Anda di halaman 1dari 53

METODE ELEMEN HINGGA

Pertemuan 6:
Pengembangan Metode Truss
Rahmat Riza, S.T., M.Sc.M.E.
Pemilihan Fungsi Perkiraan untuk Geseran
• Pertimbangan
• panduan sebelumnya, pemilihan fungsi geseran berhubungan
 dengan elemen batang 1-D.
1. Fungsi perkiraan umum biasanya polynomial dimana bentuk paling
sederhana yang memberi variasi geseran linier sebagaimana pers. (5-5)
atau ekuivalen dengan pers. (5-7) dimana fungsi dinyatakan terhadap
fungsi bentuk (shape functions).
2. Fungsi perkiraan seharusnya kontinu sejalan dengan elemen batang.
Fungsi linier sederhana untuk dari pers. (5-5) secara pasti kontinu seiring
dengan elemen. Karena itu, fungsi linier nilai kontinu dari seiring elemen
dan mencegah pembukaan, overlap dan loncatan karena kontinuitas dan
variasi yang mulus pada .
3. Fungsi perkiraan seharusnya menyediakan kontinuitas antar elemen untuk
semua derajat kebebasan pada setiap simpul (node) untuk elemen garis
diskrit dan sepanjang batas garis umum dan permukaan untuk elemen dua
dan tiga dimensi. Untuk elemen batang, harus dipastikan node bersama
untuk 2 atau lebih elemen tetap milik bersama untuk elemen2 tersebut
meskipun pada saat deformasi. Hal ini mencegah terjadinya overlaps atau
pengabaian diantara elemen2 tsb.
Pemilihan Fungsi Perkiraan untuk Geseran
• Pertimbangan
• panduan sebelumnya, pemilihan fungsi geseran berhubungan
 dengan elemen batang 1-D.
 Contoh, 2 batang seperti Gbr. 6-1 berikut:

Gbr. 6-1: Kontinuitas antar elemen dari 2 batang struktur

Fungsi linier untuk (pers. (5-6)) pada setiap elemen akan memastikan
bahwa elemen 1 dan 2 tetap terhubung; geseran pada node 2 untuk elemen 1
akan sama dengan geseran pada node yang sama pada elemen 2, maka:
=
 aturan ini digambarkan oleh pers. (3-26).
Pemilihan Fungsi Perkiraan untuk Geseran
• Pertimbangan
• panduan sebelumnya, pemilihan fungsi geseran berhubungan
 dengan elemen batang 1-D.
 Fungsi linier disebut conforming, atau compatible function untuk
elemen karena fungsi ini memastikan keterpenuhan baik itu
kontinuitas antar elemen yang berdekatan maupun kontinuitas dalam
elemen.

• Kontinuitas untuk komponen dalam (seperti geseran aksial) 


 m = derajat derivasi yang kontinu antarelemen
 = kontinu  jika fungsi tersebut adalah kontinu antarelemen.
 Geseran aksial pada Gbr. 6-1 adalah kontinu melewati node 2 umum.
Karena itu, komponen geseran dikatakan kontinu.
• Elemen batang, elemen bidang datar, dan elemen solid adalah kontinu
karena mereka memperkuat kontinuitas geseran melewati batas-batas umum.
• Jika fungsi yang komponen variabel dan derivasi pertama melintasi batas
umum, maka komponen variabel disebut kontinu.
Pemilihan Fungsi Perkiraan untuk Geseran
• Pertimbangan
• panduan sebelumnya, pemilihan fungsi geseran berhubungan
 dengan elemen batang 1-D.
4. Fungsi pertimbangan seharusnya mengizinkan geseran pada benda rigid
untuk kondisi regangan konstan dengan elemen.
 fungsi geseran 1-D (Pers. (5-5)) memenuhi kriteria karena komponen
mengizinkan pergerakan benda rigid (pergerakan konstan dari
benda tanpa ada peregangan) dan Komponen mengizinkan
regangan konstan karena:
 konstan
Polinomial sederhana pada pers. (5-5) memenuhi panduan keempat
disebut lengkap untuk elemen batang.
 Ide kelengkapan ini juga mempunyai arti secara umum bahwa
komponen dengan orde rendah tidak bisa dihilangkan untuk
mendukung komponen orde tinggi.
 contoh: tidak bisa dihilangkan untuk menjaga .
 Kelengkapakan suatu fungsi adalah kondisi penting untuk
konvergen ke solusi eksak.
Pemilihan Fungsi Perkiraan untuk Geseran
• Pertimbangan panduan sebelumnya, pemilihan fungsi geseran berhubungan
dengan elemen batang 1-D.

