Lieli Suharti
Staf Pengajar Fakultas Ekonomika & Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Email: lieli.suharti@staff.uksw.edu
Abstract
Tracer study merupakan salah satu kegiatan penelitian yang perlu dilakukan secara rutin oleh
perguruan tinggi untuk mengetahui perubahan dan kebutuhan akan kemampuan dan kapabilitas
lulusan yang sesuai dengan kondisi di dunia praktis yang kompleks melalui pendapat para alumni.
Tulisan ini memaparkan hasil studi penelusuran (tracer study) yang dilakukan terhadap alumni
Program studi (prodi) manajemen fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Dengan pendekatan diskriptif, studi ini memperoleh gambaran mengenai karir alumni yang mencakup
masa tunggu kerja pertama, posisi pekerjaan, kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi, dan
masukan dari alumni untuk pengembangan kurikulum program studi ke depan. Selain itu juga
diperoleh pendapat alumni tentang berbagai kompetensi yang mereka miliki menurut BAN-PT Dikti,
dan kesesuaiannya dengan tuntutan dunia kerja. Akhirnya studi ini juga memperoleh pemahaman
mengenai tingkat keterikatan alumni (alumnae engagement) dengan almamaternya. Hasil tracer studi
menghasilkan sejumlah kesimpulan dan saran implementatif yang sangat berguna bagi
penyempurnaan penyelenggaraan sistim PBM ke depan.
1. Latar Belakang
Perguruan tinggi adalah sebuah komunitas untuk pembentukan persekutuan ilmiah tingkat
tinggi, yang disebut universitas scientiarum. Hakikat dan dasar eksistensi yang hakiki bagi
berdirinya sebuah perguruan tinggi dan terbentuknya persekutuan ilmiah didasarkan pada
gairah untuk menggeluti, mengembangkan, dan mengamalkan ilmu pengetahuan bagi
kemajuan peradaban masyarakat (Marwata, 2010). Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Menurut The ILO Thesaurus 2005 yang dikutip kembali oleh Millington (2006), tracer
study mempunyai makna sebagai berikut.
“tracer study is an impact assessment tool where the impact on target groups is traced
back to specific elements of a project or programme so that effective and ineffective
project components may be identified.”
Penjelasan tersebut menjelaskan makna Tracer Study sebagai sebuah suatu metode untuk
menelusuri informasi mengenai alumni. Melalui tracer study ini dapat diperoleh berbagai
informasi dan data yang dapat memberi loloh balik bagi pihak perguruan tinggi untuk
menyesuaikan dan menyempurnakan kurikulumnya beserta poses belajar mengajarnya. Tracer
study merupakan salah satu cara bagi perguruan tinggi untuk mengetahui perubahan dan
kebutuhan akan kemampuan dan kapabilitas yang sesuai dengan kondisi di dunia praktis yang
kompleks melalui pendapat alumninya. Syafila (2005) menyatakan bahwa tracer study
merupakan pendekatan yang memungkinkan institusi pendidikan tinggi memperoleh
informasi tentang berbagai kekurangan yang mungkin terjadi dalam proses pendidikan dan
proses pembelajaran dan dapat merupakan dasar untuk perencanaan aktivitas untuk
penyempurnaan di masa mendatang (Zembere dan Chinyama, 1996).
232 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Alumni merupakan unsur yang tak dapat dipisahkan dari perguruan tinggi, karena alumni
adalah representatif dari perguruan tinggi. Alumni juga membawa manfaat tersendiri bagi
perguruan tinggi, baik dalam akademik maupun bidang pragmatis, seperti: 1) Pemutakhiran
kurikulum berbasis relevansi dengan kebutuhan pasar / dunia kerja; 2) Continuing Education:
Universitas dapat dikembangkan menjadi media belajar sepanjang hayat bagi alumni; 3)
Mengembangkan Customer Satisfaction Index; dan 4) Pemanfaatan alumni sebagai dosen
tamu, dosen profesional, seminar, training dan lain lain (Schomburg,2003).
Berdasarkan pemikiran yang sama, maka Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (Progdi Manajemen FEB UKSW)
menyelenggarakan tracer study pada tahun 2011 terhadap para alumninya Mengikuti
standar yang telah ditetapkan oleh BAN-PT, maka studi penelusuran alumni yang dilakukan
ini memiliki beberapa tujuan berikut: 1) untuk memperoleh gambaran karir alumni yang
mencakup profil masa tunggu kerja pertama, posisi pekerjaan, kesesuaian bidang kerja dengan
bidang studi, dan masukan dari alumni untuk pengembangan kurikulum program studi ke
depan; 2) mengetahui pendapat alumni tentang berbagai kompetensi yang mereka miliki
menurut BAN-PT Dikti, dan kesesuaiannya dengan tuntutan dunia kerja; dan 3) mengetahui
bagaimana tingkat keterikatan alumni (alumnae engagement) dengan almamaternya (FEB).
2. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Satuan analisis dan satuan
pengamatan dari penelitian ini adalah alumni Progdi FEB UKSW angkatan di atas tahun
2000 yang sudah bekerja. Dengan demikian, mengacu pada masa studi normal 4 tahun, maka
alumni yang menjadi target responden pada saat penelitian ini diselenggrakan pada tanun
2011 adalah alumni angkatan 2001 – 2007 yang telah bekerja.
Secara umum, pelaksanaan tracer study ini mencakup tiga langkah berikut: (1)
pengembangan konsep dan instrument (2) pengumpulan data dan (3) analisa data dan
pelaporan. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh langsung dari alumni melalui kuesioner yang terstruktur. Penyebaran kuisioner
dilakukan secara on line melalui email, facebook, mailing list dan juga disebarkan secara
langsung kepada alumni yang diketahui dengan jelas alamatnya. Pengumpulan data lapangan
dimulai bulan Oktober 2010 hingga bulan Januari 2011. Setelah hampir 3 bulan, baru
berhasil menghimpun sejumlah 68 orang alumni yang mengembalikan kuesionernya. Dengan
total jumlah populasi lulusan mahasiswa prodi manajemen antara tahun antara tahun 2004 –
2010 yang jumlahnya mencapai sekitar 500 orang, maka respon rate tracer study ini hanya
sekitar 13,6%. Rendahnya respon rate terkendala dengan perubahan alamat rumah maupun
alamat email yang tidak terdeteksi dan diperbaharui.
Dari total alumni yang memberi respon melalui pengembalian kuesioner, 57%
diantaranya adalah laki-laki dan 43% sisanya adalah perempuan. Sebagian besar (34%) dari
responden adalah lulusan tahun 2004/2005, 23,6% lulusan tahun 2006/2007, 2008/2009
(23,68%), dan lulusan tahun 2010/2011 sebesar 18,42%. Bidang Studi konsentrasi para
Hal ini menunjukkan bahwa lulusan program studi Manajemen FEB UKSW dapat
menangkap kesempatan kerja yang ada didunia kerja. Secara keseluruhan terlihat massa
tunggu kerja dari sekitar 60% responden untuk memperoleh pekerjaan pertama mereka
kurang dari 3 bulan setelah mereka lulus dari perguruan tinggi.
234 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Tempat dimana alumni kami bekerja ternyata sebagaian besar terserap di perusahaaan swasta
(82%), diikuti perusahaan swasta asing (10%) dan sisanya ada yang terserap di BUMN
maupun sektor pemerintah.
Hasil studi penelusuran menunjukkan sebesar 74% dari responden tidak bertahan pada
pekerjaannya yang pertama. Sebesar 34% dari responden mengakui pindah kerja sebanyak 1
kali, dan 24% mengakui pindah kerja sampai 2 kali. Bahkan ada beberapa alumni yang
mengakui pernah pindah kerja sampai 5 kali, walaupun hanya sedikit. Namun demikian ada
juga responden alumni (26%) yang memilih untuk tetap bekerja ditempat semula. Ada
sejumlah alasan yang dikemukakan para responden sebagai dasar mereka memutuskan
pindah kerja, seperti yang tersaji dalam tabel berikut.
236 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Sebagian besar alumni menyukai tantangan, hal ini terlihat dari paling banyak
responden mengakui alasan mereka berpindah karena ingin mencari tantangan baru, diikuti
alasan alasan selanjutnya seperti gaji yang diperoleh terlalu kecil, gaji tidak sepadan dengan
tugas, pimpinan yang bertindak sewenang-wenang, dan tidak cocok dengan lingkungan kerja.
Alasan lainnya yang dikemukakan walaupun jumlahnya sedikit adalah alasan ingin mencari
kerja dekat dengan rumah, dan juga alasan ingin berwirausaha sendiri.
Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 80% alumni responden bekerja pada bidang yang
sesuai dengan bidang studinya, sehingga hanya sekitar 19% yang mengaku bekerja pada
bidang yang pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang studi.
Kurikulum Program Studi Manajemen FEB UKSW terbagi kedalam empat kelompok mata
kuliah, yaitu Matakuliah Dasar Umum, Matakuliah Wajib Ekonomi, Matakuliah Wajib
Manajemen, dan Matakuliah Wajib Konsentrasi (Pemasaran, Keuangan, Bisnis Internasional,
Manajemen Sumber Daya Manusia, dan Kewirausahaan).
Dari kategori tersebut terdapat mata kuliah inti yang di kategorikan Pasak Bumi Mutu
(PBMT). Untuk program studi manajemen, mata kuliah tersebut meliputi Manajemen
238 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Organisasi, Bangunan Teori Metodologi Penelitian, Manajemen Sumberdaya Manusia,
Manajemen Keuangan, Manajemen Oprasi, Etika Bisnis dan Tata kelola korporasi, MKPK,
Kepemimpinan, dan Manajemen Strategik (Katalog FEB UKSW,2009). Guna menunjang
kurikulum dapat diterapkan dengan baik, maka metode pembelajaran yang digunakan di
kelas menjadi faktor penentu yang penting. Dalam studi ini ditelusuri juga pandangan
alumni tentang kurikulum yang telah diterapkan di Prodi Manajemen FEB UKSW, antara lain
tanggapan alumni mengenai manfaat mata kuliah inti (matakuliah pasak bumi/ PBMT),
kegiatan PBM, dan metode PBM.
Berbagai kegiatan intra kurikuler seperti kuliah dengan sistim tatap muka dan magang
/ praktek lapangan dirasa sangat bermanfaat dalam menunjang pekerjaan mereka. Demikian
juga penyediaan fasilitas laboratorium computer dinilai bermanfaat. Kegiatan ekstra kurikuler
dalam hal ini kesempatan berorganisasi semasa kuliah dirasa yang paling bermanfaat dalam
menunjang pekerjaan mereka. Hasil penelitian ini memberi indikasi dan arah pengembangan
kurikulum kedepan yang perlu lebih banyak memberi porsi pada kegiatan ekstra kurikuler
disamping semakin memantapkan intra kurikulernya.
240 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Dari sejumlah metode pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran,
alumni responden menilai secara umum semuanya sangat bermanfaat. Metode itu meliputi
kegiatan kuliah dengan sistim tatap muka (skor: 3,34), tugas/quis/ makalah (skor: 3,37),
diskusi kelompok (skor: 3,47) yang termasuk dalam kategori sangat bermanfaat. Menarik
menemukan dalam tracer study ini bahwa metode diskusi dinilai paling tinggi manfaatnya
oleh alumni dalam menunjang pekerjaan mereka saat ini. Hal ini dapat dipahami karena
kegiatan diskusi sebenarnya sarat dangan pembekalan sofskill seperti berlatih berkomunikasi
dan menyampaikan pendapat dengan sistematis, mendengarkan orang lain dan menghargai
pendapat yang berbeda, bekerja sama dan menambah wawasan dari sudut pandang yang
berbeda berdasarkan hasil diskusi.
Berikut ini tanggapan mengenai hard skill yang diharapkan, dan hard skill yang dikuasai
menurut alumni Prodi Manajemen FEB UKSW.
