Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 5

ATIKA CRISTINA (191148201069)


CLARA SITUMORANG (191148201075)
GRESTIANTI PUTRI YAHUDA ( 191148201084)
IMANUEL RINALDY SIDO ( 191148201088)

MASALAH TERKAIT TERAPI OBAT/ DRUG RELATED


PROBLEMS (DRPs)
Drug related problems didefinisikan sebagai kejadian atau keadaan yang berpotensi
bertentangan dengan hasil kesehatan yang diinginkan. Dalam penelitian di Norwegia mengenai
perbandingan DRPs di kelompok pasien yang berbeda diperoleh data bahwa kasus DRPs terjadi
dengan rata-rata kejadian di tiap instalasi yang berbeda. Sebanyak 1,9% dilaporkan di instalasi
kardiologi, 2,0% di instalasi geriatri, 2,1% di instalasi pengobatan respiratori dan 2,3% di instalasi
rheumatology. DRPs yang paling sering ditemukan dalam kelompok pasien adalah dosis yang
tidak optimal (kardiologi, respiratori dan geriatri) dan membutuhkan obat tambahan
(rheumatology) (Anonima, 2004).
Drug Related Problems (DRPs) merupakan suatu kejadian
yang tidak diharapkan dari pengalaman pasien akibat terapi
obat sehingga secara aktual maupun potensial dapat
mengganggu keberhasilan penyembuhan yang diharapkan
(Cipolle et al., 1998)

DRPs dibagi menjadi dua yaitu DRPs aktual dan DRPs


potensial, tetapi pada kenyataanya problem yang muncul tidak
selalu terjadi dengan segera. DRPs aktual merupakan suatu
masalah yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi yang
sedang diberikan pada pasien. DRPs potensial merupakan
suatu masalah yang diperkirakan akan terjadi berkaitan dengan
terapi yang sedang diberikan pada pasien (Cipolle et al., 1998)
Jenis-jenis DRPs dan penyebabnya menurut standar disajikan sebagai berikut :

a.Terapi obat yang tidak perlu

1.Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi


2.Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3.Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat, alkohol dan rokok
4.Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug therapy
5.Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug therapy dapat
digunakan.

b.Reaksi obat yang merugikan

1.Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan


2.Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau makanan
3.Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain

4.Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien


c.Salah obat

1.Pasien dimana obatnya tidak efektif


2.Pasien alergi
3.Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
4.Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
5.Pasien menerima obat efektif tetapi harga lebih mahal

d.Dosis terlalu rendah

1.Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana obat tunggal dapat memberikan pengobatan yang
tepat
2.Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
3.Pemberian obat tidak tepat, frekuensi dan besaran obat kurang

e.Kepatuhan

1.Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat, pemberian, pemakaian)
2.Pasien tidak mematuhi (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk pengobatan
3.Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4.Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten karena merasa sudah sehat
f.Dosis terlalu tinggi

1.Dosis terlalu tinggi


2.Dosis obat meningkat terlalu cepat
3.Pemberian obat tidak tepat, frekuensi dan besaran obat lebih

g.Terapi obat tambahan

1.Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang baru


2.Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat

3.Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi terapi untuk


mencapai efek sinergis (Cipolle et al.,1998).
IV.KASUS 3

Ibu SAD, Usia: 41 th, BB: 60 kg TB: 160 cm, datang ke RS dengan keluhan demam dan
nyeri pada ulu hati dan mual-muntah, muntahan pasien berwarna coklat kehitam-
hitaman. Pasien rutin mengkonsumsi jamu yang dibeli dari warung jamu untuk
mengatasi pegal-linunya karena pasien sering lembur saat bekerja sebagai buruh
pabrik. Dokter mendiagnosa pasien dengan peptic ulcer disease induced NSAID.

01 HR nadi: 80X/menit, suhu tubuh 37,5oC.


TTV: TD 130/90 mmHg, RR: 20 x per menit,

Dokter meresepkan: Novalgin 500 mg 3 x 1, antasida 3 x 3 tab, ranitidine 150 mg 1 x


044 mg 3 x 1, amoxsan tab
1, lansoprazole caps 30 mg 3 x 1, ondansetron tab 500 mg 4 x
ADD TITLE HERE
1.
No one indebted for others,while many people don't know how to
cherish others.No one indebted for others,while many people
Saat mengambil obat apoteker menanyakan alergi obat kepada pasien dan
don't know pasien
how to cherish others.
mengatakan punya alergi terhadap penisilin.
Analisis Kasus (SOAP) Data pasien :
●Nama pasien : Ibu SAD
●Usia : 41 tahun
●Berat badan : 60 Kg
●Tinggi badan : 160 cm
1.Subjektif

●Pasien mengeluhkan demam, nyeri pada ulu hati, mual disertai muntah. Muntahan pasien berwarna coklat kehitam-hitaman
●pasien rutin mengkonsumsi jamu untuk mengatasi pegal-linunya
●pasien memiliki alergi terhadap penisilin.