 Gbr. (6-2) mengilustrasikan konvergen monotonic menuju solusi eksak


untuk geseran ketika jumlah elemen pada solusi elemen hingga
meningkat.

Gbr. 6-2: Konvergensi ke solusi eksak untuk geseran dengan peningkatan jumlah
elemen dari solusi elemen hingga

 Konvergen monotonic adalah proses dengan solusi perkiraan yang sukses


mendekati solusi eksak secara konsisten tanpa perubahan tanda atau arah.
Pemilihan Fungsi Perkiraan untuk Geseran
• Ide
• bahwa fungsi interpolasi harus mengizinkan geseran benda rigid adalh
 bahwa fungsi tersebut harus mampu menghasilkan nilai konstan (katakana )
karena nilai seperti itu secara nyata ada. Karena itu, harus
mempertimbangkan kasus:
(6-1)
 untuk memerlukan geseran pada simpul untuk
mendapatkan geseran benda rigid, sehingga:
(6-2)
 Memasukkan pers. (6-2) ke pers. (5-7), maka:
(6-3)

 Dengan pers. (6-1) dan pers.(6-3), maka:


(6-4)

 Analisis dari pers.(6-4), akan didapat:


(6-5)
Pemilihan Fungsi Perkiraan untuk Geseran
•   Pers.(6-5) menunjukkan bahwa fungsi interpolasi geseran mesti
menambahkan persatuan pada setiap titik dalam elemen sehingga akan
menghasilkan nilai konstan ketika geseran benda bebas terjadi.
Transformasi Vektor di Dua Dimensi
• Penggunaan koordinat lokal dan global (referensi) bermanfaan pada
penyelesaian berbagai masalah.
• Koordinat lokal  mewakili elemen individu.
• Koordinat global  struktur keseluruhan.
• Asumsi, vektor d (pada Gbr. 6-3) sebagai representasi geseran pada simpul
dari elemen.

Gbr. 6-3: Geseran umum vektor d


Transformasi Vektor di Dua Dimensi
• Untuk

 global.tujuan umum, d diasumsikan tidak bertepatan dengan sumbu lokal dan

 perlu untuk menghubungkan komponen geseran global ke geseran lokal.


 perlu matrix global untuk membangun matriks kekakuan untuk
elemen batang.
 sudut didefinisikan positif ketika diukur berlawanan arah jarum jam
dari ke .
• Vektor geseran d pada koordinat global dan lokal dirumuskan sbb:
(6-6)
 i dan j = unit vektor pada arah global dari dan
 dan = unit vektor pada arah lokal dan .
Transformasi Vektor di Dua Dimensi
• Hubungan

  i dan j ke dan diberikan pada Gbr.6-4.

Gbr. 6-4: Hubungan antara unit vektor lokal dan global

• Dari Gbr. 6-4 dan penjumlahan vektor, didapat:


(6-7)
• Dari hukum kosinus, maka:
(6-8)
Transformasi Vektor di Dua Dimensi
• Hubungan


i dan j ke dan diberikan pada Gbr.6-4.
 Karena i adalah unit vektor, maka besarnya diberikan:
(6-9)
• Karena itu, didapat:
(6-10)
• Dengan cara sama:
(6-11)
• Dengan a pada arah dan b pada arah , maka:
(6-12)
dan
(6-13)
• Dengan memasukkan pers.(6-12) dan (6-13) ke pers.(6-7), maka:
(6-14)
Transformasi Vektor di Dua Dimensi
• Dengan

  cara yang sama dari Gbr.(6-4), maka:
(6-15)

(6-16)

(6-17)
• Memasukkan pers. (6-16) dan (6-17) ke pers.(6-15), maka:
(6-18)
• Dan dengan menggunakan pers.(6-14) dan (6-18) pada pers.(6-6), akan
didapat:
(6-19)
• Kombinasi koefisien dan pada pers.(6-19), maka:
(6-20)
dan
(6-21)
Transformasi Vektor di Dua Dimensi
• Bentuk

  matriks dari pers. (6-12) diberikan pada pers. Berikut:

(6-22)

dimana dan .

• Pers. (6-22) menghubungkan geseran global ke geseran lokal .


• Matriks
(6-23)

 disebut matriks transformasi (rotasi)


• Matriks ini akan digunakan untuk membangun matriks kekakuan global untuk
orientasi elemen batang yang berubah-ubah dan untuk mentransformasi
geseran simpul global dan gaya lokal.
Transformasi Vektor di Dua Dimensi
• Untuk

  kasus = 0, maka dari pers.(6-6) didapat:
(6-24)
• Gbr. 6-5 Menunjukkan yang diekspresikan terhadap komponen global dan .

Gbr.6-5: Hubungan antara geseran lokal dan global


• Dengan menggunakan trigonometri pada Gbr. 6-5, maka besaran adalah:
(6-25)
• Pers.(6-25) ekuivalen dengan persaman pertama dari per.(6-22)
Transformasi Vektor di Dua Dimensi
Contoh soal 6-1:
•  
• Geseran simpul global pada node 2 ditentukan =0,1 in. dan
• Untuk elemen batang yang ditunjukkan pada Gbr. 6-6. Tentukan geseran
-lokal pada node 2.

Dengan menggunakan pers.(6-25), maka:

Gbr. 6-6: Elemen batang


Matriks Kekakuan Global
• Matriks
• kekakuan global untuk elemen batang didapat dengan menggunakan
 hubungan transformasi pada pers. (6-22).Penurunan rumus matriks kekakuan
untuk elemen batang elastis-linier menggunakan langkah-langkah umum yang
sama pada metode kekakuan langsung.
• Matriks kekakuan global dari setiap elemen diperlukan untuk menyusun
matriks kekakuan global total struktur.
• Dari pers. (6-19) didapat bahwa elemen batang pada sistem koordinat lokal
adalah:
(6-26)

atau: (6-27)
• Gbr. 5-1 Menunjukkan hubungan gaya elemen simpul global ke geseran
simpul elemen untuk elemen batang dengan orientasi berubah-ubah terhadap
sumbu global.
• Hubungan tersebut akan menghasilkan matriks kekakuan global elemen (
Matriks Kekakuan Global
• Matriks

  mempunyai hubungan sbb:

(6-28)

 atau dalam bentuk matriks sederhananya adalah:


(6-29)
• Dari pers.(6-29), 4 komponen gaya dan 4 komponen geseran timbul ketika
koordinat global digunakan.
 2 komponen gaya dan 2 komponen geseran timbul untuk representasi
koordinat lokal pegas atau batang seperti pers.(6-26) .
• Matriks kekakuan global bisa didapat dengan menggunakan hubungan antara
komponen gaya lokal dan global dan antara komponen2 geseran lokal dan
global.
Matriks Kekakuan Global
• Dari

  hubungan transformasi (pers.(6-20) dan (6-21)), maka:

(6-30)

 atau dalam bentuk matriks adalah:

(6-31)

 atau sebagai: (6-32)


dimana:
(6-33)
Matriks Kekakuan Global
• Karena
• transformasi gaya dilakukan dengan cara yang sama dengan
 geseran2, maka:
(6-34)

• Dengan menggunakan pers. (6-33), maka pers.(6-34) dapat ditulis sbb:


 (6-35)
• Substitusi pers. (6-32) ke pers.(6-27), maka:
 (6-36)
• Penggunaan pers.(6-35) pada pers.(6-36) akan menghasilkan:
 (6-37)
Matriks Kekakuan Global
• Ungkapan
• akhir berhubungan dengan gaya global pada simpul ke geseran
 global pada simpul untuk elemen ditulis dengan meng-invert pada pers.(6-
37).
 Tidak mudah karena bukan matriks square.
 ,, dan diperluas ke orde yang konsisten dengan penggunaan
koordinat global meskipun dan bernilai nol.
• Penggunaan pers.(6-22) untuk setiap geseran nodal, maka:

(6-38

atau ditulis dalam bentuk matriks: (6-39)


Matriks Kekakuan Global
•  dimana:
= (6-40)

• Dengan cara yang sama, bisa ditulis:


(6-41)
• Karena gaya seperti geseran (merupakan vektor). juga harus diperluas ke
matriks . Maka bentuk ekspansi pers.(6-26) adalah:

(6-42)