242 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
ekonomi yang aktual.
Memiliki wawasan yang luas tentang isu-isu non
3,16
7 ekonomi yang telah terjadi 2,97 -0,21
Memiliki wawasan yang luas tentang isu-isu non
3,13
8 ekonomi yang actual 2,91 -0,21
Memiliki kemapuan membuat model dan
3,11
9 menyederhakan berbagai fenomena ekonomi. 2,76 -0,34
Memiliki kemampuan membaca dan
3,08
10 menerjemahkan model-model ekonomi secara lisan. 2,85 -0,26
Memiliki kemampuan membaca dan
menerjemahkan model-model ekonomi secara 3,05
11 tertulis 3,00 -0,05
Memiliki pemahaman dan pengetahuan mengenai
komuter, internet dan peralatan pendukung kerja 3,61
12 lainya. 3,47 -0,11
Mempunyai kemampuan untuk mengoprasikan
komputer, internet dan peralatan pendukung kerja 3,63
13 lainya. 3,59 -0,08
Memiliki kemampuan mengaplikasikan software
aplikasi yang dapat membantu bekerja( microsoft 3,42
14 office, SPSS, E-viewe, dan soft ware lainya.* 3,29 -0,11
Menguasai bahasa asing dengan baik secara lisan
maupun tulisan (terutama bahasa inggris, mandarin, 3,13
15 jepang, jerman, dll.)* 2,94 -0,21
rata-rata dari total 3,23 3,05 -0,18
Sumber:data primer diolah 2011
Dari tabel di atas terlihat bahwa alumni menilai penguaaan hardskill sangat
dibutuhkan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan mereka di dunia kerja. Hal ini terlihat
pada rata-rata nilai yang mencapai 3.23. Alumni menilai hard skill yang mereka miliki sudah
termasuk baik, namun, apabila dibandingkan dengan tingkat yang dibutuhkan masih terlihat
adanya kekurangan (gap) untuk semua item dengan nilai rata-rata gap mencapai -0.18. Gap
terbesar ditemukan pada hardskill “memiliki kemampuan membuat model dan
menyederhanakan berbagai fenomena ekonomi” yang mencapai – 0.34. Menguasai bahasa
asing dengan baik juga memperlihatkan adanya gap yang cukup besar (0.21)
244 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
bekerja
Memiliki kemampuan melatih orang lain untuk
3,47
21 melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan 3,24 -0,24
Rata-Rata dari total skor 3,63 3,39 -0,28
Sumber: data primer diolah 2011
Dari tabel di atas terlihat bahwa menurut alumni kebutuhan akan soft skill lebih tinggi
dibanding hard skill terlihat dari rata-rata 3,63 dibanding rata-rata hardskill 3,23. Sedangkan
kompetensi soft skill yang dimiliki dinilai para alumni berada pada tahapan sangat baik
dengan rata-rata mencapai 3,39. Ini berarti alumni menilai proses pembelajaran selama
mereka menjadi mahasiswa di Prodi Manajemen FEB UKSW mampu memperkaya
kompetensi softskills mereka. Namun demikian, seperti halnya gap hard skill, alumni juga
menilai soft skill yang dibutuhkan mereka lebih besar dari softskill yang dimiliki dengan gap
negatif rata-rata -0,28. Alumni merasa masih memiliki kekurangan dalam kemampuan
membaca peluang bisnis dan memanfaatkannya, kemampuan dalam mengelola dan mengatur
waktu dalam bekerja, kurang memiliki rasa percaya diri dalam dalam berbagai situasi. Hal ini
terlihat dari gapnya yang besar yaitu -0.38. Alumni merasa lebih mempunyai kelebihan
memiliki kemampuan bekerja di bawah tekanan beban kerja, rekan kerja, maupun dari atasan
terlihat dari gapnya yang terkecil yaitu -0.15. Beberapa sofskills yang dirasa sangat penting
oleh alumni dan mereka masih kekurangan dalam aspek tersebut perlu menjadi perhatian
pihak fakultas dalam mendisain ulang berbagai kegiatan akademik yang dapat meningkatkan
softskills para lulusan ke depan.
3.4. Tanggapan Mengenai Kedekatan Alumni dengan Pihak Fakultas
Alumni merupakan salah satu unsur dari berbagai unsur yang ikut terlibat dalam
penyelenggaraan sebuah perguruan tinggi. Setelah alumni lulus dan bekerja seharusnya tetap
perlu ada hubungan yang berkesinambungan antara alumni dengan perguruan tinggi
almamaternya. Dalam tracer study ini juga ditanyakan bagaimana kedekatan alumni
(alumnae engagement ) dengan pihak fakultas setelah mereka bekerja.
4.2. Saran
1. Prodi perlu memanfaatkan masukan dari studi penelusuran (tracer study) ini untuk
menyempurnakan kurikulum maupun sistim PBM beserta metode pembelajaran sehingga
dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi hard maupun soft yang sesuai
dengan kebutuhan dunia praktis. Kegiatan perkuliahan di dorong untuk lebih banyak
246 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
menggunakan metode diskusi kelas, serta kegiatan studi lapangan agar lebih fokus pada
ranah praktis. Mahasiswa agar lebih didorong terlibat secara pro aktif dalam berbagai
kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu pengembangan soft skill mereka
2. Penguatan jaringan dengan alumni harus digarap dengan serius mengingat para alumni
mempunyai peran penting dan strategis bagi kemajuan prodi kedepan. Upaya menjalin
relasi dengan alumni dapat dilakukan melalui komunikasi yang intensif melalui media-
media on line, maupun mengadakan gathering dengan alumni untuk mendapat feedback
bagi penyempurnaan kegiatan PBM ke depan. Upaya yang dilakukan pihak fakultas harus
bersifat mutual benefit, yang dapat menimbulkan kerinduan dan kebutuhan alumni untuk
selalu menjalin keeratan dengan almamaternya karena mereka merasakan ada
manfaatnya.
3. Tracer study seperti ini perlu dilakukan secara berkala. Disamping fihak fakultas dapat
memperoleh banyak masukan mengenai daya serap lulusan dan berbagai
permasalahannya, melalui tracer study perguruan tinggi juga dapat terus menjalin
hubungan dengan alumninya.
Daftar Pustaka
Dikti, 2008. ”Wardiman Kembali Ingatkan Link and Match” diunduh dari
http://www.dikti.go.id/old/index.php?option=com_content&task=view&id=73&Itemi=5
4
Majalah Human Capital. 2008. Ada Apa dengan Kualitas Lulusan Perguruan Tinggi? Edisi 48
Maret 2008, diunduh dari www.portalhr.com/ beritahr/karir/detail.php? cid=1&id
=928&page 1
Millington, Claire., 2006. ”The Use of Tracer Studies for Enhancing Relevance and
Marketability in Online and Distance Education.”. Barbados Community College.
Schomburg, Harald. 2003. Handbook for Graduate Tracer Studies: Centre for Research
on Higher Education and Work, University of Kassel, Germany. Diunduh dari:
http://www.qtafi.de/handbook_v2.pdf
Syafila, Mindriany. 2005. Tracer Study. Warta Direktorat Pendidikan ITB. Bandung.
Suharti, L. 2011. “Penilaian Pihak Pengguna Terhadap Kompetensi Hardskill Dan Softskill
Sarjana Ekonomi”. Jurnal MEGADIKMA, vol 4 (2). 229-239
Yasar, Iftida, 2009. “Link and match: Keterkaitan dunia industri dan dunia
pendidikan”Diunduh dari situs 37 http://ilmusdm.,wordpress.com/2009/08/11/realita-
link-match-dunia-usaha-dan perguruan- tinggi/
Zembere S.N. and Chinyama N.P.M. 1996. “The University of Malawi Graduate Tracer
Study”. University of Malawi. Blantyre. Diunduh dari
http://www.aau.org/studyprogram/notpub/ ZEMBERE.pdf.
248 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012