Anda di halaman 1dari 18

MENINGOENSEFALITIS

Definisi
Meningitis Ensefalitis
• Peradangan atau inflamasi pada • Penyakit peradangan pada otak
selaput otak (meningens)
termasuk duramater, arachnoid
dan piamater yang melapisi otak
dan medulla spinalis yang dapat
disebabkan oleh beberapa
etiologi (infeksi dan non infeksi)
dan dapat diidentifikasi oleh
peningkatan kadar leukosit dalam
likuor cerebrospinal (LCS).

Tan TQ. Meningitis. In : Perkin RM, Swift JD, Newton DA, penyunting. Pediatric Hospital Medicine, textbook of inpatient management. Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins; 2003. h. 443-6.)
Epidemiologi
• United States mencapai sekitar 25.000 – 40.000 kasus pertahun dengan kasus paling sering terjadi pada anak
usia <5 tahun.
• Rata-rata kejadian meningitis yang disebabkan oleh H. Influenzae tipe B adalah 31/100.000, bervariasi dari
6/100.000 di Eropa sampai 38/100.000 di Afrika.
• Sedangkan di Indonesia sekitar 158/100.000 per tahun, dengan etiologi Hib 16/100.000 dan bakteri lain
67/100.000.

1. Wald ER, Kaplan SL, Mason EO, et al: Dexamethasone therapy for children with bacterial meningitis. Pediatrics 95:21-8, 1995
2. Gessner BD, Sutanto A, Linehan M, Djelantik IGG, Fletcher T, Gerudug K, dkk. Incidences of vaccine-preventable Haemophilus influenzae type B pneumonia
and meningitis in Indonesian children: hamlet-randomised vaccine-probe trial. Lancet 2005; 365:43-52
Komplikasi
Komplikasi dini : Komplikasi lanjut :

Syok septik, termasuk DIC Gangguan pendengaran samapi tuli

Koma Disfungsi saraf kranial

Kejang (30-40% pada anak) Kejang multipel

Edema serebri Paralisis fokal

Septic arthritis Efusi subdural

Efusi pericardial Hidrocephalus


FIMOSIS
Definisi
• Fimosis adalah suatu kelainan dimana preputium penis yang tidak
dapat di retraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke korona glandis
Epidemiologi
• Hanya sekitar 4% bayi yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik
ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai 90% pada saat
usia 3 tahun
• 20% dari 200 anak laki-laki berusia 5-13 tahun yang seluruh kulit
preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis.
Komplikasi
• Ketidaknyamanan/nyeri saat berkemih
• Akumulasi sekret dan smegma di bawah preputium yang kemudian
terkena
infeksi sekunder dan akhirnya terbentuk jaringan parut.
• Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin.
• Pembengkakan/radang pada ujung kemaluan yang disebut ballonitis.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Umum


• Keadaan Umum : Penurunan kesadaran
• Kesadaran : Stupor
• GCS : GCS: E2M2V1
• TD : 115/55 mmHg TDS: 50-99% TDD: 50-90%
• HR : 115 denyut/menit, reguler, tidak kuat angkat
• RR : 43 nafas/menit, reguler
• T : 36,9oC
• SpO2 : 100% dengan menggunakan O2 NRM 6-8 L/menit
Status Gizi
Nama: An. AW
Usia: 5 tahun 11 bulan 3 hari

• Berat Badan : 20 kg
• Tinggi Badan : 112 cm
• Lingkar Kepala : 52 cm
• Lingkar Lengan Atas : 15,5 cm
• Berat Badan Ideal : 19 kg
• BB/U : 20/21 x 100% = 95,24% (BB Normal)
• TB/U : 112/115 x 100% = 97,39% (perawakan normal)
• BB/TB: 20/19 x 100% = 105% (Gizi baik)
• Lingkar Kepala : -2 < SD < 2 (Normocephal)
• Kesan : Status gizi baik dengan perawakan normal
Pemeriksaan Fisik Head to Toe
• Kepala : Normocephal
• Rambut : Berwarna hitam, lebat, dan tidak mudah dicabut
• Konjungtiva : Anemis (-/-), sekret (-/-)
• Sklera : Ikterik (-/-)
• Pupil : Bulat, isokor, diameter 2 mm/2mm, doll eyes phenomenon (-)
• Refleks cahaya: Langsung (+/+), tidak langsung (+/+)
• Telinga : Bentuk, ukuran dan posisi sesuai, otorhea (-)
• Hidung : Nafas cuping hidung (-), deviasi septum (-), rinorhea (-)
Mulut
• Bibir : Tampak simetris, pucat (-), mukosa kering (-), sianosis (-), pecah-pecah (-)
• Lidah : Tidak terdapat deviasi, atrofi papil lidah (-), lidah kotor (-) tremor (-)
• Palatum : Palatoskisis (-)
Pemeriksaan Thoraks

• Inspeksi : Normochest, pergerakan dinding dada simetris,


retraksi subcostal (+), ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicularis
sinistra
• Perkusi : Batas jantung kiri linea midclavicular SIK 5 batas
jantung kanan linea parasternal kanan SIK 4
• Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing
(-/-)
Bunyi jantung S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Abdomen

• Inspeksi : Distensi (-)


• Palpasi : Distensi (-), nyeri tekan (-), turgor kembali cepat,
hepar dan lien tidak teraba
• Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen
• Auskultasi : Bising usus (+) 9 x/menit
• Alat Kelamin : Laki-laki, belum disunat, terdapat phymosis.

• Ekstremitas
• Superior : Akral hangat, capillary refill time (CRT) < 2 detik,
hipotonus
• Inferior : Akral hangat, CRT < 2 detik, hipotonus
Pemeriksaan Neurologis

• Refleks Patologis : Babinski(+/+) Gordon(-/-) Offeinheim(-/-)


Chaddock(-/-)
• Rangsang Meningeal : Kaku kuduk(+) Brudzinsky(-) Kernig Sign(-)
Laseque(-)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (11 Oktober 2021)
Rongten Thoraks (11 Oktober 2021)
 
Identitas pasien sesuai.
Marker R. Posisi foto PA.
Trakea midline.
Jaringan lunak <2 cm.
Kekerasan foto cukup.
Tulang costae, scapula dan clavicula intak,
tidak ada tanda-tanda fraktur. Sudut
costofrenikus lancip.
Diafragma licin.
Jantung  Cardio Thorax Ratio (CTR) 50%.
Paru  corakan bronkovaskular normal,
infiltrat (-).
• Kesan: Jantung dan paru dalam batas normal
Interpretasi: CT-scan Kepala tanpa kontras
•Kortical sulci, fissura sylfii dan gyrus baik.
•Tak tampak pergeseran garis tengah
•System ventrikel dan cisterna baik
•Intratentorial, pons cerebelli dan CPA tidak tampak
kelainan
•Sella dan parasella tak tampak kelainan
•Tidak tampak perselubungan inhomogen di sinus
ethmoid, maksilaris dan sfenoid
•Sinus paranasal tervisualisasi bersih
•Tulang- tulang intak
•Kesan : Tidak tampak perdarahan /infark/ SOL pada
intracerebral saat ini

Anda mungkin juga menyukai