Pertemuan 7:
Pengembangan Metode Truss
Rahmat Riza, S.T., M.Sc.M.E.
1
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
• Matriks transformasi penting untuk mendapatkan matriks kekakuan umum
dari elemen batang dengan arah yang berubah-ubah pada area 3-D.
(7-3)
dimana:
dan (7-4)
• Dimana , dan merupakan proyeksi dari pada i, j dan k. Karena itu, dengan
menggunakan pers. (7-3) pada pers. (7-2) akan didapat:
(7-5)
• Vektor pada area yang searah dengan sumbu-, pers.(7-5) memberikan
komponen vektor tersebut pada arah x, y dan z global.
• Bentuk dapat ditulis ulang dalam bentuk eksplisit sbb:
4
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
• Dengan
• menggunakan pers.(7-5), bentuk
eksplisit sbb: dapat ditulis ulang dalam bentuk
(7-6)
dimana:
(7-7)
matriks transformasi yang memungkinkan matriks geseran lokal
diungkapkan dalam hal komponen geseran pada sistem koordinat
global.
• Dengan menggunakan , maka akan didapat dengan hubungan
(7-8)
5
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
• Dengan
•
memasukkan komponen pers.(7-8), maka akan didapat:
(7-9)
(7-10)
6
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
• Dengan
•
memasukkan komponen pers.(7-8), maka akan didapat:
(7-9)
(7-10)
7
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Contoh soal:
•
• Analisis tiang penopang ruangan pada Gambar 7-2. Tiang terdiri dari empat
node, yang koordinatnya (dalam in.) diberikan pada gambar, dan tiga elemen
yang luas penampangnya diberikan pada gambar. Modulus elastisitas E =
untuk semua elemen. Beban sebesar 1000 lb diterapkan pada node 1 pada
arah-z negatif. Node 2-4 didukung oleh bola dan soket penghubung yang
dihambat dari pergerakan pada arah x, y dan z. Node 1 dihambat dari
pergerakan pada arah- y oleh roller yang ditunjukkan pada gambar.
8
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Contoh soal:
= (7-11)
(7-12)
10
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Penyelesaian:
•
• Elemen 3
Arah kosinus elemen 3 dalam bentuk umum diberikan oleh:
(7-13)
- Arah kosinus:
(7-14)
(7-15)
11
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Penyelesaian:
•
• Elemen 3
• Dari Per. (7-11) didapat:
= (7-16)
• Elemen 1
• Dengan cara yang sama, maka untuk elemen 1 didapat:
12
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Penyelesaian:
•
• Elemen 1
dan
= (7-16)
• Elemen 2
• Untuk elemen 2 didapat:
13
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Penyelesaian:
•
• Elemen 2
dan
= (7-17)
(7-18)
(7-19)
14
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Penyelesaian:
•
• Maka nilai geseran yang didapat
(7-20)
(7-21)
15
rr/uii/2/1415
Transformasi Matriks dan Matriks Kekakuan untuk Batang
pada Area 3-Dimensi
Penyelesaian:
•
• Untuk elemen 3, dengan memasukkan nilai-nilai yang sudah didapat, maka:
(7-22)
16
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
• Pada struktur terdapat berbagai macam bentuk simetri yang berbeda-beda,
antara lain:
1. Reflektif atau cermin (mirror) bentuk paling umum
2. condong/miring (skew)
3. Aksial/sumbu/poros (Axial) terjadi saat revolusi solid dihasilkan oleh
putaran bentuk datar terhadap sumbu pada bidang datar.
4. Siklik/siklus (Cyclic)
• Simetri reflektif berarti kebersesuaian antar ukuran, bentuk dan posisi beban;
sifat-sifat material dan syarat batas yang terletak berseberangan dari
garis atau bidang datar pembagi.
• Penggunaan simetri memungkinkan untuk mempertimbangkan
pengurangan masalah dibandingkan masalah sebenarnya.
Orde matriks kekakuan total dan jumlah total
persamaan kekakuan dapat dikurangi
Waktu penyelesaian bisa dikurangi
Untuk skala besar, waktu perhitungan pada komputer
akan menurun
17
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
Contoh soal:
•
• Selesaikan rangka bidang datar (plane truss) yang diberikan pada gambar 7-
3. Truss disusun oleh 8 elemen dan 5 node seperti yang digambarkan. Beban
vertical dari 2P diterapkan pada node 4. node 1 dan 2 merupakan pin
pendukung. Elemen batang 1, 2, 7 dan 8 mempunyai kekakuan aksial , dan
batang 3-6 mempunyai kekakuan aksial AE. Dimana A dan E merupakan luas
penampang dan modulus elastisitas batang.
18
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
Penyelesaian:
•
• Akan digunakan simetri bidang datar (plane of symmetry)
bidang datar vertical tegak lurus terhadap rangka bidang datar (plane truss)
melalui node 2, 4 dan 3 merupakan bidang datar simetri reflektif (reflective
symmetry)
karena adanya kesamaan geometri,
material, pembebanan dan syarat batas
yang terjadi pada setiap lokasi yang
berhubungan pada sisi berlawanan dari
bidang datar tersebut.
Untuk beban 2P, yang terjadi pada plane of
20
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
Penyelesaian:
•
• Menggunakan hasil yang ada pada table 7-1 pada pers. (6-48), didapat:
(7-23)
(7-24)
21
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
Penyelesaian:
•
(7-25)
(7-26)
• (7-27)
22
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
Penyelesaian:
•
dimana pada pers. (7-23) s/d pers. (7-27), tanda kolom mengindikasikan
derajat kebebasana sehubungan dengan setiap elemen
(7-28)
23
rr/uii/2/1415
Penggunaan Simetri pada Struktur
Penyelesaian:
• Penyelesain dari pers. (7-28) adalah:
(7-29)
24
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring
• Salah satu konstruks plane truss adalah adanya sistem pendukung yang
dalam kondisi miring (inclined support).
Gbr. 7-5: Plane Truss dengan syarat batas miring (inclined boundary condition)
25
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring
• Jika
• penompang dalam kondisi miring (inclined/skewed) pada sudut dari
sumbu-x global (seperti pada node 3 Gbr. 7-5) hasil dari syarat batas pada
geseran tidak berada pada arah x-y global tetapi arah x’-y’ lokal.
26
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring
Metode ke-1.
•
• Pada metode ini, syarat batas geseran nol () ditegakkan pada persamaana
gaya/geseran dan menyelesaikan persamaan seperti biasa.
• Transformasi yang digunakan analog dengan transformasi vektor dari
koordinat lokal ke global. Untuk plane truss, Pers. (6-31) digunakan untuk
node 3 sbb:
(7-30)
atau (7-34)
27
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring
Metode ke-1.
•
• Matriks transformasi untuk keseluruhan truss adalah matriks 66 sbb:
(7-35)
• Setiap submatriks pada pers. (7-35), yaitu matriks identitas , matriks null dan
matriks matriks orde 2 2.
orde yang sama dengan nomor derajat kebebasan
pada setiap node.
• Pers. (7-34) digunakan untuk mendapatkan vektor geseran yang diinginkan
dengan komponen geseran global pada node 1 dan 2 dan komponen geseran
lokal pada node 3, seperti pada persamaan berikut:
(7-36)
28
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring
Metode ke-1.
•
• Pada pers. (7-36) terlihat bahwa hanya komponen node 3 global yang
ditransformasikan (yang diindikasikan penempatan matriks .
• Matriks persegi paga pers. (7-36) dinotasikan sebagai .
• Secara umum, matriks 22 ditempatkan pada dimanapun transformasi dari
geseran global ke lokal diperlukan (dimana ada penopang miring).
• Dengan pertimbangan pers. (7-34) dan (7-35), maka komponen node 3 dari
yang benar-benar ditransformsikan ke komponen sumbu lokal
(miring/skewed). Transformasi ini sungguh penting ketika ketetapan arah
sumbu x’-y’ lokal diketahui.
