Anda di halaman 1dari 21

SISTEM

PENGELOLAHAN
AIR BAKU MENJADI AIR MI
NUM

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
KELOMPOK 3
SISTEM PENGELOLAHAN AIR BAKU MENJADI AIR MINUM

NURAZIZAH
D131 17 1315

ANGRENI ANDI REZKI WAHYUNI


D131 17 1005 D131 17 1311

FIRDHA NURHIKMAH HARVIANTI ILHAM


D131 17 1007 D131 17 1511
RUMUSAN MASALAH
01 Bagaimana strategi perencanaan sumber air baku?

02 Bagaimana sistem pengolahan sumber air baku?


DEFINISI AIR
Definisi Air Baku dan Definisi Air MInum
Definisi Air Baku
DEFINISI Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
AIR BAKU DAN AIR MINUM No. 27 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan
Air Minum, Air baku untuk air minum rumah tangga, yang
selanjutnya disebut air baku adalah air yang berasal dari sumber
air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang memenuhi
baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.

Definisi air Minum


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
RI No. 27 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan
Air Minum, air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui
proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
SUMBER AIR BAKU
Sumber air baku menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI No. 27 tahun 2016
tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum

Air Hujan Air Laut Air Tanah Air Permukaan


KUALITAS AIR MINUM
Salah satu penyebab menurunnya kualitas air adalah meningkatnya kegiatan manusia yang tidak bijak sehingga
menimbulkan pencemaran air pada sumber-sumber air. Kondisi tersebut dapat terjadi karena air menerima beba
n pencemaran yang melampaui daya dukungnya.

Keberadaan air yang tercemar akan sangat mengganggu


sistem kehidupan, karena makhluk hidup membutuhkan air
dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang cukup serta
ketersediaannya harus cukup kontinu.
METODE PENGUJIAN PARAMETER KUALITAS AIR BERSIH
Parameter penentuan kualitas air bersih antara lain nilai TDS, kekeruhan, suhu, warna, kadar besi (Fe2+), kadar fluorida (F), kadar
klorida, kadar mangan (Mn), kadar nitrit (NO2-), keasaman (pH), sulfat (SO4 2-), dan kadar total coliform/ E.coli (Millah,2019 )

PARAMETER METODE/ METODE ANALISIS


ALAT YANG DIGUNAKAN
  TDS TDS meter
  Kekeruhan Turbidimeter
Fisika
Suhu pH meter
Warna Photometer
  Besi Photometer
  Fluorida Spektrofotometer
 
Klorida Argentometri
Kimia
Mangan Photometer
Nitrit Photometer
pH pH meter
Sulfat Spektrofotometer
  Total  
Mikrobiologi coliform Petrifilm 3M
PENENTUAN MUTU AIR
Langkah-langkah penentuan mutu air menggunakan metode STORET (Millah,2019)

Lakukan pengumpulan data kualitas

1
air dan tentukan nilai maksimum,
minimum dan rata-rata dari setiap
parameter.
Jika hasil pengukuran tidak memenuhi

Bandingkan data hasil pengukuran 4 nilai baku mutu maka diberi skor sesuai
pada (KemenLH 2003)
(maksimum, minimum, dan rata - rata) dari
masing-masing parameter air dengan nilai
baku
2
mutu. Jumlah negatif dari seluruh parameter

5
diakumulasikan sehingga diperoleh
nilai total yang digunakan untuk

3
Jika hasil pengukuran memenuhi nilai menentukan status mutunya
baku mutu air maka diberi skor 0
KUALITAS SUMBER AIR BAKU
PP No 82 Tahun 2001

PARAMETER SATUAN BAKU MUTU


Temperatur °C Deviasi 3

Residu Terlarut mg/l 1000

Residu Tersuspensi mg/l 50

pH mg/l 6-9

COD mg/l 2

BOD mg/l 10

Besi mg/l 0,3

Mangan mg/l 0,1

Total Coliform jml/100 ml 1000


PENGOLAHAN AIR MINUM
Analisis Alternatif Pengolahan(Citra,2016), Alternatif pengolah yang dipakai adalah sebagai berikut:
Dari ketiga alternatif di bawah, terpilih alternatif ketiga, yang terdiri dari bar screen, prasedimentasi, koagulasi
dan flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi, reservoir, dilengkapi dengan bangunan pengolah lumpur.

(Bar screen – Prasedimentasi – Aerasi


01 – Koagulasi & Flokulasi – Sedimentasi -
Filtrasi – Desinfeksi – Reservoir)

Bar Screen-Aerasi-Koagulasi & Flokulasi


02 – Sedimentasi – Filtrasi – Desinfeksi –
Reservoir

Bar screen – Prasedimentasi –


03 Koagulasi & Flokulasi – Sedimentasi –
Filtrasi – Desinfeksi – Reservoir
Your Text Here
STUDI KASUS
Sebagai referensi mengenai sistem pengolahan air baku menjadi air minum, berikut beberapa penelinian
yang pernah dilakukan.

Model Pemanenan dan Pengolahan Air


Hujan Menjadi Air Minum oleh Nurdin, dkk
(2019). Proses

Penge
lolahan Pengolahan Air Tanah di Kawasan Politeknik
Negeri Bandung menjadi Air Minum dengan
Metoda Ultrafiltrasi oleh Muhari, E. M., dkk.
(2018)
Air Minu
m
STUDI KASUS
Model Pemanenan dan Pengolahan Air Hujan Menjadi Air Minum
oleh Nurdin, dkk (2019).

Proses penelitian ini, dimulai dari pemanenan dan


pengolahan air hujan menjadi air minum , Berdasarkan hasil pengujian parameter air hujan
terlebih dahulu perlu diketahui kondisi pada sebelum dilakukan pengolahan didapatkan
lokasi pemanenan air hujan dan karakteristik dari air beber-
hujan yang akan di olah. apa parameter yang belum memnuhi syarat
sebagai air minum, air hujan yang akan dijadikan
air minum sebelum pengolahan belum memenuhi
syarat air minum dan setelah dilakukan
Pada proses pengolahan terakhir dilakukan pengolahan mengalami perubahan. .
penyaringan dan pengolahan berupa
pencampuran
zat kimia dalam sebuah tabung kecil yang
tersusun atas beberapa lapisan materia berupa
dakron , kertas saring dan CaHCO3 atau sodium
bikarbonat 0,1g/l.
HASIL KARAKTERISTIK AIR HUJAN SEBELUM DAN SETELAH PENGOLAHAN

Standar Baku
Sampel Uji Sampel Uji
Mutu Air Minum
No Parameter Satuan Sebelum Setelah
Permekes No.492
Pengolahan Pengolahan
Tahun 2010

Fisika

Units PtCo/
I. Warna 30 7,5 15
Color

Kekeruhan NTU 10,2 1,66 5


Kimia
II. pH - 6,41 7,11 6,5 – 8,5
Floride   2,09 1,46 1,5
Mikrobiologi
Colony/ 100
Total Coliform 2419,6 0 0
III. ml
Colony/ 100
E.Coli 2419,6 0 0
ml
STUDI KASUS
Pengolahan Air Tanah di Kawasan Politeknik Negeri Bandung menjadi Air Minum dengan Metoda Ultrafiltrasi
oleh Muhari, E. M., dkk. (2018

Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah


alat pengolahan air minum portabel, pompa
vakum, Alat pengolahan air minum portabel dibuat
manometer air, turbidimeter, TDS meter, dan pH dengan konsep aliran dead-end filtration
meter. Sedangkan bahan yang digunakan adalah dengan aliran umpan dari luar membran
air tanah, membran ultrafiltrasi, natrium (outside-in) sehingga hanya ada satu
bikarbonat, asam sitrat, indikator EBT, EDTA, aliran keluar.
H2O2, dan
alkohol.
.

