PT Bumi Raya Autoparts merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pembuatan
suku cadang motor. Di awal bulan Juli, diketahui:
Untuk proses produksi bulan Juli, PT Bumi Raya Autoparts membeli bahan baku Rp
750.000.000 plus biaya pengiriman Rp 20.000.000. Sedangkan selama proses produksi timbul
biaya pemeliharaan biaya mesin sebesar Rp 10.000.000.
Bahan Baku yang Digunakan = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir
Bahan Baku
Total biaya produksi = Bahan baku yang digunakan + biaya tenaga kerja langsung +
biaya overhead produksi
Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + saldo awal persediaan barang dalam proses
produksi – saldo akhir persediaan barang dalam proses produksi
Harga Pokok Produksi = 750.000.000 + 100.000.000 – 10.000.000 = Rp 840.000.000
HPP = Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – persediaan barang akhir
Maka Harga Pokok Produksi PT Bumi Raya Autoparts pada bulan Juli adalah Rp 965.000.000.
Alasannya karena pada perusahaan jasa tidak mempunyai persediaan. Kendati begitu juga ada
perusahaan jasa yang mempunyai persediaan, sebab kebanyakan perusahaan jasa yang beroperasi
tidak murni atau tidak menjual jasa sepenuhnya.
Misalnya jasa dokter, dalam prakteknya dokter tidak hanya menawarkan jasanya saja namun juga
menjual obat. Maka dari itu ada persediaannya. Begitu juga dengan jasa reparasi alat elektronik,
juga mempunyai persediaan suku cadang alat elektronik.
Pada dasarnya sah-sah saja bila perusahaan jasa menampilkan HPP pada laporan laba ruginya.
Akan tetapi dalam PSAK tidak ada aturan khusus apakah perusahaan harus menyajikan Harga
Pokok Penjualan atau tidak. Dalam PSAK 1 paragraf 101 hanya disebutkan bahwa entitas
minimal menyajikan biaya penjualan yang terpisah dari biaya-biaya lainnya.
Bagaimana, cara menghitung HPP tidak sulit bukan? Perlu dicatat, cara di atas bukan panduan
yang komprehensif. Meski begitu cara menghitung harga pokok penjualan dapat Anda jadikan
tambahan wawasan untuk memahami seputar harga pokok penjualan.
Di samping itu dalam akuntansi ada dua sistem yang lazim dipakai, yaitu sistem periodik dan
sistem perpetual. Kedua jenis sistem ini menentukan bagaimana pencatatan transaksi persediaan
yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
Demikian informasi seputar cara menghitung HPP yang bisa kami sampaikan. Semoga cara
menghitung HPP perusahaan dagang dan cara menghitung HPP perusahaan manufaktur di atas
bisa memudahkan Anda untuk mempelajari lebih jauh mengenai rumus harga pokok penghasilan.