Anda di halaman 1dari 88

QUALITIES OF A SUCCESSFUL

MARRIAGE

GROUP 6 CHAPTER 7

ISHLAHI NASIYA
NADIA ROSALINE
PRILITA SEPTIVIANI
fokus dari chapter ini lebih kepada hubungan
pernikahan, namun beberapa prinsip yang dijelaskan
pada bab ini dapat diterapkan untuk segala jenis
hubungan yang serius sampai kepada hubungan
interpersonal didalam suatu unit keluarga besar.

• DISKUSI -> MENGEVALUASI KEMBALI KRITERIA-


KRITERIA YANG TERDAPAT PADA PERNIKAHAN
YANG SUKSES
DURABILITY (lamanya suatu pernikahan)
- Pernikahan yang stabil  yang berkualitas
Masalahnya…
• Beberapa diisi dengan konflik, kebencian &
kefrustasian
Maka dari itu…
• Memerlukan kriteria lain untuk sukses, bukan
hanya berdasarkan lamanya saja
APPROXIMATION OF IDEALS

(Harapan yang Ideal terhadap hubungan


itu sendiri)
- Yang memenuhi ekspektasi-ekspektasi
ideal kedua belah pihak
- Konsep ideal cenderung berbeda bagi
kedua belah pihak
pernikahan yang baik adalah….

“…dimana kedua-duanya saling mencintai satu


sama lain, yang rukun bersama, yang satu
pemikiran dan pemahaman dalam menghadapi
suatu hal yang penting, yang berbagi satu tujuan
dan kepentingan, yang menikmati kehadiran satu
sama lain dan bersenang-senang bersama, yang
dalam beberapa hal mereka adalah teman yang
baik, yang mampu untuk berkomunikasi dan
memecahkan masalah secara bersama-sama.”
Ditambahkan..
• bisa menjadi diri kita sendiri
• dapat sepenuhnya jujur kepada
pasangan
• fifty-fifty, ketika partner dapat berbagi
segala hal
• yang memberikan kita kebebasan untuk
melakukan kegiatan untuk berkembang
• partner adalah sahabat
Masalahnya adalah…
- Ekspektasi yang tidak realistis
- Menerapkan standard tinggi yang
mustahil

Maka dari itu perlu…


- Ekspektasi realistis, yang sekiranya dapat
terpenuhi dari maupun oleh kedua belah
pihak, bukan hanya fantasi romantis
belaka
FULFILLMENT OF NEEDS
• Psychological Needs: akan dicintai,
kasih sayang, persetujuan, dan pemenuhan
kebutuhan diri
• Social Needs: akan persahabatan,
pertemanan, dan pengalaman baru.
• Sexual Needs: untuk pemenuhan seksual
baik secara fisik maupun psikologis
• Material Needs: untuk pemeliharaan dan
pelayanan secara fisik
Masalahnya adalah…
- Tidak semua kebutuhan dapat terpenuhi
- Beberapa hal yang dibutuhkan pasangan akan
bersebrangan dengan kebaikan pernikahan

Maka dari itu…


- Bersyukur. Masing-masing berkontribusi aktif
dalam pemenuhan kebutuhan pasangan tapi
juga menerima
- Setting kebutuhan yang saling menguntungkan.
Kebutuhan yang juga bersifat realistis
SATISFACTION (keterpuasan)
- ketika kedua belah pihak merasa bahwa
ekspektasi realistis dan kebutuhan masing-
masing mereka terpenuhi.
Masalahnya…
• Terdapat perbedaan konsep akan kebutuhan
yang terpuaskan
• Seringkali yang terpuaskan hanya satu pihak
sedangkan yang lain tidak
Maka dari itu…

- PENTING! Bahwa masing-masing


pasangan harus terpuaskan ->
komunikasi positif

- Terus memperbaiki diri dan


menyesuaikan diri dengan pernikahan
mereka.
HAPPY VS UNHAPPY MARRIAGE

Dilihat berdasarkan jenis komunikasinya

1. Negative Affect Reciprocity


pengaruh negatif dari kedua belah pihak ->
karakter yang umum dijumpai pada pasangan
yang tertekan
in giving positive statement

• happy couple : ketika salah satu pasangan


mengemukakan pernyataan positif, hal ini
ditimbal-balikan/diresponse dengan sikap
yang baik juga.

• unhappy couple : pasangan terkadang tidak


menanggapi dengan baik secara langsung
terhadap pernyataan positif yang diberikan
pasangannya
in giving negative statement

• happy couple : kebalikannya, ketika pasangan


mengemukakan pernyataan yang negatif,
pasangannya tidak langsung menanggapi saat
itu juga

• unhappy couple : kedua pasangan saling


menyerang satu sama lain, melanjutkan
pernyataan negatif tersebut.
in doing negative act

• happy marriage : perilaku negatif dianggap


sebagai hal yang situasional dan sementara,
dilihat sebagai manifestasi hari yang buruk
dikantor atau mood yang sedang buruk
(pengertian)
• unhappy marriage : perilaku negatif tersebut
tidak akan ditoleransi, dianggap sebagai suatu
keegoisan dan ketidakperdulian oleh
pasangannya.
in doing positive act

• happy marriage : menganggap perilaku


tersebut berkesan dan dihargai oleh
pasangannya

• unhappy marriage : perilaku tersebut hanya


kebetulan yang mungkin tidak akan bertahan
lama
2. Demand-Withdraw (menuntut-menarik diri)
or Pursuer-Distancer (pengejar-penjarak)

• Dimana sang wanita akan mencari-cari


masalah dan lelaki akan mencoba
menarik diri dari pembicaraan tersebut

• Dalam penelitian, lelaki lebih menarik


diri secara emosional sedangkan wanita
tidak.
“4 Horseman to Apocalypse”
• KRITIK
• PEMBELAAN DIRI
• MEREMEHKAN
• STONEWALLING/ BLOKADE
 AGRESIFITAS
• MEREMEHKAN, PEMBELAAN DIRI &
AGRESIFITAS
OLSON’S RESEARCH > perbedaan happy
marriage dan unhappy marriage terletak pada:

1. Seberapa baik pasangan-pasangan tsb


berkomunikasi
2. Seberapa fleksibel mereka sebagai pasangan
3. Seberapa dekat mereka secara emosional
4. Seberapa cocok kepribadian mereka
5. Bagaimana mereka mengatasi konflik
5 hal lainnya yang mempengaruhi kebagiaan
suatu pasangan menurut Olson yakni:

1. Hubungan mereka secara seksual


2. Pilihan akan suatu kegiatan rekreasi
3. Pengaruh dari keluarga dan teman
4. Kemampuan untuk mengelola finansial
5. Persamaan Keyakinan
Olson said…

“untuk membangun kekuatan sebagai


pasangan, kedua belah pihak harus
memberikan perhatian yang sama kepada
keberlangsungan hubungan mereka seperti
ketika mereka pacaran dulu, selain itu
hargailah hal-hal positif yang ada pada diri
pasangan, jangan hanya berfokus kepada
kekurangan pasangan kita saja”
SEX AND HAPPY MARRIAGE
- ekspresi positif terhadap kebutuhan seks
berkontribusi terhadap puasnya suatu pernikahan
atau terhadap kepuasan hidup secara umum.

- jika kedua pihak merasa terpuaskan >< berkontribusi


langsung terhadap kebahagiaan mereka

- jika tidak, hal tersebut dapat secara signifikan


mengurangi atau dapat menghancurkan keterpuasan
yang ada pada hubungan mereka
12 KARAKTERISTIK PERNIKAHAN YANG
SUKSES
1. KOMUNIKASI

• Kami dapat berbicara tentang apa saja

• Kami dapat berbicara tentang masalah-


masalah yang ada dan memecahkannya
bersama-sama
• Kami dapat berbagi apa yang kami rasa
• Kami, masing-masing mencoba menjadi
pendengan yang baik ketika yang lain
berbicara
• Kami tidak memendam suatu hal satu sama
lain
• Kami dapat berbicara akan suatu hal (topik)
dan itu dapat membuat kami relaks
• Berbicara dapat membantu kami untuk saling
mengerti dan membuat kami menjadi semakin
dekat satu sama lain
 Pernikahan yang bermasalah >< komunikasi yang
buruk -> meningkatkan amarah, ketegangan dan
kefrustasian untuk didengar & dimengerti

 Komunikasi efektif = bertukar ide, pemahaman,


kenyataan, perasaan, perilaku, dan kepercayaan ->
pesan yg disampaikan diterima dengan baik

 Komunikasi -> kehancuran JIKA dilakukan dan


disampaikan dng bad manner & attitude

 Pasangan yg Stabil -> komunikasi positif dari awal


suatu diskusi
2. ADMIRATION AND RESPECT (mengagumi dan
menghargai)
• Salah satu kebutuhan manusia yang mendasar -> untuk
diterima dan dihargai

Harusnya…
• menyukasi, mengagumi, dan mendukung satu sama lain -> wujud
usaha untuk saling menghargai
• Seringkali memberikan pujian dan mengutarakan suatu
penghargaan terhadap pasangannya.

• Bangga dengan pencapaian pasangan, dengan terbuka berani


mengungkapkan perhargaan , saling membangun self-esteem
masing-masing, Yang memenuhi kebutuhan emosional mereka
demi membangun hubungan yang memuaskan
• noncontingent reinforcement ->
unconditional positive regards (penghargaan positif
yang tanpa pamrih) :
 penerimaan tanpa pamrih akan pasangan mereka
 yang mengizinkan pasangannya untuk melakukan berbagai hal
positif
 tidak berusaha mengubah pasangan mereka, mampu untuk
menerima mereka apa adanya
 jika mereka mempunyai komplain akan pasangannya, mereka
menyuarakannya dalam diam, tidak didepan orang-orang
 tidak merasa tersaingi dengan pasangan mereka yang sukses,
kompetent; menghindari persaingan
 menerima diri mereka sendiri dan mengekspresikan
penerimaan mereka baik diluar maupun didalam
COMPANIONSHIP
Persahabatan
Penelitian membuktikan
bahwa pasangan yang berbagi
kesenangan, melakukan hal
bersama-sama, dan dan saling
berbagi kehidupan sosial,
mereka memperoleh kepuasan
yang lebih dari hubungan
mereka dibandingkan
pasangan yang tidak saling
melibatkan satu sama lain
• Hal terpenting adalah kualitas waktu yang
dihabiskan bersama bukan seberapa banyak
waktu yang telah dihabiskan bersama
• Kepuasan dalam pernikahan meningkat ketika
komunikasi terjalin dengan baik selama
pasangan menghabiskan waktu bersama (T.B.
Holman and Jacquart, 1988)
• Wanita sering
mengindahkan hubungan
dengan cara berfikir dan
berbicara tentang
hubungannya
• Pria sering mengindahkan
suatu hubungan dengan
cara berbagi aktivitas dan
menghabiskan waktu
bersama (Aciteli, 2001).
• Pasangan membutuhkan waktu untuk
kehidupan sosialnya masing-masing. Namun
akan lebih baik jika pasangan dapat saling
berbagi dunia sosialnya.
• Curran (1983) mengatakan sebuah kalimat
“kurangnya waktu bersama-sama dapat
menjadi musuh paling besar didalam keluarga
yang sehat”.
Mace & mace (1974) mengatakan bahwa
“pasangan akan mencari jalan yang
memberikan banyak kebahagiaan dengan
sedikit rasa sakit”
Dalam Penelitian John Gottman…
• Bagi wanita dalam meningkatkan seks, cinta,
dan gairah dalam pernikahan adalah
membangun rasa persahabatan.
• Sedangkan faktor penting bagi pria dalam
meningkatkan seks, cinta, dan gairah adalah
pengurangan konflik.
P. Schwartz (2000) memperingatkan bahwa …

• Mencari pasangan yang dapat dijadikan teman


baik sangat sulit dan tidak semua pasangan
dapat menjadikan pasangannya sebagai teman
baik, karena pernikahan tidak sama dengan
persahabatan
Kerohanian dan Nilai
• Pasangan yang religius menandakan bahwa agama
mereka turut berkontribusi dalam pernikahan
tersebut dengan cara tertentu.
1. Memperoleh dukungan dalam kehidupan sosial,
emosional, dan spiritual
2. Mendorong komitmen dalam hubungan melalui
nilai-nilai yang ada dalam ikatan pernikahan, dan
melalui dukungan spiritual diwaktu yang sulit
3. mendapatkan petunjuk moral dalam mengambil
keputusan dan menghadapi konflik
Komitmen

• Komitmen merupakan suatu faktor yang dapat


memprediksi seberapa kuat kegigihan suatu
hubungan (Rusbult, Olsen, Davis, Hannon,
2001)
• Komitmen dianggap memiliki tiga komponen,
yaitu: niat untuk bertahan, kedekatan
psikologis, dan orientasi kognitif untuk berada
dalam hubungan jangka panjang
• Secara berkala, level komitmen dan
kepercayaan hubungan dekat, sangat
berkontribusi dalam pemeliharaan dan
peningkatan hubungan pernikahan.
Kesuksesan pernikahan lebih dapat dicapai
jika komiten mendapatkan timbal balik
Komitmen terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Komitmen pada diri kita sendiri. Hal ini
melibatkan keinginan untuk tumbuh,
berubah, dan untuk menjadi pasangan yang
baik.
2. Komitmen untuk bersama. Bersama-sama
membina hubungan yang baik.
3. Komitmen pada hubungan pernikahan dan
keluarga
• Stanley dan Markman (1992) membuat perbedaan
antara Personal Dedication (Dedikasi Personal) dan
Constraint Commitment (Batas Komitmen).
• Dedikasi personal mengacu pada keinginan individu
untuk memelihara atau meningkatkan kualitas
hubungan guna memperoleh keuntungan bersama.
Sebaliknya …
• Batas komitmen memaksa individu untuk
memelihara hubungan tanpa memperhatikan
dedikasi personal terhadap pasangan
• Pasangan yang baik adalah pasangan yang tidak
egois namun tetap memiliki menjadi dirinya sendiri.
Tiga Tipe Dalam Hubungan
1. Individu tanpa penyatuan. Dua orang yang
memelihara identitas individunya tetapi
berusaha untuk mencapai keutuhan sebagai
pasangan yang menikah.
2. Identitas yang terpisah dalam hubungan. Dua
orang yang kehilangan identitas mereka yang
terpisah, yang melebur dalam hubungan.
3. Persatuan dan individualisme. Hubungan ini
dapat mencukupi sebuah komitmen, tapi juga
cukup memiliki jarak untuk saling memelihara
rasa terhadap diri sendiri.
Ritual Pernikahan
• Pasangan menikah memerlukan privasi dan
waktu untuk mengikuti keinginan pribadi
sebagai individu
• Doherty (2001) mendefinisikan ritual
perkawinan sebagai interaksi sosial yang
diatur dan saling memutuskan, berulang, dan
terkoordinasi serta yang memiliki makna
emosional yang positif.
 
Afeksi

• Dalam penelitian mereka, R.A. Bell, Daly, dan


Gonzalez (1987) menemukan bahwa kasih
sayang secara fisik dan lisan penting bagi
pernikahan yang berhasil
• Cinta romantis merupakan salah satu faktor
yang paling penting dalam daya tarik
emosional dan memotivasi pasangan untuk
mau bersama-sama.
Kemampuan Untuk Menangani Krisis dan Stress

Stinnett dan Defrain (1985) menemukan bahwa pasangan


yang sukses adalah pasangan yang “ mampu menghadapi
badai dalam kehidupuan “.

Pasangan ini menganggap masalah sebagai bagian normal


kehidupan dan mengembangkan kemampuan menyelesaikan
masalah agar mereka dapat mengatasi masalah tersebut
(Currant, 1983).
Mereka sering menafsirkan krisis sebagai kesempatan untuk
bergerak ke hal yang positif. Ini meningkatkan kesatuan
keluarga, perpaduan dan komitmen.
• Pasangan yang memiliki sikap positif
terhadap hidup lebih bisa memelihara
pernikahan yang menggembirakan.
• Orang yang tidak bahagia dalam pernikahan
mereka melaporkan tingkat depresi yang
relatif tinggi, dan pasang yang depresi
melaporkan stress dan pernikahan yang tidak
memuaskan.
• 50 tahun yang lalu, Liu Guojiang, pemuda 19
tahun, jatuh cinta pada seorang janda 29
tahun bernama Xu Chaoqin …
• Xu selalu merasa bahwa ia telah mengikat Liu
dan is berulang-kali bertanya,”Apakah kau
menyesal?” Liu selalu menjawab, “Selama kita
rajin, kehidupan ini akan menjadi lebih baik”.
Setelah 2 tahun mereka tinggal di gunung itu,
Liu mulai memahat anak-anak tangga agar
isterimya dapat turun gunung dengan mudah.
Dan ini berlangsung terus selama 50 tahun.
8. Responsibility
Tanggung jawab disini melibatkan bertanggung jawab
atas perilaku sendiri dalam konteks keluarga. Dan
artinya juga adalah dengan asumsi tanggung jawab
dengan pemeliharaan keluarga (Fincham and
Bradbury, 1992). Kesuksesan sebuah pernikahan
tergantung dari saling melengkapi, saling berbagi, dan
divisi dari tanggung jawab keluarga.
• .Didalam pernikahan dimana
pasangan melaporkan definisi
tertinggi dari kepuasan, dua
kondisi ada pada sebuah
pertanggungjawaban. Pertama,
pasangan merasa adil dalam
kesetaraan usaha yang mereka
berikan.

Yang kedua, di pernikahan yang


sukses, performa peran gender
akan berlawanan dengan
ekspektasi peran gender.
9. Unselfishness
 
Kebersamaan adalah individual yang selalu
mencoba untuk menemukan kepuasan diri
dan narsistik dari pribadi mereka. Selfism
didalam pernikahan mengurangi
tanggungjawab sesama pasangan untuk
kesuksesan hubungan.
10. Empathy and Sensitivity

Empati adalah kemampuan untuk mengidentifikasi perasaan, pikiran,


dan perbuatan untuk orang lain (Wampler and Powell, 1982).

Kagan dan Schneider (1987) menyebut hal ini dengan sensitivitas


afektif dan dijabarkan dalam lima fase:
• Perception.
• Experiencing.
• Awareness.
• Labeling.
• Stating.
11. Honesty, Trust, and Fidelity

Bahwa sesungguhnya ketulusan, kesetiaan dan


percaya adalah alasan mengapa pasangan bisa
bersama. Pasangan saling mengetahui bahwa
mereka bisa menerima satu sama lain, percaya
satu sama lain, dan saling bergantung satu
sama lain, untuk bisa berkomitmen pada janji
mereka.
12. Adaptability, Flexibility, and
Tolerance

• Pasangan yang pernikahannya sukses adalah


mereka yang terbiasa beradaptasi dan
fleksibel (Wilcoxon, 1985).
• Yang susah adalah orang yang memiliki sikap
perfeksionisme terhadap apapun dan
siapapun.
Premartial Predictors
of Marital Quality
• Restrukturisasi
• Tingkatkan kesehatan emosional dan self-
esteem
• Revisi nilai-nilai negatif tentang menikah.
• Tingkatkan hubungan sosial
• Tingkatkan komunikasi dan resolusi
kemampuan mengatasi konflik dalam
hubungan dan tingkatkan persamaan persepsi
dan konsensus.
The Newlywed Years
as Predictors of
Marital Satisfactions
Apa yang terjadi pada 2 tahun pernikahan
sangatlah penting dalam memprediski
kepuasan pernikahan dalam jangka panjang.

Huston, Caughlin, Houts, Smith, and George


(2001) menemukan bahwa ada perubahan
dalam pernikahan setelah 2 tahun pertama
mempengaruhi pernikahan setelah 13 tahun.
Why Some People
Regret Their Choice
of Mate
Semua pasangan terpengaruh oleh karakteristik asal
keluarga. Pada umumnya, semakin tinggi kualitas
pernikahan mereka, semakin tinggi juga kualitas
pernikahan anak-anak mereka kelak.
Ada beberapa alasan mereka berpisah, bahwa hal itu
dikarenakan mereka tidak benar-benar tahu
pasangannya secara personal (Stafford and Reske,
1990).
Beberapa orang memilih orang yang salah karena
mereka hidup dalam dunia fantasi.
Beberapa orang memilih orang
yang salah karena mereka melihat
kualitas yang rendah pada
seseorang.
• Beberapa orang memilih orang yang
salah karena bingung perbedaan sex
dengan cinta.

• Alasan lain yang umum menikahi


orang yang salah adalah citra diri
yang buruk dan kurangnya harga
diri.
Beberapa orang menyerah
dalam tekanan harus
menikah. Salah satu
tekanannya adalah jam
biologis mereka.
• Tekanan lainnya adalah soal
kehamilan. Alasan pertama
pernikahan saat sekolah adalah
kehamilan.

• Tekanan untuk segera menikah bisa


terdapat pula pada teman-teman
dekat.
Ada juga alasan dibawah tak sadar,
kebutuhan neurotik akan
menikah. Seperti contoh, seorang
wanita yang tidak sadar memiliki
keinginan untuk menikah dengan
pria yang belum matang.

Anda mungkin juga menyukai