Anda di halaman 1dari 19

MIDDLE RANGE THEORY

KRISTEN MARGARETH
SWANSON
“THEORY OF CARING”

Ns. H. Baharudin Lutfi S, S.Kep., M.Kep


BIOGRAFI Kristen M. Swanson,
R.N.,Ph.D., F.A.A.N
Lahir pada 13 Januari 1953 di Providence, Rhode Island.

Riwayat pendidikannya, Swanson mendapatkan Nursing Degree: University of Rhode Island


tahun 1975

Menamatkan Master’s Degree in Nursing: University of Pennsylvania tahun 1978

Mulai bekerja di Massachusetts Medical Center, Worcester, sebagai Professional nursing


practice dan Primary care nursing

Mengajar dan menamatkan Doctorate Degree serta mendapatkan gelar Ph.D. pada University
of Colorado 1983.
PRESTASI

Penghargaan individu beasiswa post doctoral Pelayanan


Kerap di undang
Penelitian Nasional dari Pusat Penelitian Keperawatan
sebagai pembicara dan
Nasional yg mana telah diselesaikan olehnya di bawah
professor tamu dalam
bimbingan Dr. Kathryn E. Barnard di Universitas
beberapa kesempatan
Washington, Seattle.
LATAR BELAKANG
◦ Caring didefinisikan oleh Swanson sebagai ◦ Teori caring memberi arahan kepada
cara mengasuh memelihara orang lain perawat dari awal persiapan melakukan
dalam hubungannya dengan orang lain asuhan keperawatan hingga akhir yang
dimana seseorang merasakan komitmen dan berupa out come
tanggung jawab pribadi (Alligood, 2014).
◦ Tujuan teori caring juga untuk memberikan
asuhan fisik dan memperhatikan emosi,
simbol dan meningkatkan rasa aman dan
keselamatan pasien.
SUMBER TEORI
Dr. Jacqueline Fawcett (saat studi Master’s degree di
University of Pennsylvania, 1978)

Dr. Jean Watson (Doctoral degree studies at University of


Colorado, 1983)

Dr. Kathryn E. Barnard (Post-Doctoral fellowship at


University of Washington, 1985-1987)
KONSEP MAYOR dalam
Swanson (1991) 5 proses :

Knowing (memahami)

Being with (kehadiran)

Doing for (melakukan untuk


klien)

Enabling (membantu)

Maintaining belief (membina


kepercayaan)
Struktur caring dihubungkan perilaku filosofi keperawatan, informed understanding, message
conveyed, therapeutic actions, intended outcome (Alligood, 2014).
KASUS
Pada tanggal 20 Oktober 2016 pukul 13.10 WIB seorang wanita Ny. A umur 48 tahun datang ke RSUP
Kandou Manado dengan keluhan nyeri pada daerah mammae sebelah kiri, terdapat benjolan yang sudah
berlubang dengan kedalaman ± 4 cm.
Putting susu mengeluarkan cairan abnormal berupa pus, berbau dan mammae terlihat seperti kulit jeruk.
Ny. A mengatakan sudah hampir 5 bulan mengalami penyakitnya, sudah pernah berobat ke dokter praktek
dan dokter mengatakan harus di operasi. Mengetahui hal tersebut, Ny. A merasa takut dan tidak siap untuk
di operasi sehingga memutuskan untuk berobat dengan pengobatan herbal. Selama melakukan pengobatan
herbal Ny. A merasakan tidak ada perubahan dan akhirnya memutuskan untuk berobat ke dokter.
Hasil pemeriksaan didapatkan Ny. A mengatakan tidak mempunyai kebiasaan merokok dan tidak
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi alkohol, haid pertama pada usia 13 tahun, sebelumnya tidak pernah
menggunakan kontrasepsi hormonal, dan dalam keluarga tidak ada yg menderita Cancer serta mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi diet tinggi lemak.
Lanjutan kasus...
Dari hasil pemeriksaan Vital Sign TD: 130/80 mmHg, Suhu: 37,5 0C, N: 85x/mnt, RR: 20 x/mnt, kesadaran
compos mentis, GCS 15, keadaan umum klien tampak lemah. Sebagian aktifitas tampak di bantu. Berat
badan klien sebelum sakit 70 kg dan saat sakit 57 kg. Klien tidak nafsu makan, klien mengeluhkan sulit
tidur saat dirumah sakit, dan klien merasa malu terhadap keadaan dan bentuk mammaenya saat ini.
Terdapat luka pada bagian mammae sebelah kiri dengan diameter 7 cm dan terdapat lubang dengan
kedalaman 3-4 cm. Daerah sekitar luka tampak keriput seperti kulit jeruk, terdapat pus. Luka menujukkan
tanda-tanda radang berupa tumor, kalor, dolor, rubor dan fungsiolaesa.
Dari hasil pemeriksaan penunjang di dapatkan hasil Leukosit ↑ 16.000/mm 3, hasil PA klien mengalami Ca.
Mammae Stadium 4, dan dari hasil mammografi terdapat Lesi. Dokter menyarankan untuk segera di
operasi pengangakatan mammae sebelah kiri. Klien mengatakan bahwa ia merasa sangat takut terhadap
prosedur operasi.
1. Pengkajian Kep

◦ Proses pengkajian dimulai dari tahap (1) maintaining belief (membina kepercayaan)
yang mana bermula dari perawat dengan membangun kepercayaan diri sendiri dalam
melakukan asuhan keperawatan. Yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif
dari ketidaksiapan perawat dalam melakukan tindakan keperawatan. Seperti ekspresi
gugup, tremor dan lupa terhadap konsep atau tidak menguasai apabila ditanya oleh
pasien maupun keluarga yang nantinya akan berimbas pada penurunan kepercayaan
pasien terhadap perawat.
◦ Setelah perawat merasa percaya diri maka melakukan pendekatan kepada pasien untuk
dapat membina hubungan saling percaya antara perawat dengan Ny. A sehingga
memunculkan dan meningkatkan kepercayaan diri klien dengan cara perawat
mengatakan akan membantu Ny. A dengan merawat Ny. A serta mengatasi masalah
yang dirasakan.
Cont.
Cont. Pengkajian
Pengkajian

◦◦ Ny.
Ny. A
A pun
pun bersedia
bersedia menerima
menerima perawatan,
perawatan, dan
dan mengatakan
mengatakan bahwa
bahwa ia
ia percaya
percaya kepada
kepada perawat
perawat untuk
untuk memberikan
memberikan
pelayanan
pelayanan keperawatan
keperawatan serta
serta akan
akan mengikuti
mengikuti setiap
setiap prosedur
prosedur yang
yang ada.
ada.
◦◦ Setelah
Setelah BHSP
BHSP terjalin,
terjalin, maka
maka selanjutnya
selanjutnya masuk
masuk keke dalam
dalam tahap
tahap (2)
(2) knowing
knowing (memahami)
(memahami) dimana
dimana perawat
perawat
berusaha
berusaha memahami
memahami kondisi
kondisi dan
dan situasi
situasi klinis
klinis Ny.
Ny. AA dengan
dengan melakukan
melakukan pengkajian
pengkajian dengan
dengan cara
cara mengumpulkan
mengumpulkan
data-data
data-data yang
yang berhubungan
berhubungan dengan
dengan Ny.
Ny. A
A dari
dari klien
klien maupun
maupun keluarga.
keluarga.
◦◦ Pada
Pada saat
saat mengkaji,
mengkaji, perawat
perawat memberikan
memberikan informasi
informasi mengenai
mengenai tindakan
tindakan mastektomi
mastektomi yang
yang harus
harus dilakukan,
dilakukan,
keuntungan
keuntungan melakukan
melakukan mastektomi
mastektomi (dapat
(dapat menyelamatkan
menyelamatkan hidup
hidup dan
dan mengurangi
mengurangi kesakitan
kesakitan yang
yang dirasakan),
dirasakan),
konsekuensi
konsekuensi (terjadinya
(terjadinya metastase
metastase pertumbuhan
pertumbuhan sel-sel
sel-sel kanker)
kanker) yang
yang akan
akan ditanggung
ditanggung oleh
oleh Ny.
Ny. A
A dengan
dengan tujuan
tujuan
utama
utama agar
agar Ny.
Ny. A
A mau
mau melakukan
melakukan proses
proses pembedahan
pembedahan guna
guna mempertahankan
mempertahankan hidup
hidup dan
dan meningkatkan
meningkatkan status
status
kesehatannya.
kesehatannya.
◦◦ Kemudian
Kemudian Ny.
Ny. A
A mengatakan
mengatakan bahwa
bahwa berkat
berkat dorongan
dorongan perawat
perawat maka
maka ia
ia akan
akan mampu
mampu untuk
untuk dapat
dapat melalui
melalui proses
proses
perawatan
perawatan dan
dan bersedia
bersedia untuk
untuk menjalani
menjalani proses
proses operasi
operasi mastektomi.
mastektomi.
Adapun data yang didapat dari pasien adalah :
◦ Aspek psikologis : Ny. A mengatakan bahwa ia merasa sangat takut terhadap prosedur operasi. Ny. A
mengatakan ia belum siap dan merasa takut bila mastektomi tidak berhasil hingga ia meninggal
◦ Aspek fisik : Ny. A merasa nyeri pada daerah mammae sebelah kiri, terdapat benjolan yang sudah berlubang
dengan kedalaman ± 4 cm. Putting susu mengeluarkan cairan abnormal berupa pus, berbau dan mammae
terlihat seperti kulit jeruk. Terdapat luka pada bagian mammae sebelah kiri dengan diameter 7 cm dan
terdapat lubang dengan kedalaman 3-4 cm. Luka menujukkan tanda-tanda radang berupa tumor, kalor, dolor,
rubor dan fungsiolaesa. Keadaan umum klien tampak lemah. Sebagian aktifitas tampak di bantu. Klien tidak
nafsu makan, Berat badan klien sebelum sakit 70 kg dan saat sakit 57 kg.
◦ Aspek sosial : Ny. A merasa malu terhadap keadaan dan bentuk mammae bila sudah di operasi dan hanya
memiliki sebuah mammae
◦ Aspek spiritual : Ny. A jarang beribadah karena kelemahan yang dirasakan
1) Gangguan citra tubuh b/d kehilangan anggota tubuh
(mammae)

2) Kecemasan b/d proses pembedahan, kematian

2. Diagnosa
3) Resiko tinggi infeksi b/d adanya luka mastektomi
Keperawatan

4) Ketidakseimbangan nutrisi b/d status hipermetabolik


berkenaan dengan kanker

5) Sindroma self care defisit b/d kelemahan


3.
3. Intervensi
Intervensi Keperawatan
Keperawatan
Masih dalam tahap knowing, Adapun intervensi yang akan diberikan kepada Ny. A dengan outcome
mencapai kesejahteraannya yaitu :
N
Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan
O
1 Gangguan citra tubuh b/d a. Lakukan operasi mastektomi d. Berikan penguatan positif untuk peningkatan/perbaikan dan
kehilangan anggota tubuh partisipasi perawatan diri/pengobatan
(mammae)
b. Diskusikan dengan klien atau orang terdekat terhadap respon e. Tinjau ulang efek pembedahan
penyakitnya f. Anjurkan keluarga untuk selalu mendampingi klien
c. Berikan dukungan emosi pada klien g. Bantu pasien memelihara perubahan tubuh
2 Kecemasan b/d proses a. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan f. Temani pasien untuk memberikan rasa aman dan mengurangi
pembedahan, kematian persepsi rasa takut
b. Jelaskan pentingnya dilakukan operasi pembedahan mammae g. Dengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian
c. Jelaskan keuntungan dari dilakukannya operasi dan konsekuensi h. Ajak pasien untuk dapat beribadah (dengan cara berdoa,berdzikir
jika tidak dilakukan operasi dan sholat di tempat tidur)
d. Jelaskan informasi diagnosis dan prosedur operasi i. Bantu pasien untuk dapat menghadapi kematian dengan
e. Yakinkan pasien agar mau dilakukan pembedahan berdiskusi untuk dapat menjalani kematian dengan damai,
meningkatkan keimanan pasien, dan meningkatkan koping
pasien
3 Resiko tinggi infeksi b/d a. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang longgar c. Mobilisasi pasien
adanya luka mastektomi b. Lakukan perawatan luka d. Kolaborasi pemberian obat analgetik dan antibiotik
4 Ketidakseimbangan nutrisi b/d a. Anjurkan klien makan diet tinggi kalori kaya nutrient dengan c. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan, misal anjurkan
status hipermetabolik masukan cairan adekuat pasien untuk makan bersama keluarga
berkenaan dengan kanker b. Hindari makanan terlalu manis, berlemak dan pedas d. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium
Setelah itu, perawat melakukan pendampingan dan masuk pada tahap (3) being with (kehadiran)
yang mana perawat bukan hanya sekedar tahu tentang situasi dan kondisi Ny. A tetapi juga hadir
secara fisik dan emosional serta memberikan penguatan terhadap Ny. A yang akan menjalani
pembedahan mastektomi.
4. Implementasi Keperawatan
◦ Setelah perawat selalu hadir secara fisik maupun emosional ◦ Setelah melakukan tindakan keperawatan kepada Ny. A selanjutnya masuk ke
terhadap pasien maka masuk ke dalam tahap berikutnya yaitu dalam tahap (5) enabling (membantu) Ny. A untuk melewati fase kritis yang
(4) doing for (melakukan untuk klien). Dimana dalam tahap memungkinkan Ny. A untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraannya.
ini dilakukan tindakan dalam melakukan asuhan keperawatan ◦ Dengan cara perawat menemani Ny. A selama pemeriksaan dan pengobatan pasca
pada Ny. A yaitu dengan dimulai pada tindakan utama operasi, memberikan alternatif penguatan dan memberikan umpan balik positif
mastektomi pada mammae yang terkena kanker. terhadap setiap pertanyaan tentang tindakan dan kondisi yang diajukan Ny.A dan
keluarga serta memberikan penguatan kepada Ny. A bahwa Ny. A tetap cantik dan
◦ Setelah mastektomi berhasil, maka dilakukan perawatan pasca menarik meskipun setelah operasi hanya memiliki sebuah mammae.
operasi dan diikuti dengan implementasi dari intervensi yang
◦ Dan setelah Ny. A melakukan operasi perawat tetap melakukan tindakan
telah direncanakan dari setiap diagnosa keperawatan.
keperawatan pasca operasi, diet yang sesuai post operasi, merawat pasien hingga
Diantaranya yaitu melakukan perawatan luka mastektomi diperbolehkan pulang dan membuat perencanaan pulang pada Ny. A dengan
dengan sikap caring, sabar, telaten dan mendengarkan keluhan memberikan memberikan informasi mengenai perawatan luka post operasi, diet
yang dirasakan Ny. A. Perawat harus sabar dalam melakukan yang sesuai post operasi, dan menjelaskan pola hidup yang baik bagi Ny. A ketika
perawatan luka dengan prinsip steril dan tetap menjaga privacy di rumah.
meskipun sangat memakan waktu. Serta melakukan tindakan ◦ Ny. A pun mulai percaya diri terhadap keadaan tubuhnya saat ini dan optimis
keperawatan dengan memperhatikan keamanan dan bahwa ia akan mampu menjalani kehidupannya dan mengatakan akan mematuhi
kenyamanan Ny. A. diet yang dianjurkan ketika ia pulang ke rumah.
5. Evaluasi Keperawatan

