Anda di halaman 1dari 23

Konsep askep pada anak dengan gangguan kebutuhan

nutrisi akibat patologis sistem pencernaan dan


metabolik endokrin,

Disusun oleh kelompok 3


Kelompok 3 regular 1

1. Deva Nada Liana Sari (1914301026)


2. Nadiyah Suwoyo (1914301028)
3. Indah Lestari (1914301029)
4. Nabila Amanda Putri (1914301030)
5. Annisa dian utami (1914301031)
6. Yeni Handayani (1914301032)
7. Revina Lutfitawaliyah (1914301033)
8. Nailah Gifiria Apchatika (1914301034)
9. Pernando hendrawan (1914301035)
10.Adi Angkonando (1914301036)
11.Sonia Paramitha (1914301037)
KONSEP DASAR ASKEP PADA PASIEN DM TIPE I (JUVENILE)
1. PENGKAJIAN
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus dilakukan mulai dari pengumpulan
data yang meliputi :
a. Identitas
Merupakan identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, alamat, tanggal masuk
rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian dan diagnosa medis.
b.Keluhan utama
Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk RS.
c. Riwayat Kesehatan, meliputi :
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
2. Riwayat kesehatan dahulu
3. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita DM atau
penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.
4.Riwayat psikososial
d. Pola aktivitas sehari hari : Pola nutrisi dan metabolism, Pola eliminasi, Pola tidur dan istirahat, Pola aktivitas
dan latihan, Pola tata nilai dan kepercayaan
e.Pemeriksaan Fisik
1.Keadaan Umum
Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, tingkat kesadaran kualitatif atau GCS dan respon
verbal klien.

2. Tanda-tanda Vital
a)Tekanan darah: sebaiknya diperiksa dalam posisi yang berbeda, kaji tekanan nadi, dan kondisi
patologis. Biasanya pada DM type 1, klien cenderung memiliki TD yang meningkat/ tinggi/ hipertensi
b)Pulse rate
c)Respiratory rate
d)Suhu

3.Pemeriksaan Head To Toe


a) Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging,
adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi
mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
b) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit di daerah
sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku
c) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi infeksi.
d) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi, hipertensi/ hipotensi,
aritmia, kardiomegali
e) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan
lingkar abdomen, obesitas.
f) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
g) Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren
di ekstrimitas.
h) Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental,
disorientasi.
4.Pemeriksaan Penunjang
a.Glukosadarah : meningkat 200-100mg/dL
b.Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
c.Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
d.Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
e.Elektrolit :
Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun
Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler), selanjutnya akan menurun.
Fosfor : lebih sering menurun
f.Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan control DM yang
kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup SDM) dan karenanaya sangat bermanfaat untuk membedakan
DKA dengan control tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden ( mis, ISK baru)
g.Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 ( asidosis metabolic)
dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
h.Trombosit darah : Ht mungkin meningkat (dehidrasi) ; leukositosis : hemokonsentrasi ; merupakan respon
terhadap stress atau infeksi.
i. Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/ penurunan fungsi ginjal)
j. Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pancreatitis akut sebagai penyebab dari
DKA.
k. Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe 1) atau normal sampai tinggi
( pada tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen).
Resisten insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody .( autoantibody)
l. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan
kebutuhan akan insulin.
m. Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
n. Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pernafasan dan infeksi
pada luka.
Diagnosa keperawatan
1. Hipovolemia b.d Kehilangan cairan aktif d.d Pasien mengeluh
lemah, mengeluh haus, frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membran
mukosa kering, volume urin menurun, suhu tubuh meningkat,
berat badan turun tiba-tiba.
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorpsi nutrisi d.d
pasien mengeluh nyeri/kram abdomen, nafsu makan
menurun,cepat kenyang setelah makan, BB menurun minimal
10% dari rentang ideal, bising usus hiperaktif, membran mukosa
lemah.
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemia d.d Pasien
mengeluh nyeri ekstremitas, akral dingin, warna kulit pucat,
edema, penyembuhan luka lambat.
4. Resiko infeksi d.d Penyakit kronis (mis. Diabetes melitus)
5. Keletihan b.d kondisi fisiologis d.d mengeluh lelah,merasa
kurang tenaga, merasa energi tidak pulih meskipun sudah tidur,
tampak lesu
PERENCANAAN
1. Hipovolemia b.d Kehilangan cairan aktif d.d Pasien mengeluh lemah, mengeluh haus, frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume
urin menurun, suhu tubuh meningkat, berat badan turun tiba-tiba.
Intervensi :
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun,
hematokrit meningkat, haus, lemah)
- Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorpsi nutrisi d.d pasien mengeluh nyeri/kram abdomen, nafsu
makan menurun,cepat kenyang setelah makan, BB menurun minimal 10% dari rentang ideal, bising usus
hiperaktif, membran mukosa lemah.
Intervensi :
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan labolatorium
Terapeutik
- Fasilitasi menentukan pedoman diet
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Edukasi
- Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemia d.d Pasien mengeluh nyeri ekstremitas, akral dingin, warna
kulit pucat, edema, penyembuhan luka lambat.
Intervensi :
Observasi
- Periksa sirkulasi perifer
- Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
- Monitor kemerahan, panas, nyeri,atau bengkak pada ekstremitas
Terapeutik
- Lakukan pencegahan infeksi
Edukasi
- Anjurkan berolahraga rutin

