Anda di halaman 1dari 58

METODE ELEMEN HINGGA

Pertemuan 7:
Pengembangan Metode Truss
Rahmat Riza, S.T., M.Sc.M.E.

1
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
• Matriks transformasi  penting untuk mendapatkan matriks kekakuan umum
dari elemen batang dengan arah yang berubah-ubah pada area 3-D.

Gbr. 7-1: Batang pada area 3-D


2
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
• Pada
• Gbr. 7-1:
 - Koordinat node 1  dan
- Koordinat node 2  dan
- Sudut diukur dari sumbu global x, y, dan z terhadap sumbu- lokal
 , , dan
- diarahkan sepanjang elemen dari node 1 ke node 2.
- ditentukan sedemikian hingga dengan mempertimbangkan
= d yang diungkapkan dalam bentuk tiga dimensi sebagai:
(7-1)
 dimana dan adalah vektor unit yang sehubungan dengan sumbu
dan .
 dimana i, j dan k adalah vektor unit yang sehubungan dengan sumbu
x, y dan z.

• Perkalian titik pers. (7-1) dengan adalah:


(7-2)
3
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
• Dari

  definisi perkalian titik, maka:

(7-3)

dimana:
dan (7-4)

• Dimana , dan merupakan proyeksi dari pada i, j dan k. Karena itu, dengan
menggunakan pers. (7-3) pada pers. (7-2) akan didapat:
(7-5)
• Vektor pada area yang searah dengan sumbu-, pers.(7-5) memberikan
komponen vektor tersebut pada arah x, y dan z global.
• Bentuk dapat ditulis ulang dalam bentuk eksplisit sbb:

4
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
• Dengan
• menggunakan pers.(7-5), bentuk
 eksplisit sbb: dapat ditulis ulang dalam bentuk

(7-6)

dimana:
(7-7)
 matriks transformasi yang memungkinkan matriks geseran lokal
diungkapkan dalam hal komponen geseran pada sistem koordinat
global.
• Dengan menggunakan , maka akan didapat dengan hubungan
(7-8)
5
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
• Dengan

  memasukkan komponen pers.(7-8), maka akan didapat:

(7-9)

penyederhana pers. (7-9) adalah:

(7-10)

6
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
• Dengan

  memasukkan komponen pers.(7-8), maka akan didapat:

(7-9)

penyederhana pers. (7-9) adalah:

(7-10)

7
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Contoh soal:
•  
• Analisis tiang penopang ruangan pada Gambar 7-2. Tiang terdiri dari empat
node, yang koordinatnya (dalam in.) diberikan pada gambar, dan tiga elemen
yang luas penampangnya diberikan pada gambar. Modulus elastisitas E =
untuk semua elemen. Beban sebesar 1000 lb diterapkan pada node 1 pada
arah-z negatif. Node 2-4 didukung oleh bola dan soket penghubung yang
dihambat dari pergerakan pada arah x, y dan z. Node 1 dihambat dari
pergerakan pada arah- y oleh roller yang ditunjukkan pada gambar.

8
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Contoh soal:

Gbr. 7-2: Space Truss 9


rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Penyelesaian:
•  
• Matriks-matriks kekakuan dari 3 elemen pada Gbr. 7-2 ditentukan
menggunakan pers. (7-10). Untuk menyederhanakan perhitungan numerik,
harus dinyatakan terlebih dahulu untuk setiap elemen (dari pers. (7-10))
dalam bentuk:

= (7-11)

dimana merupakan sub-matriks 33, yaitu:

(7-12)

Karena itu, penentuan cukup menggabarkan .:

10
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Penyelesaian:
•  
• Elemen 3
 Arah kosinus elemen 3 dalam bentuk umum diberikan oleh:
(7-13)

- dimana notasi dan  koordinat setiap node.


-  panjang elemen.
• Dari informasi koordinat yang diberikan Gbr. 7-2, maka:
- Panjang elemen:

- Arah kosinus:

(7-14)

• Menggunakan hasil pada (7-14) pada (7-12), maka:

(7-15)
11
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Penyelesaian:
•  
• Elemen 3
• Dari Per. (7-11) didapat:

= (7-16)

• Elemen 1
• Dengan cara yang sama, maka untuk elemen 1 didapat:

12
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Penyelesaian:
•  
• Elemen 1
dan
= (7-16)

• Elemen 2
• Untuk elemen 2 didapat:

13
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Penyelesaian:
•  
• Elemen 2
dan
= (7-17)

• Diketahui syarat batas yang bernilai nol:

• Dengan memasukkan syarat batas dan disederhanakan, maka didapat:

(7-18)

• Maka persamaan kekakuan global:

(7-19)
14
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Penyelesaian:
•  
• Maka nilai geseran yang didapat

(7-20)

 Tanda minus pada geseran menunjukkan bahwa arah nya negatif


terhadap x dan z.

• Berikutnya adalah tegangan untuk setiap elemen. Tegangan untuk setiap


elemen ditentukan dengan pers. (6-60) yang diperluas untu tiga dimensi.
Karena itu, untuk elemen dengan node i dan j, didapat:

(7-21)

15
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Penyelesaian:
•  
• Untuk elemen 3, dengan memasukkan nilai-nilai yang sudah didapat, maka:

(7-22)

dengan menyederhanakan pers. (7-22), maka didapat:


2850 psi

• Dengan cara yang sama, maka:

16
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
• Pada struktur terdapat berbagai macam bentuk simetri yang berbeda-beda,
antara lain:
1. Reflektif atau cermin (mirror)  bentuk paling umum
2. condong/miring (skew)
3. Aksial/sumbu/poros (Axial)  terjadi saat revolusi solid dihasilkan oleh
putaran bentuk datar terhadap sumbu pada bidang datar.
4. Siklik/siklus (Cyclic)
• Simetri reflektif berarti kebersesuaian antar ukuran, bentuk dan posisi beban;
sifat-sifat material dan syarat batas yang terletak berseberangan dari
garis atau bidang datar pembagi.

• Penggunaan simetri  memungkinkan untuk mempertimbangkan
pengurangan masalah dibandingkan masalah sebenarnya.
 Orde matriks kekakuan total dan jumlah total
persamaan kekakuan dapat dikurangi
 Waktu penyelesaian bisa dikurangi
 Untuk skala besar, waktu perhitungan pada komputer
akan menurun
17
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
Contoh soal:
•  
• Selesaikan rangka bidang datar (plane truss) yang diberikan pada gambar 7-
3. Truss disusun oleh 8 elemen dan 5 node seperti yang digambarkan. Beban
vertical dari 2P diterapkan pada node 4. node 1 dan 2 merupakan pin
pendukung. Elemen batang 1, 2, 7 dan 8 mempunyai kekakuan aksial , dan
batang 3-6 mempunyai kekakuan aksial AE. Dimana A dan E merupakan luas
penampang dan modulus elastisitas batang.

Gbr. 7-3: Plane Truss

18
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
Penyelesaian:
•  
• Akan digunakan simetri bidang datar (plane of symmetry)
 bidang datar vertical tegak lurus terhadap rangka bidang datar (plane truss)
melalui node 2, 4 dan 3 merupakan bidang datar simetri reflektif (reflective
symmetry)
 karena adanya kesamaan geometri,
material, pembebanan dan syarat batas
yang terjadi pada setiap lokasi yang
berhubungan pada sisi berlawanan dari
bidang datar tersebut.
 Untuk beban 2P, yang terjadi pada plane of

symmetry, komponen geseran normal


terhadap plane of symmetry harus diset
nol pada struktur yang dikurang.

 Gbr 7-4 menunjukkan struktur yang
dikurangi untuk menganalisis plane 19
truss pada Gbr 7-3.
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
Penyelesaian:
•  
• Solusi dari contoh ini akan dimulai dari menentukan sudut untuk setiap
elemen.
Untuk elemen 1  asumsi diarahkan dari node 1 ke node 2, didapat:
.
• Tabel 7-1 memberikan hasil untuk setiap elemen matriks kekakuan.

Tabel 7-1: Data untuk elemen plane truss Gbr. 7-4

20
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
Penyelesaian:
•  
• Menggunakan hasil yang ada pada table 7-1 pada pers. (6-48), didapat:

(7-23)

• Dengan cara yang sama untuk elemen 2-5, didapat:

(7-24)

21
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
Penyelesaian:
•  
(7-25)

(7-26)

• (7-27)

22
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
Penyelesaian:
•  
dimana pada pers. (7-23) s/d pers. (7-27), tanda kolom mengindikasikan
derajat kebebasana sehubungan dengan setiap elemen

• Elemen 4 dan 5 terletak pada plane of symmetry,  setengah dari daerah


mereka yang sebenarnya telah digunakan pada pers. (7-26) dan pers. (7-27).
• Solusi yang diharapkan dari contoh ini hanya sampai pada penentuan
komponen geseran (displacement)  didapat setelah mengurangi kelompok
persamaan dengan mengeliminasi baris-baris dan kolom-kolom pada setiap
elemen matriks kekakuan yang berhubungan dengan komponen geseran
bernilai nol seperti syarat batas yang telah diberikan.
(ditambah dengan memiliki kondisi simetri)
• Hasil akhir dari kumpulan persamaan kekakuan adalah:

(7-28)

23
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
Penyelesaian:
• Penyelesain dari pers. (7-28) adalah:

(7-29)

24
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring
• Salah satu konstruks plane truss adalah adanya sistem pendukung yang
dalam kondisi miring (inclined support).

Gbr. 7-5: Plane Truss dengan syarat batas miring (inclined boundary condition)

25
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring

• Jika
• penompang dalam kondisi miring (inclined/skewed) pada sudut dari
 sumbu-x global (seperti pada node 3 Gbr. 7-5) hasil dari syarat batas pada
geseran tidak berada pada arah x-y global tetapi arah x’-y’ lokal.

• Ada 2 metode, yaitu:


1. Melakukan transformasi langsung hanya pada geseran global di node 3 ke
sistem koordinat simpul x’-y’ lokal dan yang lain dibuat tetap pada sistem
x-y global.
2. Menggunakan elemen batas dari kekakuan besar untuk membatasi
geseran yang diinginkan. Metode ini menggunakan program komputer.

26
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring
Metode ke-1.
•  
• Pada metode ini, syarat batas geseran nol () ditegakkan pada persamaana
gaya/geseran dan menyelesaikan persamaan seperti biasa.
• Transformasi yang digunakan analog dengan transformasi vektor dari
koordinat lokal ke global. Untuk plane truss, Pers. (6-31) digunakan untuk
node 3 sbb:

(7-30)

Penulisan ulang pers. (7-29):


(7-31)
dimana:
(7-32)

• Transformasi untuk keseluruhan vektor geseran simpul adalah:


(7-33)

atau (7-34)
27
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring
Metode ke-1.
•  
• Matriks transformasi untuk keseluruhan truss adalah matriks 66 sbb:

(7-35)

• Setiap submatriks pada pers. (7-35), yaitu matriks identitas , matriks null dan
matriks  matriks orde 2 2.
 orde yang sama dengan nomor derajat kebebasan
pada setiap node.
• Pers. (7-34) digunakan untuk mendapatkan vektor geseran yang diinginkan
dengan komponen geseran global pada node 1 dan 2 dan komponen geseran
lokal pada node 3, seperti pada persamaan berikut:

(7-36)

28
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring
Metode ke-1.
•  
• Pada pers. (7-36) terlihat bahwa hanya komponen node 3 global yang
ditransformasikan (yang diindikasikan penempatan matriks .
• Matriks persegi paga pers. (7-36) dinotasikan sebagai .
• Secara umum, matriks 22 ditempatkan pada dimanapun transformasi dari
geseran global ke lokal diperlukan (dimana ada penopang miring).
• Dengan pertimbangan pers. (7-34) dan (7-35), maka komponen node 3 dari
yang benar-benar ditransformsikan ke komponen sumbu lokal
(miring/skewed). Transformasi ini sungguh penting ketika ketetapan arah
sumbu x’-y’ lokal diketahui.
• Vektor gaya global bisa juga ditransformasikan dengan menggunakan
transformasi yang sama untuk :

(7-37)

Pada koordinat global didapat:


(7-38)

29
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring
Metode ke-1.
•  
• Mengalikan pers. (7-38) dengan , maka:
(7-39)

• Untuk truss pada Gbr. 7-5, maka sisi kiri pers. (7-39) adalah:

(7-40)

• Fakta bahwa transformasi gaya lokal sama dengan pers. (7-31) sebagai:
(7-41)
yang digunakan pada pers. (7-40).
• Dari pers. (7-40) terlihat bahwa hanya komponen node 3 dari telah
ditransformasikan ke komponen sumbu lokal sebagai yang diinginkan.
30
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring
Metode ke-1.
•  
• Menggunakan pers. (7-34) pada pers. (7-39), maka:
(7-42)

• Penggunaan pers. (7-40), didapat bahwa bentuk pers. (7-42) menjadi:

(7-43)

karena dari pers. (7-36)


• Pers. (7-43) adalah bentuk yang diinginkan yang mengizinkan semua batas
global yang diketahui dan penopang miring untuk ditegakkan.
• Gaya global sekarang menghasilkan pada sisi kiri pers. (7-43).
• Untuk menyelesaikan per. (7-43), maka:
1. melakukan perkalian 3 matriks 31
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring
Metode ke-1.
•  
• Untuk menyelesaikan per. (7-43), maka:
1. melakukan perkalian 3 matriks
2. Menggunakan syarat batas (untuk truss pada Gbr. 7-5)

(7-44)

32
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
• Dari
• diskusi sebelumnya,
 Total energi potensial ()  jumlah dari energi internal regangan (U) dan
energi potensial dari gaya eksternal ()
atau: (7-45)
inPertimbangan panduan sebelumnya, pemilihan fungsi geseran
berhubungan dengan elemen batang 1-D.
• Evaluasi energi regangan untuk batang dilakukan dengan hanya
pertimbangan kerja yang dilakukan oleh gaya internal selama deformasi.
• Untuk batang 1-D  kerja internal hanya karena tegangan normal
• Geseran dari bagian-x elemen 
• Geseran dari bagian  .
• Perubahan geseran 
untuk  diferensiasi perubahan pada regangan yang terjadi sepanjang
panjang
• Differensial kerja internal (energi regangan) dU  gaya internal dikalikan
geseran melalui gaya bergerak
Atau:
(7-46)
33
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
• Dengan menjadikan volume mendekati nol dan menyusun ulang, maka:
7-47)
• Untuk sepanjang batang, maka

(7-48)

• Untuk material elastis-linier (hk. Hooke) seperti yang diberikan Gbr.7-6, maka:

(7-49)

Gbr. 7-6: material elastis-linier (Hk. Hooke)

34
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
• Mensubstitusi
• pers. (7-49) ke (7-48) dan diintegral terhadap
 mensubstitusi ulang untuk , maka: serta

(7-50)

sebagai ungkapan untuk energi regangan pada batang 1-D


• Energi potensial dari gaya-gaya eksternal mempunyai tanda berlawanan
dengan kerja eksternal karena energi potensial eksternal hilang ketika kerja
dilakukan oleh gaya-gaya eksternal. Yang diberikan sbb:

(7-51)

dimana: 1st term = gaya2 benda (biasanya dari berat batang)  gaya/volume
2nd term = beban permukaan atau traksi (biasanya dari beban
terdistribusi bekerja sepanjang permukaan elemen)
 gaya/luas permukaan
3rd term = gaya2 terkonsentrasi pada node yang bergerak sepanjang
geseran nodal 35
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang

 • Gaya-gaya , , dipertimbangkan bekerja pada arah


pada batang seperti pada Gbr.7-7:
• Pada pers. (7-50) dan pers. (7-51), V adalah volume
benda dan S1 merupakan bagian dari permukaan S
pada beban permukaan bekerja.
• Untuk elemen batang dengan 2 node dan 1 derajat
kebebasan, M = 2

Gbr.7-7: Gaya-gaya umum


bekerja pada batang 1-D
36
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
• Pada prinsip energi potensial minimum, elemen hingga melakukan proses
untuk mencari nilai minimum pada energi potensial didalam kendala dari
sebuah pola geseran yang telah diasumsikan dalam setiap elemen.
• Semakin besar jumlah derajat kebebasan sehubungan dengan elemen
(biasanya berarti meningkatnya nomor node) maka semakin dekat dengan
perkiraan solusi yang benar dan kepastian kesetimbangan yang lengkap.
• Solusi perkiraan elemen hingga yang didapat dari metode stiffness akan
selalu menyediakan sebuah nilai perkiraan dari energi potensial lebih besar
dari atau sama dengan yang seharusnya.
• Metode ini juga menghasilkan pada sifat struktur yang diprediksi secara fisik
lebih kaku atau terbaiknya mempunyai kekakuan yang sama dengan
aktualnya. Hal ini dijelaskan oleh fakta bahwa model struktur diizinkan untuk
berpindah hanya menjadi bentuk yang telah didefinisikan oleh bagian dari
bidang geseran yang telah diasumsikan dalam setiap elemen struktur.
• Bentuk yang benar biasanya diperkirakan oleh bidang yang diasumsikan
meskipun bentuk yang benar bisa sama dengan bidang yang diasumsikan.
• Bidang yang diasumsikan secara efektif menghalangi struktur dari deformasi
pada cara alaminya. Halangan ini mempengaruhi kekakuan prediksi sifat
struktur. 37
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
•  
Langkah2 penggunaan prinsip energi potensial minimum untuk merumuskan
persamaan elemen hingga, yaitu:
1. Formulasikan pernyataan untuk energi potensial minimum.
2. Asumsikan pola geseran untuk memvariasikan sebuah set hingga dari
parameter2 yang tak-tentu (geseran nodal ).
3. Dapatkan sebuah set persamaan simultan untuk meminimalkan energi
potensial minimum terhadap parameter2 nodal tersebut. Hasil2 persamaan
tersebut mewakilkan persamaan2 elemen.

• Hasil dari persamaan2 nomor 3 merupakan perkiraan (atau bisa jadi eksak)
persamaan2 kesetimbangan yang solusinya untuk parameter2 nodal yang
mengupayakan untuk meminimalkan energi potensial ketika disubstitusi balik
ke pernyataan energi potensial

38
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
•  
Contoh perumusan persamaan elemen batang dan matriks kekakuan.
• Elemen batang dengan panjang L dengan luas penampang (A) konstan
(seperti Gbr. 7-7)
• Penggunaan pers. (7-50) dan (7-51), maka bisa didapat persamaan energi
potensial total sbb:

(7-52)

karena A = konstan  variabel dan bervariasi terhadap .


• Dari pers. (5-7) dan (5-8), fungsi geseran aksial bisa diungkapkan dalam hal
fungsi bentuk (shape function) dan geseran pada node oleh:

(7-53)

dimana: (7-
54)

merupakan matriks fungsi bentuk yang dievaluasi terhadap permukaan 39


rr/uii/2/1415
yang traksi permukaan terdistribusi bekerja
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
•  
dan
(7-55)

• Penggunaan hubungan regangan/geseran , maka regangan aksial bisa ditulis:

(7-56)
atau:
(7-57)
• Bisa didefinisikan:
(7-58)

• Hubungan tegangan/regangan aksial diberikan:


(7-59)
atau: (7-60)
untuk 1-D hubungan tegangan/regangan dan E = modulus elastisitas.
40
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
••  
Menggunakan pers. (7-57), pers. (7-59) dapat ditulis ulang sbb:
(7-61)
• Penggunaan pers. (7-52) yang dinyatakan dalam bentuk notasi matriks, maka
energi potensial total dapat dijadikan sbb:

(7-62)
dimana mewakilkan beban nodal yang terkonsentrasi dan dimana secara
umum dan merupakan matriks2 kolom.
• Untuk perkalian matriks yang sesuai maka harus menempatkan transpose
pada .
• Dgn cara yang sama, dan secara umum merupakan matriks2 kolom, maka
untuk perkalian matriks yang benar, merupakan di-transpose pada pers. (7-
62).

41
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
••  
Dgn cara yang sama, dan secara umum merupakan matriks2 kolom, maka
untuk perkalian matriks yang benar, di-transpose pada pers. (7-62).
• Penggunaan pers. (7-53), (7-55) dan (7-61) pada pers. (7-62), maka:

(7-63)

• Pada pers. (7-63), terlihat menjadi fungsi dari ; karena itu:


(7-64)
• Bagaimanapun, dan , pers. (7-58) dan (7-60), derajat kebebasan nodal dan
bukan merupakan fungsi . Karena itu integrasi pers. (7-63) terhadap
menghasilkan:

(7-65)

dimana: (7-66)
42
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
••  
Dari pers. (7-67), 3 tipe terpisah dari kontribusi beban pada gaya nodal
terkonsentrasi, traksi permukaan dan gaya benda diobservasi secara
berurutan.
• Traksi permukaan dan matriks2 gaya benda didefinisikan sbb:
(7-67)

(7-68)

• Ungkapan untuk diberikan pada pers. (7-66) menggambarkan bagaimana


beban2 tertentu bisa di pertimbangkan paling menguntungkan.
• Beban2 yang dihitung pada pers. (7-67) dan (7-68) dikategorikan konsisten
karena mereka berdasarkan dari fungsi bentuk yang sama yang digunakan
untuk menghitung matriks kekakuan elemen.
• Beban2 yang dihiting dengan pers. (7-67) dan (7-68) secara statika juga
ekuivalen dengan beban sebenarnya karena itu dan dan beban sebenarnya
menghasilkan resultan gaya dan momen yang sama pada titik yang terpilih
secara acak. 43
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
••  
Meminimalisasi terhadap setiap geseran nodal memerlukan :

(7-69)

• Evaluasi secara eksplisit pada pers. (7-65) untuk menerapkan kodisi pada
pers. (7-69), maka:
(7-70)
• Penggunaan pers. (7-55), (7-58) dan (7-60) pada pers. (7-70), menghasilkan:

(7-71)
dalam bentuk sederhana:

(7-72)

• Bentuk eksplisit adalah: (7-73) 44


rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
••  
Dengan demikian penggunaan pers. (7-72) dan pers. (7-73) pada pers. (7-65)
dan kemudian menerapkan pers. (7-69), akan didapat:

(7-74)
dan:
(7-75)

dalam bentuk matriks sbb:

(7-76)

• Karena , maka matriks kekakuan untuk elemen batang didapat dari pers. (7-
76) sbb:
(7-77)

Pers.(7-77) identik dengan matriks kekakuan yang sudah didiskusikan


sebelumnya. 45
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
••  
Akhirnya, daripada proses yang rumit dari evaluasi secara eksplisit, matriks
differensiasi bisa digunakan sebagaimana diberikan oleh pers. (4-12) dan
menerapkannya secara langsung pada pers. (7-65), maka didapatkan:

(7-78)

dimana: yang digunakan pada penulisan pers. (7-78).


Hasil evaluasi = pada pers. (7-77)
• Konsep matriks differensiasi dapat digunakan untuk menyederhanakan tugas
untuk mengevaluasi .

46
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
Contoh soal:
• Sebuah batang dengan panjang L dibebani dengan beban aksial yang
terdistribusi secara linier yang bervariasi dari nol pada node 1 ke maksimum
pada node 2 (Gbr. 7-7). Tentukan energi yang equivalen dengan beban nodal.

Gbr. 7-8: Elemen yang dibebani dengan beban aksial yang bervariasi secara
linier
Penyelesaian:
• Penggunaan pers. (7-67) dan fungsi bentuk pada pers. (7-54) akan dapat
menyelesaikan energi ekuivalen gaya nodal dari beban terdistribusi sbb:

(7-79)

47
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
•  
(7-80)

dimana integrasi dilaksanakan terhadap panjang batang, karena merupan


unit gaya/panjang
• Untuk catatan, bahwa beban otal dibawah area dibawah beban terdistribusi
diberikan sbb:
(7-81)
karena itu, perbandingna pers. (7-80) dengna (7-81) akan mendapatkan
bahwa beban nodal yang equivalen untuk beban yang bervariasi secara linier
adalah:
= sepertiga beban total
= dua pertiga beban total. (7-82)

• .
48
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
Kesimpulan:
• Untuk elemen batang dengan 2 node sederhana yang dibebani oleh beban
bervariasi secara linier (beban segitiga), meletakkan sepertiga dari total
beban pada node dimana beban terdistribusi mulai (nol akhir dari beban) dan
dua per tiga dari beban total pada node dimana nilai puncak beban
terdistribusi berakhir.

49
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
Contoh soal:
•  
• Untuk batang yang dibebani secara aksial seperti pada Gbr. 7-9, tentukan
geseran aksial dan tegangan aksial. Ambil E = 30106 psi, A = 2 in.2, dan L =
60 in. Gunakan (a) satu dan (b) dua elemen pada solusi elemen hingga.

Gbr. 7-9: Batang yang dibebani dengan


Beban segitiga terdistribusi

Penyelesaian:
(a) Penyelesaian dengan 1 elemen:

Gbr. 7-10: model untuk 1 elemen 50


rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
••  
Dari pers. (7-67), matriks beban terdistribusi dievaluasi sbb:
(7-83)

dimana merupakan garis beban pada unit pounds per inch dan
sebagaimana . Karena itu, penggunaan pers. (6-26) pada pers. (7-82)
akan mendapatkan:

(7-84)

atau:

atau: (7-85)
51
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang

• Dengan menggunakan pers. (7-82) kita bisa menentukan gaya2 yanga pada
node 1 dan node 2., yaitu 1/3 pada node1 dan 2/3 pada node 2
• Dari persamaan(7-77), maka:

• Kemudian persamaan elemennya adalah:

(7-86)

• Penyelesaian pers. (7-86) maka di dapat

(7-87)

52
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang

• Tegangan batang dapat diperoleh dari pers.(7-59) sbb:

(7-88)

53
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang

(b) 2 elemen

Gbr. 7-11: model 2 elemen

• Langkah pertama adalah mendapatkan gaya-gaya elemen.


• Untuk elemen 2, beban dibagi menjadi bagian seragam dan bagian segitiga.
 untuk bagaian seragam, setengah beban seragam total diletakakan pada
setiap node yang berhubungan dengan elemen. Karena itu bagia sergama
total adalah :

• Penggunaan pers. (7-82), maka bagian yang segitiga didapat:

(7-89)
54
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang

Untuk elemen 1, gaya total adalah dari beban terdistribusi bentuk segitiga , yaitu:

Dengan menggunakan pers. (7-82), beban ini dipisahkan menjadi gaya2 nodal
sbb:

(7-90)

Matriks gaya nodal final adalah:

(7-91)

• Matriks2 kekakuan elemen menjadi:

(7-92)
55
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
••  
Matriks kekakuan global gabungan menjadi:

(7-93)

• Dan persamaan2 global gabungan menjadi:

(7-94)

• dimana syarat batas disubstitusikan ke pers. (7-94), maka didapat solusi


sbb:

(7-95)

56
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang

Tegangan elemen diperoleh sbb:


• Untuk elemen 1:

(7-96)

• Untuk elemen 2

(7-97)

57
rr/uii/2/1415
Tugas

•  
1. Tentukan matriks kekakuan global untuk elemen batang yang ditunjukkan
Gbr 7-12.
2. Untuk batang yang ditunjukkan pada Gbr. 7-13, geseran global ditentukan ,
dan Tentukan geseral lokal pada setiap akhir batang. Ambil E = 12 106 psi,
A = 0.5 in.2, dan L = 60 in. untuk setiap elemen.

Gbr. 7-12 Gbr. 7-13


58
rr/uii/2/1415

Anda mungkin juga menyukai