Anda di halaman 1dari 2

Contoh Perhitungan HPP Perusahaan Manufaktur

PT Bumi Raya Autoparts merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pembuatan
suku cadang motor. Di awal bulan Juli, diketahui:

Persediaan bahan baku mentah : Rp 50.000.000

Bahan setengah jadi : Rp 100.000.000

Persediaan spare part : Rp 150.000.000

Untuk proses produksi bulan Juli, PT Bumi Raya Autoparts membeli bahan baku Rp
750.000.000 plus biaya pengiriman Rp 20.000.000. Sedangkan selama proses produksi timbul
biaya pemeliharaan biaya mesin sebesar Rp 10.000.000.

Di akhir bulan Juli diketahui :

Sisa penggunaan bahan baku mentah : Rp 80.000.000

Sisa bahan setengah jadi : Rp 10.000.000

Sisa sparepart siap jual : Rp 25.000.000

Berapa Harga Pokok Penjualan (HPP) PT Bumi Raya Autoparts?

Tahap 1 : Menghitung Bahan Baku yang Digunakan

Bahan Baku yang Digunakan = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir
Bahan Baku

Bahan Baku yang Digunakan = 50.000.000 + (750.000.000 + 20.000.000) – 80.000.000 = Rp


740.000.000

Tahap 2 : Menghitung Biaya Produksi

Total biaya produksi = Bahan baku yang digunakan + biaya tenaga kerja langsung +
biaya overhead produksi

Total Biaya Produksi = 740.000.000 + 10.000.000 = Rp 750.000.000

Tahap 3 : Menghitung Harga Pokok Produksi

Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + saldo awal persediaan barang dalam proses
produksi – saldo akhir persediaan barang dalam proses produksi
Harga Pokok Produksi = 750.000.000 + 100.000.000 – 10.000.000 = Rp 840.000.000

Tahap 4 : Menghitung Harga Pokok Penjualan

HPP = Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – persediaan barang akhir

HPP = 840.000.000 + 150.000.000 – 25.000.000 = Rp 965.000.000

Maka Harga Pokok Produksi PT Bumi Raya Autoparts pada bulan Juli adalah Rp 965.000.000.

HPP Perusahaan Jasa


Perusahaan jasa tidak sama dengan perusahaan dagang maupun manufaktur. Sebab dalam
laporan laba rugi perusahaan jasa tidak ada HPP. Berbeda dengan perusahaan dagang maupun
manufaktur yang terdapat harga pokok penjualan atau HPP. Mengapa demikian?

Alasannya karena pada perusahaan jasa tidak mempunyai persediaan. Kendati begitu juga ada
perusahaan jasa yang mempunyai persediaan, sebab kebanyakan perusahaan jasa yang beroperasi
tidak murni atau tidak menjual jasa sepenuhnya.

Misalnya jasa dokter, dalam prakteknya dokter tidak hanya menawarkan jasanya saja namun juga
menjual obat. Maka dari itu ada persediaannya. Begitu juga dengan jasa reparasi alat elektronik,
juga mempunyai persediaan suku cadang alat elektronik.

Pada dasarnya sah-sah saja bila perusahaan jasa menampilkan HPP pada laporan laba ruginya.
Akan tetapi dalam PSAK tidak ada aturan khusus apakah perusahaan harus menyajikan Harga
Pokok Penjualan atau tidak. Dalam PSAK 1 paragraf 101 hanya disebutkan bahwa entitas
minimal menyajikan biaya penjualan yang terpisah dari biaya-biaya lainnya.

Baca Juga : Cara Menghitung PPH 21

Bagaimana, cara menghitung HPP tidak sulit bukan? Perlu dicatat, cara di atas bukan panduan
yang komprehensif. Meski begitu cara menghitung harga pokok penjualan dapat Anda jadikan
tambahan wawasan untuk memahami seputar harga pokok penjualan.

Di samping itu dalam akuntansi ada dua sistem yang lazim dipakai, yaitu sistem periodik dan
sistem perpetual. Kedua jenis sistem ini menentukan bagaimana pencatatan transaksi persediaan
yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Demikian informasi seputar cara menghitung HPP yang bisa kami sampaikan. Semoga cara
menghitung HPP perusahaan dagang dan cara menghitung HPP perusahaan manufaktur di atas
bisa memudahkan Anda untuk mempelajari lebih jauh mengenai rumus harga pokok penghasilan.

Anda mungkin juga menyukai