Anda di halaman 1dari 53

Konsep Pancasila

Sebagai Ideologi
Negara

Mengapa setiap bangsa harus memiliki


konsep ?

Setiap bangsa harus memiliki suatu konsep


bersama, untuk keberlangsungan, keutuhan, dan
kejayaan Bangsa tersebut.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 1
Konsep Pancasila sebagai
Ideologi Negara
Apa itu ideologi ? When selecting a typeface for body text, your

Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita;
dan logos yang berarti ilmu.

When selecting a typeface for body text, your


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi didefinisikan sebagai sekumpulan konsep
bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 2
Fungsi Ideologi
 Sebagai tanda pengenal dari sebuah bangsa.
 Landasan bagi suatu bangsa dalam berkehidupan dunia.
 Pencegah terjadinya berbagai konflik dalam masyarakat
 Pemersatu keberagaman yang yang ada dalam masyarakat.
 Agar tercipta kehidupan bernegara yang baik.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 3
Apa Ideologi negara
indonesia?

Sebagai tanda pengenal dari sebuah bangsa, Negara Indonesia juga memiliki
Ideologi. Hal tersebut terlihat dari Ideologi Pancasila yang dirumuskan oleh
Panitia Sembilan berdasarkan pidato oleh Ir. Soekarno.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 4
Konsep Pancasila sebagai
Ideologi Negara
Isi Pancasila :
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagiSeluruh Rakyat Indonesia

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 5
Konsep Pancasila sebagai
Ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi negara berarti?

Pancasila dijadikan pedoman oleh masyarakat Indonesia dalam menjalankan


kehidupannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas Pancasila menjadi
landasan masyarakat dalam bersosialisasi, kehidupan beragama, hak asasi manusia,
dan beragama.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 6
Urgensi Pancasila sebagai
Ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi negara menghadapi berbagai bentuk tantangan. Salah satu tantangan yang paling
dominan dewasa ini adalah globalisasi. Globalisasi merupakan era saling keterhubungan antara masyarakat
suatu bangsa dan masyarakat bangsa yang lain sehingga masyarakat dunia menjadi lebih terbuka.

Beberapa karakteristik kebudayaan global menurut Sastrapratedja :


a. Berbagai bangsa dan kebudayaan menjadi lebih terbuka terhadap pengaruh timbal balik.
b. Pengakuan akan identitas dan keanekaragaman masyarakat dalam berbagai kelompok dengan pluralisme
etnis dan religius.
c. Masyarakat yang memiliki ideologi dan sistem nilai yang berbeda bekerjasama dan bersaing sehingga tidak
ada satu pun ideologi yang dominan.
d. Kebudayaan global merupakan sesuatu yang khas secara utuh, tetapi tetap bersifat plural dan heterogen.
e. Nilai-nilai hak asasi manusia (HAM), kebebasan, demokrasi menjadi nilai nilai yang dihayati bersama,
tetapi dengan interpretasi yang berbeda-beda (Sastrapratedja, 2001: 26--27).

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 7
Urgensi Pancasila sebagai
Ideologi Negara
Fase-fase perkembangan globalisasi :
a. Fase embrio ( berlangsung di Eropa dari abad ke-15 - abad ke-18 )
b. Fase pertumbuhan (abad ke-18 )
c. Fase take off ( 1870-pertengahan 1920 )
d. Fase perjuangan hegemoni ( 1920-pertengahan 1960 )
e. Fase ketidakpastian (1960-1990)
f. Fase kebudayaan global

BY MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 8
-[ -PKN- ]-

B. Menanya alasan diperlukannya kajian


Pancasila sebagai Ideologi Negara

I. Warga Negara Memahami dan Melaksanakan Pancasila sebagai Ideologi


Negara
Unsur yang mempengaruhi Ideologi Pancasila sebagai Berikut:
• Unsur ateisme yang terdapat dalam ideologi Marxisme atau komunisme
bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
• Unsur individualisme dalam liberalisme tidak sesuai dengan prinsip
nilai gotong royong dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
• Kapitalisme yang memberikan kebebasan individu untuk menguasai
sistem perekonomian negara tidak sesuai dengan prinsip ekonomi
BY
kerakyatan.
MIKOKIT -[ F I L ]- SLIDE 9
-[ -PKN- ]-

