Anda di halaman 1dari 28

ENDOMETRIOSIS

Referat
Oleh
Dita Adhyaksa Siregar, S.Ked
150611024

Preseptor
dr. Iskandar Albin, Sp.OG

BAGIAN/SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RSUD CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2021
Pendahuluan
• Endometriosis → adanya kelenjar endometrium dan stroma pada
ekstrauterin dan dapat diduga berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, laboratorium dan pencitraan.
• Jaringan endometrium pada endometriosis ini berespon terhadap
fluktuasi hormon dari siklus menstruasi.
• Laparotomi atau laparoskopi dapat menegakkan diagnosis
endometriosis
• Lesi kecil, atipikal atau disebabkan oleh patologi penyakit lain selain
endometriosis→ biopsi jaringan dilakukan untuk diagnostik.
• Keluhan paling banyak→ rasa nyeri, seperti dysmenorrhea,
dyspareunia, dysuria, nyeri panggul kronis, dan dyschezia.
• Selain itu, endometriosis juga menimbulkan rasa lelah sampai
infertilitas.
• Gejala-gejala yang muncul dapat berdampak buruk terhadap
psikososial pasien dan menurunkan kualitas hidup pasien penderita
endometriosis
• Sekitar 8%-10% wanita di dunia menderita endometriosis.
• Endometriosis pada pelvis terdapat pada 6%-43% wanita yang
dilakukan sterilisasi, 12%-32% wanita yang menjalani laparoskopi
dengan indikasi nyeri panggul, 21%-48% wanita yang menjalani
laparoskopi pada infertilitas.
• Biasa terjadi pada wanita usia reproduksi dan lebih jarang pada
wanita pascamenopause.
• Endometriosis lebih sering terjadi pada wanita yang belum pernah
memiliki anak.
• Banyak wanita dengan endometriosis tidak menunjukkan gejala,
dan diagnosis ditemukan hanya saat dilakukan pembedahan untuk
indikasi lain.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Adanya jaringan menyerupai


is
r i os jaringan endometrium di luar
et
m uterus.
ndo
E
s is
Memicu reaksi inflamasi et
ri o
kronis→ timbulnya rasa nyeri om
En
d Dapat sangat bervariasi selama
dan perlengketan. Perlengketan siklus haid seiring dengan
dapat berkembang ketika fluktuasi hormon→ gejala
jaringan parut menempel pada semakin memburuk pada waktu
si
jaringan atau organ lain ta
if e s tertentu, terutama sesaat
sehingga merekatkan antar a n
M sebelum siklus haid dan selama
jaringan ataupun organ. masa haid.
Epidemiologi
Diderita oleh 7 juta wanita di Amerika
01 Serikat dan lebih dari 70 juta wanita di
seluruh dunia.
Sebanyak 9.2 juta wanita di Amerika Serikat
02 dengan rentang usia 18-50 tahun pada 1994
diketahui mengalami gejala nyeri panggul
kronis dan sebanyak 6.9 juta tidak
mengkonsultasikannya dengan dokter.

Data di Klinik Fertilitas Rumah Sakit Umum


03 Daerah Dr. Soetomo Surabaya tahun 1987
sampai 1991 melalui tindakan laparoskopi
diagnostik didapatkan data bahwa infertilitas
disertai endometriosis berkisar 23,8% dan pada
tahun 1992 sampai 1993 meningkat menjadi
37,2%, terakhir pada tahun 2002 berkisar 50%
Dari hasil penelitian menyatakan
04 bahwa sebanyak 2/3 wanita penderita
endometriosis mengalami gejala nyeri
panggul.
Prevalensi infertilitas terkait
05 endometriosis diketahui terjadi pada
30-40% wanita endometriosis
Resiko wanita dengan endometriosis
06 mengalami infertilitas 20 kali lebih besar
daripada wanita yang tidak menderita
endometriosis.
Dapat terjadi pada remaja dan orang
07 dewasa, dengan waktu onset rata-rata
pada usia 10 tahun.
Gejala endometriosis yang muncul pada
08 remaja tidak lebih ringan dibandingkan
wanita dewasa. Akan tetapi, permasalahan
endometriosis pada remaja seringkali
kurang terperhatikan.
Patogenesis
Your Picture Here
Teori aliran balik darah
Pada teori tersebut digambarkan bahwa terdapat aliran
balik darah haid yang berisi jaringan endometrium
melalui saluran tuba falopii kemudian tumpah keluar dan
melakukan implantasi di rongga peritoneum. Teori ini
disebut teori Sampson

