Kerangka Etika
Ada banyak standar mengenai etika. Berikut kami pertimbangkan empat standar yang
digunakan secara luas :
Pendekatan HAM (the rights approach) menyatakan bahwa tindakan etis adalah
tindakan yang paling melindungi dan menghormati hak-hak moral para pihak yang terkena
dampak. Hak moral bisa termasuk hak seseorang memilih aoa yang akan dijalani dalam
hidupnya, untuk menyatakan kebenaran, tidak melukai, dan menjaga tingkat privasi. yang
mana dari hak-hak ini yang benar-benar berhak dimiliki oleh orang - dan dalam keadaan apa
banyak diperdebatkan. namun demikian, kebanyakan orang mengakui bahwa individu berhak
atas beberapa hak moral. Tindakan organisasi yang etis akan menjadi tindakan yang melindungi
dan menghormati hak-hak moral pelanggan, karyawan, pemegang saham, mitra bisnis, dan
bahkan pesaing.
jika kita menggabungkan keempat standar ini, kita dapat mengembangkan kerangka
umum untuk etika (atau pengambilan keputusan etis). Kerangka kerja ini terdiri dari lima
langkah:
1. Kenali masalah etika
Bisakah pilihan atau situasi ini berdampak pada seseorang atau sekelompok orang?
Apakah keputusan ini melibatkan antara anternativ baik dan buruk?
Apakah masalah ini melibatkan lebih pertimbangan hukum? Jika iya. Dalam jalan
apa?
2. Dapatkan fakta
Apa fakta yang relevan mengenai sutuasi?
Apakah saya mempunya cukup informasi untuk membuat pilihan?
Individu dan/atau kelompok mana yang memiliki kepentingan penting dalam
hasilnya?
Sudahkah saya berkonsultasi kepada semua orang dan grup penting?
Sekarang kita sudah membentuk struktur umum etika, kita akan fokus lebih spesifik pada etika
dalam lingkungan perusahaan.
Banyak organisasi profesiona dan perusahaan membuat kode etiknya sendiri. Kode etik adalah
kumpulan prinsip yang dimaksudkan untuk Memandu pengambilan keputusan oleh anggota
organisasi.
Kode etik yang berbeda tidak selalu konsisten satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu,
seseorang bisa diharapkan untuk menyesuaikan diri dengan kode yang ganda.
Liabilitas (Liability)
Konsep legal yang memberikan para individu hak untuk memperbaiki kerusakan yang
diperbuat oleh individu, organisasi, dan sistem lain terhadap mereka.
Perbedaan dan kehadiran penggunaan aplikasi IT telah menciptakan isu etika yang beragam.Isu
tersebut dibagi menjadi 4 kategori umum, yaitu : privasi, ketepatan, kepemilikan, dan
aksesibilitas.
3.2 Privasi
Privasi informasi adalah hak untuk menentukan kapan, dan untuk tingkat apa, informasi
mengenai dirimu dapat dikumpulkan dan/atau dikomunikasikan kepada orang lain. Hak Privasi
berlaku pada individu, grup, dan institusi. Hak Privasi ini sekarang diakui oleh semua negara
U.S dan pemerintah federal, baik melalui patung ataupun aturan umum. Privasi memiliki dapat
diartikan cukup luas. Tetapi keputusan pengadilan dibanyak negara biasanya mengikuti dua
aturan ini dengan dekat:
1. Hak dari sebuah privasi tidak absolut. Privasi harus diseimbangkan terhadap
keperluan masyarakat.
2. Publik memiliki hak untuk mengetahui digantikan dengan hak privasi individu.
Proses untuk membentuk sebuah dokumen digital mengenai seseorang disebut dengan
profiling. Dokumen tersebut dapat dijual untuk agen penegakan hukum dan perusahaan yang
melakukan pemeriksaan latar belakang pada potensi pelanggan dan ingin mengetahui
pelanggan mereka lebih baik adalah proses yang disebut intimasi dengan pelanggan
(customer intimacy).
Pengawasan Elektronik
Menurut American Civil Liberties Union (ACLU), melacak aktivitas orang lain dengan bantuan
teknologi informasi telah menjadi masalah utama yang berhubungan dengan privasi.
Pengawasan elektronik semakin meningkat dengan munculnya teknologi baru. Pengawasan ini
biasa dilakukan oleh karyawan, pemerintah, dan institusi lainnya.
Informasi Lembaga toko modern menyimpan data secara individu di beberapa sistem
penyimpanan. Mulai dari data perusahaan bank, perusahaan TV, sekolah, universitas, dan
lainnya. Mungkin ada kekhawatiran saat melakukan penyimpanan ini, beberapa
kekhawatirannya :
Informasi di Papan Buletin Internet, Grup Berita, dan Situs Jejaring Sosial
Setiap hari, kita selalu melihat banyak diskusi di forum internet , buletin, grup berita, dan
jejaring sosial. Dan banyak muncul tempat di internet tanpa sebuah nama perusahaan, yang
biasa disebut blog web. Banyak muncul masalah antara kebebasan berpendapat dan privasi
terhadap yang lain di dalam blog web. Banyak situs web Membicarakan seseorang,
merendahkan seseorang, dan biasanya memiliki sedikit bantuan dalam hal ini. Ketika kita
mencari pekerjaan dari google atau media sosial, akibatnya, informasi merendahkan yang
terkandung di internet dapat membahayakan peluang seseorang untuk dipekerjakan.
Kebijakan privasi atau kode privasi adalah pedoman organisasi untuk melindungi privasi
pelanggan, klien, dan karyawannya. Model opt-out dari persetujuan informasi memungkinkan
perusahaan untuk mengumpulkan informasi pribadi sampai pelanggan secara khusus meminta
agar data tidak dikumpulkan. Pendukung privasi lebih memilih model opt-in dari persetujuan
informasi, yang melarang organisasi untuk mengumpulkan informasi pribadi apa pun kecuali
pelanggan secara khusus mengizinkannya.
Salah satu alat privasi yang tersedia bagi konsumen adalah Platform for Privacy Preferences
(P3P), sebuah protokol yang secara otomatis mengomunikasikan kebijakan privasi antara Situs
web perdagangan elektronik dan pengunjung ke situs tersebut. P3P memungkinkan pengunjung
untuk menentukan jenis data pribadi yang dapat diekstraksi oleh situs yang mereka kunjungi.
Ini juga memungkinkan pengunjung untuk membandingkan kebijakan privasi situs dengan
preferensi pengunjung atau dengan standar lain, seperti Standar Praktik Informasi yang Adil
Komisi Perdagangan Federal (FTC) atau Petunjuk Eropa tentang Perlindungan Data.
Karena jumlah pengguna online telah meningkat secara global, pemerintah di seluruh dunia
telah memberlakukan sejumlah besar undang-undang privasi dan keamanan yang tidak
konsisten. Tidak adanya standar yang konsisten atau seragam untuk privasi dan keamanan
menghalangi arus informasi di antara negara-negara, masalah yang kita sebut sebagai arus data
lintas batas. Transfer data masuk dan keluar dari suatu negara tanpa sepengetahuan salah satu
pihak berwenang atau orang-orang yang terlibat menimbulkan sejumlah masalah privasi.
Pemerintah harus berupaya mengembangkan hukum dan standar untuk mengatasi perubahan
yang cepat teknologi informasi untuk menyelesaikan beberapa masalah privasi ini.