Ancaman dari sikap dan perilaku yang menyimpang dari


norma-norma kehidupan masyarakat
1. Ancaman Terorisme
Teroris adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman
kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas.
Beberapa unsur ancaman yang ditimbulkan oleh aksi terorisme, antara lain:
• Rasa takut dan cemas yang ditimbulkan oleh bom bunuh diri
mengancam keamanan negara dan masyarakat pada umumnya.
• Aksi terorisme dengan ideologinya menebarkan ancaman terhadap
kesatuan bangsa sehingga mengancam disintegrasi bangsa.
• Aksi terorisme menyebabkan investor asing tidak berani menanamkan
modal di Indonesia dan wisatawan asing enggan berkunjung ke
Indonesia sehingga mengganggu pertumbuhan perekonomian negara.
BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 10
-[ -PKN- ]-

Ancaman dari sikap dan perilaku yang menyimpang dari


norma-norma kehidupan masyarakat
2. Ancama Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang.
Beberapa unsur ancaman yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba,
meliputi hal-hal sebagai berikut:
• Penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda dapat merusak masa
depan mereka sehingga berimplikasi terhadap keberlangsungan hidup
bernegara di Indonesia.
• Perdagangan dan peredaran narkoba di Indonesia dapat merusak reputasi
negara Indonesia sebagai negara yang berlandaskan pada nilai-nilai
Pancasila.
• Perdagangan narkoba sebagai barang terlarang merugikan sistem
perekonomian negara Indonesia karena peredaran illegal tidak sesuai dengan
B Y M I K peraturan
OKIT perundang-undangan.
-[ F I L ]- S L I D E 11
-[ -PKN- ]-

II. Penyelenggara Negara Memahami dan


Melaksanakan Pancasila sebagai Ideologi Negara

Magnis Suseno pernah menegaskan bahwa pelaksanakan ideologi


Pancasila bagi penyelenggara negara merupakan suatu orientasi
kehidupan konstitusional. Ada beberapa unsur penting dalam kedudukan
Pancasila sebagai orientasi kehidupan konstitusional:
• Kesediaan untuk saling menghargai dalam kekhasan masing-masing,
Oleh karena itu, pluralisme adalah nilai dasar
Pancasila untuk mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini berarti
bahwa Pancasila harus diletakkan sebagai ideologi yang terbuka.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 12
-[ -PKN- ]-

II. Penyelenggara Negara Memahami dan Melaksanakan


Pancasila sebagai Ideologi Negara
Aktualisasi lima sila Pancasila, artinya sila-sila dilaksanakan dalam kehidupan bernegara sebagai
berikut:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dirumuskan untuk menjamin tidak adanya diskriminasi
atas dasar agama.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menjadi operasional dalam jaminan pelaksanaan
hak-hak asasi manusia karena hal itu merupakan tolok ukur keberadaban serta solidaritas
suatu bangsa terhadap setiap warga negara.
3. Sila Persatuan Indonesia menegaskan bahwa rasa cinta pada bangsa Indonesia tidak
dilakukan dengan menutup diri dan menolak mereka yang di luar Indonesia, tetapi dengan
membangun hubungan timbal balik atas dasar kesamaan kedudukan dan tekad untuk
menjalin kerjasama yang menjamin kesejahteraan dan martabat bangsa Indonesia.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan berarti komitmen terhadap demokrasi yang wajib disukseskan.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia berarti pengentasan kemiskinan dan
diskriminasi terhadap minoritas dan kelompok-kelompok lemah perlu dihapus dari bumi
Indonesia
BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 13
-[ -PKN- ]-

