Dasar-dasar Manajemen Sumber Daya Manusia • SDM adalah penting dalam menjalankan fungsi organisasi yang efektif. • Manajemen sumber daya manusia (MSDM): Serangkaian kegiatan organisasi untuk menarik, PENERBIT ERLANGGA mengembangkan, dan mempertahankan angkatan kerja yang efektif.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 2
Dasar-dasar Manajemen Sumber Daya Manusia • Manajemen SDM dulu dianggap kelas dua, tetapi kepentingannya makin mengemuka selama dua dasawarsa terakhir, karena: – makin rumitnya persoalan hukum – pengakuan SDM sebagai sarana penting PENERBIT ERLANGGA dalam memperbaiki produktivitas – kesadaran akan biaya-biaya yang ditimbulkan akibat SDM yang lemah BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 3 Dasar-dasar Manajemen Sumber Daya Manusia • Modal manusia: Investasi organisasi dalam menarik, mempertahankan, dan memotivasi angkatan kerja yang efektif. – Seperti modal finansial mengindikasikan sumber daya dan cadangan keuangan PENERBIT ERLANGGA perusahaan, modal manusia mencerminkan indikator nilai orang-orang pembangun organisasi.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 4
Dasar-dasar Manajemen Sumber Daya Manusia • Analisis pekerjaan: Analisis sistematis atas pekerjaan di organisasi, yang menghasilkan: – Deskripsi pekerjaan: Tugas-tugas dan tanggung jawab suatu pekerjaan. – Spesifikasi pekerjaan: Identifikasi PENERBIT ERLANGGA keterampilan, kemampuan, dan persyaratan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 5
Dasar-dasar Manajemen Sumber Daya Manusia • Manajer harus merencanakan kebutuhan SDM masa depan dengan cara menilai: – tren masa lalu – rencana masa depan – tren ekonomi secara umum PENERBIT ERLANGGA
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 6
Dasar-dasar Manajemen Sumber Daya Manusia • Memperkirakan penawaran tenaga kerja: – Peramalan penawaran internal • Manajer SDM sering kali mengembangkan sistem informasi karyawan (persediaan keterampilan). PENERBIT ERLANGGA – Peramalan penawaran eksternal
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 7
Dasar-dasar Manajemen Sumber Daya Manusia
• Langkah berikutnya dalam perencanaan
SDM adalah mencocokkan penawaran dan permintaan SDM.
PENERBIT ERLANGGA
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 8
Konteks Hukum Manajemen SDM • Sejumlah aturan meregulasi beragam aspek hubungan karyawan-pemberi kerja, terutama dalam bidang-bidang: – peluang kerja setara – kompensasi dan tunjangan PENERBIT ERLANGGA – hubungan ketenagakerjaan – keselamatan dan kesehatan kerja
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 9
Konteks Hukum Manajemen SDM • Title VII of the Civil Rights Act of 1964: Melarang diskriminasi dalam seluruh hubungan pekerjaan (perekrutan, peluang pengembangan karier, kenaikan kompensasi, pemecatan, dan pemberhentian karyawan) PENERBIT ERLANGGA yang berasal dari kelompok yang dilindungi (berdasarkan ras, warna kulit, gender, keyakinan, atau kebangsaan).
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 10
Konteks Hukum Manajemen SDM • Equal Employment Opportunity Commission (EEOC) bertugas: – Memberlakukan larangan diskriminasi yang berlebihan – Mengevaluasi persyaratan kerja yang PENERBIT ERLANGGA memiliki dampak negatif
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 11
Konteks Hukum Manajemen SDM • Age Discrimination in Employment Act (disahkan tahun 1967, diamandemen tahun 1978 dan 1986): Mencegah diskriminasi pekerja usia tua. • Pregnancy Discrimination Act: PENERBIT ERLANGGA Melarang diskriminasi terhadap perempuan hamil.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 12
Konteks Hukum Manajemen SDM • Americans with Disabilities Act: – Melarang diskriminasi atas dasar disabilitas – Mengharuskan perusahaan memberikan akomodasi yang cukup PENERBIT ERLANGGA bagi karyawan difabel
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 13
Konteks Hukum Manajemen SDM • Civil Rights Act of 1991 mengamandemen Civil Rights Act dan aturan terkait dengan: – Memfasilitasi tuntutan hukum yang bersinggungan dengan tindakan diskriminasi – Membatasi ganti rugi yang harus PENERBIT ERLANGGA dibayarkan dalam tuntutan hukum tersebut
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 14
Konteks Hukum Manajemen SDM • Tindakan afirmatif: – Dihasilkan melalui perintah pejabat eksekutif – Mengharuskan kontraktor pemerintah agar proaktif dalam merekrut, PENERBIT ERLANGGA mempekerjakan, dan mempromosikan karyawan dari kelompok yang kurang terwakili di organisasi
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 15
Konteks Hukum Manajemen SDM • Equal Pay Act of 1963: Mengharuskan perempuan dan laki-laki diberikan jumlah gaji yang sama untuk pekerjaan yang sama.
