Anda di halaman 1dari 18

STUDI PENELUSURAN (Tracer Study)

TERHADAP ALUMNI PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Lieli Suharti
Staf Pengajar Fakultas Ekonomika & Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Email: lieli.suharti@staff.uksw.edu

Ferrynela Purbo Laksono


Mahasiswa Program Magister Manajemen
Universitas Kristen Satya Wacana
Email: fer_ix1305@yahoo.co.id

Abstract
Tracer study merupakan salah satu kegiatan penelitian yang perlu dilakukan secara rutin oleh
perguruan tinggi untuk mengetahui perubahan dan kebutuhan akan kemampuan dan kapabilitas
lulusan yang sesuai dengan kondisi di dunia praktis yang kompleks melalui pendapat para alumni.
Tulisan ini memaparkan hasil studi penelusuran (tracer study) yang dilakukan terhadap alumni
Program studi (prodi) manajemen fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Dengan pendekatan diskriptif, studi ini memperoleh gambaran mengenai karir alumni yang mencakup
masa tunggu kerja pertama, posisi pekerjaan, kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi, dan
masukan dari alumni untuk pengembangan kurikulum program studi ke depan. Selain itu juga
diperoleh pendapat alumni tentang berbagai kompetensi yang mereka miliki menurut BAN-PT Dikti,
dan kesesuaiannya dengan tuntutan dunia kerja. Akhirnya studi ini juga memperoleh pemahaman
mengenai tingkat keterikatan alumni (alumnae engagement) dengan almamaternya. Hasil tracer studi
menghasilkan sejumlah kesimpulan dan saran implementatif yang sangat berguna bagi
penyempurnaan penyelenggaraan sistim PBM ke depan.

Keyword: tracer study, kompetensi, perguruan tinggi, alumni

1. Latar Belakang
Perguruan tinggi adalah sebuah komunitas untuk pembentukan persekutuan ilmiah tingkat
tinggi, yang disebut universitas scientiarum. Hakikat dan dasar eksistensi yang hakiki bagi
berdirinya sebuah perguruan tinggi dan terbentuknya persekutuan ilmiah didasarkan pada
gairah untuk menggeluti, mengembangkan, dan mengamalkan ilmu pengetahuan bagi
kemajuan peradaban masyarakat (Marwata, 2010). Badan Akreditasi Nasional Perguruan

Study Penulusuran.. –Lieli Suharti & Ferrinela- 231


Tinggi, mengartikan perguruan tinggi sebagai institusi yang didedikasikan untuk: (1)
menguasai, memanfaatkan, mendiseminasikan, mentransformasikan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks), (2) mempelajari, mengklarifikasikan dan
melestarikan budaya, serta (3) meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Perguruan tinggi
sebagai pihak penyelenggara pendidikan tinggi mempunyai peran yang sangat penting
dalam mencerdaskan bangsa, khususnya diharapkan dapat menghasilkan lulusan-lulusan
berkualitas yang siap kerja maupun siap menciptakan lapangan kerja di masyarakat.
Perguruan tinggi diharapkan menghasilkan para lulusan yang berkualitas sehingga mampu
berkarya dengan baik dalam dunia praktis.
Situasi lingkungan eksternal yang semakin turbulen dan kompetitif menimbulkan
sejumlah kekhawatiran akan tidak mampunya lulusan perguruan tinggi memenuhi berbagai
tuntutan dan kebutuhan di dunia kerja. Kekhawatiran ini pernah dikemukakan oleh Dirjen
Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasional, Fasli Jalal bahwa hasil
penelitian yang dilakukan Dikti menunjukkan banyak lulusan perguruan tinggi yang
menganggur karena kompetensi keahlian mereka tidak sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga
kerja, dan mereka yang menganggur umumnya lulusan program studi ilmu-ilmu sosial
(Human capital, Edisi 48 Maret 2008)
Dalam menghadapi persaingan dunia kerja saat ini, pihak perguruan tinggi perlu
merancang sistem pendidikan yang sesuai dengan perubahan tuntutan lingkungan eksternal
dan juga kebutuhan dunia usaha. Untuk itu, pihak perguruan tinggi perlu secara rutin
mengikuti perkembangan dan perubahan kebutuhan dunia praktis, agar terjalin link match
antara penyelenggaraan kegiatan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia praktis. Untuk
maksud di atas, salah satu hal yang perlu dilakukan secara berkala oleh pihak perguruan tinggi
adalah pelaksanaan tracer study (studi penelusuran) terhadap para alumninya.

Menurut The ILO Thesaurus 2005 yang dikutip kembali oleh Millington (2006), tracer
study mempunyai makna sebagai berikut.
“tracer study is an impact assessment tool where the impact on target groups is traced
back to specific elements of a project or programme so that effective and ineffective
project components may be identified.”

