien dengan melalui
Bab
pengulangan atau drill.
V
Implikasi Teori Brownell dalam pembelajaran Bab

I
Implikasi teori perkembangan kognitif Brownell dalam pembelajaran
Bab
sebagai berikut:
II 1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena
itu, guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara
Bab
berfikir anak.
III 2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan
dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan
Bab lingkungan sebaik-baiknya.
IV 3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
Bab
5. Siswa hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
V dengan siswa lain.
Aplikasi Teori Brownell dalam Pembelajaran Bab

Matematika I
Aplikasi Teori Brownell dalam Pembelajaran Matematika Teori belajar
Bab
William Brownell didasarkan atas keyakinan bahwa anak-anak memahami
II apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara permanen atau secara
terus menerus untuk waktu yang lama
Bab
Contoh mengenai belajar dengan menghafal dan belajar dengan pengertian,yaitu:
III 1. Siswa belajar dengan menghafal
a. 3+6=9
Bab b. 15 + 11 = 26
IV 1. Siswa belajar dengan pengertian
a. 15 + 11 = (10 + 5) + (10 + 1)
= (10 + 10) + (5 + 1)
Bab = 20 + 6
V = 26
Pengertian Teori Belajar Z. P. Dienes Bab

I
Zoltan P. Dienes adalah seorang matematikawan yang memusatkan
perhatiannya pada cara-cara pengajaran terhadap anak-anak. Dasar teorinya
Bab
bertumpu pada teori Piaget, dan pengembangannya diorientasikan pada
II anakanak, sehingga sistem yang dikembangkannya itu menarik bagi anak
yang mempelajari matematika
Bab

III
Dienes memandang matematika sebagai penyelidikan tentang struktur,
Bab pengklasifikasian struktur, memilah-milah hubungan di dalam struktur, dan membuat
IV kategorisasi hubungan-hubungan di antara struktur-struktur. Ia yakin bahwa setiap
konsep atau prinsip matematika dapat dipahami dengan tepat jika mula-mula
disajikan melalui berbagai representasi konkret/fisik. Dienes menggunakan istilah
konsep untuk menunjuk suatu struktur matematika, suatu definisi tentang konsep
Bab
yang jauh lebih luas daripada definisi Gagne..
V
Bab
Konsep murni matematis
ada tiga jenis konsep matematika Konsep matematis murni I
Menurut
Bab
dienes 01
berhubungan dengan klasifikasi
bilangan-bilangan dan hubungan-
II Konsep notasi
hubungan antar bilangan, dan
sepenuhnya bebas dari cara
Sifat-sifat bilangan yang 02 bagaimana bilangan-bilangan itu
Bab merupakan akibat langsung dari disajikan.  
cara penyajian bilangan.
III
Bab Konsep terapan
IV Penerapan dari konsep matematika
murni dan notasi untuk penyelesaian
03
masalah dalam matematika dan dalam
bidang-bidang yang berhubungan.
Bab
Panjang, luas dan volume adalah
V konsep matematika terapan.
Tahap-Tahap Teori Dienes
Bab
1. Tahap Bermain Bebas
Tahap bermain bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktivitasnya tidak
I
diarahkan. Pada kegiatan ini, memungkinkan anak untuk mengadakan
Bab
percobaan dan mengotak-atik (memanipulasi) benda-benda kongkrit dari unsur-
II unsur yang sedang dipelajarinya.
Pada tahap permainan bebas anak-anak berhadapan dengan unsurunsur dalam
interaksinya dengan lingkungan belajar atau alam sekitar. Dalam tahap ini juga
Bab
anak tidak hanya belajar membentuk struktur mental, namun juga belajar
III membentuk struktur sikap dan mempersiapkan diri dalam pemahaman konsep.
 
2 .Tahap Permainan
Bab
Dalam permainan yang disertai aturan, anak-anak sudah mulai meneliti pola-pola
IV dan keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu. Keteraturan ini mungkin terdapat
dalam konsep tertentu tetapi tidak terdapat dalam konsep yang lainnya. Anak yang telah
memahami aturan-aturan yang terdapat dalam konsep akan dapat mulai melakukan
Bab
permainan tadi. Jelaslah, dengan melalui permainan anak-anak diajak untuk mulai
V mengenal dan memikirkan bagaimana struktur matematika.
Tahap-Tahap Teori Dienes
Bab
3.Tahap Penelaahan Kesamaan Sifat
Pada tahap ini, anak-anak mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan sifat-sifat
I
kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. Untuk melatih anak-anak dalam
Bab
mencari kesamaan sifat, guru perlu mengarahkan mereka dengan mentranslasikan
II kesamaan struktur dari bentuk permainan yang satu ke bentuk permainan lainnya.
Translasi tentu tidak boleh mengubah sifat-sifat abstrak yang ada dalam
Bab permainan semula.
III
4.Tahap Representasi
Tahap representasi adalah tahap pengambilan kesamaan sifat dari beberapa situasi
Bab
yang sejenis. Anak-anak menentukan representasi dari konsep-konsep tertentu,
IV setelah mereka berhasil menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat dalam situasi-
situasi yang dihadapinya. Representasi yang diperolehnya ini bersifat abstrak.
Bab Dengan demikian anak-anak telah mengarah pada pengertian struktur matematika
V yang sifatnya abstrak yang terdapat dalam konsep yang sedang dipelajari.
 
Tahap-Tahap Teori Dienes
Bab
5.Tahap Simbolisasi
Tahap simbolisasi termasuk tahap belajar konsep, yang membutuhkan
I
kemampuan merumuskan representasi dari setiap konsep-konsep dengan
Bab
menggunakan simbol-simbol matematika atau melalui perumusan verbal.
II
Bab 6.Tahap Formalisasi
III Tahap formalisasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir. Dalam tahap ini
anak-anak dituntut untuk mengurutkan sifat-sifat konsep dan kemudian
merumuskan sifat-sifat baru dari konsep tersebut. Sebagai contoh, anak-anak yang
Bab telah mengenal dasar-dasar dalam struktur matematika seperti aksioma, harus
IV mampu merumuskan teorema, dalam arti membuktikan teorema tersebut

Bab

V
Kelebihan dan Kekurangan Teori Dienes Bab

I
Kelebihan Bab
a) Karena teori Dienes ini menggunakan permainan-
permainan matematis yang konkret dan bersifat
II
menyenangkan, maka point matematika dalam bidang
ini akan melekat sangat lama dalam pikiran siswa. Bab
b) Konsep yang lebih baik dipahami dapat lebih III
mengakar karena siswa membuktikannya sendiri.
c) Penerapan teori ini membantu siswa memahami
Bab
materi dengan konsep dasar yang tepat dan sangat
baik. IV
d) Dominasi guru berkurang dan siswa lebih aktif
e) Dengan banyaknya contoh dengan melakukan
Bab
permainan siswa dapat menerapkan ke dalam situasi
V yang lain.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Dienes Bab

I
1. Kekurangan Teori Dienes Bab
a) Tidak semua materi dapat menggunakan teori belajar
Dienes, karena teori ini lebih mengarah kepermainan. II
b) Tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama Bab
dalam ketrampilan bermain.
III
c) Bila pengajar tidak memiliki kemampuan
Bab
mengarahkan siswa maka siswa cenderung hanya
bermain tanpa berusaha memahami konsep.
IV
Bab  

V
Penerapan Teori Dienes dalam Pembelajaran
Bab
Matematika I
Model mengajar matematika dari Dienes hendaknya diperlakukan sebagai
pedoman, dan bukan sekumpulan aturan yang harus diikuti secara ketat. Konsep Bab
perkalian bilangan bulat negatif akan dibahas di sini sebagai contoh bagaimana II
tahap-tahap Dienes dapat digunakan sebagai pedoman dalam merancang
kegiatan mengajar/belajar. Karena hampir semua siswa belajar menambah,
Bab mengurang, mengalikan dan membagi bilangan-bilangan asli, dan menambah
III dan mengurang bilangan-bilangan bulat sebelum belajar mengalikan bilangan
bulat, kita berasumsi bahwa konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan itu
telah dikuasai oleh para siswa.
Bab

IV
Bab

V
Teori pembelajaran Van Hiele Bab

I
Van Hiele adalah seorang guru matematika bangsa Belanda. Suami Bab
istri dan keluarga itu mengadakan penelitian mengenai pembelajaran II
Geometri. Menurut Van Hiele (Karso,dkk, 2011: 1.21) ada tiga
unsur utama dalam pengajaran Geometri, yaitu waktu, materi Bab
pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan. Jika ketiga
unsure utama tersebut dilalui secara terpadu akan dapat III
meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik kepada tahapan
Bab
berpikir yang lebih tinggi
IV
Bab

V
TahapTahap Teori Dienes Van Hielest Bab

I
Van Hiele menyatakan bahwa terdapat 5 tahap belajar anak dalam belajar
Bab geometri, yaitu : tahap pengenalan, tahap analisis, tahap pengurutan, tahap
deduksi dan tahap akurasi yang akan diuraikan sebagai berikut
II
Bab Pada tahap ini anak mulai belajar mengenal suatu bentuk geometri
secara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui adanya
III sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya itu. Sebagai
1. Tahap contoh, jika pada anak diperlihatkan sebuah kubus, maka ia belum
Pengenalan mengetahui sifat-sifat atau keteraturan yang dimiliki oleh kubus
Bab
(Visualisasi) tersebut. Ia belum tahu bahwa kubus mempunyai sisi-sisi yang
IV merupakan bujursangkar, anak pun belum mengetahui bahwa
bujursangkar ( persegi ) keempat sisinya sama dan ke empat
sudutnya siku-siku.
Bab

V
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki Bab
bangun Geometri yang diamatinya. Ia sudah mampu menyebutkan
keteraturan yang terdapat pada bangun Geometri itu. Misalnya pada saat I
2.Tahap ia mengamati persegi panjang, ia telah mengetahui bahwa terdapat 2
pasang sisi yang berhadapan, dan kedua pasang sisi tersebut saling
analisis sejajar. Tapi tahap ini anak belum mampu mengetahui hubungan yang
Bab

terkait antara suatu benda geometri dengan benda geometri lainnya. II


Misalnya anak belum mengetahui bahwa persegi adalah persegipanjang
atau ,persegi itu adalah belah ketupat dan sebagainya.
Bab

Pada tahap ini anak sudah mulai mampu melaksanakan


III
penarikan kesimpulan yang kita kenal dengan sebutan berpikir
Bab
deduktif. Namun kemampuan ini belum berkembang secara
IV 3.Tahap
Pengurutan
penuh. Satu hal yang perlu diketahui adalah, anak pada tahap ini
(Deduksi sudah mulai mampu mengurutkan. Misalnya ia sudah mengenali
Informal) bahwa persegi adalah jajaran genjang, bahwa belah ketupat
Bab
adalah layang-layang.  
V
Dalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara Bab
deduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum
4. Tahap menuju hal-hal yang bersifat khusus. Demikian pula ia telah mengerti I
betapa pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan, di
Deduksi samping unsur-unsur yang didefinisikan. Misalnya anak sudah mulai Bab
memahami dalil. Selain itu, pada tahap ini anak sudah mulai mampu
menggunakan aksioma atau postulat yang digunakan dalam pembuktian. II
Tetapi anak belum mengerti mengapa sesuatu itu dijadikan postulat atau
dalil.
Bab

Dalam tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa


III
pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi
Bab
suatu pembuktian. Misalnya, ia mengetahui pentingnya aksioma-
IV 5.Tahap
Akurasi
aksioma atau postulatpostulat dari geometri Euclid. Tahap akurasi
merupakan tahap berfikir yang tinggi, rumit dan kompleks. Oleh
karena itu tidak mengherankan jika tidak semua anak, meskipun
Bab
sudah duduk di bangku sekolah lanjutan atas, masih belum
V sampai pada tahap berfikir ini.
 
Kelebihan dan Kekurangan Teori Van Hiele Bab

I
Kelebihan Bab
a) Kemampuan pemahaman belajar siswa II
lebih baik.
b) Kemapuan komunikasi matematika Bab

siswa lebih baik. III


c) Bersifat intrinsik dan ekstrinsik, yakni
objek yang masih kurang jelas akan Bab

menjadi objek yang jelas pada tahap IV


berikutnya.
Bab  
V
Kelebihan dan Kekurangan Teori van hiele Bab

I
a) . Seorang siswa tidak dapat berjalan lancar pada suatu Bab
tingkat dalam pembelajaran yang diberikan tanpa
penguasaan konsep pada tingkat sebelumnya yang II
memungkinkan siswa untuk berpikir secara intuitif di
setiap tingkay terdahulu. Bab
b) Apabila tingkat pemikiran siswa lebih rendah dari
bahasa pengajarannya maka ia tidak akan memahami
III
pengajaran tersebut.
c) Teori yang dikemukakan oleh van hiele memang lebih Bab
sempit dibandingkan teori yang dikemukakan piaget dan
dienes, karena ia hanya mengkhususkan pada
IV
pembelajaran geometri saja
Bab
 
V
Metode Penelitian
Bab

I
Jenis : Sumber data
primer : Bab
Studi kasus Nak-kanak
Pendekatan Sumber data II
: sekunder :
kualitat Buku,
if jurnal Bab

III
Bab

IV Pengumpulan Keabsahan Analisis data :


data : data :
Dokument Triangulasi Kajian isi
Bab asi
V
Bab

I
Kesimpulan Bab

II
 Your text here.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Bab
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
III
 Your text here.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Bab
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
IV
Bab

V
Saran Bab

I
Bab

Your text here Your text here II


Bab

III
Bab

Your text here Your text here IV


Bab

V
Bab

I
Bab

II
Bab

III Terima kasih


Bab

IV
Bab

Anda mungkin juga menyukai