NIM: 211709516
Kelas: 3SK1
Kode: 997QB
Kelompok 9
KELOMPOK 9
Table of
Contents
03 04
PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN
SARAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesehatan ibu adalah Angka Kematian Ibu (AKI).
AKI adalah jumlah kematian wanita selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang
disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya, tetapi bukan karena
sebab sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dan lain-lain per 100.000 kelahiran hidup. Indikator
ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu tetapi juga dapat menilai tingkat
kesehatan masyarakat karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari
sisi aksesibilitas maupun kualitas (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
Diseluruh dunia di perkirakan sekitar 500.000 ibu meninggal karena sebab - sebab yang
berkaitan dengan kehamilan setiap tahunnya (WHO, 1991). Sebagian besar kematian terjadi di
negara berkembang dan sebagian disebabkan oleh abortus yang tidak aman.
Ada beberapa faktor yang merupakan penyebab terjadinya abortus diantaranya yaitu faktor
paritas. Selain itu, menurut Yudia (2008), umur ibu yang sudah tua juga dapat menjadi faktor
yang mempengaruhi terjadinya abortus spontan. Lawrence Green (1980) menyebutkan bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian keguguran pada ibu adalah tingkat pendidikan
sang ibu.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun
2017 (SDKI 2017). Penelitian ini mencakup seluruh wilayah Indonesia yakni 33 provinsi
yang ada di Indonesia pada tahun 2017.
Cakupan dalam penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun yang
memiliki pasangan dan pernah hamil pada periode 2012-2017.
METODOLOGI
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan
analisis inferensia. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum
karakteristik wanita usia subur di Indonesia yang mengalami abortus. Karakteristik yang
dimaksud adalah umur ibu, tingkat pendidikan ibu, paritas, riwayat abortus, status
bekerja ibu, dan status ekonomi. Analisis inferensia digunakan untuk mengetahui
variabel yang memengaruhi abortus di Indonesia.
VARIABEL PENELITIAN
Nama Variabel Terikat (Y) Kategori Acuan Dummy Variable
(1) (2) (3)
Time to event - -
Nama Variabel Bebas (X) Kategori Acuan Dummy Variable
(1) (3) (4)
Usia Ibu (X1) - -
Tingkat Pendidikan Ibu (X2) Tidak Bersekolah X2a = SD
X2b = SMP
X2c = setara atau lebih dari SMA
Status Pekerjaan Ibu (X3) Tidak Bekerja X3a = Bekerja
Indeks Kekayaan (X4) Indeks Rendah X4a = Indeks Sedang
X4b = Indeks Tinggi
Paritas (X5) Paritas 0-2 anak X5a = Paritas lebih dari 2 anak
Wilayah Tempat Tinggal (X6) Perkotaan X6a = Perdesaan
PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif
Langkah Umur Pendidikan Pendidikan Pendidikan Status Indeks Indeks Paritas Wilayah Simultan
Ibu Ibu (SD) Ibu (SMP) Ibu Ibu Kekayaan Kekayaan (>2) Tinggal Test
(>=SMA) (Bekerja) (Sedang) (Tinggi) (Perdesaan)
1 0.000 0.1100 0.0260 0.0238 0.0487 0.8912 0.2024 0.000 0.3703 0.000
Model pada langkah 3 (tabel 1) dipilih sebagai model terbaik
dengan persamaan regresi cox:
INTERPRETASI
a. Usia Ibu
Umur memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian abortus pada wanita Indonesia selama
tahun 2012 - 2017. Nilai Hazard Ratio yang menunjukkan nilai 1.06 yang berarti kenaikan umur satu
tahun pada wanita, maka resiko wanita tersebut untuk mengalami abortus akan naik sebesar 1.06 kali
dengan asumsi variabel lainnya konstan.
Tingkat pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian abortus pada wanita
Indonesia selama tahun 2012 – 2017. Nilai Hazard Ratio pada variabel Pendidikan Ibu SD (X2a)
menunjukkan nilai 1.4507 menunjukkan arti bahwa kecenderungan ibu yang berpendidikan SD
1.4507 kali dibanding ibu yang tidak pernah bersekolah untuk mengalami abortus dengan asumsi
variabel lain konstan.
Lalu Nilai Hazard Ratio pada variabel Pendidikan Ibu SMP (X2b) menunjukkan nilai 1.6867
menunjukkan arti bahwa kecenderungan ibu yang berpendidikan SMP 1.6867 kali dibanding ibu yang
tidak pernah bersekolah untuk mengalami abortus dengan asumsi variabel lain konstan.
INTERPRETASI
c. Status Pekerjaan
Status pekerjaan ibu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian abortus pada wanita
Indonesia selama tahun 2012 – 2017. Nilai Hazard Ratio pada variabel Status Ibu Bekerja (X3a)
menunjukkan nilai 1.1057 menunjukkan arti bahwa kecenderungan ibu yang berstatus bekerja 1.1057
kali dibanding ibu yang tidak bertatus bekerja untuk mengalami abortus dengan asumsi variabel lain
konstan.
d. Paritas
Paritas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian abortus pada wanita Indonesia selama
tahun 2012 – 2017. Nilai Hazard Ratio pada variabel Paritas Ibu >= 2 anak (X5a) yang menunjukkan
nilai 1.3149 yang berarti ibu yang memiliki anak lebih dari dua memiliki kecenderungan 1.3149 kali
untuk mengalami abortus dibanding ibu yang maksimal memiliki 2 anak ataupun ibu yang tidak
memiliki anak sama sekali
KESIMPULAN
Selama tahun 2012-2017 proporsi wanita yang mengalami abortus di Indonesia selama tahun 2012
hingga 2017 sebesar 49.8 persen, sedangkan yang tidak mengalami abortus sebesar 50.2 persen.
Dari analisis regresi Cox dapat disimpulkan bahwa variabel usia ibu, status pekerjaan ibu, paritas,
dan tingkat pendidikan ibu berpengaruh signifikan terhadap ketahanan seorang ibu untuk mengalami
kejadian abortus. Ditemukan temuan bahwasanya 1] semakin tua usia ibu, maka resiko untuk
mengalami kejadian abortus saat sedang hamil meningkat, 2] ibu yang berpendidikan memiliki
resiko mengalami abortus yang lebih tinggi dibanding dengan ibu yang tidak berpendidikan, 3] ibu
yang sudah memiliki anak lebih dari 2 juga memiliki resiko untuk mengalami abortus yang lebih
tinggi dibanding dibanding ibu yang maksimal memiliki 2 anak ataupun ibu yang tidak memiliki
anak sama sekali, dan 4] ibu yang bestatus bekerja memiliki resiko mengalami abortus yang lebih
tinggi dibanding dengan ibu yang berstatus tidak bekerja.
SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan temuan dari
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :