Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

THERAPY OKSIGEN

Kelompok 3 :
Eunike oprasetya (1914301008)
Dian Ayu Ningsih (1914301009)
Novita Rindi Yanti (1914301010)
Delvi Treesia Lona (1914301011)
1. Pengertian terapi oksigen
Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. (Standar Pelayanan Keperawatan di ICU,
Dep.Kes. RI, 2005)

2. Tujuan/ kegunaan

1. Meningkatkan konsentrasi O2 pada darah arteri sehingga masuk ke jaringan untuk


memfasilitasi metabolisme aerob

2. Mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 90 % untuk :

a. Mencegah dan mengatasi hipoksemia / hipoksia serta mmempertahankan oksigenasi


jaringan yang adekuat.

b. Menurunkan kerja nafas dan miokard.

c. Menilai fungsi pertukaran gas


3. Indikas

a. Pasien hipoksia, Hipoksia hipoksik merupakan masalah pada individu normal pada daerah
ketinggian

b. Oksigenasi kurang sedangkan paru normal

c. Oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal

d. Oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi tidak normal.

e. Pasien yang membutuhkan pemberian oksigen konsentrasi tinggi

f. Pasien dengan tekanan partial karbondioksida ( PaCO2 ) rendah. Contoh :

Pasien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil AGDPasien dengan peningkatan kerja
napas dimana tubuh terjadi hipoksemia ditandai dengan PaO2 dan SpO2 menurun. Pasien yang
teridentifikasi hipoksemia contohnya syok dan keracunan CO
4. Kontra indikasi

Tidak ada kontra indikasi absolut :


a. Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong : jika ada obstruksi nasal.
b. Kateter nasofaringeal / kateter nasal : jika ada fraktur dasar tengkorak
kepala, trauma maksilofasial, dan obstruksi nasal.
c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing : pada pasien dengan PaCO2
tinggi, akan lebih meningkatkan kadar PaCO2 nya lagi.
d. Suplemen oksigen tidak direkomendasikan pada :
1) Pasien dengan keterbatasan jalan nafas yang berat dengan keluhan
utama dispneu, tetapi dengan PaO2 lebih atau sama dengan 60
mmHg dan tidak mempunyai hipoksia kronik
2) Pasien yang menerskan merokok, karena kemungkinan prognosis
yang buruk dan dapat meningkatkan risiko kebakaran
3) Pasien yang tidak menerima terapi oksigen
5. Teknik Pemberian Oksigen

1) Sistem Aliran Rendah


Sistem aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan,
bekerja dengan memberikan oksigen pada frekuensi aliran kurang dari volume
inspirasi pasien, sisa volume ditarik dari udara ruangan. Contoh :
a. Low flow low concentration : Kateter nasal, Kanul nasal / kanul binasal /
nasal prong
b. Low flow high concentration : Sungkup Muka Sederhana, Sungkup Muka
dengan Kantong Rebreathing
2) Sistem Aliran Tinggi
Memberikan aliran dengan frekuensi cukup tinggi untuk memberikan 2 atau 3 kali volume
inspirasi pasien. Contoh sistem aliran tinggi:
a. Sungkup muka dengan venturi / Masker Venturi (High flow low concentration), Merupakan
metode yang paling akurat dan dapat diandalkan untuk konsentrasi yang tepat melalui cara non
invasif.
b. Bag and Mask / resuscitator manual

c. Selang T / T piece / Briggs adaptor, Dengan Oksigen T- piece memungkinkan pelembaban


untuk selang ETT ( Endo Trakeal Tube ) atau trakeostomi
d. Sungkup terbuka / Face tent, Sama dengan selang T, digunakan untuk memberikan
pelembaban pada pasien di ruang pemulihan atau setelah ekstubasi
6. Resiko Terapi Oksigen
Salah satu resiko terapi oksigen adalah keracunan oksigen. Hal ini dapat
terjadi bila oksigen diberikan dengan fraksi lebih dari 50% terus-menerus
selama 1-2 hari.
Apabila O2 80-100% diberikan kepada manusia selama 8 jam atau lebih
maka saluran pernafasan akan teriritasi, menimbulkan distres substernal,
kongesti hidung, nyeri tenggorokan dan batuk. Pemajanan selama 24-48
jam mengakibatkan kerusakan jaringan paru.

7. Komplikasi
a) Kerusakan pada paru : Tergantung konsentrasi oksigen yang diberikan ,
Tergantung pada lama pemberian
b) Efek neurologi : Kejang – kejang karena tekanan intrakranial meningkat
c) Fibro plasia retrolental : Kebutaan pada bayi prematur yang mendapat
terapi oksigen
8. TANDA DAN GEJALA KERACUNAN OKSIGEN
a) Terjadi penurunan vital capacity (Vc)
b) Paraesthesia, sakit sendi, mual dan muntah
c) Atelectesia
d) Perubahan mental dan gangguan penglihatan
9. MONITORING TERAPI OKSIGEN
e) Tanda klinis
f) Kerja nafas : RR, otot nafas tambahan, nafas cuping hidung, sianosis
g) Kerja jantung : Nadi, tensi
h) Pulse oxymetri 
i) Analisa gas darah
TERIMA
KASIH 

Anda mungkin juga menyukai