Beberapa bukti pendukung teori John


Sampson di atas adalah sebagai berikut.
• Pada pemeriksaan laparoskopi saat haid
terlihat aliran darah keluar dari fimbria.
• Endometriosis tampak di ovarium, kavum
douglasi, ligamentum sakrouterinum,
dinding belakang uterus dan ligamentum
latum
• Angka kejadian endometriosis meningkat
pada perempuan yang mengalami
hambatan aliran darah haid melalui vagina.
Your Picture Here
Teori metaplasia
Endometriosis berasal dari sel ekstra uteri yang
secara abnormal melakukan transdiferensiasi atau
transformasi menjadi sel endometriosis.
Endometriosis berasal dari metaplasia sel-sel yang
sudah terspesialisasi di lapisan mesotel di
peritoneum dan organ visera abdomen.

Diduga hormon dan faktor imunologi


yang berperan menstimuli sel-sel
peritoneum tersebut menjadi sel mirip
endometrium.
Faktor biokimia dan imunologi endogen
berperan menginduksi sel-sel
undifferentiated berdiferensiasi menjadi
sel mirip endometrium di lokasi ektopik
Teori hormon
• Endometriosis sebagian besar didapatkan pada perempuan usia reproduksi
dan tidak terjadi pada perempuan usia pascamenopause yang sudah tidak
mempunyai hormon estrogen lagi.
• Hormon seks steroid berperan sentral pada patogenesis endometriosis.
• Pada siklus haid normal hormon estrogen berperan pada proliferasi
endometrium, keadaan ini sama dengan endometriosis dimana hormon
estrogen menstimulasi proliferasi endometrium ektopik dan meningkatkan
respon jaringan endometriosis terhadap estrogen.
• Perubahan hormon tersebut berpengaruh pada proliferasi sel endometrium
ektopik, penempelan pada mesotelium dan penghindaran dari clearance
sistem imun tubuh.
• Endometriosis adalah estrogen dependent disease
Teori inflamasi dan stres oksidatif

Terjadi ↑penanda inflamasi di Terkait dengan oksidasi lipoprotein dan ROS→ pelepasan produk pro inflamasi
serum dan zalir peritoneum selanjutnya Reactive Oxygen Species dan stres oksidatif→ reaksi inflamasi→
penderita endometriosis→ (ROS) menyebabkan peroksidasi lipid→ penumpukan limfosit dan makrofag
pemberian nsaid→↓keluhan nyeri kerusakan DNA sel endometrium. yang kaya dengan produksi sitokin.

Beberapa sitokin tersebut akan


menginduksi oksidasi enzim dan
mempromosi pertumbuhan sel endotel.
Akumulasi ROS berkontribusi pada
perkembangan penyakit endometriosis
beserta keluhannya
Teori defek sistem imun
Kemampuan jaringan endometrium untuk mampu
bertahan hidup di lokasi ektopik diduga
berhubungan dengan respons imun penderita yang
abnormal
Teori
Sampai sekarang belum diketahui imunitas
abnormal ini sebagai sebab atau akibat Defek
kejadian endometriosis

Sistem Imun
Terjadi perubahan imunitas seluler maupun
humoral pada penderita endometriosis→ respons
imun yang abnormal ini akan menghasilkan
eleminasi yang tidak efektif terhadap debris-debris
aliran balik darah haid→ faktor penyebab
perkembangan penyakit endometriosis
Teori genetik

• Laporan terkait agregasi famili dan risiko


tinggi pada first degree relative serta
kejadian endometriosis pada saudara
kembar.
• Endometriosis adalah penyakit yang
sangat tergantung dengan hormon
estrogen→ sangat mungkin bahwa
variasi genetik yang menghasilkan
peningkatan pengaruh estrogen pada
lesi endometriosis akan memengaruhi
perkembangan endometriosis
Klasifikasi
Gejala klinis

Nyeri haid, nyeri


panggul, nyeri
senggama, keluhan
Dua masalah yang sering intestinal siklik,
menjadi keluhan kelelahan dan E
perempuan dengan infertilitas
endometriosis, yaitu nyeri D
dan infertilitas
C Keterlambatan diagnosis→
keluhan endometriosis
B Dismenore terjadi muncul lebih awal, anggapan
pada 62%, nyeri keluhan nyeri haid adalah
A panggul kronis normal, penggunaan
57%, nyeri kontrasepsi untuk menekan
Keluhan nyeri tersebut
sanggama 55%, hormon pada keluhan nyeri,
biasanya berhubungan
dengan siklus haid, keluhan intestinal pemeriksaan yang tidak
siklik 48% dan fokus, kesalahan diagnosis
tergantung pada lokasi
infertilitas 40% dan sikap/perilaku terhadap
lesi endometriosis tetapi
pola haid itu sendiri.
tidak pada stadium
Lokasi terjadinya endometriosis
Diagnosis
Tanyakan keluhan nyeri yang berhubungan
dengan haid.

Keluhan panggul misal nyeri


panggul, dismenore, dispareuni
adalah keluhan klasik endometriosis.

Anamnesis
Tanyakan juga keluhan infertilitas, termasuk
sudah berapa lama usia pernikahan tanpa
anak.
Diagnosis
Pemeriksaan fisik panggul serta inspeksi
dan palpasi abdomen.

Pemeriksaan vagina dengan


perabaan → pembesaran ovarium/
endometrioma/kista di adneksa

Pemeriksaan rektal atau colok


dubur mengevaluasi nodul di
daerah kavum douglasi dan
Pemeriksaan sakrouterina yang sering disertai
rasa nyeri
Fisik
Didapatkan uterus fixed dan retrofleksi yang
disebabkan karena perlekatan organ panggul
dan deeply infiltrating disease
Pemeriksaan penunjang

USG MRI
MRI tidak menawarkan
USG hanya digunakan untuk
pemeriksaan yang lebih superior
mendiagnosis endometriosis (kista
dibandingkan dengan USG.
endometriosis) > 1cm
Melihat kista, massa
Melihat bintik-bintik endometriosis
ekstraperitoneal, adanya invasi ke
ataupun perlengketan (-)
usus dan septum rektovaginal.

↑kadar CA 125. Namun, Baku emas endometriosis. Pemeriksaan pasti dari lesi
pemeriksaan ini mempunyai nilai endometriosis adalah
Lesi aktif yang baru berwarna
sensitifitas yang rendah
Dapat digunakan sebagai monitor merah terang, sedangkan lesi didapatkan adanya kelenjar dan
prognostik pascaoperatif yang sudah lama berwarna stroma endometrium
endometriosis merah kehitaman.
nilai↑→ prognostik kambuh↑. Lesi nonaktif terlihat berwarna
CA 125 > 65 mIU/ml praoperatif→ putih dengan jaringan parut
derajat beratnya endometriosis.

Serum Bedah Patologi


CA 125 Laparoskopi Anatomi
Tatalaksana
Simtomatik
Kontrasepsi oral
• Pemberian antinyeri seperti paracetamol 500 mg 3 kali • Pemberian pil kontrasepsi dosis rendah.
sehari • Kombinasi monofasik (sekali sehari selama 6–12 bulan)
• NSAID seperti ibuprofen 400 mg tiga kali sehari, asam merupakan pilihan pertama → kehamilan palsu
mefenamat 500 mg tiga kali sehari. • Kombinasi pil kontrasepsi apa pun dalam dosis rendah yang
• Tramadol, parasetamol dengan codein, Gamma Amino mengandung 30–35 μg etinilestradiol yang digunakan secara
Butiric Acid (GABA) inhibitor seperti gabapentin terus-menerus bisa menjadi efektif terhadap penanganan
endometriosis.

Progestin(Medroxyprogesterone Acetate/MPA)
Danazol
• Memungkinkan efek antiendometriosis→ desidualisasi awal
• Menyebabkan level androgen↑ dan estrogen↓→menekan
pada jaringan endometrium dan diikuti dengan atrofi
perkembangan endometriosis dan timbul amenorea untuk
• Dimulai dengan dosis 30 mg per hari dan kemudian
mencegah implant baru pada uterus sampai ke rongga peritoneal
ditingkatkan sesuai dengan respons klinis dan pola perdarahan • Memulai perawatan dengan 400 – 800 mg per hari, dapat dimulai
• MPA 150 mg yang diberikan intramuskuler setiap 3 bulan, juga dengan memberikan 200 mg dua kali sehari selama 6 bulan.
efektif terhadap penanganan rasa nyeri pada endometriosis • Efek samping peningkatan berat badan, akne, hirsutisme,
vaginitas atrofik, kelelahan, pengecilan payudara, gangguan
emosi, peningkatan kadar LDL kolesterol, dan kolesterol total
• Bekerja sentral dan perifer ↑ kadar testosterone dan ↓ kadar Sex Hormon Binding Globuline
(SHGB), ↓nilai serum estradiol ke tingkat folikular awal (antiestrogenik), ↓ kadar LH, dan
menghalangi lonjakan LH.
• Diberikan dengan dosis 2,5 – 10 mg, dua sampai tiga kali seminggu, selama enam bulan
Gestrinon • Efek sampingnya sama dengan danazol tapi lebih jarang.

• GnRHa→ sekresi FSH dan LH terus menerus→ hipofisa mengalami disensitisasi→ ↓sekresi
FSH dan LH→ hipogonadotropik hipogonadisme→ ovarium tidak aktif→ tidak terjadi siklus haid
• GnRHa dapat diberikan intramuskular, subkutan, intranasal
• Efek samping→ vagina kering, kelelahan, sakit kepala, pengurangan libido, depresi, atau
penurunan densitas tulang
GnRHa • GnRHa diberikan selama 6 - 12 bulan

• Fungsinya menghambat perubahan C19 androgen menjadi C18 estrogen. Aromatase P450
banyak ditemukan pada perempuan dengan gangguan organ reproduksi seperti endometriosis,
Aromatase adenomiosis, dan mioma uteri

Inhibitor
Pembedahan
• Bertujuan untuk mengangkat semua sarang endometriosis dan melepaskan perlengkatan dan memperbaiki kembali struktur
anatomi reproduksi. Sarang endometriosis dibersihkan dengan eksisi, ablasi kauter, ataupun laser.
• Kista < 3 cm di drainase dan di kauter dinding kista, kista > 3 cm dilakukan kistektomi dengan meninggalkan jaringan ovarium
Pembedahan yang sehat.

Konservatif • Penanganan pembedahan dapat dilakukan secara laparotomi ataupun laparoskopi


• Penanganan konservatif ini menjadi pilihan pada perempuan yang masih muda, menginginkan keturunan, memerlukan hormon
reproduksi, mengingat endometriosis ini merupakan suatu penyakit yang lambat progresif, tidak cenderung ganas, dan akan
regresi bila menopause

• Dilakukan dengan histerektomi dan bilateral salfingo-ooforektomi.


Pembedahan • Ditujukan pada perempuan yang mengalami penanganan medis ataupun
Radikal bedah konservatif gagal dan tidak membutuhkan fungsi reproduksi.
• Setelah pembedahan radikal diberikan terapi substitusi hormone

Penanganan •
Dilakukan untuk menghilangkan nyeri dengan presacral neurectomy atau
Pembedahan LUNA (Laser Uterosacral Nerve Ablation)
Simtomatis
Penutup
Endometriosis merupakan pertumbuhan jaringan endometrium
di luar uterus. Patogenesis terjadinya endometriosis belum

Kesimpulan diketahui secara pasti, namun ada beberapa teori yang


ditemukan yang mendasari terjadinya endometriosis.
Berdasarkan revised AFS, endometriosis dibagi menjadi 4
klasifikasi yaitu minimal, ringan, sedang, dan berat dimana hasil
tersebut didapatkan dari letak terjadinya endometriosis. Gejala
endometriosis dapat berupa nyeri panggul, dismenore,
diskezia, dispareuni, hingga infertilitas. Untuk mendiagnosa
endometriosis, dilakukan anamnesis yang berhubungan
dengan nyeri dan haid, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik
panggul, inspeksi dan palpasi abdomen, serta pemeriksaan
vagina. Kemudian dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
seperti USG, MRI, laparoskopi, serum CA125, dan patologi
anatomi. Setelah didapatkan diagnosa, selanjutnya diberikan
terapi yang bersifat simtomatis, terapi hormon, ataupun
dilakukan pembedahan.
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai