Anda di halaman 1dari 46

DIREKTORAT BINA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Jakarta
Topik Bahasan
 Latar belakang timbulnya potensi bahaya
faktor kimia di tempat kerja.
 Pengenalan, pemahaman faktor kimia.
 Rute faktor kimia masuk ke dalam tubuh.
 Potensi bahaya faktor kimia pada proses
operasi.
 Evaluasi / pengukuran faktor kimia di LK.
 Nilai Ambang Batas Faktor Kimia.
 Penilaian
 Pengendalian
Aktivitas produksi

 Tenaga kerja
 Mesin
 Bahan/material
 Lingkungan kerja
Potensi bahaya di tempat kerja
Faktor fisik, kimia,
Biologi, ergonomi dan
psikologi

4
Latar belakang timbulnya potensi bahaya
faktor kimia di tempat kerja . . .
 Bahan kimia sangat dibutuhkan oleh manusia
untuk peningkatan mutu kehidupan.
 Secara kualitatif dan kuantitatif, bahan kimia
banyak di gunakan untuk keperluan proses
produksi.
 Masih banyak bahan kimia yg digunakan belum
diketahui sifat-sifat bahayanya.
 Efisiensi proses tidak 100 %.
 Sering terjadi tumpahan, ceceran dan
kebocoran bahan kimia di tempat kerja.
 Akibatnya timbul potensi hazard kimia
di tempat kerja.
Konsekuensi yang dapat
terjadi . . .
 Terjadi pemaparan Faktor Kimia terhadap Lingkungan kerja dan
Tenaga Kerja (karena : kebocoran pd sambungan, fitting & closure,
preparing & loading the raw materials, emisi gas pd proses
pembakaran, kegagalan fungsi peralatan, maintenance atau reparasi).

 Banyak tenaga kerja (nearly all workers) saat ini yang terpapar oleh
faktor kimia di tempat kerja.

 Timbul risiko berupa accident, gangguan kesehatan pada tenaga


kerja (akut, kronis).

Tindakan yg perlu dilakukan :


 Perlu adanya penanganan terhadap bahan kimia sejak awal s/d akhir
proses (mulai raw material s/d limbah yg di hasilkan)
PRINSIP DASAR HI
Recognition of Chemicals Hazard
 Hazard Information Material
Safety Data Sheets (MSDS), Chemical
Safety Data Sheets (CSDS).
 Diagram alir proses produksi (Flow
chart diagram).
 Label kemasan.
 Walk Through Observation.
 Medical Records.
 Literatur, ILO
 Chemical Suplier, . . .
Penggunaan Bahan Kimia . . .
 Bahan kimia secara global di produksi 400 juta ton
per tahun, penemuan jenis baru/tahun 1200 jenis
(Amerika Utara), digunakan untuk keperluan sbb:
- Pertanian (pupuk, pembasmi hama, dll)
- Farmasi (obat-obatan, kosmetika)
- Food Additive (penyedap rasa, pengawet)
- Industri bahan kimia, tekstil, dll
- Bahan bakar
- Konstruksi
- Laboratorium
- dll.
Klasifikasi Bahan Kimia
Berdasarkan sifat bahayanya :
1. Flammable (mudah terbakar)
2. Toxic (beracun)
3. Corrosive (korosif)
4. Explosive (mudah meledak)
5. Oxidation agents (oksidator)
6. Reaktif terhadap air
7. Reaktif terhadap asam
8. Compressed gas
9. Radioaktif
Simbol hazard kimia
Klasifikasi Bahan Kimia Menurut
Globally Harmonized System (GHS)
1. Explosive 16. Corrosive to metals
2. Flammable gases 17. Acute Toxicity
3. Flammable aerosol 18. Skin corrosion / irritation
4. Flammable liquids 19. Serious eye damage / eye
5. Flammable solids irritation
6. Gases under pressure 20. Respiratory or skin
7. Self-reactive substances sensitization
8. Pyrophoric liquids 21. Germ cell mutagenicity
9. Pyrophoric solids 22. Carcinogenicity
10. Self heating substances 23. Reproductive toxicity
11. Substances which in contact 24. Specific target organ systemic
with water, emit flammable toxicity (single exposure)
gases 25. Specific target organ
systemic toxicity (repeated
12. Oxidizing gases exposure)
13. Oxidizing liquids 26. Aspiration hazard
14. Oxidizing solids 27. Hazardous to the aquatic
15. Organic peroxides environment.
Klasifikasi bahan kimia berdasarkan
wujudnya

1. Padat (solids)

2. Cair (liquids) Debu Gas uap

3. Gas, uap

Padatan CAIRAN
Cairan
Klasifikasi Faktor Kimia
Berdasarkan Bentuknya
1. Partikulat
2. Non partikulat

Catatan
- Partikulat :
Titik cairan atau debu yang berukuran halus, diameter 0,02 – 500
mikron, mempunyai kecepatan jatuh rendah, berpotensi berada
cukup lama di udara.

- Non partikulat :
- Gas : zat yg tidak mempunyai bangun sendiri, dapat berdifusi
mengisi seluruh ruangan, wujud dapat di rubah dengan merubah
suhu dan tekanan.
- Uap : bentuk gas dari zat yg dalam keadaan normal berbentuk
cair, tidak kelihatan dan berdifusi mengisi seluruh ruangan.
Yang tergolong partikulat :
Debu (partikel padat yang terjadi karena
kekuatan mekanis atau alami).

Kabut / mist (butiran halus yang terbentuk pada


proses penyemprotan cairan).

Fume (terjadi pada proses peleburan logam).

Asap (partikel karbon < 0,5 µm bercampur


dengan senyawa Hidrokarbon, pada proses
pembakaran yg tidak sempurna).
Klasifikasi Debu

1. Debu Respirabel (0,5 – 4 µm)


2. Debu Thoracic (5 – 10 µm).
3. Debu Inhalabel (> 10µm – 100µm).
4. Serat (bentuk karakteristik, rasio
panjang : lebar adalah 3 : 1, panjang min,

5 µm dan max. 100 µm)


Morfologi debu

1. Pasir (sand) 2. Coke fired boiler


Kontaminan Debu

Loading kuarsa ke dalam Loading kuarsa ke dalam


truk truk
Kontaminan Debu
1. Abrasive blasting 2. Sawdust
Debu di LK
Catatan
Kecepatan jatuh partikel

 Partikel pasir, d = 200 µm


jatuh setinggi 1m pada kolom air suhu 20oC,
waktu jatuh = 29 detik

 Partikel pasir d = 1 µm
waktu jatuh = 1,17 juta detik
Fraksi Debu Respirabel
Diameter Partikel (µm) Massa Partikel Respirabel (%)

0 100
1 97
2 91
3 74
4 50
5 30
6 17
7 9
8 5
10 1
“Cut Point” Curves
ACGIH Particle Size Definitions
10 0
90
Percent of Mass

80
70
60 Respirable
50 Thorasic
40
Inhalable
30
20
10
0

0 1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 14 16 18 20 25 30 40 50 100

Respirable 100 97 91 74 50 30 17 9 5 1
Thorasic 100 94 89 81 67 50 35 23 15 9.5 6 2
Inhalable 100 97 94 87 77 65 58 55 53 50

Particle Diameter
Klasifikasi Asbestos
1.Serpentine group 2. Amphibole group
Amosite or Brown asbestos, Crocidolite or
Chrysotile or White asbestos blue asbestos, Anthophyllite, Actinolite
and Tremolite
Identifikasi asbestos
Gambaran mikroskopik asbestos
Rute Faktor Kimia Masuk ke Dalam Tubuh

1. Inhalasi (melalui saluran


pernafasan), misalnya :
gas, uap, debu.
2. Absorpsi (melalui kulit),
misalnya : liquid.
3. Ingestion (melalui mulut),
misalnya : debu, liquid.
4. Injeksi
Where do the particles lodge?

Inhalable-100μ

Thoracic - 10μ

Respirable - 4μ
Potensi bahaya faktor kimia
pada proses operasi
1. Liquid Operation

Tipe Proses Kontaminan Contoh

Painting Uap Benzen (v)


Spraying Gas Methylene chloride(v)
Cleaning Mist Trichloro ethylene (v)
Pickling
2. Hot Operation

Tipe Proses Kontaminan Contoh

Welding Uap Chromates (p)


Chemical Reaction Gas Zn & senyawanya (p)
Soldering Mist Mn & senyawanya (p)
Melting Fume Oksida logam (p)
Molding CO (g)
Cadmium oxide (p)
Lead (p)
3. Solid Operation

Tipe Proses Kontaminan Contoh

Pouring Dust Semen

Mixing Kuarsa (kristal silika bebas)

Crushing Fiberglass
4. Pressurized Spraying

Tipe Proses Kontaminan Contoh

Cleaning parts Uap Organic solvents (v)

Sand Blasting Debu Kuarsa (kristal silika bebas),(d)


5. Shaping Operation
Tipe Proses Kontaminan Contoh

Cutting Debu Asbestos


Grinding Berylium
Filling Zinc
Milling Lead
Moulding
Sawing
Drilling
Evaluasi / Pengukuran Faktor Kimia di
Lingkungan kerja
Tujuan :

 Mengetahui kadar dan jenis faktor kimia di udara


tempat kerja.
 Kesesuaian dengan standar yang ada (NAB faktor
kimia / TLV) ???.
 Sebagai dasar perencanaan penyediaan alat kendali
atau menilai efektifitas alat kendali.
 Sebagai data pendukung pada penyelidikan tentang
“Penyakit Akibat Kerja”.
 Untuk perencanaan Alat Pelindung Diri yang sesuai.
Cara Pengukuran Faktor Kimia di LK

 Indera manusia (tidak dianjurkan).


 Binatang percobaan
 Alat deteksi (Detektor), direct reading.
 Pengambilan sampel (dianjurkan terutama
untuk kadar yang rendah) dan
 Analisis laboratorium
Catatan :
 Pengambilan sampel (sampling) di lakukan selama 8
jam kerja (NIOSH min. 6 jam).

 Metoda : NIOSH, AIHA, SNI, . . .

 Titik pengukuran : - Dekat Sumber Emisi


- Area/Unit Kerja (umum)
- Pada Tenaga Kerja (Personal).

 Pada Breathing Zone

 Tehnik pengukuran : - Aktif sampling


- Pasive sampling
PENGUKURAN FAKTOR KIMIA

 Pengukuran faktor kimia di tempat


kerja dilakukan oleh :

Industrial Hygienist
Penilaian Faktor Kimia di Lk
 Membandingkan kadar kontaminan di udara
dengan standar yang berlaku, seperti :

1. Nilai Ambang Batas (NAB) faktor kimia di


udara tempat kerja SE.01/Menaker/1997.

2. Threshold Limit Values (TLVs) for Chemical


substances 2011 American Conference
of Govermental Industrial Hygienist (ACGIH).

3. Permissible Exposure Limit Occupational


Safety and Health Administration (OSHA).
Tiga Kategori NAB
1. Nilai rata-rata dgn mempertimbangkan waktu atau TLV-
TWA (Thershold Limit Value -Time Weighted Average)

untuk 8 jam kerja/hari.

2. NAB pemajanan singkat yg diperkenankan (PSD)


atauTLV-STEL (TLV-Short term Exposure Limit)
untuk 15 menit (maks. 4x15 menit dalam 8 jam
kerja per hari), jarak waktu pemaparan pertama dengan
terpapar berikutnya harus lebih dari 60 menit.

3. NAB konsentrasi tertinggi (KTD) atauTLV-Ceilling


(Konsentrasi tertinggi yang tidak boleh di lampaui setiap
saat).
Contoh
1. Benzena (Leukemia)
- TLV-TWA 0,5 ppm
- TLV-STEL 2,5 ppm

2. Formaldehide (irritan, cancer)


- TLV-TWA -
- TLV-STEL -
- TLV-Ceilling 0,3 ppm
Contoh Penilaian Faktor Kimia di LK

Parameter Kadar kontaminan NAB atau TLV-TWA Penilaian


di udara LK (ppm) (ppm)
Xylene 132 100 > NAB

Methyl Etil Keton 127 200 < NAB

N-Hexane 5 50 < NAB


Peraturan Perundangan
1. UU. No.1 tahun 1970, tentang Keselamatan
Kerja.
2. Permenakertrans No.13/MEN/X/2011,
tentang NAB Faktor Fisik dan Faktor Kimia
di Udara Tempat Kerja.
3. TLVs & BEI ACGIH 2011
4. PEL OSHA
5. dll
Pengendalian Faktor Kimia di LK
1. Secara Operasional
- Eliminasi atau substitusi
- Menentukan jarak penanganan
- Ventilasi
- Personal Protective Equipment (PPE)
- Personal Hygiene
2. Secara Organisasi
- Menjaga kerapihan dan kebersihan
- Melakukan monitoring LK
- Melakukan pengamatan medis
- Pengumpulan catatan
- Melakukan edukasi / training
- Label, MSDS, SOP
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai