KELOMPOK 5
Disusun oleh :
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
Berdasarkan bentuk lesi, dikenal bermacam-macam psoroiasis
antara lain:
Psoriasis puncata : lesi sebesar jarum pentul atau milier
Psoriasis folikularis : lesi dengan skuama tipis terletak pada
muara folikel rambut
Psoriasis guttata : lesi sebesar tetesan air
Psoriasis numularis : lesi sebesar uang logam
Psoriasis girata : lesi sebesar daun
Psoriasis anularis : lesi melingkar berbentuk seperti cincin
karena adanya involusi dibagian tengahnya
Psoriasis discoidea : lesi merupakan bercak kulit solid yang
menetap
Psoriasis ostracea : lesi berupa penebalan kulit yang kasar dan
tertutup lembaran-lembaran skuama mirip kulit tiram
Psoriasis rupioides : lesi berkusta mirip rupia sifilitika
Tipe Psoriasis
Psoriasis vulgaris :
bentuk inilah yang jenisnya paling umum karena itu disebut vulgaris,
dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya berbentuk plak.
Psoriasis guttata :
diameter kelaianannya tidak melebihi 1cm. Timbulnya mendadak dan
mengenai seluruh tubuh, umumnya setelah infeksi saluran napas
bagian atas sehabis influenza atau morbili(campak), terutama pada
anak dan dewasa muda.
Psoriasis putulosa :
gejala awalnya yaitu kulit yang nyeri disertai gejala umum berupa
dema, mudah capek, mual dan menurunnya napsu makan. Kelianan
psoriasis yang telah ada semakin merah. Setelah beberapa jam
timbul agak bengkak dan bintik-bintik bernananah pada bercak
merah tersebut. Kelianan-kelainan macam itu akan terus muncul
dan dapat menjadi eritrodema.
Psoriasis eritodermis :
dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat atau oleh
penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya kelainan kulit yang khas untuk
psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat kemerahan dan bersisik tebal
yang menyeluruh. Ada kalanya kelainan kulit psoriasis masih tampak
samar-samar yakni lebih merah dan kulitnya lebih meninggi.
Psoriasis kuku
menyerang dan merusak kuku. Permukaan kuku nampak lekukan-lekukan
kecil. Jenis ini termasuk yang bandel sehingga penderita sulit sembuh.
Psoriasis artritis :
penyakit ini dapat pula disertai peradangan pada sendi, sehingga sendi terasa
nyeri membengkak dan kaku, persis seperti gejala rematik. Pada tahap ini,
penderita harus segera ditolong agar sendi-sendinya tidak sampai keropos.
Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada
tempat-tempat predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan
daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstersor
terutama siku dan lutut dan daerah lumbosakral. Kelaianan
kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi(plak)
dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata.
Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti
mika, serta transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena
tetesan lilin Auspitz dan Kobner.
MANIFESTASI KLINIS
Lanjut..
Gejala dari psoriasis antara lain :
Mengeluh gatal ringan
Bercak-bercak eritema yang meninggi, skuama
diatasnya
Terdapat fenomena tetesan lilin
Pathogenesis terjadinya psoriasis, diperkirakan karena:
Terjadi peningkatan turnover epidermis atau kecepatan
pembentukannya dimana pada kulit normal memerlukan waktu 26-28
Hri, pada psoriasis hanya 3-4 hari sehingga gambaran klinik tampak
adanya skuama dimana hiperkeratotik.
Adanya factor keturunan ditandai dengan perjalanan penyakit yang
kronik damana terdapat penyembuhan dan kekambuhan spontan serta
predileksi lesinya pada tempat-tempat tertentu.
Peruubahan-perubahan biokimia yang terjadi pada psoriasis meliputi:
Peningkatan replikasi DNA
Berubahnya kadar siklik nukleotida
Kelainan prostaglandin dan prekursornya
Berubahnya metabolism karbohidrat
PATOFISIOLOGI
Lanjut..