PENERBIT ERLANGGA
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 16
Konteks Hukum Manajemen SDM • Fair Labor Standards Act (disahkan tahun 1938 dan cukup sering diamandemen sejak itu): – Menetapkan upah minimum – Mengharuskan bayaran lembur bagi PENERBIT ERLANGGA yang bekerja di atas 40 jam per minggu
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 17
Konteks Hukum Manajemen SDM • Family and Medical Leave Act (FMLA) of 1993: Mengharuskan perusahaan memberi cuti tanpa gaji hingga 12 minggu untuk keadaan darurat menyangkut keluarga PENERBIT ERLANGGA dan kesehatan.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 18
Konteks Hukum Manajemen SDM • Employee Retirement Income Security Act (ERISA) of 1974: Meregulasi perusahaan yang menyediakan rencana pensiun bagi karyawan. PENERBIT ERLANGGA
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 19
Konteks Hukum Manajemen SDM • National Labor Relations Act (Wagner Act), disahkan tahun 1935: Prosedur pemberian suara karyawan dalam pembentukan serikat pekerja. • Labor-Management Relations Act (Taft- PENERBIT ERLANGGA Hartley Act) disahkan tahun 1947: Membatasi kekuatan serikat pekerja.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 20
Konteks Hukum Manajemen SDM • Kekuatan antara serikat pekerja dan manajemen diseimbangkan. – Karyawan bisa diwakili oleh serikat yang dibentuk dan dikelola secara legal. – Pihak perusahaan bisa membuat PENERBIT ERLANGGA keputusan bisnis yang tidak terkait karyawan tanpa dicampuri oleh serikat pekerja.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 21
Konteks Hukum Manajemen SDM • Occupational Safety and Health Act (OSHA) of 1970: Mewajibkan penyediaan kondisi kerja yang aman. • Americans with Disabilities Act of 1990: – AIDS dianggap sebagai bentuk disabilitas PENERBIT ERLANGGA – Tes HIV atau pemeriksaan medis lain tidak boleh sebagai syarat wajib masuk kerja.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 22
Konteks Hukum Manajemen SDM • Pelecehan seksual, baik yang berbentuk quid pro quo maupun lingkungan kerja yang tidak ramah, dilarang berdasarkan undang-undang antidiskriminasi.
PENERBIT ERLANGGA
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 23
Konteks Hukum Manajemen SDM • Umumnya, karyawan bekerja berdasarkan konsep employment at will (karyawan dan perusahaan berhak menghentikan hubungan kerja kapanpun). – Konsep ini telah: PENERBIT ERLANGGA • digugat melalui jalur hukum • dibatasi lingkupnya melalui berbagai ketentuan perundangan BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 24 Penyusunan Staf dalam Organisasi
• Untuk membantu calon karyawan dalam
memahami pekerjaan, sebagian perusahaan menawarkan tinjauan pekerjaan realistis (RJP).
PENERBIT ERLANGGA
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 25
Penyusunan Staf dalam Organisasi • Penyusunan staf: Merekrut dan mempekerjakan bauran orang yang tepat. – Perekrutan: Proses menarik individu yang memenuhi syarat untuk melamar suatu pekerjaan yang belum terisi PENERBIT ERLANGGA (dari dalam organisasi maupun luar organisasi).
