Anda di halaman 1dari 24

Vaginosis bakterialis

 Infeksi Vaginosis Bakterial ketidakseimbangan flora


normal yang terdapat di vagina
 Di Amerika Serikat, National Health and Nutrition
Examination Survey (NHANES), memperkirakan
prevalensi BV adalah 29 persen pada populasi umum dari
perempuan berusia 14-49 tahun dan 50 persen pada wanita
Afrika-Amerika
 Infeksi Vaginosis Bakterial (BV) merupakan
ketidakseimbangan flora normal yang terdapat di vagina.
Kondisi tersebut yaitu pertumbuhan flora bakteri anaerob
yang lebih banyak sehingga mengganti flora normal
Lactobacillus

 Tanda klinis infeksi Vaginosis Bakterial ditandai dengan


adanya produksi sekret vagina yang banyak, berwarna
putih, homogeny, berbau amis dan terdapat peningkatan
pH.
Gejala dan tanda
 Gejala utama VB adalah keputihan homogen yang
abnormal (terutama pasca sanggama) dengan bau tidak
sedap.
 Cairan keputihan berada di dinding vagina dan tidak
disertai iritasi, nyeri atau eritema.
 Tak seperti halnya dengan keputihan vagina normal,
keputihan pada VB jumlahnya bervariasi dan umumnya
menghilang sekitar 2 minggu sebelum haid.
Epidemiologi
 Vaginosis bakterial (BV) adalah penyebab paling umum
terjadinya keluhan keputihan pada wanita usia subur, yaitu
sebanyak 40 sampai 50 persen kasus
 Studi terbaru yang dilakukan pada wanita hamil, HIV-
positif dan wanita dengan infertilitas juga telah
melaporkan prevalensi BV tinggi
 Kalangan wanita yang berhubungan seks dengan wanita
Epidemiologi
 Di Indonesia, tidak ada data yang definitif mengenai BV,
namun menurut penelitian yang telah dilakukan di FKUI
pada tahun 2010 melaporkan bahwa prevalensi BV
dengan kriteria Nugent adalah sebanyak 30,7%.
Faktor Risiko
Etiologi
Patogenesis
Patogenesis
Diagnosis
 Anamnesis : KU
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan mikroskopis
 Pemeriksaan pH
Diagnosis
 
Asimtomatik pada sebagian penderita

Bila ada keluhan umumnya berupa cairan yang berbau


amis seperti ikan terutama setelah melakukan hubungan
seksual
 
Pada pemeriksaan didapatkan jumlah duh tubuh vagina
tidak banyak, berwarna putih, keabu-abuan, homogen, cair,
dan biasanya melekat pada dinding vagina
Pemeriksaan Penunjang 
Whiff test

Penambahan KOH 10% pada duh tubuh vagina tercium bau


amis
 
Pemeriksaan mikroskopik
 
Sediaan apus vagina yang diwarnai dengan pewarnaan gram
ditemukan sel epitel vagina yang ditutupi bakteri batang sehingga
batas sel menjadi kabur (clue cells)
 
Pemeriksaan pH vagina
Diagnosis 
Untuk menegakkan diagnosis VB harus dilakukan
hapusan vagina yang selanjutnya diperiksa mengenai : 
Bau khas “fishy odor” pada preparat basah yang disebut
sebagai “whiff test” yang dilakukan dengan
meneteskan potassium hydroxide-KOH pada microscopic
slide yang sudah ditetesi dengan cairan keputihan.
Hilangnya keasaman vagina. Seperti diketahui, bahwa
untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri, pH vagina
berkisar antara 3.8 – 4.2. Pemeriksaan dengan kertas
lakmus yang memperlihatkan adanya pH > 5
memperlihatkan terjadinya VB.
Adanya clue cells . Cara pemeriksaan adalah dengan
meneteskan larutan NaCl pada microscop slide yang telah
dibubuhi dengan cairan keputihan. Clue cell adfalah sel
epitel yang dikelilingi oleh bakteria
GAMBARAN KLINIK
Diagnosa VB atas dasar Kriteria Amsel:
Cairan vagina berwarna putih kekuningan, encer dan
homogen

Clue cells pada pemeriksaan mikroskopik

pH vagina >4.5

Whiff Test positif (bau amis timbul setelah pada cairan


vagina diteteskan larutan KOH - potassium hydroxide
Pengecatan Gram 
Alternatif diagnosis adalah dengan melakukan pengecatan gram
pada hapusan vagina dengan kriteria Hay/Ison atau Kriteria
Nugent.10 
Kriteria Hay/Ison : (Hay et al., 1994)
Grade 1 (normal) : predominasi dari morfotipe laktobasilus

Grade 2 (intermediate) : Flora campuran dengan sejumlah kecil


laktobasilus dan Gardnerella dan Mobiluncus

Grade 3 (vaginosis bakterial) : predominasi dari Gardnerella


dan atau morfotipe Mobiluncus. Latobasilus minimal atau tak
ditemukan
BV pada Wanita Hamil
 Wanita hamil dengan vaginosis bakterial mempunyai
risiko yang lebih tinggi untuk terserang amnionitis,
endometritis pasca persalinan, ketuban pecah dini dan
persalinan prematur.
DD
Fisiologis Kandidiasis Trikomoniasis Vaginosis Gonore
Vulvovaginalis Bakterialis
Gejala - Pruritus, Iritasi Duh banyak, Sedikit duh. Disuria, duh
iritasi, bau busuk, Berbau amis kuning di OUE
Berbusa

Tampilan Sedikit Sedikit, putih& Banyak, hijau/ Putih/abu-abu, Kuning


sekret kental abu-abu homogen, encer
“cheese-like” “ Strawberry
appearance”
pH ±4.5 < 4.5 >5.0 >4.5
Whiff test - - + ++++
Pemeriksaan Normal Vulva yang Edema, eritema, Peradangan
Fisik meradang peradanagn vulva minimal

Mikroskopis Sel epitel Leukosit 80% Dari forniks Sedikit leukosit, Kuman
normal, ditemukan posterior: clue cell + diplokokkus,
Lactobacillus + pseudohifa dan Trikomonas 70- gram (-)ada
blastospora 80%

Kultur - Agar Sabaraud Media Feinberg/ Tidak begitu Thayer-Martin


dekstrosa Kupferberg mendukung

Terapi - Flukonazol 150mg Metronidazol Metronidazol Inj Seftriakson


(PO) 2x500mg (7hari) 2x500mg 250mg (IM)
Single dose Atau (7hari)
Metronidazol 2gr Atau
dosis tunggal Metronidazol
2gr dosis
tunggal
Tatalaksana
 Metronidazole 500 mg secara oral dua kali sehari selama 7
hari
 Metronidazol gel 0,75%, 2g dalam vagina sekali sehari
selama 5 hari
 Krim klindamisin 2%, 2g dalam vagina sebelum tidur
selama 7 hari
 Rejimen alternatif termasuk tinidazol oral, klindamisin
oral, atau klindamisin intravagina ovules
Follow Up
 Jika seorang pasien mengalami remisi, gel metronidazole
harus diberikan dua kali seminggu selama 4 sampai 6
bulan sebagai terapi supresif.
 Pemberian 2g metronidazole oral perbulan dengan
flukonazol 150 mg juga telah dievaluasi sebagai terapi
supresif; rejimen ini mengurangi kejadian BV
 Setelah BV diobati, jadwal follow up kunjungan 1 sampai
2 bulan setelah pengobatan untuk memantau kriteria
Amsel.
Pengobatan pada kehamilan
 Ibu hamil dengan gejala dapat diobati dengan salah satu
dari rejimen oral atau intravagina
 Meskipun metronidazole melintasi plasenta, tidak ada
bukti teratogen atau efek mutagenik pada bayi telah
ditemukan di beberapa studi cross-sectional dan kohort
ibu hamil
Regimen Pengobatan Vaginosis
Bakterial
Regimen Pengobatan Vaginosis
Bakterial
Prognosis
 
Bakterial vaginosis dapat timbul kembali pada 20-30%
wanita walaupun tidak menunjukkan gejala
 
Prognosis bakterial vaginosis sangat baik, karena
infeksinya dapat disembuhkan

Anda mungkin juga menyukai