OLEH
KELOMPOK I
Pada apoptosis terjadi kematian sel yang terprogram dan membran inti
tidak ruptur , dan inti mengalami fragmentasi yang kemudian
mengirimkan siinyal kepada sel yang berada didekatnya untuk
difagosit.
TANDA-TANDA APOPTOSIS
Sitoplasma :
Membulat, kehilangan kontak, mengkerut
RE dilatasi
Sisterna membengkak vesikel dan vakuola
Nukleus :
Kromatin
Plasma Membran :
Ikatan antar sel lepas
Zat dari beberapa bagian membran keluar
Fungsi Apoptosis
Kematian sel melalui apoptosis merupakan fenomena yang normal, yaitu terjadi
eliminasi sel yang tidak diperlukan lagi. Proses apoptosis secara fisiologis
diperlukan untuk:
1.Terminasi 2.Mempertahankan
sel homeostasis
Apoptosis dapat terjadi pada sel yang mengalami kerusakan yang Pada organisme dewasa, jumlah sel dalam suatu organ atau
jaringan harus berada dalam keadaan yang relatif konstan.
tidak bisa di repair,infeksi virus, keadaan yang mengakibatkan
Proses keseimbangan ini termasuk dalam homeostasis yang
stress pada sel . Kerusakan DNA akibat ionisasi radiasi maupun dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk mempertahankan
bahan kimia toxic juga dapat mencetuskan apoptosis melalui lingkungan internalnya.
aktivasi tumor supresor gen p53. Keputusan untuk apoptosis Keseimbangan (homeostasis) ini dapat tercapai bila kecepatan
dapat berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan disekitarnya mitosis pada jaringan seimbang dengan kematian sel. Bila
ataupun dari sel yang termasuk dalam immune system. Pada keseimbangan ini terganggu, maka akan dapat
keadaan ini fungsi apoptosis adalah untuk mengangkat sel yang mengakibatkan :
• Bila kecepatan pembelahan sel lebih tinggi daripada
rusak, mencegah sel menjadi lemah oleh karena kurangnya
kecepatan kematian sel → terbentuk tumor
nutrisi dan mencegah penyebaran infeksi virus.
Fungsi Apoptosis
Proses apoptosis dikendalikan oleh berbagai tingkat sinyal sel, yang dapat berasal dari pencetus
ekstrinsik maupun intrinsik .
Yang termasuk pada sinyal ekstrinsik antara lain hormon, faktor pertumbuhan, nitric oxide dan
cytokine. Semua sinyal tersebut harus dapat menembus membran plasma ataupun transduksi untuk
dapat menimbulkan respon.
Sinyal intrinsik apoptosis merupakan suatu respon yang diinisiasi oleh sel sebagai respon terhadap
stress dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel.
Pengikatan reseptor nuklear oleh glukokortikoid, panas, radiasi, kekurangan nutrisi, infeksi virus dan
hipoksia merupakan keadaan yang dapat menimbulkan pelepasan sinyal apoptosis intrinsik melalui
kerusakan sel.
Sebelum terjadi proses kematian sel melalui enzym, sinyal apoptosis harus dihubungkan dengan
pathway kematian sel melalui regulasi protein.
Pada regulasi ini terdapat dua metode yang telah dikenali untuk mekanisme apoptosis , yaitu : melalui
mitokondria dan penghantaran sinyal secara langsung melalui adapter protein.
1. Ektrinsik Pathway (di inisiasi oleh kematian receptor)
• Pathway ini diinisiasi oleh pengikatan receptor kematian pada permukaan sel pada berbagai sel.
• Reseptor kematian merupakan bagian dari reseptor tumor nekrosis
• faktor yang terdiri dari cytoplasmic domain , berfungsi untuk mengirim sinyal apoptotic.
• Reseptor kematian yang diketahui antara lain TNF reseptor tipe 1 yang dihubungkan dengan protein Fas
(CD95).
• Pada saat Fas berikatan dengan ligandnya, membran menuju ligand (FasL). Tiga atau lebih molekul Fas
bergabung dan cytoplasmic death domain membentuk binding site untuk adapter protein, FADD (Fas –
associated death domain).
• FADD ini melekat pada reseptor kematian dan mulai berikatan dengan bentuk inaktif dari caspase 8. Molekul
procaspase 8 ini kemudian dibawa keatas dan kemudian pecah menjadi caspase 8 aktif.
• Enzym ini kemudian mencetuskan cascade aktifasi caspase dan kemudian mengaktifkan procaspase lainnya
dan mengaktifkan enzym untuk mediator pada fase eksekusi.
• Pathway ini dapat dihambat oleh protein FLIP, tidak menyebabkan pecahnya enzym procaspase 8 dan tidak
menjadi aktif.
2. Intrinsik (Mitokondrial) Pathway
Pathway ini terjadi oleh karena adanya permeabilitas mitokondria dan pelepasan molekul pro-apoptosis ke
dalam sitoplasma,tanpa memerlukan reseptor kematian.
Faktor pertumbuhan dan siinyal lainnya dapat merangsang pembentukan protein antiapoptosis Bcl2, yang
berfungsi sebagai regulasi apoptosis.
Protein anti apoptosis yang utama adalah : Bcl-2 dan Bcl-x, yang pada keadaan normal terdapat pada
membran mitokondria dan sitoplasma.
Pada saat sel mengalami stress, Bcl-2 dan Bcl-x menghilang dari membran mitokondria dan digantikan oleh
pro-apoptosis protein, seperti Bak, Bax, Bim.
Sewaktu kadar Bcl-2, Bcl-x menurun, permeabilitas membran mitokondria meningkat , beberapa protein
dapat mengaktifkan cascade caspase.
Salah satu protein tersebut adalan cytochrom-c yang diperlukan untuk proses respirasi pada mitokondria.
Di dalam cytosol, cytochrom c berikatan dengan protein Apaf-1 (apoptosis activating factor-1) dan
mengaktivasi caspase-9.
Protein mitokondria lainnya, seperti Apoptosis Inducing Factor (AIF)memasuki sitoplasma dengan berbagai
inhibitor apoptosis yang pada keadaan normal untuk menghambat aktivasi caspase.
Eksekusi
Setelah sel menerima sinyal yang sesuai untuk apoptosis, selanjutnya organela-organela sel akan mengalami
degradasi yang diaktifasi oleh caspase proteolitik. Sel yang mulai apoptosis , secara mikroskopis akan mengalami
perubahan :
a. Sel mengerut dan lebih bulat , karena pemecahan proteinaseous sitoskeleton oleh caspase
b. Sitoplasma tampak lebih padat
c. Kromatin menjadi kondensasi dan fragmentasi yang padat pada membran inti (pyknotik). Kromatin
berkelompok dibagian perifer , dibawah membran inti menjadi massa padat dalam berbagai bentuk dan ukuran.
d. Membran inti menjadi diskontinue dan DNA yang ada didalamnya pecah menjadi fragmen-fragmen
(karyorheksis). Degradasi DNA ini mengakibatkan inti terpecah menjadi beberapa nukleosomal unit e.
Membran sel memperlihatkan tonjolan-tonjolan yang iregular / blebs pada sitoplasma
e. Sel terpecah menjadi beberapa fragmen , yang disebut dengan apoptotic bodies.
f. Apoptotic bodies ini akan difagosit oleh sel yang ada disekitarnya.
Terjadi kanker
Pada proses apoptosis dapat terjadi kegagalan pada pathway , yang akan menyebabkan terjadinya kanker. Kegagalan ini lebih sering terjadi
pada intrinsik patway dibanding pada ekstrinsik pathway , karena intrinsic pathway ini lebih sensitif dan paling sering disebabkan oleh
mutasi dari gen p53 . Gen p53 ini merupakan tumor supresor gen yang terakumulasi bila DNA mengalami kerusakan. Fungsi dari p53 ini
yaitu mencegah replikasi sel pada sel yang rusak secara genetik melalui penghentian siklus sel pada fase G1 atau interfase, sehingga sel
mempunyai waktu untuk repair. Selain itu gen ini juga berfungsi untuk mencetuskan apoptosis bila kerusakan sel cukup luas dan terjadi
kegagalan pada repair.Bila terjadi mutasi pada gen p53 dapat mengakibatkan disregulasi gen ini sehingga terjadi kegagaalan apoptosis dan
sel yang rusak terus mengalami replikasi dan akhirnya terjadi kanker.
Faktor lain yang berperan pada tumor genesis adalah keseimbangan antara proapoptosis dan antiapoptosis dari kelompok Bcl2. Pada sel
tumor, mutasi dari gen Bcl2 dapat menyebabkan peningkatan ekspresi yang dapat menekan fungsi normal dari protein proapoptosis, BAX
dan BAK. Jika terjadi mutasi pada gen BAX dan BAK dapat menyebabkan penurunan regulasi, sehingga sel kehilangan kemampuan untuk
regulasi apoptosis yang dapat menimbulkan kanker. Pada leukimia B sel dan lymphoma, terdapat peningkatan kadar Bcl2 sehinga dapat
meghambat sinyal apoptosis
Kanker
Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di
dalam tubuh . Pertumbuhan sel abnormal ini dapat
merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian tubuh
yang lain.