• dan bernilai nol  baris yang bernilai nol sehubungan dengan dan
muncul pada .
Matriks Kekakuan Global
• Penggunaan

  pers.(6-39) dan pers.(6-41) pada pers.(6-27), maka:
(6-43)
 Pers.(6-43) merupakan bentuk ekspansi pers.(6-37).
• Jika kedua ruas pers.(6-43) dikalikan dengan , maka:
 (6-44)
• Dimana merupakan inverse . Sedangkan:
 (6-45)
untuk =transpose
• Sifat dari matriks persegi seperti pada pers. (6-45) mendefinisikan sebagai
matriks orthogonal.
 Transpormasi matriks diantara kerangka koordinat persegi panjang
adalah orthogonal.
• Mensubstitusi pers.(6-45) ke pers.(6-44) akan didapat:
 (6-46)
Matriks Kekakuan Global
• Mensubstitusi
• pers.(6-29) ke pers.(6-46), maka akan diperoleh matriks
 kekakuan global untuk elemen sbb:
(6-47)
• Substirusi pers.(6-40) untuk dan bentuk ekspansi dari seperti yang diberikan
pers.(6-42) ke pers.(6-47), maka akan didapat dalam bentuk eksplisit:

= (6-48)

• Kembali ke bentuk trial dari fungsi geseran (pers.(5-5)) yang diasumsikan


sebagai potongan-potongan kontinu elemen per elemen, matriks kekakuan
untuk setiap elemen bisa dijumlahkan dengan menggunakan direct stiffness
methods untuk mendapatkan:
 (6-49)
 = Matriks kekakuan total; N = jumlah elemen keseluruhan
Matriks Kekakuan Global
• Dengan
• cara yang sama, matriks global
 dijumlahkan sehingga: gaya pada simpul setiap elemen bisa

 (6-50)
• menghubungkan gaya simpul global ke geseran simpul global untuk struktur
keselurun oleh:
 (6-51)
Matriks Kekakuan Global
Contoh soal 6-2:
•  
• Untuk elemen batang yang ditunjukkan pada Gbr. 6-7, evaluasi matriks
kekakuan global terhadap sistem koordinat . Jadikan luas penampang batang
2 in.2, panjang 60 in., dan modulus elastis psi. Sudut batang terhadap
sumbu- adalah 30o.

Gbr.6-7: Elemen batang untuk


evaluasi matriks kekakuan
Matriks Kekakuan Global
Penyelesaian:
•  
• Evaluasi matriks kekakuan global untuk elemen batang dilakukan dengan
menggunakan Pers.(6-48) dengan sudut ditentukan positif pada waktu diukur
berlawanan arah jarum jam dari ke , karena itu:

(6-52)
Matriks Kekakuan Global
Penyelesaian:
•  
• Bentuk sederhana pers.(6-52), maka:

(6-53)
Komputasi Tegangan untuk Batang pada Bidang x-y
• Penentuan


tegangan pada elemen batang.
 Untuk elemen batang, gaya-gaya lokal dihubungkan ke geseran-geseran lokal
dengan pers.(6-18) atau (6-23), atau ditulis ulang sbb:

(6-54)

• Definisi umum untuk tegangan Tarik aksial adalah gaya dibagi luas
permukaan, maka tegangan aksial adalah:

(6-55)

 dimana  karena gaya aksial menarik batang seperti pada Gbr. 6-8.
• Dari pers.(6-54), didapat:

(6-56)

• Menggabungkan pers.
Komputasi Tegangan untuk Batang pada Bidang x-y
•  
 dimana  karena gaya aksial menarik batang seperti pada Gbr. 6-8.
• Dari pers.(6-54), didapat:

(6-56)

Gbr. 6-8: Elemen batang dasar dengan gaya simpul positif.


Komputasi Tegangan untuk Batang pada Bidang x-y
• Penggabungan

  pers.(6-55) dan (6-56) akan menghasilkan:
(6-57)
• Dengan menggunakan pers.(6-39), maka:
(6-58)
• Pers. (6-58) bisa diungkapkan dalam bentuk sederhana:
(6-59)
• Dimana dengan menggunakan pers. (6-33), maka:

(6-60)
• Hasil perkalian matriks pada pers.(6-60), akan menghasilkan:

(6-61)

.
Komputasi Tegangan untuk Batang pada Bidang x-y
Contoh soal 6-3:
•  
• Untuk batang yang diberikan Gbr. 6-9, tentukan tegangan aksial. Ambil , E =
210 Gpa, dan L = 2 m, dan jadikan sudut antara dan jadi 60o. Asumsikan
geseran global sudah ditentukan terlebih dahulu yaitu: = 0,25 mm, dan = 0,0,
= 0,5 mm, dan = 0,75 mm.