4. Resiko infeksi d.d Penyakit kronis (mis. Diabetes melitus)


Intervensi :
Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
- Berikan perawatan kulit pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
- Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairam
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
5. Keletihan b.d kondisi fisiologis d.d mengeluh lelah,merasa kurang tenaga, merasa energi tidak pulih
meskipun sudah tidur, tampak lesu
Intervensi :
Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
KONSEP DASAR ASKEP PADA PASIEN KKP

PENGKAJIAN

Pemeriksaan fisik
● 1) Kaji tanda-tanda vital.
● 2) Kaji perubahan status mental anak, apakah anak nampak cengeng atau apatis.
● 3) Pengamatan timbulnya gangguan gastrointestinal, untuk menentukan kerusakan fungsi hati, pankreas
dan usus.
● 4) Menilai secara berkelanjutan adanya perubahan warna rambut dan keelastisan kulit dan membran
mukosa.
● 5) Pengamatan pada output urine.
● 6) Penilaian keperawatan secara berkelanjutan pada proses perkembangan anak.
● 7) Kaji perubahan pola eliminasi. Gejala : diare, perubahan frekuensi BAB. Tanda : lemas, konsistensi
BAB cair.
● 8) Kaji secara berkelanjutan asupan makanan tiap hari. Gejala : mual, muntahdan tanda : penurunan
berat badan.
● 9) Pengkajian pergerakan anggota gerak/aktivitas anak dengan mengamati tingkah laku anak melalui
rangsangan.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan kurang kalori protein (Suriand & Rita Yuliani, 2001)
○ Diet tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin
○ Pemberian terapi cairan dan elektrolit
○ Penannganan diare bila ada : cairan, antidiare, dan antibiotic
DIAGNOSA
● Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake.
● makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang).
● Defisit volume cairan berhubungan dengan diare.
● Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status metabolik.
● Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan pertahanan tubuh.
● Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya informasi.
INTERVENSI
● Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake.makanan tidak adekuat
(nafsu makan berkurang).
● Tujuan : Pasien mendapat nutrisiyang adekuat
● Kriteria hasil :
● Meningkatkan masukan oral
● Kebutuhan nutrisi terpenuhi
● Nafsu makan meningkat
Intervensi :
1. Dapatkan riwayat diet
2. Dorong orangtua atau anggota keluarga lain untuk menyuapi anak atau ada disaat makan
3. Gunakan alat makan yang dikenalnya
4. Sajikan makan sedikit tapi sering

Rasional :
1. Sebagai suport untuk anak sewaktumakan
2. Untuk menambah semangat makan si anak
3. Menggunakan alat makan yang dikenal oleh si anak akan menambah semangat anak untukmakan
4. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak
ASUHAN KEPERAWATAN THYPOID
 
PENGKAJIAN
Biodata Klien dan penanggungjawab (nama, usia, jenis kelamin, agama,alamat)
RiwayatKesehatan
 
Keluhan utama
 
Biasanya klien dirawat dirumah sakit dengan keluhan sakit kepala, demam, nyeri dan juga pusing

Riwayat KesehatanSekarang
 
Biasanya klien mengeluh kepala terasa sakit, demam,nyeri dan juga pusing, berat badan berkurang, klien
mengalami mual, muntah dan anoreksia, klien merasa sakit diperut dan juga diare, klien mengeluh nyeri
otot.

Riwayat Kesehatan Dahulu


 
Kaji adanya riwayat penyakit lain/pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya

Riwayat Kesehatan Keluarga


 
Kaji adanya keluarga yang menderita penyakit yang sama (penularan).
 
PemeriksaanFisik
Pengkajian umum
Tingkat kesadaran: composmentis, apatis, somnolen,supor, dankoma
Keadaan umum : sakitringan, sedang,berat
Tanda-tanda vital,normalnya
tekanandarah : 95 mmHg
Nadi :60-120x/menit
Suhu : 34,7-37,30C
Pernapasan : 15-26 x/menit
Pengkajian system tubuh
Pemeriksaan kulit dan rambut
Kaji nilai warna, turgortekstur dari kulit dan rambut pasien
Pemeriksaan kepala dan leher 
Pemeriksaan mulai dari kepala, mata, hidung, telinga, mulut dan leher. Kaji kesimetrisan, edema,
lesi, maupun gangguan padandera
Pemeriksaan dada
Paru-paru 
Inspeksi : kesimetrisan, gerak napas
Palpasi : kesimetrisan taktilfremitus
Perkusi : suara paru (pekak, redup, sono, hipersonor,timpani)
Auskultasi : suaraparu
Jantung
Inspeksi : amati iktus cordis
Palpalsi : raba letak iktus cordis
Perkusi : batas-batas jantung
Auskultasi : bunyijantung
Pemeriksaanabdomen 
Inspeksi: keadaan kulit, besar dan bentuk abdomen, gerakan
Palpasi : hati, limpha teraba/tidak, adanya nyeri tekan
Perkusi : suara peristaltic usus
Auskultasi : frekuensi bisingusus

Pemeriksaan ekstremitas
● Kaji warna kulit, edema, kemampuan gerakan dan adanya alat bantu.
Pemeriksaan pertumbuhan danperkembangan

● Riwayat prenatal : ibu terinfeksi TORCH selama hamil, preeklamsi, BB ibu tidak naik, pemantauan
kehamilansecara berkala. Kehamilan dengan resiko yang tidak dipantau secara berkala dapat
mengganggu tumbanganak
● Riwayat kelahiran : cara melahirkan anak, keadaan anak saat lahir, partus lamadan anak yang
lahirdengan bantuan alat/ forcep dapat mengganggutumbanganak
● Pertumbuhan fisik : BB (1,8-2,7kg), TB (BB/TB, BB/U, TB/U), lingkarkepala (49-50cm), LILA,
lingkar dada, lingkar dada > dari lingkarkepala,
● pemeriksaan fisik : bentuk tubuh, keadaan jaringanotot (cubitan tebal untuk pada lengan atas, pantat dan
juga paha mengetahui lemak subkutan), keadaan lemak (cubitan tipis pada kulit dibawah tricep dan
subskapular), tebal/ tipis dan juga mudah / tidak akarnya dicabut, gigi (14- 16 biji), ada tidaknya udem,
anemia dan gangguanlainnya.
● Perkembangan : melakukan aktivitas secara mandiri (berpakaian) , kemampuan anak berlari dengan
seimbang, menangkap benda tanpa jatuh, memanjat, melompat, menaiki tangga,menendang boladengan
seimbang, egosentris dan menggunakan kata ” Saya”, menggambar lingkaran, mengerti dengan kata
kata,bertanya, mengungkapkan kebutuhan dan keinginan, menyusun jembatan dengan kotak –kotak.
● Riwayatimunisasi
● Riwayat sosial: bagaimana klien berhubungan dengan oranglain.
● Tumbuh kembang pada anak usia6-12tahun
● Motorikkasar

○ Loncattali
○ Badminton
○ Memukul
○ Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap meningkatkan irama
dankehalusan.
 
 
● Motorik halus
 
○ Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dantangan
○ Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alatmusik.
 
● Kognitif
○ Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dansituasi
○ Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah
○ Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejakawal
○ Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang
● Bahasa
 
○ Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak
○ Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata penghubung dan
katadepan
○ Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal
○ Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan

 Pengkajian Pola Fungsional Gordon


○ Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan
○ Pola nutrisimetabolik
○ Pola eliminasi
○ Pola aktivas latihan
○ Pola istirahat tidur
○ Pola kognitif persepsi
○ Pola persepsi diri dan konsep diri
○ Pola peran hubungan
○ Pola reproduksi dan seksualitas
○ Pola koping dan toleransi stress
○ Pola nilai dan kepercayaan
Kemungkinan Diagnosa Yang Muncul 
Hipovolemia ( D0023)
Devisit nutrisi ( D0019) 
Hiportermia ( D0131)
Termoregulasi tidak efektif ( D0149)
Nyeri ( D0077)
Intoleransi aktivitas ( D0056)
Resiko ketidakseimbangan elektrolit ( D0037)

 
● Perencanaan bermain pada anak dengan typoid

perencaan bermain yang dapat dilakukan pada anak dengan typoid diantaranya adalah belajar mewarnai
gambar dapat menurunkan kecemasan dampak hospitalisasi dan mengoptimalkan asuhan keperawatan
yang diberikan. Melalui penelitian ini diharapkan proses asuhan bagi anak yang mengalami hospitalisasi
dapat dilakukan dengan optimal oleh perawat khususnya di Ruang Rawat Anak serta mengacu pada
tahap tumbuh kembang anak.

Anda mungkin juga menyukai