Anda di halaman 1dari 31

JOURNAL READING

Disusun Oleh :
Raden Rosmawa Rahmaynalda Sya’bana
Amien 031.191.065
INTRODUCTI
ON
INTRODUCTION
Berdasarkan the International Classification of Headache Disorders (ICHD-3
Beta) gejala klinis Trigeminal neuralgia
1. Nyeri terasa seperti tersetrum pada daerah wajah
2. Unilateral
3. Onset muncul tiba - tiba dan cepat menghilang
4. Nyeri di cetuskan oleh stimulus yang tidak berbahaya
INTRODUCTION
● Tidak adanya defisit neurologis seperti hipoestesi atau hipoalgesia yang
ada pada cabang nervus trigemnus
● Intensitas yang berlangsung secara paroxysimal dapat menyebabkan
disfungsi pada aktivitas sehari-hari
KLASIFIKASI

● Trigeminal Neuralgia Idiopatik apabila penyebab tidak di ketahui


● Trigeminal Neuralgia Classic apabila disebabkan oleh kompresi vaskular yang yang
mendarahi nervus trigeminus
● Trigeminal Neuralgia Sekunder, Disebabkan oleh penyakit lesi demyelinating (multiple
sclerosis) atau lesi akibat kerja.
METODE
Pengambilan Sampel : Partisipan di ambil secara konsekutif di beberapa Headache
Center dari bulan Februari 2017 – Oktober 2019 dengan total 102 pasien

Pasien di lakukan interview melalui telefon oleh Headache Specialist.

Asesment menggunakan kuesioner yang terdiri dari 18 pertanyaan .


DEMOGRAFI

● Partisipan terdiri dari 102 pasien dengan Trigeminal Neuralgia yang terdiri dari 74
wanita dan 28 Pria
● <1 % berusia <30 tahun, 23,5 % berusia 31 - 50 tahun , 50 % diantara 51 - 70
tahun dan 25,5 % berusia lebih dari 70 tahun.
● Satu per tiga pasien merupakan pensiunan (33,3%), 49 % merupakan karyawan
dan 10,7% tidak bekerja.
RIWAYAT BEROBAT

● Sebagian besar pasien 86,3% berobat ke dokter setelah serangan pertama


● 13,7% tidak langsung berobat ke dokter ( patient delay)
● Sebanyak 43,1% mengunjungi dokter layanan primer
● Sebanyak 30,4% mengunjungi dokter gigi
● 3,9 % bedah saraf, 3,9% otolaryngologist, 1% ophtalmologist, 1% rheumatologist.
1% emergency doctor
● Sebanyak 18 pasien 17,6% di diagnosis dengan benar pada saat kunjungan
pertama
● 84 pasien 82,4% pada kunjungan kedua.
● Kunjungan ketiga pasien berkonsultasi pada spesialis yaitu neurologists (n = 20;
52.6%,), headache specialists (n = 7; 18.4%), ENT doctors (n = 5; 13,2%), dentists
(n = 2; 5.3%), ophthalmologists (n = 2; 5.3%), neurosurgeons (n = 1; 2.6%) and
maxillo-facial surgeons (n = 1, 2.6%,).
● Sebagian besar pasien mengunjungi 2 dokter 44,1 %
● Sebanyak 26 patients (25.5%) berkonsultasi pada 3 dokter, 12 patients (11.7%)
4dokter dan hanya 19 patients (18.7%) berkonsultasi pada 1 dokter.
● Dalam studi ini diagnosis CTN ditegakan olehneurologis 70,6 %, Headache
Spesialist 14,7 %.
● Dalam beberapa kasus, diagnosis di tegakan oleh dokter gigi 5,9 % neurosurgeons
(n = 6; 5.9%), and only in three cases by primary care physicians (n = 3; 2.9%).
● Nilai mean interval antara onset penyakit dan konsultasi dengan spesialis (Patient
Delay) pada neurologis yaitu 10.8 ± 21.2 bulan
● Di Italy yaitu 8.02 ± 14.2 bulan sedangkan di European Centre adalah 12,6 ± 25, 05
bulan
● Waktu rata - ratadiagnosis dengan onset gejala (Diagnostic Delay) adalah 7.2 ±
12.5 months
● Kesalahan diagnosis pada saat konsultasi pertama di dapatkan sebanyak 42,1 %
sesultasi banyak 39,2% tidak di diagnosis pada saat konsultasi
● Hanya 19 pasien 18,4% yang di diagnosis dengan benar.
● Sebanyak 84 pasien yang berkonsultasi kedua, 33,3% salah diagnosis, 13,1%
tidak diagnosis dan 53,6% pasien tidak di diagnosis dengan benar.
● Kesalahan diagnosis saat kunjungan pertama yaitu 43, kedua 28 dan ketiga yaitu
6.
● Kesalahan diagnosis berhubungan dengan masalah penyakit gigi yaitu toothache,
periodontal abscess, dental caries, dental granulomas; sinusitis (n = 11, 14.3%);
unspecified facial pain (n = 7, 9.1%); unspecified headache (n = 6, 7.8%); migraine
(n = 5, 6.5%); cluster headache (n = 4, 5.2%): temporomandibular joint dysfunction
(n = 3, 3.9%); tension-type headache (n = 1, 1.3%), glaucoma (n = 1, 1.3%), otitis(n
= 1 1.3%) tonsillitis (n = 1, 1.3%).
INVESTIGASI

● Pemeriksaan Neuroimaging dan laboratorium di lakukan pada seluruh kasus 93,1


%.
● 73,7% di lakukan MRI untuk mendeteksi adanya gangguan vaskular.
● 42,1% dilakukan CT - Scan
● 12,6 pasien Xray kranium , 8 patients (8.4%) a blink reflex test, 2 patients (2.1%) a
spine X-Ray, 2 patients (2.1%) a carotid ultrasound imaging, one patient (1%) an
electroencephalogram (EEG).
TATALAKSANA

● 18,6% tidak mendapatkan tatalaksana simtomatik sebelum diagnosis


● Sebagian besar pasien di berikan resep NSAIDs 67,6% dan Opiat 18,6%
● Grup terakhir 13 pasien menggunakan opiat dengan NSAIDs dan 8 pasien
diberikan Gabapentin 100 mg/ hari atau Pregabalin 150 mg/hari
TATALAKSANA

Obat Pilihan Pertama yang diberikan


● carbamazepine in 80.3% (n = 82),
● gabapentinoid drugs in 11.7% (n = 12),
● topiramate in 2% (n = 2)
● lamotrigine in 2% (n = 2)
● oxacarbazepine in 1% (n = 1)
● methylprednisolone in 1% (n = 1)
● opiates in 1% (n = 1)
● antidepressants 1% (n = 1).
TATALAKSANA

● Sebelum diagnosis Trigeminal Neuralgia, 17,6% dilakukan tindakan yaitu ekstraksi


gigi 55,5%, Acupuncture (n = 4, 22.2%), local injection of steroids (n = 2, 1.9%),
anesthetics
● Sebanyak 82 pasien 80,4% mengikuti terapi setelah di tegakan diagnosis
● 19,6% tidak menyelesaikan pengobatan dikarenakan efek samping yang di
rasakan oleh karena obat yang di berikan. (Leukopenia, alergi, dizziness)
DISCUSSION
DISCUSSION
• Data demografi telah sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa TN banyak
terjadi pada wanita.
• Hampir setengah dari sampel dalam penelitian salah di diagnosis dalam
konsultasi pertama. Temuan tersebut sesuai dengan berbagai pusat data pada
penelitian sebelumnya
• Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, pasien berkonsultasi dengan dua
dokter.
DISCUSSION
• Periode laten antara akses medis pertama degnan diagnosis yang tepat sangat
tinggi, hal tersebut sama dengan penelitian mengenai Cluster Headache pada
penelitian sebelumnya.
• Hal tersebut dapat di jelaskan dengan berbagai faktor yaitu TN lebih di ketahui
oleh masyarakat dan pasien menderita TN melaporkan nyeri tajam yang di picu
oleh stimulus tertentu dengan beberapa serangan.
DISCUSSION
• Dalama studi ini, Pasien TN di diagnosis oleh Neurologis untuk mengkonfirmasi
penyakit tersebut
• Namun Dokter Umum merupakan dokter utama yang paling banyak di
konsultasi kan pada saat serangan pertama.
• Dalam studi ini di dapatkan karena perbedaan topografi distribusi dari nyeri
( cabang ke dua atau ke tiga dari nervus trigeminus dan karakteristik dari
nyerinya tersebut ( tajam, tertusuk) pasien mengunjungi spesialis, dam pasien
berkonsultasi ke dokter gigi karena curiga terdapat masalah pada gigi
DISCUSSION
● Data hasil penelitian di bandingkan dengan kasus Cluster Headache yang
merupakan nyeri kepala primer yang sering di diagnosis sebagai Trigeminal
Neuralgia.
● Perbedaan manifestasi klinis Cluster Headache dengan TN mennjelaskan
berbagai perbedaan
● Pada Studi lain mengenai hal tersebut, 25 % pasien CH di diagnosis sebagai
TN oleh karena gejala klinis yaitu cranial autonomic symtomp dan serangan
nyeri pada temporal yang tipikal
DISCUSSION
• Dalam survey terbaru, 4 % kasus TN salah diagnosis sebagai Temporo
Mandibular Joint Disorder (TMD)
• Tingkat frekuensi kesalahan diagnosis yang tinggi pada penelitian sebelumnya
yang di laporkan oleh penulis bahwa nyeri pada TN di picu oleh gerakan pada
rahang ( mengunyah atau berbicara) dan TN lebih banyak terjadi pada usia di
atas 50 tahun
• EAN Guideline merekomendasikan untuk mengekslusikan gejala lain yaitu
dengan MRI pada otak atau batang otak,
DISCUSSION
● Sebelum di diagnosis pasien di berikan obat NSAID atau Opioid pada
serangan pertama tetapi terdapat bukti bahwa opioid memiliki efek yang
minimal pada nyeri tipe neuropati.
● Berdasarkan penelitian sebelumnya, carbamazepin atau oxcarbamazepin
merupakan terapi lini pertama
● Obat lain yang dapat digunakan sebagai lini pertama yaitu dosis single atau
kombinasi yaitu gabapentin, lamotrigin dan topiramat,
● Observasi tersebut telah di setujui oleh EAN guideline yang mengatakan
bahwa carbamazepine mreupakan obat lini pertama
KESIMPULAN
Berbagai temuan yang di dapatkan di dalam studi ini sesuai dengan
penelitian yang di lakukan sebelumnya mengenai kesalahan dalam diagnosis dan
tatalaksana Trigeminal Neuralgia
Trigeminal Neuralgia memiliki manifestasi klinis yang telah di jelaskan oleh
kriteria internasional namun masih sering terjadi kesalahan. Sehingga berbagai
klinisi dan spesialis apabila terdapat pasien dengan nyeri pada orofasial harus
dipertimbangkan diagnosis Trigeminal Neuralgia.
TERIMA KASIH
MOHON
BIMBINGANNYA

Anda mungkin juga menyukai