B. Makna Ideologi Bagi Negara

Pancasila perlu dipahami dengan latar belakang sejarah perjuangan


bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila perlu dipahami dengan
latar belakang konstitusi proklamasi atau hukum dasar kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Pancasila yang melandasi
kehidupan bernegara menurut Supomo adalah dalam kerangka negara
integralistik, untuk memahami konsep Pancasila bersifat integralistik,
maka kita harus melihat beberapa teori mengenai dasar negara, yaitu
sebagai berikut.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 14
-[ -PKN- ]-

1. Teori Perseorangan (Individualistik)

Sarjana yang membahas teori ini adalah Herbert Spencer dan Horald J. Laski.
Menurut teori ini, negara adalah masyarakat hukum yang disusun atas kontrak
antara seluruh orang dalam masyarakat itu. Maksudnya, manusia telah
menemukan kembali kepribadiannya dengan semangat, senantiasa mengadu
tenaga dalam perebutan kekuasaan dan memperbesar kekuasaannya. Oleh
karena itu, individu saling berhadapan. Cara pandang individualistis ini
sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Soepomo di dalam rapat BPUPKI tidak diikuti.
Cara pandang individualistis ini mendapat pertentangan dari kelompok sosial –
komunis.
BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 15
-[ -PKN- ]-

2. Teori Golongan (Class Theory)

Teori ini dibahas oleh Karl Marx. Menurut Karl Marx, negara merupakan
penjelmaan dari pertentangan-pertentangan kekuatan ekonomi. Mereka
yang kuat (memiliki alat-alat produksi) mempergunakan negara untuk
menindas golongan lemah. Menurut Soehino, negara akan lenyap dengan
sendirinya jika dalam masyarakat sudah tidak ada lagi perbedaan kelas
dan pertentangan ekonomi. Maka cara pandang golongan ini tidak diikuti.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 16
-[ -PKN- ]-

3. Teori Kebersamaan (Integralistik)


Teori integralistik dibahas oleh Spinoza, Adam Muhler, dan lain-lain yang mengemukakan bahwa
negara adalah suatu susunan masyarakat integral di antara semua golongan dan semua bagian
dari seluruh anggota masyarakat. Dari segi integritas antara pemerintah dan rakyat, negara
memikirkan penghidupan dan kesejahteraan bangsa seluruhnya, negara menyatu dengan rakyat
dan tidak memihak pada salah satu golongan dan tidak pula menganggap kepentingan pribadi
lebih diutamakan, melainkan kepentingan dan keselamatan bangsa serta negara sebagai satu
kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Soepomo menganggap teori integralistik paling sesuai
dengan bangsa Indonesia yang masyarakatnya beraneka ragam. Dan ternyata teori ini telah
dilaksanakan semenjak dahulu di desa-desa.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 17
-[ -PKN- ]-

PANCASILA BERSIFAT INTEGRALISTIK KARENA:

a. mengandung semangat kekeluargaan dalam kebersamaan,


b. adanya semangat kerja sama (gotong royong),
c. memelihara persatuan dan kesatuan, dan
d. mengutamakan musyawarah untuk mufakat.
 

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 18
-[ ]-
BAGIAN C
Menggali Sumber

HISTORIS SOSIOLOGIS POLITIS

Pancasila sebagai Ideologi


BY MIKOKIT -[
Negara
F I L ]- S L I D E 19
-[ -PKN- ]-

Pancasila sebagai Ideologi pada pemerintahan


Presiden Soekarno

Pancasila ditegaskan sebagai pemersatu bangsa.


Penegasan dilakukan dalam berbagai pidato politiknya
yang dimulai dari tahun 1945 sampai 1960. Namun
pada tahun 1960 sampai 1965, Soekarno lebih
mementingkan konsep Nasakom, sebagai landasan
politik bangsa Indonesia.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 20
-[ -PKN- ]-

Pancasila sebagai Ideologi pada pemerintahan


Presiden Soeharto
Pancasila dijadikan asas tunggal bagi Organisasi
Politik dan Organisasi Kemasyarakatan. Periode ini
diawali dengan TAP MPR No. II/1978 tentang
pemasyarakatan nilai-nilai Pancasila. TAP MPR ini
menjadi landasan pelaksanaan penataran P-4 bagi
semua lapisan masyarakat. Akibat dari cara-cara
rezim dalam memasyarakatan Pancasila memberi
kesan bahwa tafsir ideologi Pancasila adalah produk
rezim Orde Baru (mono tafsir ideologi) yang
berkuasa pada waktu itu.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 21
-[ -PKN- ]-

Pancasila sebagai Ideologi pada pemerintahan


Presiden Habibie
Pada masa ini, resonansi Pancasila
kurang bergema karena
pemerintahan Habibie lebih
dibisukan masalah politis dari
dalam atau luar negeri. Lembaga
penanggung jawab sosialisasi
Pancasila juga dibubarkan
berdasar Keppres, pada Keppres
juga nantinya akan dibentuk
lembaga serupa, namun hingga
saat ini lembaga tersebut belum
ada.
BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 22
-[ -PKN- ]-

Pancasila sebagai Ideologi pada pemerintahan


Presiden Abdurrahman Wahid

Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid,


muncul wacana penghapusan TAP NO.
XXV/MPRS/1966 tentang pelarangan PKI
dan penyebaran ajaran lomunisme. Di masa
ini, yang lebih menonjol adalah kebebasan
berpendapat sehingga perhatian terhadap
ideologi Pancasila cenderung melemah.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 23
-[ -PKN- ]-

Pancasila sebagai Ideologi pada pemerintahan


Presiden Megawati

Pada masa Presiden Megawati, Pancasila


sebagai ideologi semakin menghilang
formalitasnya karena disahkan Undang
Undang SISDIKNAS No 20 tahun 2003 yang
tidak mencantumkan pendidikan Pancasila
sebagai mata pelajaran wajib dari tingkat SD
hingga perguruan tinggi.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 24
-[ -PKN- ]-

Pancasila sebagai Ideologi pada pemerintahan


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Pada masa Presiden SBY, dapat dikatakan juga


tidak terlalu memperhatikan pentingnya Pancasila
sebagai ideologi. Hal ini dapat dilihat bahwa belum
adanya pembentukan lembaga berwenang untuk
menjaga Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi. Suasana politik lebih ditandai dengan
pertarungan politik memperebutkan kekuasaan atau
meraih suara terbanyak dalam pemilu. Menjelang
masa akhirnya, ia menetapkan bahwa mata kuliah
Pancasila sebagai mata kuliah wajib.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 25
Sumber Sosiologis “Ketuhanan Yang Maha
Pancasila Esa”
Pada sila pertama, dapat
ditemukan dalam hidup beragama
masyarakat Indonesia dalam
berbagai bentuk kepercayaan atau
keyakinan.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 26
Sumber Sosiologis “Kemanusiaan yang adil
Pancasila dan beradab”
Pada sila kedua, dapat ditemukan
dalam sikap menghargai dan
menghormati hak, kewajiban, dan
derajat orang lain, juga tidak
bertindak sewenang-wenang.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 27
Sumber Sosiologis
“Persatuan Indonesia”
Pancasila
Pada sila ketiga, dapat ditemukan
dalam bentuk solidaritas, setia
kawan, cinta tanah air dengan
mencintai dan menggunakan
produk asli buatan dalam negeri.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 28
“Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Sumber Sosiologis Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan”
Pancasila
Pada sila keempat, dapat
ditemukan dalam bentuk
menghargai pendapat orang lain,
menaati hasil keputusan bersama,
semangat musyawarah dalam
mengambil keputusan.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 29
“Keadilan Sosial bagi
Sumber Sosiologis Seluruh Rakyat Indonesia”
Pancasila
Pada sila kelima, dapat ditemukan
dalam sikap saling tolong
menolong, menjalani gaya hidup
sederhana, tidak yang berlebihan.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 30
SUMBER POLITIS PANCASILA
Ketuhanan Yang Maha Esa

Pengamalan yang dilakukan sesuai sila


pertama yaitu diwujudkan dalam semangat
toleransi antar umat beragama.
BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 31
SUMBER POLITIS PANCASILA
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Pengamalan yang dilakukan sesuai sila kedua yaitu mewujudkan


dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 32
-[ ]-
SUMBER POLITIS PANCASILA
Persatuan Indonesia

Pengamalan yang dilakukan sesuai sila ketiga yaitu lebih mendahulukan


kepentingan bangsa dan negara dibandingkan kepentingan kelompok
atau golongan

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 33
-[
SUMBER POLITIS PANCASILA
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan/Permusyawaratan
Pengamalan yang dilakukan sesuai sila keempat yaitu untuk
mengambil keputusan dilakukan secara bermusyawarah bersama atau
dapat melalui sistem voting

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 34
SUMBER POLITIS PANCASILA
Keadilan bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
Pengamalan yang dilakukan sesuai sila ketiga yaitu lebih
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara
dibandingkan kepentingan kelompok atau golongan

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 35
Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan
Pancasila sebagai Ideologi Negara
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara
Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah
bangsa Indonesia memperlihatkan adanya pasang surut
dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai
ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden
Soekarno; sebagaimana diketahui bahwa Soekarno
termasuk salah seorang perumus Pancasila, bahkan
penggali dan memberi nama untuk dasar negara. Dalam
hal ini, Soekarno memahami kedudukan Pancasila sebagai
ideologi negara. Namun dalam perjalanan
pemerintahannya, ideologi Pancasila mengalami pasang
surut karena dicampur dengan ideologi komunisme dalam
Soekarno konsep Nasakom.
Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden
Soeharto diletakkan pada kedudukan yang sangat kuat melalui TAP
MPR No. II/1978 tentang pemasayarakatan P-4. Pada masa Soeharto ini
pula, ideologi Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi
politik (Orpol) dan organisasi masyarakat (Ormas).

Soeharto Pancasila
Pada masa era reformasi, Pancasila sebagai
ideologi negara mengalami pasang surut dengan
ditandai beberapa hal, seperti:
• enggannya para penyelenggara negara
mewacanakan tentang Pancasila, bahkan
berujung pada hilangnya Pancasila dari
kurikulum nasional, meskipun pada akhirnya
timbul kesadaran penyelenggara negara Buku Pendidikan Pancasila di
Perguruan Tinggi
tentang pentingnya pendidikan Pancasila di
perguruan tinggi.
2. Argumen tentang Tantangan terhadap
Pancasila sebagai Ideologi Negara
Unsur-unsur yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi
negara meliputi faktor eksternal dan internal.
• Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal berikut:
a. Pertarungan ideologis antara negara-negara super power antara Amerika
Serikat dan Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya
negara Soviet sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara super power.

Bendera Amerika
Bendera Uni Soviet
Serikat
b. Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan
masuknya berbagai ideologi asing dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara karena keterbukaan informasi.
c. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan
penduduk dan kemajuan teknologi sehingga terjadi eksploitasi
terhadap sumber daya alam secara masif. Dampak konkritnya
adalah kerusakan lingkungan, seperti banjir, kebakaran hutan.

Banjir Kebakaran Hutan


• Adapun faktor internal meliputi hal-hal
sebagai berikut:
a. Pergantian rezim yang berkuasa
melahirkan kebijakan politik yang
berorientasi pada kepentingan kelompok
Ilustrasi kebijakan politik lebih diutamakan
atau partai sehingga ideologi Pancasila
dibandingkan kepentingan rakyat sering terabaikan.
b. Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi)
mengakibatkan rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap rezim yang berkuasa
sehingga kepercayaan terhadap ideologi
menurun drastis. Ketidakpercayaan
terhadap partai politik (parpol) juga
Anti korupsi ilustrasi masyarakat mulai
meragukan pemerintah
berdampak terhadap ideologi negara.
ESENSI PANCASILA

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, esensi adalah inti, akar, hakikat, hal
pokok, contoh sempurna, murni.

Esensi berfungsi sebagai Hakikat Pancasila yang mencerminkan kepribadian dan pedoman
bangsa, sebagai cita-cita bangsa, pancasila sebagai tujuan bangsa Indonesia yang harus
dilaksanakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 42
Hakikat Pancasila sebagai ideologi negara
memiliki tiga dimensi

1. Dimensi Realitas 2. Dimensi Idealitas


Mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam
Mengandung makna bahwa nilai-nilai
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,
dasar yang terkandung dalam Pancasila
berbangsa, dan bernegara. Hal ini berarti
bersumber dari nilai-nilai nyata yang
bahwa nilai-nilai dasar Pancasila mengandung
hidup di dalam masyarakat. Artinya, nilai-
adanya tujuan yang dicapai sehingga
nilai Pancasila bersumber dari nilai-nilai menimbulkan harapan dan optimisme serta
kehidupan bangsa Indonesia. mampu menggugah motivasi untuk
mewujudkan cita-cita.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 43
3. Dimensi Fleksibilitas

Mengandung relevansi atau kekuatan yang merangsang masyarakat untuk


mengembangkan pemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalam Pancasila.
Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka karena bersifat
demokratis dan mengandung dinamika internal yang mengundang dan
merangsang warga negara yang meyakininya untuk mengembangkan pemikiran
baru, tanpa khawatir kehilangan hakikat.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 44
URGENSI PANCASILA

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), urgensi adalah keharusan


yang mendesak; hal sangat penting

Istilah urgensi menunjuk pada sesuatu yang mendorong kita, yang memaksa kita untuk
diselesaikan. Ideologi Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia karena
Pancasila memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia.Kedudukan itu seperti Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 45
Adapun 2 urgensi Panc asila sebagai Ideologi Negara:

1. Ideologi Sebagai
Penuntun Warga Negara

Artinya, setiap perilaku warga


negara harus didasarkan pada
tindakan moral. Contohnya,
kasus narkoba yang merebak di
kalangan generasi muda
menunjukkan bahwa tindakan
moral ideologis belum disadari
kehadirannya.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 46
2. Ideologi Sebagai
Penolakan Terhadap Nilai-
nilai yang Tidak Sesuai
dengan Pancasila

Pancasila sebagai ideologi negara


pernah mengalami berbagai guncangan
dalam perjalanan sejarah bangsa
Indonesia. Contohnya, kasus terorisme
yang terjadi dalam bentuk pemaksaan
kehendak melalui kekerasan.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 47
BAGIAN G
Projek Belajar Pancasila sebagai Ideologi Negara

IDEOLOGI NEGARA
 Ideologi Tebuka IDEOLOGI INDONESIA
Pandangan atau pedoman yang bersifat Pancasila sebagai ideologi bangsa bersifat
fleksibel dan dinamis mengikuti . 
terbuka. karena, apabila tertutup maka
perkembangan dan pertumbuhan zaman. sebuah kretifitas bangsa akan luntur jika
 Ideologi Tertutup tertutup. namun, apabila terbuka, maka
Pandangan yang bersifat kaku, dan mutlak ideologi bangsa dapat dengan mudah
sehingga dalam penerapannya tidak dapat tumbuh di pikiran para generasi muda. 
diubah-ubah.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 48
KASUS YANG MENGACAM
EKSISTENSI IDEOLOGI
PANCASILA
 Penyalahgunaan Narkoba
Hubungan Penggunaan Penyalahgunaan Narkoba terhadap
nilai-nilai Pancasila adalah
1. Sila Pertama yaitu Pemakai tidak percaya terhadap Tuhan
yang Maha Esa, karena ia lebih percaya terhadap Narkoba
untuk menenangkan diri dan menghilangkan masalah yang
terjadi pada dirinya.
2. Sila Kedua yaitu Pemakai merusak dan membunuh dirinya
sendiri dengan mengonsumsi narkoba.
3. Sila Ketiga yaitu pemakai tidak menghiraukan dampak-
dampak yang terjadi terhadap orang lain dan masyarakat.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 49
KASUS YANG MENGACAM
EKSISTENSI IDEOLOGI
PANCASILA
Terorisme
Hubungan Terorisme terhadap nilai-nilai Pancasila adalah
1. Sila Kedua : Para pelaku terorisme sudah tidak manusiawi lagi
dengan meneror oranglain yang berbeda paham dan ideologi
dengan si terorisme tersebut. Pelaku terorisme memakai senjata
api bahkan bom untuk melukai bahkan membunuh oranglain
atau sekelompok orang. 

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 50
KASUS YANG MENGACAM
EKSISTENSI IDEOLOGI
Hubungan Tindakan Korupsi terhadap nilai-nilai Pancasila adalah
PANCASILA
1. Sila Pertama : Telah melanggar aturan agama yaitu melakukan dosa yang besar dan hasil
dari perbuatan korupsi dalam agama hukumnya haram
2. Sila Kedua : Orang melakukan korupsi akan berakibat menyengsarakan orang lain karena
hak-hak yang harusnya didapat seseorang diambil secara sengaja untuk kebutuhan pribadi.
3. Sila Ketiga : Korupsi biasanya dilakukan secara terorganisir atau kelompok namun apabila
salah satu dari mereka tertangkap bisa berakibat memecah belah antar individu atau
kelompok dengan saling menyalahkan.
4. Sila Keempat : Korupsi jelas telah mengkhianati amanat rakyat dengan mencuri harta
kekayaan negara untuk keperluan pribadi dengan memanfaatkan jabatan yang dimilikinya
sehingga membuat kesejahteraan rakyat dan pembangunan nasional mengalami kemunduran
dan hambatan .
5. Sila Kelima :  Korupsi mengakibatkan rasa keadilan dan kesejahteraan yang harusnya milik
rakyat, dengan cara yang licik diambil oleh para pejabat yang tidak bermoral melalui  Korupsi
tindakan korupsi sehingga rasa keadilan social tidak dapat tersalurkan kepada masyarakat
luas. 
BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 51
KASUS YANG MENGACAM
EKSISTENSI IDEOLOGI
PANCASILA
Kesadaran Pajak
Hubungan Kesadaran Pajak terhadap nilai-nilai Pancasila adalah
1. Sila Kelima : “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”,
jadi pajak harus mengaacu terhadap sila-sila yang berlaku di negeri
ini, agar supaya masyarakat di Indonesia bisa merasakan manisnya
hidup di tanah air tercinta ini. 
Maka dengan pembayaran wajib pajak setidaknya harus lebih fokus
pada orang-orang yang berpenghasilan di atas rata-rata. Supaya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia benar-benar menjadi
bukti bahwa pancasila itu mementingkan pihak yang lemah dan
yang paling membutuhkan.

BY MIKOKIT -[ F I L ]- S L I D E 52
Faktor-Faktor yang Mengancam Keutuhan Nasional
Bangsa Indonesia, sekaligus Memperlihatkan Peran
Ideologi Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa
Indonesia
Sila Pertama Sila Kedua
Tindakan . 
Tindakan
diskriminasi perdagangan
kepada para .  manusia 
pemeluk agama

Sila Ketiga Sila Keempat Sila Kelima


Tindakan terorisme dan radikalisme  Upaya melakukan pemilihan kepala Upaya menjadikan
BY MIKOKIT derah/negara
-[ F melalui
I LDPR/D]- pembangunan Jawa-sentris
SLIDE 53

Anda mungkin juga menyukai