Air tanah dimasukkan ke dalam alat dengan cara membuka tutup alat dan ditampung
sebagai air umpan. Gaya dorong berupa tekanan isap yang diberikan menyebabkan
air umpan melewati membran dan partikel akan tertahan pada membran. Produk
(permeat) dikeluarkan melalui aliran keluar, yaitu melalui selang yang tersambung
dengan media ultrafiltrasi.
Alat pengolahan dibuat dari botol minum dengan volum 1000 mL
yang bagian tengahnya diisi dengan media filtrasi (membran
ultrafiltrasi) dan dilengkapi dengan alat pengisap di bagian atas.

Membran yang dipakai merupakan membran dengan bentuk


hollow-fiber, yaitu merupakan membran dengan bentuk seperti
selang yang mempunyai pori pada setiap sisi selimut.

Alat penampung air sekaligus membran yang dipakai adalah alat


dengan berbahan dasar PP (Poly Propylene) yang merupakan
bahan polimer terbaik sehingga dapat digunakan secara berulang-
ulang
DATA ANALISIS UMPAN AIR TANAH
Sebelum dilakukan pengolahan, dilakukan analisis fisika, kimia, dan biologi terhadap umpan air tanah. Data hasil
analisis umpan air tanah diberikan dalam Tabel

Parameter Batas
Satuan Hasil Analisis Umpan
Analisis Maksimum

FISIKA

Warna TCU 15 5

Bau - Tidak berbau Tidak berbau

Rasa - Tidak berasa Tidak berasa

Kekeruhan NTU 5 0,1

Konduktivitas μS - 382
LANJUTAN
Parameter Analisis Satuan Batas Maksimum Hasil Analisis Umpan

KIMIA
pH - 6,5-8,5 5,56
Besi (Fe) mg/L 0,3 0,046

Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 114,35

Klorida (Cl) mg/L 250 29,39

Mangan (Mn) mg/L 0,4 0,05

Nitrat (sebagai NO3) mg/L 50 1,42

Nitrit (sebagai NO2) mg/L 3 0,009

Sulfat (SO4) mg/L 250 4,91

Zat Padat Terlarut mg/L 500 267

Zat Organik mg/L 10 3,02


Hasil Pengujian Karakteristik Air Sebelum dan Sesudah Pengolahan Pada Alat Pengolah Air Minum
Portabel dengan Jumlah Membran 148 buah

Hasil Analisis
No Parameter Uji Satuan Batas Maksimum
Air Baku Produk

1 pH   6,5 – 8,5 6,62 7,59

2 Konduktivitas S - 379 230

3 TDS mg/L 500 255 220

4 Kekeruhan NTU 5 0 0,11

5 Warna TCU 15 0 7

6 Kesadahan mg/L 500 143,28 95,78

7 Zat Organik mg/L 10 0,01 6,45

8 Coliform   0 43 0

9 Colitinja   Negatif Positif Negatif


DATA HASIL ANALISIS UMPAN DAN HASIL PENGOLAHAN
Hasil Analisis
Batas Kinerja
Parameter Analisis Satuan Umpan Hasil
Maksimum (%)
FISIKA
Warna TCU 15 5 0 100.00
Bau - Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau  
Rasa - Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa  
Kekeruhan NTU 5 0,1 0 100.00
Konduktivitas μS - 382 320 16,23
KIMIA
pH - 6,5-8,5 5,56 6,87 19,07
Besi (Fe) mg/L 0,3 0,046 0 100.00
Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 114,35 147,62 -29,09
Klorida (Cl) mg/L 250 29,39 33 -12,28
Mangan (Mn) mg/L 0,4 0,05 0,04 20.00

Nitrat (sebagai NO3) mg/L 50 1,42 36,95 -2502,11

Nitrit (sebagai NO2) mg/L 3 0,009 .0,005 44,44

Sulfat (SO4) mg/L 250 4,91 42,78 -771,28

Zat Padat Terlarut mg/L 500 267 224 16,10

Zat Organik mg/L 10 3,02 0,14 95,36


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai