• Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel dan progresif dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit sehingga menyebabkan uremia (Black & Hawk dalam Dwy Retno
Sulystianingsih, 2018).
ETIOLOGI
• Menurut Robinson (2013) dalam Prabowo dan Pranata (2014) penyebab CKD, yaitu:
• Penyakit glomerular kronis (glomerulonephritis)
• Infeksi kronis (pyelonephritis kronis, tuberculosis)
• Kelainan vaskuler (renal nephrosclerosis)
• Obstruksi saluran kemih (nephrolithiasis)
• Penyakit kolagen (Systemic Lupus Erythematosus)
• Obat-obatan nefrotoksik (aminoglikosida)
TANDA DAN GEJALA
• Menurut Haryono (2013) & Robinson (2013) CKD memiliki tanda dan gejala sebagai berikut:
• Ginjal dan gastrointestinal biasanya muncul hiponatremi maka akan muncul hipotensi karena ginjal tidak bisa mengatur keseimbangan
cairan dan elektrolit dan gangguan reabsorpsi menyebabkan sebagian zat ikut terbuang bersama urine sehingga tidak bisa menyimpan
garam dan air dengan baik. Saat terjadi uremia maka akan merangsang reflek muntah pada otak.
• Kardiovaskuler biasanya terjadi aritmia, hipertensi, kardiomiopati, pitting edema, pembesaran vena leher
• Respiratory system akan terjadi edema pleura, sesak napas, nyeri pleura, nafas dangkal, kusmaull, sputum kental dan liat
• Integumen maka pada kulit akan tampak pucat, kekuning-kuningan kecoklatan,biasanya juga terdapat purpura, petechie, timbunan urea
pada kulit, warna kulit abu-abu mengilat, pruritus, kulit kering bersisik, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar
• Neurologis biasanya ada neuropathy perifer, nyeri, gatal pada lengan dan kaki, daya memori menurun, apatis, rasa kantuk meningkat.
• Endokrin maka terjadi infertilitas dan penurunan libido, gangguan siklus menstruasi pada wanita, impoten, kerusakan metabolisme
karbohidrat.
• Sistem muskulosekeletal: kram otot, kehilangan kekuatan otot, fraktur tulang.
• Sistem reproduksi: amenore, atrofi testis
PENATALAKSANAAN
• Konservatif
• - Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
• - Observasi balance cairan
• - Observasi adanya odema
• - Batasi cairan yang masuk
• Dialysis
• peritoneal dialysis biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency. Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah
CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
• Hemodialisis Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah
femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
• Identitas Pasien
• Nama : Ny Y
• Jenis kelamin : Perempuan
• Tempat & Tgl lahir : Semarang 10 Juli 1996
• Pendidikan Terakhir : SLTA
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Status perkawinan : Belum menikah
• Pekerjaan : belum bekerja
• Alamat : Tepi mulyo RT 01/VII, protomulyo kab Semarang
• Diagnose medik : CKD
DATA FOKUS
Data subyektif Data obyektif
Pasien mengatakan kaki bengkak BAK sedikit nafas agak sesak Kesadaran compos mentis dengan GCS : (E4M6V5).
Respirasi memakai NRM 10 ml
TD : 138/91 MmHg
MAP: 96
N : 116
RR : 28
Spo2 : 100
suhu : 36,0 C
tidak ada sekret
Tidak menggunakan otot batu pernafasan
Irama nafas tidak teratur, kedalaman teratur, suara nafas vesikuler.
Mukosa bibir kering
Ukuran pupil 2 mm, reaksi terhadap cahaya ada, conjuntiva pucat
Terpasang infus Ns 60x/mnt
Urine dalam sehari lebih kurang 900 cc
Diagnosa
• Nama : Ny Y
• Jenis kelamin : Perempuan
• Tempat & Tgl lahir : Semarang 10 Juli 1996
• Pendidikan Terakhir : SLTA
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Status perkawinan : Belum menikah
• Pekerjaan : belum bekerja
• Alamat : Tepi mulyo RT 01/VII, protomulyo kab Semarang
• Diagnose medik : CKD
DATA FOKUS PASIEN
• DS :
Pasien mengatakan bengkak di kaki
• DO :
• TD : 138/91 MmHg
• MAP : 96
• N : 116
• RR : 28
• Spo2 : 100
• suhu : 36,0 C
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN JURNAL
• Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan darah ditandai
dengan TD : 138/91 MmHg
EBN YANG DITERAPKAN
• Penelitian yang dilakukan diah lutfiani dan Anna kurnia (2021) dengan judul “Penurunan
Tekanan Darah Dengan Intervensi Terapi Murotal Surah Arrahman Pada Penderita Ckd”
didapatkan hasil bahwa pasien mengalami penurunan tekanan darah setelah dilakukan
pemberian murotal surah arrahman. Mendengarkan murotal mampu menurunkan tekanan
darah pada psien ckd yang mengalami hipertensi.
MEKANISME PENERAPAN EBN PADA KASUS