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 26
Penyusunan Staf dalam Organisasi • Langkah berikutnya dalam penyusunan staf adalah proses seleksi: 1. Mengumpulkan informasi yang memperkirakan kesuksesan pekerjaan kandidat PENERBIT ERLANGGA 2. Merekrut kandidat tersebut
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 27
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 28
Kompensasi dan Tunjangan • Sistem kompensasi perusahaan: Imbalan finansial dari organisasi kepada para karyawannya sesuai hasil kerja. – Sistem kompensasi yang baik bisa: • menarik pelamar yang memenuhi syarat • mempertahankan karyawan yang ada PENERBIT ERLANGGA • mendorong kinerja dengan biaya masuk akal, di industri dan wilayah geografis
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 29
Kompensasi dan Tunjangan • Upah: Kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan operasional berdasarkan jam kerja. • Gaji: Kompensasi yang dibayarkan atas PENERBIT ERLANGGA kontribusi total seseorang.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 30
Kompensasi dan Tunjangan • Kompensasi juga bisa dikaitkan dengan kinerja melalui program insentif. – Program insentif individu: bonus, upah variabel, sistem upah berdasarkan prestasi. – Insentif yang berlaku di seluruh perusahaan: PENERBIT ERLANGGA profit-sharing, gainsharing, pay-for-knowledge plan.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 31
Kompensasi dan Tunjangan • Tunjangan: Kompensasi di luar upah dan gaji dari organisasi kepada para pekerjanya. – Kebanyakan perusahaan harus menanggung Jaminan Sosial karyawan dan asuransi kompensasi pekerja (melindungi karyawan yang cedera di PENERBIT ERLANGGA tempat kerja). – Banyak perusahaan menyediakan asuransi kesehatan, jiwa, dan kecacatan.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 32
Kompensasi dan Tunjangan • Jenis-jenis tunjangan lainnya: – skema kepemilikan saham – jasa konseling – jasa penitipan anak di tempat kerja – diskon iuran keanggotaan di tempat PENERBIT ERLANGGA kebugaran dan klub kesehatan
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 33
Kompensasi dan Tunjangan • Perusahaan dengan cafeteria benefit plan menyisihkan sebagian dana per karyawan untuk berbagai tunjangan. – Ini memberi keleluasaan bagi karyawan, untuk memilih tunjangan yang paling bermanfaat bagi kondisi PENERBIT ERLANGGA masing-masing.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 34
Kompensasi dan Tunjangan • Banyak perusahaan menyediakan rencana pensiun bagi karyawan. – Tapi, banyak dari rencana itu yang didanai oleh para karyawan sendiri.
PENERBIT ERLANGGA
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 35
Mengembangkan Angkatan Kerja • Kebanyakan organisasi menyediakan pelatihan dan pengembangan berkala. – Pelatihan: Kegiatan pengajaran operasional atau teknis kepada karyawan, agar dapat melakukan pekerjaan mereka. – Pengembangan: Pengajaran PENERBIT ERLANGGA keterampilan khusus bagi manajer dan profesional, untuk kepentingan pekerjaan saat ini dan masa mendatang. BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 36 Mengembangkan Angkatan Kerja • Metode pelatihan dan pengembangan: – tugas membaca – pembelajaran terprogram, perkuliahan – bermain peran, kelompok diskusi kasus – pelatihan saat bekerja, PENERBIT ERLANGGA pelatihan simulasi – pelatihan berbasis web dan media elektronik lain BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 37 Mengembangkan Angkatan Kerja • Langkah pertama dalam mengembangkan pelatihan adalah menentukan kebutuhan yang muncul. • Program pelatihan dan pengembangan sebaiknya selalu dievaluasi efektivitasnya. PENERBIT ERLANGGA
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 38
Mengembangkan Angkatan Kerja • Begitu karyawan dilatih dan dilibatkan dalam pekerjaan, fokus manajemen berikutnya adalah... – Penilaian kinerja: Penilaian formal sebaik apa kerja yang PENERBIT ERLANGGA dilakukan para karyawan.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 39
Mengembangkan Angkatan Kerja • Penilaian kinerja sering kali membantu penentuan besaran upah dan promosi, maka harus: – adil – tanpa diskriminasi PENERBIT ERLANGGA
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 40
Mengembangkan Angkatan Kerja
• Dua kategori dasar metode penilaian yang
sering digunakan di organisasi: 1. Metode objektif 2. Metode pertimbangan PENERBIT ERLANGGA
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 41
Mengembangkan Angkatan Kerja
1.Pengukuran kinerja objektif mencakup:
– output aktual (jumlah unit yang dihasilkan) – scrap rate – volume penjualan PENERBIT ERLANGGA – jumlah klaim yang diproses
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 42
Mengembangkan Angkatan Kerja 2.Metode pertimbangan – Teknik rangking: Membandingkan karyawan satu sama lain, dari terbaik hingga terburuk. – Teknik rating: Membandingkan tiap PENERBIT ERLANGGA karyawan terhadap suatu standar tetap (ketimbang terhadap karyawan lain), dengan skala rating sebagai standarnya.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 43
Mengembangkan Angkatan Kerja • Kesalahan atau bias bisa terjadi. – Recency error: Kecenderungan menilai seorang karyawan berdasarkan kinerja terkininya, karena paling mudah diingat. – Halo error: Penilaian seorang karyawan PENERBIT ERLANGGA pada suatu dimensi rating menjadi “tersebar” ke dimensi lainnya.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 44
Mengembangkan Angkatan Kerja • Langkah terakhir dalam sistem penilaian umum adalah memberikan umpan balik kepada bawahan mengenai kinerja. – Biasa dilakukan melalui pertemuan pribadi, antara individu yang dinilai dan PENERBIT ERLANGGA atasannya.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 45
Tantangan Baru dalam Lingkungan Kerja yang Berubah • Dahulu, organisasi cenderung ingin menyeragamkan angkatan kerja. • Saat ini, banyak organisasi menyadari bahwa keragaman bisa menjadi satu aspek keunggulan bersaing. PENERBIT ERLANGGA
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 46
Tantangan Baru dalam Lingkungan Kerja yang Berubah • Keragaman angkatan kerja: Kisaran sikap, nilai, keyakinan, dan perilaku karyawan yang berbeda menurut gender, ras, usia, etnis, kemampuan fisik, dan karakteristik relevan lain. PENERBIT ERLANGGA
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 47
Tantangan Baru dalam Lingkungan Kerja yang Berubah • Karyawan yang menambah nilai karena pengetahuan yang mereka miliki biasanya disebut dengan pekerja berpengetahuan. – Dengan mengelola mereka secara terampil akan membantu kesuksesan PENERBIT ERLANGGA perusahaan di masa mendatang.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 48
Tantangan Baru dalam Lingkungan Kerja yang Berubah • Pekerja kontinjen: Pekerja organisasi yang bukan karyawan permanen/purnawaktu (independen, panggilan, temporer, sewa/kontrak, paruh-waktu). – Organisasi harus memahami: PENERBIT ERLANGGA • kapan menggunakan pekerja kontinjen • integrasinya ke dalam organisasi
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 49
Menghadapi Tenaga Kerja Terorganisasi • Serikat pekerja: Sekelompok individu yang berupaya mencapai tujuan bersama terkait pekerjaan (upah lebih tinggi, jam kerja lebih singkat, jaminan kerja, tunjangan lebih banyak, atau kondisi kerja lebih baik). PENERBIT ERLANGGA • Hubungan ketenagakerjaan: Proses menghadapi karyawan yang terwakilkan oleh serikat pekerja.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 50
Menghadapi Tenaga Kerja Terorganisasi • Dulu, hampir sepertiga angkatan kerja AS berafiliasi dengan serikat pekerja. – Mencapai puncaknya setelah Perang Dunia II hingga pertengahan 1960-an. • Keanggotaan serikat pekerja menurun: PENERBIT ERLANGGA – 20,1 persen angkatan kerja pada 1983 – 12,1 persen angkatan kerja pada 2007 BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 51 Menghadapi Tenaga Kerja Terorganisasi • Tujuan tawar-menawar kolektif adalah menyepakati kontrak ketenagakerjaan antara manajemen dan serikat pekerja yang memuaskan kedua belah pihak. – Kontrak ini berisi berbagai isu: upah, jam kerja, periode rehat, metode PENERBIT ERLANGGA alokasi lembur, cuti libur, jaminan kerja, tunjangan, disiplin, promosi, pemecatan, prosedur keluhan.
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 52
Menghadapi Tenaga Kerja Terorganisasi • Saat tawar-menawar menemui kebuntuan: – Serikat pekerja melakukan mogok kerja, picketing, boikot, perlambatan kerja. – Pihak manajemen melakukan lockout atau merekrut strikebreaker. PENERBIT ERLANGGA – Hadir pihak ketiga (mediator/arbitrator).
BAB 10 - Manajemen Sumber Daya Manusia dan Hubungan Ketenagakerjaan 53