Penjelasan tersebut menjelaskan makna Tracer Study sebagai sebuah suatu metode untuk
menelusuri informasi mengenai alumni. Melalui tracer study ini dapat diperoleh berbagai
informasi dan data yang dapat memberi loloh balik bagi pihak perguruan tinggi untuk
menyesuaikan dan menyempurnakan kurikulumnya beserta poses belajar mengajarnya. Tracer
study merupakan salah satu cara bagi perguruan tinggi untuk mengetahui perubahan dan
kebutuhan akan kemampuan dan kapabilitas yang sesuai dengan kondisi di dunia praktis yang
kompleks melalui pendapat alumninya. Syafila (2005) menyatakan bahwa tracer study
merupakan pendekatan yang memungkinkan institusi pendidikan tinggi memperoleh
informasi tentang berbagai kekurangan yang mungkin terjadi dalam proses pendidikan dan
proses pembelajaran dan dapat merupakan dasar untuk perencanaan aktivitas untuk
penyempurnaan di masa mendatang (Zembere dan Chinyama, 1996).

232 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Alumni merupakan unsur yang tak dapat dipisahkan dari perguruan tinggi, karena alumni
adalah representatif dari perguruan tinggi. Alumni juga membawa manfaat tersendiri bagi
perguruan tinggi, baik dalam akademik maupun bidang pragmatis, seperti: 1) Pemutakhiran
kurikulum berbasis relevansi dengan kebutuhan pasar / dunia kerja; 2) Continuing Education:
Universitas dapat dikembangkan menjadi media belajar sepanjang hayat bagi alumni; 3)
Mengembangkan Customer Satisfaction Index; dan 4) Pemanfaatan alumni sebagai dosen
tamu, dosen profesional, seminar, training dan lain lain (Schomburg,2003).
Berdasarkan pemikiran yang sama, maka Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (Progdi Manajemen FEB UKSW)
menyelenggarakan tracer study pada tahun 2011 terhadap para alumninya Mengikuti
standar yang telah ditetapkan oleh BAN-PT, maka studi penelusuran alumni yang dilakukan
ini memiliki beberapa tujuan berikut: 1) untuk memperoleh gambaran karir alumni yang
mencakup profil masa tunggu kerja pertama, posisi pekerjaan, kesesuaian bidang kerja dengan
bidang studi, dan masukan dari alumni untuk pengembangan kurikulum program studi ke
depan; 2) mengetahui pendapat alumni tentang berbagai kompetensi yang mereka miliki
menurut BAN-PT Dikti, dan kesesuaiannya dengan tuntutan dunia kerja; dan 3) mengetahui
bagaimana tingkat keterikatan alumni (alumnae engagement) dengan almamaternya (FEB).

2. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Satuan analisis dan satuan
pengamatan dari penelitian ini adalah alumni Progdi FEB UKSW angkatan di atas tahun
2000 yang sudah bekerja. Dengan demikian, mengacu pada masa studi normal 4 tahun, maka
alumni yang menjadi target responden pada saat penelitian ini diselenggrakan pada tanun
2011 adalah alumni angkatan 2001 – 2007 yang telah bekerja.
Secara umum, pelaksanaan tracer study ini mencakup tiga langkah berikut: (1)
pengembangan konsep dan instrument (2) pengumpulan data dan (3) analisa data dan
pelaporan. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh langsung dari alumni melalui kuesioner yang terstruktur. Penyebaran kuisioner
dilakukan secara on line melalui email, facebook, mailing list dan juga disebarkan secara
langsung kepada alumni yang diketahui dengan jelas alamatnya. Pengumpulan data lapangan
dimulai bulan Oktober 2010 hingga bulan Januari 2011. Setelah hampir 3 bulan, baru
berhasil menghimpun sejumlah 68 orang alumni yang mengembalikan kuesionernya. Dengan
total jumlah populasi lulusan mahasiswa prodi manajemen antara tahun antara tahun 2004 –
2010 yang jumlahnya mencapai sekitar 500 orang, maka respon rate tracer study ini hanya
sekitar 13,6%. Rendahnya respon rate terkendala dengan perubahan alamat rumah maupun
alamat email yang tidak terdeteksi dan diperbaharui.
Dari total alumni yang memberi respon melalui pengembalian kuesioner, 57%
diantaranya adalah laki-laki dan 43% sisanya adalah perempuan. Sebagian besar (34%) dari
responden adalah lulusan tahun 2004/2005, 23,6% lulusan tahun 2006/2007, 2008/2009
(23,68%), dan lulusan tahun 2010/2011 sebesar 18,42%. Bidang Studi konsentrasi para

Study Penulusuran.. –Lieli Suharti & Ferrinela- 233


responden bervariasi, yang terdiri dari konsentrasi Pemasaran (42,11%), Keuangan
(34,21%), Manajemen Sumber Daya Manusia (7,89%), dan Bisnis Internasional (15,79%).

3. Pemaparan Hasil Tracer Study dan Pembahasan


3.1. Gambaran Karir Alumni
Dalam kaitannya dengan karir alumni, aspek yang diteliti adalah masa tunggu
mendapat pekerjaan pertama, IPK minimal yang disyaratkan ditempat kerja, jenis
kepemilikan perusahaan dimana alumni bekerja, kemungkinan dan frekwensi pindah tempat
kerja, serta jumlah pendapatan pertama yang diperoleh.

3.1.1 Masa Tunggu Kerja dan Jenis Tempat Kerja


Setelah lulus dari perguruan tinggi, para alumni biasanya akan mencari pekerjaan.
Hasil tracer study memperlihatkan masa tunggu untuk memperoleh pekerjaan yang pertama,
bervariasi antara para responden.. Beberapa alumni memperoleh pekerjaan dalam waktu
singkat (kurang dari 1 bulan) namun ada juga yang mendapat pekerjaan setelah menunggu
cukup lama. Mayoritas responden (37%) membutuhkan waktu antara 1 – 3 bulan untuk
mendapatkan pekerjaan pertamanya setelah lulus dari studinya. Namun demikian ada juga
sebagian alumni (24%) yang berhasil mendapat pekerjaan dalam waktu kurang dari 1 bulan
setelah lulus. Untuk lebih jelasnya digambarkan diagram berikut.

Hal ini menunjukkan bahwa lulusan program studi Manajemen FEB UKSW dapat
menangkap kesempatan kerja yang ada didunia kerja. Secara keseluruhan terlihat massa
tunggu kerja dari sekitar 60% responden untuk memperoleh pekerjaan pertama mereka
kurang dari 3 bulan setelah mereka lulus dari perguruan tinggi.

234 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Tempat dimana alumni kami bekerja ternyata sebagaian besar terserap di perusahaaan swasta
(82%), diikuti perusahaan swasta asing (10%) dan sisanya ada yang terserap di BUMN
maupun sektor pemerintah.

3.1.2. IPK Yang Disyaratkan Saat Bekerja pertama kali


Indeks prestasi kumulatif (IPK) ternyata tetap menjadi salah satu tolak ukur pihak
pemberi kerja dalam menilai kemampuan para lulusan perguruan tinggi. Mayoritas responden
mengakui untuk mendapatkan pekerjaan mereka yang pertama, minimal harus memiliki IPK
antara 2,5 -3,0. Bahkan sejumlah 26% responden menagku IPK yang disyaratkan oleh
perusahaan temapt mereka mendapat pekerjaan pertama adalah diatas 3,0 – 3,5. Agar lebih
jelasnya, berikut disajikan pie chart mengenai IPK yang dibutuhkan dalam bekerja menurut
pengakuan responden

3.1.3. Pindah Tempat Kerja

Study Penulusuran.. –Lieli Suharti & Ferrinela- 235


Dalam bekerja alumni tidak serta merta langsung betah, mereka tentu pernah
berpindah kerja. Dalam kuesioner juga ditanyakan seberapa banyak alumni berpindah tempat
kerja dari pekerjaan pertama sampai saat penelitian dilakukan. Dalam pie chart berikut dapat
dilihat variasi frekwensi kepindahan kerja yang diakui responden.

Diagram 4. Pindah tempat kerja

Hasil studi penelusuran menunjukkan sebesar 74% dari responden tidak bertahan pada
pekerjaannya yang pertama. Sebesar 34% dari responden mengakui pindah kerja sebanyak 1
kali, dan 24% mengakui pindah kerja sampai 2 kali. Bahkan ada beberapa alumni yang
mengakui pernah pindah kerja sampai 5 kali, walaupun hanya sedikit. Namun demikian ada
juga responden alumni (26%) yang memilih untuk tetap bekerja ditempat semula. Ada
sejumlah alasan yang dikemukakan para responden sebagai dasar mereka memutuskan
pindah kerja, seperti yang tersaji dalam tabel berikut.

Diagram 5. Alasan pindah bekerja

236 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Sebagian besar alumni menyukai tantangan, hal ini terlihat dari paling banyak
responden mengakui alasan mereka berpindah karena ingin mencari tantangan baru, diikuti
alasan alasan selanjutnya seperti gaji yang diperoleh terlalu kecil, gaji tidak sepadan dengan
tugas, pimpinan yang bertindak sewenang-wenang, dan tidak cocok dengan lingkungan kerja.
Alasan lainnya yang dikemukakan walaupun jumlahnya sedikit adalah alasan ingin mencari
kerja dekat dengan rumah, dan juga alasan ingin berwirausaha sendiri.

3.1.4. Kesesuaian Antara Program Studi dengan Pekerjaan


Idealnya, para alumni diharapkan bekerja pada bidang pekerjaan yang sesuai dengan
bidang studi yang sudah mereka pelajari semasa mereka kuliah. Adanya kekhawatiran bahwa
para sarjana banyak yang bekerja tidak pada bidang studinya mendorong studi penelusuran ini
menanyakan mengenai hal tersebut kepada para alumni kami.

Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 80% alumni responden bekerja pada bidang yang
sesuai dengan bidang studinya, sehingga hanya sekitar 19% yang mengaku bekerja pada
bidang yang pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang studi.

3.1.5. Gaji Pertama Yang Diperoleh


Gaji merupakan salah satu pendorong alumni dalam berkerja.. Penelitian ini juga mengkaji
tentang gaji pertama yang diperoleh alumni.

Study Penulusuran.. –Lieli Suharti & Ferrinela- 237


Tabel di atas menyajikan data tentang gaji pertama yang diperoleh alumni.Saat
pertama bekerja, semua alumni memperoleh pembayaran gaji yang bervariasi, namun
semuanya mendapat gaji yang besarnya di atas UMR Jawa Tengah. Variasi gaji berkisar
antara Rp.1.000.000,- sampai dengan Rp. 5.000.000,- dengan rincian yang memperoleh gaji
antara Rp. 1000.000,- - Rp. 3000.000,- sebesar 47,3 %., dan sebanyak 21,05% memperoleh
gaji pertama sebesar Rp.3.000.000,- - Rp. 5.000.000,-, dan sisanya mendapatkan gaji > Rp.
5.000.000,-

3.2. Kurikulum dan Metode Pembelajaran


Perguruan tinggi untuk menjalankan fungsi dan tujuannya memerlukan suatu arah
yang jelas. Untuk itu diperlukan suatu kurikulum. Menurut keputusan menteri pendidikan
nasional nomor 232/U/2000 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.
Kurikulum terdiri atas dua bagian yaitu kurikulum inti dan kurikulum institusional.
Kurikulum yang disusun, dikembangkan dan diaplikasikan oleh perguruan tinggi,
idealnya mampu menjawab kebutuhan dunia kerja. Dimana kebutuhan tersebut secara terus
menerus mengalami perubahan. Wardiman (2008) mengungkapkan, mengingat pentingnya
kompetensi maka dari itu perlu adanya kesesuaian dan kesepadanan (link and match) antara
kurikulum perguruan tinggi dengan kebutuhan di dunia praktis.

Kurikulum Program Studi Manajemen FEB UKSW terbagi kedalam empat kelompok mata
kuliah, yaitu Matakuliah Dasar Umum, Matakuliah Wajib Ekonomi, Matakuliah Wajib
Manajemen, dan Matakuliah Wajib Konsentrasi (Pemasaran, Keuangan, Bisnis Internasional,
Manajemen Sumber Daya Manusia, dan Kewirausahaan).
Dari kategori tersebut terdapat mata kuliah inti yang di kategorikan Pasak Bumi Mutu
(PBMT). Untuk program studi manajemen, mata kuliah tersebut meliputi Manajemen

238 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Organisasi, Bangunan Teori Metodologi Penelitian, Manajemen Sumberdaya Manusia,
Manajemen Keuangan, Manajemen Oprasi, Etika Bisnis dan Tata kelola korporasi, MKPK,
Kepemimpinan, dan Manajemen Strategik (Katalog FEB UKSW,2009). Guna menunjang
kurikulum dapat diterapkan dengan baik, maka metode pembelajaran yang digunakan di
kelas menjadi faktor penentu yang penting. Dalam studi ini ditelusuri juga pandangan
alumni tentang kurikulum yang telah diterapkan di Prodi Manajemen FEB UKSW, antara lain
tanggapan alumni mengenai manfaat mata kuliah inti (matakuliah pasak bumi/ PBMT),
kegiatan PBM, dan metode PBM.

3.2.1 Mata Kuliah Inti


Setiap perguruan mempunyai mata kuliah inti yang menjadi fokus kegiatan
perkuliahan. Sub pokok bahasan penelitian ini mengkaji tentang pentingnya dan manfaat
mata kuliah inti yang terdapat di Prodi Manajemen FEB UKSW menurut alumni. Tanggapan
alumni mengenai manfaat mata kuliah inti disajikan dalam tabel di bawah.

Secara keseluruhan matakuliah inti yang disajikan dinilai bermanfaat dalam


menunjang pekerjaan alumni, terlihat dari nilai rata-rata manfaat matakuliah inti mencapai
3.24 dari range skor 1 – 5. Terdapat lima mata kuliah inti yang dinilai sangat bermanfaat
bagi alumni yaitu mata kuliah Mananjemen dan Organisasi (3,61), Manajemen Sumberdaya
Manusia (3,42), Manajemen Keuangan (3.29), Kepemimpinan (3,74), dan Manajemen
Strategik (3.45). Sedangkan sisanya yaitu mata kuliah Bangunan Teori dan Metodologi
Penelitian (2,66), Manajemen Operasi (3.05), Etika Bisnis dan Tata kelola korporasi (3.00),
dan Metode kuantititatif dalam Pengambilan keputusan (2,92) masuk dalam tingkatan
bermanfaat.

Study Penulusuran.. –Lieli Suharti & Ferrinela- 239


3.2.2. Tanggapan mengenai kegiatan Kuliah dan Ekstrakurikuler
Proses penyelenggaran kegiatan akademik bagi seorang mahasiswa prodi manajemen
FEB UKSW tidak semata-mata berisi kegiatan intra kurikuler saja, namun juga banyak
disediakan kegiatan ekstra kurikuler juga. Untuk membentuk karakter lulusan yang
profesional dan berbudi luhur, mahasiswa juga dibekali degan sejumlah softskill, seperti
pelatihan kepemimpinan, kesempatan berorganisasi, mengikuti sejumlah seminar
pembentukan karakter, study tour/magang/ praktek lapangan.
Dalam tracer study ini juga diminta tanggapan alumni responden tentang manfaat
beberapa kegiatan intra dan ekstra kurikuler dalam menunjang pekerjaan mereka.

Berbagai kegiatan intra kurikuler seperti kuliah dengan sistim tatap muka dan magang
/ praktek lapangan dirasa sangat bermanfaat dalam menunjang pekerjaan mereka. Demikian
juga penyediaan fasilitas laboratorium computer dinilai bermanfaat. Kegiatan ekstra kurikuler
dalam hal ini kesempatan berorganisasi semasa kuliah dirasa yang paling bermanfaat dalam
menunjang pekerjaan mereka. Hasil penelitian ini memberi indikasi dan arah pengembangan
kurikulum kedepan yang perlu lebih banyak memberi porsi pada kegiatan ekstra kurikuler
disamping semakin memantapkan intra kurikulernya.

3.2.3. Metode Pembelajaran


Dalam menerapkan Proses Belajar Mengajar (PBM) terdapat beberapa metode yang
diterapkan dalam kelas. Dalam penelitian ini alumni responden juga dimintai tanggapannya
mengenai manfaat berbagai metode pembelajaran yang selama ini diterapkan di lingkungan
Prodi Manajemen FEB UKSW. Berikut ini adalah tanggapan responden berkaitan dengan
tingkat kemanfaatan metode pembelajaran.

240 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Dari sejumlah metode pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran,
alumni responden menilai secara umum semuanya sangat bermanfaat. Metode itu meliputi
kegiatan kuliah dengan sistim tatap muka (skor: 3,34), tugas/quis/ makalah (skor: 3,37),
diskusi kelompok (skor: 3,47) yang termasuk dalam kategori sangat bermanfaat. Menarik
menemukan dalam tracer study ini bahwa metode diskusi dinilai paling tinggi manfaatnya
oleh alumni dalam menunjang pekerjaan mereka saat ini. Hal ini dapat dipahami karena
kegiatan diskusi sebenarnya sarat dangan pembekalan sofskill seperti berlatih berkomunikasi
dan menyampaikan pendapat dengan sistematis, mendengarkan orang lain dan menghargai
pendapat yang berbeda, bekerja sama dan menambah wawasan dari sudut pandang yang
berbeda berdasarkan hasil diskusi.

3.3. Tanggapan mengenai Kompetensi


Sesuai dengan keputusan menteri Pendidikan Nasional nomor 232/U/2000 tentang
pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar kurikulum,
kurikulum pendidikan program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi
sebagai berikut: 1) menguasai dasar-dasar ilmiah dan ketrampilan dalam bidang keahlian
tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara
penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya; 2) mampu menerapkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam
kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai
dengan tata kehidupan bersama; 3) mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri
berkarya di bidang keahliannya maupun dalam berkehidupan bersama di masyarakat; 4)
mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian yang
merupakan keahliannya.
Intinya, tujuan dari perguruan tinggi adalah mencetak lulusan yang mempunyai
kompetensi sesuai dengan yang diperlukan dunia kerja. Kompetensi adalah kombinasi dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menyumbang pada efektivitas seseorang, yang

Study Penulusuran.. –Lieli Suharti & Ferrinela- 241


mana kesemuanya hal tersebut diperlukan seseorang untuk bekerja secara efektif dalam
berbagai jenis pekerjaan dan berbagai instansi (Suharti, 2005). Kompetensi seseorang
sebenarnya terdiri dari hard competencies/ hard skill dan soft competencies/ soft skills.
BAN-PT menjabarkan adanya tujuh macam kompetensi yang merupakan kombinasi
antara hard skills dan soft skills yang perlu dimiliki lulusan perguruan tinggi di Indonesia,
yaitu: 1) Integritas (etika dan moral); 2) Keahlian berdasarkan bidang ilmu (profesionalisme);
3) Bahasa Inggris; 4) Pengembangan diri; 5) Komunikasi; 6) Kerjasama tim; dan 7)
Penggunaan Teknologi Informasi.
Berpedomankan 7 kompetensi yang dicanangkan dalam BAN-PT, maka Progdi
Manajemen FEB UKSW menentukan sejumlah kualifikasi yang perlu dimiliki para
lulusannya, yaitu: 1) Memiliki kemampuan manajerial ditandai dengan penguasaan teori teori
manajemen, kemampuan analitik yang didukung penguasaan metode keilmuan serta memiliki
kemampuan praktik yang memadai; 2) Cakap di bidang profesinya dan mempunyai integritas
pada apa yang dikerjakan dan berperilaku moral etis; 3) memiliki karakter sebagai pembelajar
mandiri yang kritis dan berkeinginan untuk terus belajar ditengah lingkungan yang berubah
dan 4) mampu mengelola perubahan secara kreatif dan realistis.

3.3.1. Tanggapan Alumni Mengenai Hard skill


Mengingat bahwa kompetensi merupakan hal yang penting dimiliki oleh seorang
lulusan, maka dalam tracer study ini juga digali pendapat alumni mengenai kompetensi
hardskill dan softskil yang mereka kuasai dengan menggunakan kerangka daftar softskill dan
hard skill yang pernah digunakan dalam meneliti kompetensi sarjana ekonomi menurut
persepsi pihak pengguna (Suharti, 2011).

Berikut ini tanggapan mengenai hard skill yang diharapkan, dan hard skill yang dikuasai
menurut alumni Prodi Manajemen FEB UKSW.

Tabel 1. Tanggapan mengenai Hardskills

Kompetensi Kebutuhan Dimiliki Gap


Memiliki kemampuan menghitung matematis
3,37
1 berkaitan dengan persoalan ekonomi manajemen 3,24 -0,18
Memiliki kemampuan merancang, mengaplikasikan
3,18
2 teori-teori ekonomi manajemen* 3,18 -0,05
Memiliki pemahaman terhadap persoalan,
menganalisis, dan memberikan solusi terhadap 3,32
3 kasus-kasus ekonomi manajemen. 3,21 -0,18
Memiliki pengetahuan yang luas mengenai teori-
3,11
4 teori ekonomi majanemen. 2,91 -0,21
Memiliki wawasan yang luas tentang isu-isu
3,00
5 ekonomi yang telah terjadi pada masa lalu. 2,74 -0,29
6 Memiliki wawasan yang luas tentang isu-isu 3,16 2,97 -0,16

242 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
ekonomi yang aktual.
Memiliki wawasan yang luas tentang isu-isu non
3,16
7 ekonomi yang telah terjadi 2,97 -0,21
Memiliki wawasan yang luas tentang isu-isu non
3,13
8 ekonomi yang actual 2,91 -0,21
Memiliki kemapuan membuat model dan
3,11
9 menyederhakan berbagai fenomena ekonomi. 2,76 -0,34
Memiliki kemampuan membaca dan
3,08
10 menerjemahkan model-model ekonomi secara lisan. 2,85 -0,26
Memiliki kemampuan membaca dan
menerjemahkan model-model ekonomi secara 3,05
11 tertulis 3,00 -0,05
Memiliki pemahaman dan pengetahuan mengenai
komuter, internet dan peralatan pendukung kerja 3,61
12 lainya. 3,47 -0,11
Mempunyai kemampuan untuk mengoprasikan
komputer, internet dan peralatan pendukung kerja 3,63
13 lainya. 3,59 -0,08
Memiliki kemampuan mengaplikasikan software
aplikasi yang dapat membantu bekerja( microsoft 3,42
14 office, SPSS, E-viewe, dan soft ware lainya.* 3,29 -0,11
Menguasai bahasa asing dengan baik secara lisan
maupun tulisan (terutama bahasa inggris, mandarin, 3,13
15 jepang, jerman, dll.)* 2,94 -0,21
rata-rata dari total 3,23 3,05 -0,18
Sumber:data primer diolah 2011

Dari tabel di atas terlihat bahwa alumni menilai penguaaan hardskill sangat
dibutuhkan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan mereka di dunia kerja. Hal ini terlihat
pada rata-rata nilai yang mencapai 3.23. Alumni menilai hard skill yang mereka miliki sudah
termasuk baik, namun, apabila dibandingkan dengan tingkat yang dibutuhkan masih terlihat
adanya kekurangan (gap) untuk semua item dengan nilai rata-rata gap mencapai -0.18. Gap
terbesar ditemukan pada hardskill “memiliki kemampuan membuat model dan
menyederhanakan berbagai fenomena ekonomi” yang mencapai – 0.34. Menguasai bahasa
asing dengan baik juga memperlihatkan adanya gap yang cukup besar (0.21)

3.3.2 Tanggapan Alumni Tentang Soft skill


Selanjutnya tanggapan mengenai hard skill yang diharapkan, di miliki dan gap antara
yang diharapkan dan dimiliki oleh alumni Prodi Manajemen FEB UKSW ditampilkan dalam
tabel berikut

Study Penulusuran.. –Lieli Suharti & Ferrinela- 243


Tabel 2. Tanggapan Mengenai Softskills

Kompetensi kebutuhan dimiliki Gap


Memiliki integritas (etika dan moral) dalam perkataan
3,58
1 dan perbuatan* 3,47 -0,18
Memiliki sifat jujur dalam perkataan dan perbuatan di
3,61
2 dalam bekerja 3,50 -0,18
3 Memiliki kemampuan bekerja dalam tim* 3,63 3,56 -0,18
Memiliki kemampuan memotivasi diri berinisiatif dan
3,68
4 berorientasi pada kerja tinggi. 3,59 -0,18
Memiliki kemampuan berkomunikasi baik secara lisan
3,61
5 maupun tulisan* 3,56 -0,16
Berpikir kritis terhadap peristiwa-peristiwa yang
3,54
6 berkaitan dengan pekerjaan 3,32 -0,22
Memiliki kemampuan beradaptasi dan fleksibel
3,68
7 terhadap lingkungan baru. 3,56 -0,21
Memiliki kemampuan dalam mengambil resiko dan
3,63
8 konsekuensinya 3,38 -0,29
9 Memiliki kemampuan memimpin tim kerja. 3,61 3,29 -0,37
Memiliki kemampuan menjalin relasi dengan atasan,
3,63
10 bawahan, rekan kerja dan orang lain. 3,35 -0,37
Memiliki kemampuan bekerja di bawah tekanan beban
3,57
11 kerja, rekan kerja, maupun dari atasan 3,47 -0,15
Mempunyai kemampuan membaca peluang bisnis dan
3,61
12 memanfaatkanya. 3,26 -0,29
13 Kreatif dan memiliki ide-ide cemerlang dalam bekerja. 3,63 3,38 -0,26
Memiliki kemampuan memotivasi dan mempengaruhi
3,66
14 orang lain dalam lingkungan kerja. 3,32 -0,32
Memiliki kemampuan untuk meneliti dan
mengumpulkan informasi dalam rangka memperlancar 3,68
15 pekerjaan 3,29 -0,45
16 Memiliki rasa percaya diri dalam dalam berbagai situasi 3,71 3,32 -0,39
Memiliki pemahaman dan mengerti berhubungan
dengan orang lain yang memiliki perbedaan budaya, 3,66
17 bahasa, dsb. 3,38 -0,28
Memiliki kemauan beljar untuk meningkatkan
kemampuan dan mengembangkan diri yang mendukung 3,74
18 dalam pekerjaannya.* 3,38 -0,35
Kemampuan dalam mengelola dan mengatur waktu
3,68
19 dalam bekerja. 3,29 -0,39
20 Sadar dan memahami visi dan misi organisasi tempat 3,58 3,26 -0,31

244 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
bekerja
Memiliki kemampuan melatih orang lain untuk
3,47
21 melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan 3,24 -0,24
Rata-Rata dari total skor 3,63 3,39 -0,28
Sumber: data primer diolah 2011

Dari tabel di atas terlihat bahwa menurut alumni kebutuhan akan soft skill lebih tinggi
dibanding hard skill terlihat dari rata-rata 3,63 dibanding rata-rata hardskill 3,23. Sedangkan
kompetensi soft skill yang dimiliki dinilai para alumni berada pada tahapan sangat baik
dengan rata-rata mencapai 3,39. Ini berarti alumni menilai proses pembelajaran selama
mereka menjadi mahasiswa di Prodi Manajemen FEB UKSW mampu memperkaya
kompetensi softskills mereka. Namun demikian, seperti halnya gap hard skill, alumni juga
menilai soft skill yang dibutuhkan mereka lebih besar dari softskill yang dimiliki dengan gap
negatif rata-rata -0,28. Alumni merasa masih memiliki kekurangan dalam kemampuan
membaca peluang bisnis dan memanfaatkannya, kemampuan dalam mengelola dan mengatur
waktu dalam bekerja, kurang memiliki rasa percaya diri dalam dalam berbagai situasi. Hal ini
terlihat dari gapnya yang besar yaitu -0.38. Alumni merasa lebih mempunyai kelebihan
memiliki kemampuan bekerja di bawah tekanan beban kerja, rekan kerja, maupun dari atasan
terlihat dari gapnya yang terkecil yaitu -0.15. Beberapa sofskills yang dirasa sangat penting
oleh alumni dan mereka masih kekurangan dalam aspek tersebut perlu menjadi perhatian
pihak fakultas dalam mendisain ulang berbagai kegiatan akademik yang dapat meningkatkan
softskills para lulusan ke depan.
3.4. Tanggapan Mengenai Kedekatan Alumni dengan Pihak Fakultas
Alumni merupakan salah satu unsur dari berbagai unsur yang ikut terlibat dalam
penyelenggaraan sebuah perguruan tinggi. Setelah alumni lulus dan bekerja seharusnya tetap
perlu ada hubungan yang berkesinambungan antara alumni dengan perguruan tinggi
almamaternya. Dalam tracer study ini juga ditanyakan bagaimana kedekatan alumni
(alumnae engagement ) dengan pihak fakultas setelah mereka bekerja.

Tabel 3. Kedekatan Alumni dengan Progdi


No Indikator Rata-Rata
1 Kedekatan dengan progdi manajemen FEB UKSW 2,10
2 Intensitas berhubungan dengan progdi manajemen FEB UKSW 2,28
3 Mengikuti perkembangan Informasi di progdi manajemen FEB UKSW 2,24
4 Kebutuhan informasi yang berkaitan dengan progdi manajemen FEB UKSW 2,18
5 Pengetahuan tentang web dan jejaring social dari FEB UKSW 2,29
6 Kemudahan mencari informasi tentang progdi manajemen FEB UKSW 2,13
Rata-Rata 2,20
Sumber data primer diolah 2011

Study Penulusuran.. –Lieli Suharti & Ferrinela- 245


Tabel di atas menunjukan bahwa alumni merasa tidak terlalu dekat dengan Fakultas.
Hal ini terlihat dari rata-rata skor hanya mencapai 2,20 dari range skor 1 – 5. Sejumlah
pertanyaan lain seperti: intensitas berhubungan dengan progdi, apakah mengikuti
perkembangan informasi yang ada di progdi, kebutuhan akan informasi tentang progdi,
apakah mengetahui web dan jejaring sosial milik progdi, dan kemudahan mencari informasi
mengenai progdi, semuanya dijawab dengan skor di bawah 2,30 yang berarti “rendah”.
Temuan ini memberi peringatan pada pihak fakultas untuk mengintensifkan berbagai kegiatan
untuk membangun jejaring yang lebih intensif dan erat dengan alumninya ke depan. Hal ini
mengingat peran alumni yang sangat penting dan stratejik dalam menyumbang terhadap
pengayaan kurikulum pembelajaran, sumber penyaluran lulusan baru dari fakultas dan sebagai
pencipta image fakultas di mata masyarakat.

4. Kesimpulan dan Saran


4.1 Kesimpulan
Berdasarkan tracer study ini dapat ditarik beberapa kesimpulan:
1. Alumni secara umum dapat terserap didunia kerja dengan masa tunggu kerja yang normal
yaitu sekitar 3 bulan setelah lulus sudah mendapat pekerjaan mereka yang pertama.
Mayoritas dari alumni juga bekerja pada bidang pekerjaan yang sesuai dengan bidang
studinya.
2. Alumni menganggap bahwa kurikulum yang dikembangkan oleh Prodi sudah baik.
Hampir semua mata kuliah dasar inti yang diselenggarakan dinilai bermanfaat dalam
menunjang pekerjaan mereka. Untuk metode PBM alumni menilai kegiatan tatap muka
dikelas secara langsung dan kegiatan diskusi kelas, serta praktek di lapangan sangat
penting dan bermanfaat.
3. Alumni menganggap kompetensi hard maupun soft yang mereka miliki dan peroleh
selama belajar di prodi manajemen FEB UKSW sudah baik. Alumni menilai kompetensi
softskill yang mereka miliki lebih tinggi dari pada hard skill mereka dan hal ini sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja yang semakin menuntut penguasaan soft skills. Namun jika
diperbandingkan dengan harapan akan tuntutan kompetensi ditempat kerja masih ada
sejumlah gap yang perlu ditingkatkan ke depan baik untuk hardskill maupun soft skill.
4. Rasa keterikatan/ kedekatan alumni dengan fakultasnya (alumnae engagement)
ditemukakan masih relatif rendah. Alumni merasa tidak terlalu dekat dengan pihak
fakultas dan juga tidak punya minat besar untuk mencari tahu lebih banyak mengenai
kegiatan fakultasnya.

4.2. Saran

1. Prodi perlu memanfaatkan masukan dari studi penelusuran (tracer study) ini untuk
menyempurnakan kurikulum maupun sistim PBM beserta metode pembelajaran sehingga
dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi hard maupun soft yang sesuai
dengan kebutuhan dunia praktis. Kegiatan perkuliahan di dorong untuk lebih banyak

246 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
menggunakan metode diskusi kelas, serta kegiatan studi lapangan agar lebih fokus pada
ranah praktis. Mahasiswa agar lebih didorong terlibat secara pro aktif dalam berbagai
kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu pengembangan soft skill mereka

2. Penguatan jaringan dengan alumni harus digarap dengan serius mengingat para alumni
mempunyai peran penting dan strategis bagi kemajuan prodi kedepan. Upaya menjalin
relasi dengan alumni dapat dilakukan melalui komunikasi yang intensif melalui media-
media on line, maupun mengadakan gathering dengan alumni untuk mendapat feedback
bagi penyempurnaan kegiatan PBM ke depan. Upaya yang dilakukan pihak fakultas harus
bersifat mutual benefit, yang dapat menimbulkan kerinduan dan kebutuhan alumni untuk
selalu menjalin keeratan dengan almamaternya karena mereka merasakan ada
manfaatnya.

3. Tracer study seperti ini perlu dilakukan secara berkala. Disamping fihak fakultas dapat
memperoleh banyak masukan mengenai daya serap lulusan dan berbagai
permasalahannya, melalui tracer study perguruan tinggi juga dapat terus menjalin
hubungan dengan alumninya.

Daftar Pustaka

BAN-PT, “ Naskah Akademik, Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi”

Dikti, 2008. ”Wardiman Kembali Ingatkan Link and Match” diunduh dari
http://www.dikti.go.id/old/index.php?option=com_content&task=view&id=73&Itemi=5
4

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.232/U/2000 tentang pedoman penyusunan


kurikulum pedidikan tinggi dan penilaian hasil belajar kurikulum.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang


Kurikulum Inti Perguruan Tinggi.

Kominfo.2009. ”Perguruan tinggi tentukan kualitas ketenagakerjaan”, diunduh dari


http://bipnewsroom.info/index.php?&newsid=57670&_link=loadnews.php

Majalah Human Capital. 2008. Ada Apa dengan Kualitas Lulusan Perguruan Tinggi? Edisi 48
Maret 2008, diunduh dari www.portalhr.com/ beritahr/karir/detail.php? cid=1&id
=928&page 1

Study Penulusuran.. –Lieli Suharti & Ferrinela- 247


Marwata, 2009. “Eksistensi Perguruan Tinggi Swasta”. diunduh dari
http://cetak.kompas.com/read/2009/10/14/11011932/eksistensi.perguruan.tinggi.swasta

Millington, Claire., 2006. ”The Use of Tracer Studies for Enhancing Relevance and
Marketability in Online and Distance Education.”. Barbados Community College.
Schomburg, Harald. 2003. Handbook for Graduate Tracer Studies: Centre for Research
on Higher Education and Work, University of Kassel, Germany. Diunduh dari:
http://www.qtafi.de/handbook_v2.pdf

Setneg, 2010. “Mengharmonisasikan Tenaga Kerja dan Pendidikan di Indonesia”. diunduh


dari situs http/www.setneg.go.id

Syafila, Mindriany. 2005. Tracer Study. Warta Direktorat Pendidikan ITB. Bandung.

Suharti, L. 2005. Kompetensi Manajerial. Penerbit : Fakultas Ekonomi - UKSW

Suharti, L. 2011. “Penilaian Pihak Pengguna Terhadap Kompetensi Hardskill Dan Softskill
Sarjana Ekonomi”. Jurnal MEGADIKMA, vol 4 (2). 229-239

Yasar, Iftida, 2009. “Link and match: Keterkaitan dunia industri dan dunia
pendidikan”Diunduh dari situs 37 http://ilmusdm.,wordpress.com/2009/08/11/realita-
link-match-dunia-usaha-dan perguruan- tinggi/

Zembere S.N. and Chinyama N.P.M. 1996. “The University of Malawi Graduate Tracer
Study”. University of Malawi. Blantyre. Diunduh dari
http://www.aau.org/studyprogram/notpub/ ZEMBERE.pdf.

248 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Anda mungkin juga menyukai