◦ Evaluasi merupakan proses akhir dari asuhan keperawatan. Dalam kasus ini, Ny. A telah mencapai
kesejahteraannnya (client well-being) karena telah sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang
diharapkan dari asuhan keperawatan.
KEKUATAN KELEMAHAN
◦ Teori ini tepat diterapkan pada kasus tersebut karena teori Swanson ◦ Kelemahan teori Swanson pada aplikasi kasus
menitikberatkan pada masalah psikososial dan mengatasi masalah
tersebut dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan pasien yaitu diatas yaitu memerlukan waktu yang agak lama
dengan melakukan tahapan caring. Pada kasus Ny. A dengan ca. serta membutuhkan perawat yang cakap dalam
Mammae bukanlah kasus yang mudah untuk di atasi, karena Ny. A
cenderung merasa takut dan cemas terhadap penyakitnya, proses proses pengkajian.
mastektomi dan kematian. Jika tidak ditangani dengan perilaku
caring tentu akan memberikan dampak yang membahayakan bagi
◦ Perawat perlu banyak mempelajari mengenai
Ny. A karena dilihat dari ca yang dialami sudah masuk ke dalam theory of caring ini agar dalam setiap diri
stadium IV. perawat dapat menerapkan teori ini dalam
◦ Teori ini dalam kasus dapat membantu perawat dalam memberikan
proses keperawatan. Meski teori ini tampak
gambaran yang baik dan penghargaan aktualisasi diri klien saat
klien harus mengalami penderitaan yang pahit (klien harus di angkat sederhana, namun tidak mudah untuk
mammaenya). Serta dapat mengembalikan kepercayaan diri Ny. A diaplikasikan ke dalam proses keperawatan
meskipun mengalami kehilangan pada salah satu anggota tubuhnya.
apabila di dalam diri seorang perawat tidak
◦ Kesejahteraan dan peningkatan status kesehatan pasien dapat
dicapai karena perawat menerapkan 5 proses caring dalam memiliki rasa kepekaan dan perilaku caring
pemberian asuhan keperawatan pada Ny. A. kepada pasien.
◦ Perawat dan klien mempunyai hubungan yang dekat, karena dalam
proses asuhan keperawatan dengan caring melibatkan orang yang
memberikan caring (perawat) dan orang yang diberikan caring (Ny.
A).

Anda mungkin juga menyukai