II + OS
PTERYGIUM NASAL Gr. II
Chrisandi Yusuf R.
Zuhrotus Sholichah
Jodi Reza
Mutagen p53
Derajat 4 : pertumbuhan
pterygium sampai ke pupil
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
- Fase awal biasanya tanpa
gejala
- Pasien biasanya memiliki
gejala yang bervariasi
– Mata merah
– Penglihatan kabur
– Iritasi
– Gatal
– Mata kering
– Rasa mengganjal
– Rasa berpasir pada mata
Pemeriksaan fisik
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : tampak jaringan
fibrovaskular berbentuk
segitiga dengan bagian cap,
head dan body berwarna putih
Pemeriksaan Visus
dapat ditemukan penurunan
visus sekunder terjadi akibat
pertumbuhan pterigium • Pterigium. A) Cap; B)
menutupi aksis visual dan
akibat astigmatisma kornea Head; C) Body
irregular
Pemeriksaan slit lamp
Diagnosis Banding
Konserv Pembed
atif ahan
●
Bare Sclera
●
Artificial Tears ●
Autograft
●
Steroid Conjungtiva
Topical
●
Amnion
Membrane T
rekuren
Ko
●
Merah/irit
Ko
●
pterigium
asi post operasi
●
Skar kronis >>
konjungtiv
a dan
kornea mp
●
perforasi
korneosklera
,
mpl
●
Diplopia
●
graft oedem,
graft ikasi
distorsi
lika
●
hemorrhage,
dan
sew
graft
penglihata retraksi,
n sentral
si
●
jahitan
berkurang longgar,
●
Komplikasi
yang
●
granuloma
konjungtiva, akt
Pte
●
epithelial
jarang
●
malignan
degenerasi ●
inclusion
cysts,
skar
u
rigi
pada
jaringan
epitel di
konjungtiva,
skar kornea
dan
ope
astigmatisma
atas
pterigium
yang ada um ●
,
disinsersi
rasi
otot rektus
PROGNOSIS PENCEGAHAN
Pada umumnya kosmetik Pencegahannya pasien
dan visual pada pasien dapat melindungi diri
pterygium yang telah
dilakukan pembedahan
dari paparan radiasi
memiliki prognosis yang ultraviolet yang
baik. Akan tetapi, pterigium berlebihan
sering mengakibatkan
rekurensi
LAPORAN KASUS
• Nama : Ny. S
• Jenis kelamin : Wanita
• Usia : 28 tahun
• Alamat : Malang
• Pekerjaan : Petani
• Agama/Suku : Islam/Jawa
• No. Register : 1115xxxx
• Tgl. Pemeriksaan : 28 November 2016
Anamnesa
Keluhan utama
• Pasien mengeluh mata kanan dan kiri tumbuh selaput
Riwayat Pengobatan
• Pasien sempat meneteskan obat insto pasien menggunakan 3x sehari selama 1 minggu
tapi tidak terjadi perubahan. Pasien belum pernah operasi.
Riwayat Alergi
• Pasien menyatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
Riwayat Trauma dan Operasi Mata
• Pasien menyatakan tidak pernah mengalami trauma pada mata dan operasi pada mata
Riwayat Sosial
• Pasien merupakan seorang petani.
Status Oftalmologi (28 November 2016)
5/5 VISUS 5/20
Orthoporia POSISI BM Orthoporia
GERAKAN BM
• OS
Status Oftalmologi (29 November 2016)
5/5 VISUS 5/12 ph (-)
Orthoporia POSISI BM Orthoporia
GERAKAN BM
• Ad vitam : bonam
• Ad visam : bonam
• Ad fungsionam : bonam
• Ad kosmetika : bonam
TEORI PASIEN
Tinggal di negara beriklim tropis, yaitu Pada kasus ini, kondisi negara tempat
Indonesia, paparan sinar ultraviolet tinggial pasien berada didaerah Indonesia
merupakan faktor resiko terjadinya dengan iklim tropis dan jenis kelamin
pterygium. Umumnya angka prevalensi pasien ini adalah wanita
pterigium pada daerah tropis lebih tinggi
dibandingkan daerah lainnya. (Gazzard,
2002). Dan prevalensi laki-laki 4 kali lebih
tinggi daripada wanita
Pterigium dapat disebabkan oleh iritasi Pasien bekerja sebagai petani yang mana
kronik akibat debu, angin, kosmetik dan profesi ini hampir sebagian besar
sinar UV atau mikroutama yang pekerjaan berada di luar rumah dengan
mengenai mata. Pterigium banyak paparan sinar UV dan debu yang tinggi.
dijumpai pada orang yang bekerja diluar Selain itu dengan tingkat profesi ini,
ruangan dan bersinggungan dengan diperkirakan tingkat edukasi pasien untuk
debu,udara dan sinar UV dalam waktu menggunakan alat pelindung diri juga
yang lama (Swastika, 2008). rendah
TEORI PASIEN
Pada pasien pterygium dapat ditemukan: Pasien mengeluhkan selaput di mata
1. Mata sering berair dan tampak merah mengganjal pada kedua mata pasien dan
2. Merasa seperti ada benda asing lebih terasa pada mata kiri, terkadang
timbul astigmatisme akibat kornea disertai perih dan gatal.
tertarik oleh pertumbuhan pterigium Mata merah (-),
tersebut, mata berair (-),
3. Aigmatisme with the rule ataupun silau (-),
astigmatisme irregular sehingga keluar kotoran (-).
menganggu pengelihatan
Derajat 1 : Jika pterigium hanya terbatas Pada pasien ini, termasuk pada grade II,
pada limbus kornea karena belum melebihi pinggiran pupil
Derajat 2 :Jika pterigium sudah melewati dan tidak ada perununan visus mendadak
limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm
melewati kornea
Derajat 3 : Jika pterigium sudah melebihi
derajat dua tetapi tidak melebihi
pinggiran pupil mata dalam keadaan
cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4
mm)
Derajat 4 : Jika pertumbuhan pterigium
sudah melewati pupil sehingga
mengganggu (Ilyas dan Yuliati,2014).
TEORI PASIEN
Terletak pada celah kelopak bagian nasal Pada mata pasien ini ditemukan sebuah apeks
atupun temporal konjungtiva yang meluas ke jaringan kurang lebih 2mm dibagian sinistra dan
kornea berbentuk segitiga dengan puncak di 1mm dibagian dekstra. Selain itu terdapat tiga
bagian sentral atau di daerah kornea (Ilyas, komponen ciri khas dari pterygium adalah
Sidarta dan Sri Rahayu Yulianti, 2014). didapatkan body, apex dan cap.
Pterygium dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
body, apex (head) dan cap suatu zona
avaskular