Gbr. 6-9: Elemen batang untuk evaluasi tegangan


Komputasi Tegangan untuk Batang pada Bidang x-y
Penyelesaian:
•  
• Evaluasi tegangan aksial dapat dilakukan dengan pers. (6-59). Karena itu nilai
dihitung dari pers. (6-61), maka:

(6-62)

• Dimana kita gunakan, C = cos 60o = ½; dan S = sin 60o = pada pers. (6-62).
• Nilai diberikan sbb:

(6-63)
Komputasi Tegangan untuk Batang pada Bidang x-y
Penyelesaian:
• Memasukkan hasil dari pers.(6-62) dan (6-53) ke pers.(6-59), maka:
Solusi untuk Plane Truss
• Plane truss is a structure composed of bar element that all lie in a common
plane and are connected by frictionless pins.
• Plane truss juga harus memiliki beban bekerja hanya pada bidang datar yang
umum dan beban-beban harus diaplikasikan pada node (simpul) atau joint
(sambungan).
Solusi untuk Plane Truss
Contoh soal 6-4:
•  
• Untuk plane truss yang terdiri dari 3 elemen seperti pada Gbr. 6-10 menderita
gaya kebawah sebesar 10.000 lb bekerja pada node 1, tentukan geseran dan
pada node 1 dan tegangan-tengangan pada setiap elemen. Jadikan E = psi
dan A = 2 in.2 untuk semua elemen. Panjang elemen diberikan pada gambar.

Gbr. 6-10: Plane Truss


Solusi untuk Plane Truss
Penyelesaian:
•  
• Pertama, matriks-matriks kekakuan global untuk setiap elemen dengan
menggunakan per. (6-48).
 Memerlukan penentuan sudut antara sumbu- global dan sumbu- lokal
untuk setiap elemen.
 arah dari sumbu- untuk setiap elemen diambil pada arah dari node
1 ke node lainnya.
 Ketika arah sudah ditentukan, maka sudut bisa ditetapkan sebagai
positif ketika diukur berlawanan arah jarum jam dari positif ke .
- elemen 1 sumbu- lokal diarahkan dari node 1 ke node 2, maka
= 90o.
- elemen 2 sumbu- lokal diarahkan dari node 1 ke node 3, maka
= 45o.
- elemen 3 sumbu- lokal diarahkan dari node 1 ke node 4, maka
= 0o.
Solusi untuk Plane Truss
Penyelesaian:
•  
• Dalam bentuk table:

Tabel 6-1: Data elemen sudut

• Secara keseluruhan ada 8 komponen geseran simpul, atau derajat


kebebasan untuk truss sebelum hambatan batas ditetapkan.
 maka ukuran matriks kekakuan total harus .
 matriks bisa diperluas ke orde dengan menambahkan baris-
baris dan kolom-kolom nol seperti pembahasan sebelumnya.
 Cara alternatif, memberi label baris-baris dan kolom-kolom setiap
elemen matriks kekakuan sesuai dengan komponen geseran yang
bersesuaian.
Solusi untuk Plane Truss
Penyelesaian:
•  
• Dengan menggunakan pendekatan ke-2, maka matriks kekakuan total
dengan mudah ditambahkan komponen dari elemen individu matriks-matriks
kekakuan ke lokasi-lokasi berhubungan pada .
• Untuk elemen 1, menggunakan pers.(6-48), didapat:

(6-64)

• Elemen 2,

(6-65)
Solusi untuk Plane Truss
Penyelesaian:
•  
• Untuk elemen 3:

(6-66)

• Faktor umum bisa diambil dari setiap pers.(6-64)-(6-66).