Psoriasis merupakan penyakit kronik yang dapat terjadi pada setiap usia.
Perjalanan alamiah penyakit ini sangat berfluktuasi. Pada psoriasis
ditunjukan adanya penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran
pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas. Jumlah sel-sel basal yang
bermitosis jelas meningkat. Sel-sel yang membelah dengan cepat itu
bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang menebal.
Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan
epidermis menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal (sisik yang berwarna
seperti perak). Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini antara lain
disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal, terutama adenosin
monofosfat (AMP) siklik dan guanosin monofosfat (GMP) siklik.
Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada penyakit ini. Peranan setiap
kelainan tersebut dalam mempengaruhi plak psoriatik belum dapat
dimengerti secara jelas (Djuandha, 2010).
PAT
HWA
Y
KOMPLIKASI
Menurut corwin (2009) komplikasi dari psoriasis
diantaranya adalah :
Infeksi kulit yang parah
Artritis deformans yang mirip dengan artritis rematoid,
disebut psoriatika timbul pada sekitar 30-40% pasien
psoriasis. Bila psoriasis dapat menjadi penyakit yang
melemahkan
Berdampak pada penurunan harga diri pasien yang
menimbulkan psikologis, ansietas, depresi dan marah.
Psoriasis pustulosa
Psoriasis arthritis
Psoriasis eritodermia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu
menyokong diagnosis psoriasis tidak banyak.
Pemeriksaan yang bertujuan mencari penyakit yang
menyertai psoriasis perlu dilakukan seperti :
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan gula darah
Pemeriksaan histopatologi
PENATALAKSANAAN
Terapi topikal
Formulasi ter
Anthralin
Kortikosteroid
Terapi intralesi
Terapi sistemik metotreksat
Terapi ini dibagi menjadi :
Hidroksiurea
Siklosporin A
Retinoid oral
Fotokemoterapi
Terapi PUVA
Terapi sinar ultraviolet B (UVB)
Etretinate (Tergison)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN PSORIASIS
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN Identitas klien
Identitas klien Lakukan pengkajian pada
Nama : Ny. T identitas klien dan isi
Usia : 35 Tahun identitasnya yang meliputi:
Jenis Kelamin :P nama, jenis kelamin, suku
Agama : Islam bangsa, tanggal lahir, alamat,
Pendidikan : SMK agama, dan tanggal pengkajian.
Alamat : Babakan, Kec. Keramat
Tanggal Masuk : 21 April 2020
Tanggal Pengkajian : 21 April 2020
Diagnosa Medis : Psoriasis
No Medrek : 09567436
UTAMA
biasanya mengeluh adanya
Keluhan Utama gatal ringan pada tempat-
Klien mengatakan Kulit pada
tempat predileksi, yakni
siku dan lutut bersisik, terasa pada kulit kepala,
tebal dan semakin meluas perbatasan daerah tersebut
Riwayat Kesehatan dengan muka, ekstremitas
Riwayat penyakit sekarang bagian ekstensor terutama
Klien datang ke RS pada tanggal siku serta lutut, dan daerah
21 April 2020 ( pukul 14.00 WIB ) lumbosakral.
ia mengatakan kulitnya gatal – gatal
di area siku dan lutut, bersisik dan
kemerahan, tampak eritema dan
skauma pada area tersebut.
tempat-tempat predileksi,
yakni pada kulit kepala,
LANJUUT....
perbatasan daerah tersebut
Klien mengatakan tidak mengetahui penyebab dengan muka, ekstremitas
timbulnya penyakit sudah kurang lebih setahun bagian ekstensor terutama
yang lalu kulit pada siku dan lutut Ny. T timbulnya
keluhan bertahap mulai bersisik, awalnya dikira
siku serta lutut, dan daerah
penyakit kulit biasa namun ternyata penyakit ini tak lumbosakral. Kelainan
kunjung sembuh. Menurut klien ia melakukan kulit terdiri atas bercak-
pengobatan alternatif berupa anjuran dari dari
dukun yang menggunakan daun dan daging hewan bercak eritema yang
sebagai pengobatan, lalu Ny.T ke dokter untuk meninggi (plak) dengan
memeriksakan kondisinya dimana sisik ada siku skuama diatasnya. Eritema
dan lutut sudah meluas dan terasa tebal. Ia selalu
menyentuh bagian tubuhnya, klien tampak malu berbatas tegas dan merata.
dan cemas dengan keadaannya ditandai dengan Skuama berlapis-lapis,
ekspresi wajah klien tegang.
kasar, dan berwarna putih
seperti mika, serta
transparan.
berulang seperti garukan
pada tempat yang sama,
Riwayat penyakit dahulu stress psikis, gangguan
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah imunologi, konsumsi
mempunyai riwayat penyakit seperti ini, klien obat-obatan beta-
tidak pernah di operasi. sdrenergic blocking
Klien mengatakan ia alergi makan telur dan
ikan asin, bila makan makanan tersebut akan
agents litium,
gatal – gatal. antimalaria dan
Klien mengatakn kurang mengetahui penghentian mendadak
riwayat imunisasi yang didapatnya.
Klien tidak pernah mengonsumsi /
kortikosteroid,
menggunakan rokok, kopi, dan alkohol. perubahan iklim
Klien hanya menggunakan obat – obatan mempengaruhi
dari dukun sejak menderita penyakitnya. kekambuhan psoriasis.
Menurut klien obat – obatan yang di dapatnya
selama ini tidak banyak membantu dalam
mengatasi penyakitnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik yang meliputi:
◦ Keadaan umum lemah
◦ Tanda-tanda vital khususnya suhu meningkat yaitu sekitar
38o -39o C
◦ Eritema yang bersisik, batas tegas/menyolok
◦ Lesi kering dan timbul pruritus
◦ Adanya lubang-lubang atau kerusakan total pada kuku dan
tangan
◦ Lesi tidak simetris bilateral
◦ Lesi dapat timbul pada luka bekas garukan
mencari penyakit yang
menyertai psoriasis perlu
Pemeriksaan dilakukan seperti :
Penunjang Pemeriksaan
Dilakukan Pemeriksaan Hispatologik,
dengan hasil : darah rutin
parakeratosis, sering dengan Pemeriksaan
hiperkeratosis, akantosis,
pemanjangan reteridge, gula darah
pemanjangan papiladermis Pemeriksaan
disertai mikroabses
Munrodiepidermis histopatologi
dermis sembab dengan
sebukan sel limfosit dan
monosit
Lanjutan..
Akantosis (penebalan lapisan kulit stratum spinosum)
dengan elongasi teratur dari rete ridges, dan penebalan
pada bagian bawahnya.
Penipisan epidermis lempeng suprapapilar dengan
kadang-kadang terdapat pustul spongiformis kecil
Papilomatosis
Berkurang atau hilangnya stratum granulosum
Hiperkeratosis, parakeratosis, serta abses Munro
Pada dermis ditemukan infiltrasi sel-sel polinuklear,
limfosit dan monosit serta pelebaran dan berkelok-
keloknya ujung-ujung pembuluh darah
Pemeriksaan KOH
Kerokan KOH bertujuan untuk mengetahui apakah
terdapat infeksi jamur.
integritas
Peningkatan
Diagnosa Keperawatan suhu tubuh
Gangguan citra
Gangguan Integritas tubuh
Kulit b.d Iritasi zat kimia, Gangguan rasa
factor mekanik, faktor nyaman
nutrisi Ansietas
Gangguan citra tubuh b.d (NANDA, 2011)
Ketakutan perubahan
bentuk tubuh
Gangguan rasa nyaman
b.d Gejala penyakit
ANALISA DATA
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O
DS : Genetik, imunologik, stres psikis, obat-obatan,
-Klien mengatakan siku dan lututnya terasa alkohol dan merokok, gangguan metabolik,