Anda di halaman 1dari 7

KASUS 1

Kelompok 1
1. Dayman Exlesia 1913026035
2. Desy Hernawati 1913026040
3. Ernawati 1913026051
4. Salwah Putri 1913026052
5. Muhammad Irawan 1913026015
6. Indah Nurhidayah 1913026061
7. Siti Munawaroh 1913026018
8. Alfenia Rahmayunita 1913026065
9. Abdul Rahman Janggo 1913026043
10. Rizky Zulfikri 1913026009
11. Aulia Oktavia 1913026017
Wanita berusia 38 tahun datang ke poli paru RSUD dengan keluhan keringat dingin,
batuk sejak 5 minggu dan sesak nafas. Hasil pemeriksaan sputum BT negatif, hasil foto
thorax positif dokter mendiagnosa TB paru BT(-). Dokter meminta pertimbangan
kepada farmasis terkait pengobatan pasien?

• S (subject) • O(object)
• Wanita Usia 38 tahun • Sputum BT (-)
• Keringat dingin • Hasil foto thorax (+)
• Batuk sejak 5 minggu • TB paru (-)
• Sesak nafas
A (Assasment)
P (Plan)
• Pasien mengalami TB paru BT (-)
paru yang tandai dengan gejala Sasaran terapi :
keringat dingin, batuk dan sesak • Mencegah pertumbuhan bakteri
nafas (Dipiro, 2015) mycobacterium tuberculosis
• Pasien mengalami TB paru BT (-) • Pencapaian keadaan tidak
dengan hasil foto toraks menular pada pasien, sehingga
mendukung TB maka masuk mengakhiri isolasi. (Dipiro, 2017)
kategori pasien TB terdiagnosis
secara klinis dan disarankan
untuk diberikan pengobatan TB
(PMK No.67, 2016 hal 74).
TERAPI FARMAKOLOGI TERAPI NON_FARMAKOLOGI
• Pasien disarankan mengkonsumsi obat terapi OAT (Obat • Istirahat yang cukup
Anti Tuberkulosis). Terapi OAT dilakukan selama 2 bulan. • Diet tinggi kalori dan tinggi protein untuk
Pengobatan lini pertama pada pasien TB adalah membentuk jaringan baru dan menambah sistem imun
menggunakan 4 regimen • Dukungan psikososial kepada pasien TB untuk
• Isoniazid adalah Obat lini-pertama untuk mengobati
tercapainya keberhasilan pengobatan.
infeksi laten pada tuberculosis. Dosis yang diberikan • Penyuluhan khusus juga diberikan kepada pasien
isoniazid 300 mg 1 x 1. mengenai etika batuk / higiene respirasi (menutup
• Pirazinamid adalah obat "sterilisator" yang digunakan
mulut dengan tangan ketika batuk atau bersin, atau
selama 2 bulan pertama terapi tuberculosis. Dosis lebih disarankan menggunakan masker, mencuci
pirazinamid 500 mg 3 x 1. tangan dengan sabun setelah batuk atau bersin) agar
• Rifampisin obat lini-pertama untuk tuberculosis.
keluarga/ orang disekitar pasien tidak tertular.
Penggunaannya harus di kombinasi dengan antimikroba • Memperbaiki sirkulasi udara pada ruangan pasien
lainnya dalam pengobatan tuberculosis. Dosis rifampisin
450 mg 1 x 1. (Kemenkes RI, 2016; Zetira, 2017)
• Etambutol adalah obat yang diberikan dalam terapi
kombinasi awal empat-obat untuk tuberculosis sampai
sensitivitas obat diketahui. Dosis 250 mg 3 x 1.

(Katzung,2014)
Monitoring
a. Monitoring Subjektif
• Keluhan keringat dingin, batuk sejak 5 minggu dan sesak nafas.
• Monitoring efek samping obat :
a) Isoniazid : Peningkatan asimtomatik Aminotransferases Hepatitis Klinis, Neurotoksisitas perifer, Hipersensitivitas.
b) Rifampisin : Pruritis, Mual & Muntah, Gejala seperti flu, Hepatotoksisitas, Perubahan warna urin
c) Pirazinamid : Mual muntah, Ruam dan dermatitis fotosensitif.
d) Etambutol : gangguan penglihatan

b. Monitoring Objektif :
1. Pemeriksakan kembali dahaknya setelah dua bulan dan enam bulan pengobatan.
2. Melakukan kontrol rutin jika ada keluhan dan mengambil obat di Puskesmas jika obatnya habis

c. Konseling kepada pasien efek samping obat yang timbul seperti buang air kecil akan berwarna merah yang menandakan
itu bukanlah darah hanya menandakan reaksi obat. Selain itu juga bisa timbul gatal-gatal dan kepala terasa pusin Hal ini
dilakukan agar pasien tetap minum obatnya dan tidak berhenti minum obat.
DAFTAR PUSTAKA

Adigun R, Singh R. Tuberculosis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.

DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2017. Pharmacotheraphy
Handbook, Tenth edition. McGraw-Hill Education Company, Inggris.

Katzung, B.G., Masters, S.B. dan Trevor, A.J. 2014. Farmakologi Dasar & Klinik, Vol.2,
Edisi 12, Editor Bahasa Indonesia Ricky Soeharsono et al., Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Kemenkes RI. 2016. Tuberkulosis Temukan Obati Sampai Sembuh. Jakarta: Pusat Data
dan Informasi Kementrian RI

Zetira, Zahra dan Merry Indah Sari. 2017. Penatalaksanaan Kasus Baru Tb Paru dengan
Pendekatan Kedokteran Keluarga. Jurnal Medula Unila Vol 7, No 3

Anda mungkin juga menyukai