Solusi untuk Plane Truss
Penyelesaian:
•  
• Matriks kekakuan total bisa diperoleh setelah menambahkan komponen dari
matriks-matriks kekakuan individu elemen ke lokasi yang berhubungan pada ,
maka:

(6-67)
Solusi untuk Plane Truss
Penyelesaian:
•  
• Matriks global , pers. (6-67) menghubungkan gaya-gaya global ke geseran-
geseran global, maka persamaan kekakuan struktur total dengan
memperhitungkan gaya yang bekerja pada node 1 dan hambatan batas pada
node 2-4 dapat ditulis sbb:

(6-68)
Solusi untuk Plane Truss
Penyelesaian:
•  
• Skema partisi bisa digunakan untuk mendapatkan persamaan yang
digunakan untuk menentukan geseran-geseran yang tidak diketahui ( dan ).
 Partisi 2 persamaan pertama dari ketiga sampai ke-8 pada per. (6-68).
 Cara alternatif, mengeliminasi baris-baris dan kolom-kolom pada matriks
kekakuan total yang bersesuaian dengan geseran bernilai nol.
 baris-baris dan kolom-kolom 3-8 pada pers. (6-68) dieliminasi karena
baris-baris dan kolom-kolom ini bersesuaian dengan geseran nol.
• Maka didapat:

(6-69)

• Pers. (6-69) bisa diselesaikan untuk geseran-geseran dengan mengalikan


kedua sisi persamaan matriks melalui invers matriks kekakuan 22 atau
dengan menyelesaikan 2 persamaan secara simultan. Nilai geseran yang
didapat:
Solusi untuk Plane Truss
Penyelesaian:
•  
• Tanda minus pada hasil mengindikasikan bahwa komponen geseran pada
arah di node 1 mempunyai arah berlawanan dengan arah -positif
berdasarkan asumsi koordinat global, berarti bahwa geseran kearah bawah
terjadi di node 1.
Solusi untuk Plane Truss
Penyelesaian:
• Tegangan pada setiap elemen ditentukan dengan menggunakan pers.(6-59)
dan Tabel 6-1, maka
Solusi untuk Plane Truss
Penyelesaian:
•  
• Verifikasi hasil diperoleh dengan menguji kesetimbangan di node 1;
penjumlahan gaya-gaya pada arah dan global maka:
Solusi untuk Plane Truss
Contoh soal 6-4:
•  
• Untuk dua batang truss seperti pada Gbr. 6-11, tentukan geseran pada arah-,
dari node 1, dan gaya aksial pada setiap elemen. Gaya P =1000kN
diterapkan pada node 1 pada arah y-positif sedangkan node 1 tetap dengan
nilai =50 mm pada arah-x. Ambil E =210 GPA dan untuk setiap elemen.
Panjang elemen diberikan pada gambar.

Gbr. 6-11: Rangka dengan 2 batang


Solusi untuk Plane Truss
Penyelesaian:
•  
• Elemen 1:

= (6-70)

Bentuk sederhananya:

= (6-71)
Solusi untuk Plane Truss
Penyelesaian:
•  
• Dengan cara yang sama, maka akan didapat matriks global yang
menghubukan matriks gaya global dengan matriks geseran global sbb:

(6-72)

• Syarat batas geseran yang diketahui adalah:

(6-73)
• Dengan memasukkan syarat batas geseran pada pers.(6-73) ke pers. (6-72)
dan memisahkan persamaan ke-2 pada pers.(6-72) tersebut serta dengan
memasukkan dan , maka didapat:
(6-74)
Solusi untuk Plane Truss
Penyelesaian:
•  
• Pers.(6-74) dapat dibentuk sbb:
(6-75)

 untuk P = 1000 kN dan = -0,05 m, maka didapat =0,0337 m.


 nilai geseran positif  geseran ke arah kiri.

• Memasukkan nilai , maka:


• Elemen 1:

(6-76)
 sehingga:
(6-77)
Solusi untuk Plane Truss
Penyelesaian:
• Elemen 2:

(6-78)
 sehingga:
(6-79)
Solusi untuk Plane Truss
Contoh soal 6-4:
•  
• Suatu struktur yang diberikan gambar bawah. Kedua batg mempunyaienkan
geseran pada arah-, dari node 1, dan gaya aksial pada setiap elemen. Gaya
P =1000kN diterapkan pada node 1 pada arah y-positif sedangkan node 1
tetap dengan nilai =50 mm pada arah-x. Ambil E =210 GPA dan untuk setiap
elemen. Panjang elemen diberikan pada gambar.

Gbr. 6-11: Rangka denga

Anda mungkin juga menyukai