Angiofibro Nasofaring
02 CA Laring 05 Juvenille
03 CA Sinonasal 06 Epistaksis
CA Nasofaring (KNF)
CA Nasofaring (KNF)
Pemeriksaan Fisik dan
Gejala KNF adalah tumor ganas yang berasal dari epitel penunjang
nasofaring dan dapat menyebar kedalam atau • Pembesaran KGB leher
• Obstruksi hidung • cairan di kavum timpani
•
keluar nasofaring
Benjolan di leher • keterlibatan nervus
• Epistaksis kranialis.
• • Nasoendoskopi untuk
Otitis media, otalgi,
mengamati kondisi
tinitus, hearing loss nasofaring.
• biopsi
Gejala
• Gejala Nasal : obstruksi hidung unilateral dan rinorea. Sekretnya bercampur darah atau terjadi
epistaksis.
• Gejala orbital : diplopia, proptosis atau penonjolan bola mata, oftalmoplegia, gangguan visus dan
epifora.
• Gejala oral : nyeri gigi
• Gejala facial : penonjolan di pipi, nyeri, anastesia atau parestesia muka
• Gejala intracranial : sakit kepala hebat, oftalmoplegia dan gangguan visus, likuorea
CA Sinonasal
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan penekanan pada regio sinonasal,
Pemeriksaan orbita dan syaraf-syaraf kranial, dan endoskopi nasal.
Fisik Pendorongan bola mata
• Terdorong ke atas : tumor berasal dari sinus maksila
• Terdorong ke bawah dan lateral : tumor berasal dari sinus frontal atau
etmoid
• Biopsi : menegakan
• Obstruksi nasal unilateral Gambaran massa Pengangkatan tumor
dx definitif
• Hidung tersumbat polipoid berwarna secara komplit dan
• CT scan & MRI :
• Sekret hidung bercampur abu2 sampai merah tulang dibawahnya
menentukan
darah, muda, mullberry like, dengan tetap
perluasan tumor dan
• Pada kasus lanjut : epifora, padat, rapuh mempreservasi
memprediksi asal
nyeri kepala, nyeri wajah, mukoperiosteum yg
tumbuhnya tumor
proptosis, diplopia normal
Angiofibro Nasofaring Juvenille
2 Gejala
Pemeriksaan fisik 3
• r. a : massa merah, sekret mukopurulen 4 Terapi
• r. p : massa di nasofaring
• Mesfaring : pallatum mole bergeser ke inferior Radiasi dan hormone:
• Maksila membengkak Hormon esterogen
• Dietil stilbestrol (5mnggu 2-3 hari)
• proptosis
• Folliculin (esterogen sintesis)
Operatif
Angiofibro Nasofaring Juvenille
Pemeriksaan penunjang
Jatin P. Shah. Head and neck surgery and oncology. 4th edition. Elsevier- Philadelphia. 2012
Mandpe AH. 2004. Paranasal sinus neoplasms. In : AK Lalwani, ed. Current Diagnosis & Treatment in
Otolaryngology – Head and Neck Surgery. International Edition. Boston: McGraw-Hill. Pp: 299-305
Adam GL, Boies LR, Higler PA. (eds) Buku Ajar Penyakit THT, Edisi Keenam, Philadelphia : WB Saunders,
1989. Editor Effendi H. Cetakan III. Jakarta, Penerbit EGC, 1997.
Iskandar N, Supardi EA. (eds) Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Keempat,
Jakarta FKUI, 2000; 91, 127-31.
Melia L dan Gerald McGarry. 2008. Epistaksis in adults: a clinical review. British Journal of Hospital
Medicine Vol 69 No 7.
Kucik CJ dan Timothy Clenney. 2005. Management of Epistaksis. American Family Physician Vol 71 No 2.
Panda NK, Gupta G, Sharma S, Gupta A. Nasopharyngeal angiofibroma-changing trends in the
management. Indian J Otolaryngol Head Neck Surg. 2012; 64(3):233-9.
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, infographics & images by Freepik