Anda di halaman 1dari 15

STANDAR NASIONAL AKREDITASI

RUMAH SAKIT

Nama: Ruben bibaborbir


Nim: 201801127
Kelas: c
Pendahuluan
• Akreditasi rumah sakit merupakan proses kegiatan peningkat
an mutu pelayanan yang dilakukan terus menerus oleh rumah
sakit. Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan
Rumah Sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah Sakit
telah memenuhi Standar Akreditasi. Sejalan dengan proses ke
giatan peningkatan mutu maka KARS secara berkala melakuka
n review sandar akreditasi mengikuti perkembangan standar
akreditasi di tingkat global. Pada bulan agustus 2017, KARS tel
ah memperkenalkan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
edisi 1 (SNARS 1), yang diberlakukan mulai tahun 2018. Denga
n diberlakukan SNARS 1, KARS memandang perlu tersedianya
acuan untuk penilaian dan persiapan akreditasi rumah sakit,
maka disusunlah instrumen akreditasi SNARS 1 oleh KARS.
Dasar hukum dan akreditasi
• Dasar Hukum dan Kebijakan Akreditasi Rumah Sakit Pelaksanaan akredit
asi rumah sakit berdasarkan dasar hukum yang berlaku sebagai berikut :
• Undang-undang (UU) No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pada pasal
59 menegaskan bahwa peningkatan mutu sarana kesehatan perlu diperh
atikan.
• Undang-undang (UU) No.44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit dalam pas
al 40 menyatakan kewajiban menjalani proses akreditasi yang disebutkan
secara eksplisit:
• Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan
akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali.
• Akreditasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan o
leh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri
berdasarkan standar akreditasi yang berlaku.
• c. Permenkes RI No. 159b/88 tentang Rumah Sakit, pasal 26
mengatur tentang akreditasi rumah sakit.
• dermenkes RI No. 12/MENKES/PER/I/2012 tentang akredit
asi.
• e. Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan RI No. 436/93 m
enyatakan berlakunya standar pelayanan rumah sakit dan st
andar pelayanan medik Indonesia.
• f. SK Dirjen Palayanan Medik No. YM.02.03.3.5.2626 tentang
Komisi Akreditasi Rumah Sakit dan Saran Kesehatan lainnya
(KARS) disebutkan bahwa KARS memiliki tugas pokok memb
antu Direkrtur Jendral Pelayanan Medik dalam merencanaka
n, melaksanakan, dan melakukan penilaian akreditasi rumah
sakit dan saran kesehatan lainnya. Penetapan status akredita
si menjadi wewenang Direktur Jendral Pelayanan Medik.
PERMENKES34/2017 TENTANG AKREDITASI RS

• Permenkes 34 / 2017 tentang Akreditasi RS Pasal 7


• 1. Persiapan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal dilakukan oleh RS yang
• akan menjalani proses Akreditasi,meliputi kegiatan:
• a. penilaian mandiri (self assesment);
• b. workshop; dan
• c. bimbingan Akreditasi.
• 2. Penilaian mandiri (self assesment) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujua
n
• untuk mengukur kesiapan dan kemampuan RS untuk pemenuhan Standar Akredi
tasi dalam
• rangka survei Akreditasi.
• 3. Penilaian mandiri (self assesment) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakuka
n
• dengan menggunakan instrument Akreditasi.
PENGERTIAN AKREDITASI RS
• Akreditasi rumah sakit adalah penelitian (assessment) ata
u pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh le
mbaga independen penyelenggaraan akreditasi yang ditet
apkan oleh Menteri Kesehatan, setelah dinilai bahwa rum
ah sakit tersebut memenuhi standar rumah sakit yang berl
aku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit sec
ara berkesinambungan. Dalam standar ini, status akreditas
i merupaka penetapan yang diberikan oleh KARS sebagai l
embaga yang diberikan kewenangan untuk menyelenggar
akan akreditasi di Indonesia atas kepatuhan rumah sakit t
ersebut dalam memenuhi Standar Nasional Akreditasi Ru
mah Sakit yang ditetapkan (KARS, 2017).
KARS
• Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang dibentuk oleh Pe
merintah dengan dasar hukum pelaksanaan Akreditasi di Ru
mah Sakit adalah UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Permenkes 1
144/ Menkes/ Per/ VIII/ 2010 tentang Organisasi dan Tata Ker
ja Kementerian Kesehatan dan Peraturan yang terbaru Perme
nkes No.34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit. Komi
si Akreditasi Rumah Sakit (KARS), menjadi Komisi yang menga
tur Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia. Dengan Akreditasi m
erupakan hal yang penting dalam upaya untuk meningkatkan
mutu pelayanan serta keselamatan pasien, karena asuhan pe
layanan medis dalam sistem pelayanan dan sasaran keselama
tan pasien
• Visi dan misi dari KARS adalah :
• Membimbing dan membantu rumah sakit untuk meni
ngkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien m
elalui akreditasi.
• Memperoleh pengakuan internasional sebagai badan
akreditasi berkelas internasional oleh ISQua (Internati
onal Society Quality in Healthcare) dan memperoleh
pengakuan masyarakat baik ditingkat nasional maupu
n internasional.
• Visi Menjadi badan akreditasi yang memiliki kredibilit
as tinggi ditingkat nasional dan internasional.
• Misi:
• Tujuan
• Diperolehnya pengakuan internasional oleh ISQua (Internation
al
• Society Quality in Healthcare) dan masyarakat.
• Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit melalui akreditasi.
• Meningkatnya keselamatan pasien di rumah sakit melalui akre
ditasi.
• Nilai Nilai yang dianut dalam penyelenggaraan akreditasi adala
h:
• Integritas
• Profesionalisme
• Komitmen
• Teamwork
TUJUAN AKREDITASI RUMAH SAK
IT
• Tujuan akreditasi adalah untuk menentukan rumah
sakit tersebut memenuhi standar yang dirancang u
ntuk memperbaiki standar keselamatan dan mutu p
elayanan. Standar akreditasi sifatnya berupa suatu
persyaratan yang optimal dan dapat dicapai. Akredi
tasi menunjang komitmen nyata sebuah rumah saki
t untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas asu
han pasien, memastikan bahwa lingkungan pelayan
an aman dan rumah sakit senantiasa berupaya men
gurangi risiko bagi para pasien dan staf rumah sakit.
STANDAR AKREDITASI
• Standar akreditasi yang dipergunakan mulai 1 Januari 2018 adalah Standar Nasional Akreditasi Rum
ah Sakit edisi 1 yang terdiri dari 16 bab yaitu:
• sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
• Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas (ARK)
• Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
• Asesmen Pasien (AP)
• Pelayanan Asuhan Pasien (PAP)
• Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
• Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
• Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
• Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
• Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
• Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
• Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
• Kompetensi & Kewenangan Staf (KKS)
• Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
KEBIJAKAN PENENTUAN KELULUS
AN
Kebijakan Penentuan Kelulusan Berdasarkan (KARS, 2017) proses akreditasi te
rdiri dari kegiatan survei oleh tim surveior. KARS akan memberikan pengharga
an kepada rumah sakit sesuai dengan pemenuhan dan kepatuhan rumah saki
t terhadap standar akreditasi. Pengambilan keputusan oleh KARS tersebut yait
u sebagai berikut:
Tipe Rumah Sakit Berdasarkan Pendidikan.
• Rumah Sakit Pendidikan.
• Akreditasi Tingkat Dasar. Rumah sakit dapat sertifikat akreditasi tingkat dasa
r bila dari 16 bab yang disurvei hanya 4 bab, dimana salah satu babnya adal
ah institusi pendidikan pelayanan kesehatan, mendapat nilai minimal 80% d
an 12 bab lainnya tidak ada yang mendapat nilai dibawah 20%.
• Akreditasi Tingkat Madya. Rumah sakit mendapat sertifikat akreditasi tingka
t madya bila dari 16 bab yang disurvei ada 8 bab, dimana salah satu babnya
adalah institusi pendidikan pelayanan kesehatan mendapat nilai minimal 80
% dan 8 bab lainnya tidak ada.
PENENTUAN KELULUSAN AKREDIT
ASI
Rumah sakit tidak lulus akreditasi bila dari 15 bab yan
g disurvei, semua mendapat nilai kurang dari 60%. U
ntuk rumah sakit yang tidak lulus akreditasi dapat me
ngajukan akreditasi ulang setelah rekomendasi dari s
urveior dilaksanakan. Bila rumah sakit tidak dapat sta
tus akreditasi paripurna dan ada bab nilainya dibawa
h 80% tetapi di atas 60%, maka rumah sakit da).pat
mengajukan survei remedial untuk bab tersebut (KAR
S, 2017).
JENIS SURVEY AKREDITASI
Jenis Survei Akreditasi Rumah Sakit. Menurut KARS (2017) survei dilaksanak
an sesuai dengan menilai semua Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit e
disi 1 diseluruh Rumah Sakit. Bentuk survei meliputi sebagai berikut:
• Survei Awal - Survei langsung penuh pertama pada Rumah Sakit. Survei re
medial evaluasi langsung yang dijadwalkan paling lambat 6 bulan setelah s
urvei awal untuk mengevaluasi elemen penilaian (EP) yang mendapatkan n
ilai “tidak terpenuhi” (“not met”) atau “terpenuhi sebagian” (“partially me
t”) yang mengakibatkan rumah sakit gagal untuk memenuhi persyaratan k
elulusan akreditasi.
• Survei Ulang - Survei Rumah Sakit setelah siklus akreditasi 3 tahun. Survei r
emedial evaluasi langsung yang dijadwalkan paling lambat 6 bulan setelah
survei awal untuk mengevaluasi elemen penilaian (EP) yang mendapatkan
nilai “tidak terpenuhi” (“not met”) atau “terpenuhi sebagian” (“partially m
et”) yang mengakibatkan rumah sakit gagal untuk memenuhi persyaratan k
elulusan akreditas
. Survei Verifikasi
Survei verifikasi dilaksanakan 1 tahun dan 2 tahun setelah survei akreditasi awal at
au survei awal untuk melakukan verifikasi terhadap Perencanaan Perbaikan Strate
gis (PPS). Kebijakan survei akreditasi dilaksanakan 1 tahun setelah survei dilaksana
kan. Surveior mempunyai tugas melakukan verifikasi Perencanaan Perbaikan Strat
egis (PPS) yang sudah dilaksanakan dan yang belum dilaksanakan survei verifikasi
2 dilaksanakan 2 tahun setelah tanggal survei yang sudah dilaksanakan. Surveior m
empunyai tugas verifikasi PPS yang sudah dilaksanakan dan yang belum dilaksanak
an serta persiapan akreditasi selanjutnya. Tanggal penetapan tanggal survei verifik
asi dapat dirubah, bila tanggal tersebut adalah hari minggu atau hari libur nasional
. Bila rumah sakit menunda atakembali.
.Survei Terfokus
Survei terfokus adalah survei langsung yang terbatas dalam lingkup, konten, dan la
manya, dan dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang suatu masalah, sta
ndar atau elemen penilaian secara spesifiku tidak melaksanakan survei verifikasi,
maka sertifikat akreditasi ditarik.

Anda mungkin juga menyukai