2.Objektif
●Tanda-tanda Vital (TTV) :
-Tekanan Darah (TD) : 130/90 mmHg
-Respiration rate (RR) : 20 kali per menit (Normal)
-Heart rate (HR) nadi : 80 kali per menit (Normal)
-Suhu tubuh : 37,5 °C (Normal)

●Terapi oleh dokter :


-Novalgin (Methampyron) 500 mg 3 x 1
-Antasida 3 x 3 tab
-Ranitidine 150 mg 1 x 1
-Lansoprazole caps 30 mg 3 x 1
-Ondansetron tab 4 mg 3 x 1
-Amoxsan tab 500 mg 4 x 1.

●Problem Medis : Dokter mendiagnosa pasien dengan Peptic Ulcer Disease induced NSAID
3.Assesment

●Pasien diberi Dosis Ranitidin terlalu rendah yaitu 150 mg 1 X 1 seharusnya ranitidin
diberi 2 X 1

●Pemberian Amoxan dapat merugikan pasien dikarenakan pasien alergi terhadap Penicilin

●Pemberian metampiron tidak tepat pada pasien karena kontraindikasi untuk penderita tukak lambung.

●kombinasi Ranitidine, Lansoprazole, dan Antasida tidak rasional

●Ondansetron tidak efektif untuk pasien

●Dosis antasida dan Lansoprazole terlalu tinggi

4.Plan
●Monitoring
-Efektivitas : mual muntah, nyeri di ulu hati
-Efek samping obat
●Rekomendasi Terapi

-Sebaiknya antibiotik dihentikan karena tidak adanya tanda infeksi dan pasien mengalami alergi penisilin
-Untuk nyerinya pasien dapat digantikan ibuprofen yang relatif lebih aman bagi lambung
-Penggunaan lansoprazole lebih efektif dalam pengobatan peptic ulcer yang disertai dengan perdarahan di
bandingkan dengan ranitidine
-Penggunaan ondansetron sebaiknya dihentikan karena tidak efektif bagi pasien
-Lansoprazole dapat diberikan 2 kali sehari selama 1 bulan untuk mengobati peptic ulcer terkait dengan NS
AID
●Konseling

-Nama obat, jumlahnya dan indikasinya


-Aturan pakai, cara dan lama pemakaian
-Interaksi obat
-Efek samping obat
-Pengaruh terhadap pola hidup, pola makan
-Cara penyimpanan

B.Drug Related Problems (RDPs)

●Obat kurang tepat :

-pemberian metampiron
-3 kombinasi obat antiulcer yang tidak rasional
-penggunaan Amoxsan yang tidak diperlukan karena tidak adanya infeksi

●Obat tidak efektif : Ondansetron

●Dosis obat terlalu tinggi :

-Antasida 3 x 3 tab
-Lansoprazole 3 x 1

●Dosis obat terlalu rendah : Ranitidine 1 x 1

●Adannya Adverse drug events pasien mengalami alergi terhadap Penicilin tetapi di beri Amoxsan
KESIMPULAN

1.Drug Related Problems merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dan pengalaman pasien akibat
atau diduga akibat terapi obat sehingga kenyataannya/potensial mengganggu keberhasilan penyembuhan
yang dikehendaki.

2.Terdapat dua komponen penting dalam DRPs yaitu Kejadian atau resiko yang tidak diharapkan yang diala
mi oleh pasien dan ada hubungan atau diduga ada hubungan antara kejadian yang tidak diharapkan yang d
ialami oleh pasien dengan terapi obat

3.Menurut Cipolle et al,1998 kategori DRP adalah:


a.Membutuhkan obat tetapi tidak menerimanya

b.Menerima obat tanpa indikasi yang sesuai

c.Menerima obat salah

d.Dosis terlalu rendah

e.Dosis terlalu tinggi

f.Pasien mengalami ADR

g.Kepatuhan
Thank YOU
***********************************************************
******************************************************

Anda mungkin juga menyukai