• Vektor gaya global bisa juga ditransformasikan dengan menggunakan
transformasi yang sama untuk :
(7-37)
29
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring
Metode ke-1.
•
• Mengalikan pers. (7-38) dengan , maka:
(7-39)
• Untuk truss pada Gbr. 7-5, maka sisi kiri pers. (7-39) adalah:
(7-40)
• Fakta bahwa transformasi gaya lokal sama dengan pers. (7-31) sebagai:
(7-41)
yang digunakan pada pers. (7-40).
• Dari pers. (7-40) terlihat bahwa hanya komponen node 3 dari telah
ditransformasikan ke komponen sumbu lokal sebagai yang diinginkan.
30
rr/uii/2/1415
Sistem dengan Penopang Miring
Metode ke-1.
•
• Menggunakan pers. (7-34) pada pers. (7-39), maka:
(7-42)
(7-43)
(7-44)
32
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
• Dari
• diskusi sebelumnya,
Total energi potensial () jumlah dari energi internal regangan (U) dan
energi potensial dari gaya eksternal ()
atau: (7-45)
inPertimbangan panduan sebelumnya, pemilihan fungsi geseran
berhubungan dengan elemen batang 1-D.
• Evaluasi energi regangan untuk batang dilakukan dengan hanya
pertimbangan kerja yang dilakukan oleh gaya internal selama deformasi.
• Untuk batang 1-D kerja internal hanya karena tegangan normal
• Geseran dari bagian-x elemen
• Geseran dari bagian .
• Perubahan geseran
untuk diferensiasi perubahan pada regangan yang terjadi sepanjang
panjang
• Differensial kerja internal (energi regangan) dU gaya internal dikalikan
geseran melalui gaya bergerak
Atau:
(7-46)
33
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
• Dengan menjadikan volume mendekati nol dan menyusun ulang, maka:
7-47)
• Untuk sepanjang batang, maka
(7-48)
• Untuk material elastis-linier (hk. Hooke) seperti yang diberikan Gbr.7-6, maka:
(7-49)
34
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
• Mensubstitusi
• pers. (7-49) ke (7-48) dan diintegral terhadap
mensubstitusi ulang untuk , maka: serta
(7-50)
(7-51)
dimana: 1st term = gaya2 benda (biasanya dari berat batang) gaya/volume
2nd term = beban permukaan atau traksi (biasanya dari beban
terdistribusi bekerja sepanjang permukaan elemen)
gaya/luas permukaan
3rd term = gaya2 terkonsentrasi pada node yang bergerak sepanjang
geseran nodal 35
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
• Hasil dari persamaan2 nomor 3 merupakan perkiraan (atau bisa jadi eksak)
persamaan2 kesetimbangan yang solusinya untuk parameter2 nodal yang
mengupayakan untuk meminimalkan energi potensial ketika disubstitusi balik
ke pernyataan energi potensial
38
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
•
Contoh perumusan persamaan elemen batang dan matriks kekakuan.
• Elemen batang dengan panjang L dengan luas penampang (A) konstan
(seperti Gbr. 7-7)
• Penggunaan pers. (7-50) dan (7-51), maka bisa didapat persamaan energi
potensial total sbb:
(7-52)
(7-53)
dimana: (7-
54)
(7-56)
atau:
(7-57)
• Bisa didefinisikan:
(7-58)
(7-62)
dimana mewakilkan beban nodal yang terkonsentrasi dan dimana secara
umum dan merupakan matriks2 kolom.
• Untuk perkalian matriks yang sesuai maka harus menempatkan transpose
pada .
• Dgn cara yang sama, dan secara umum merupakan matriks2 kolom, maka
untuk perkalian matriks yang benar, merupakan di-transpose pada pers. (7-
62).
41
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
••
Dgn cara yang sama, dan secara umum merupakan matriks2 kolom, maka
untuk perkalian matriks yang benar, di-transpose pada pers. (7-62).
• Penggunaan pers. (7-53), (7-55) dan (7-61) pada pers. (7-62), maka:
(7-63)
(7-65)
dimana: (7-66)
42
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
••
Dari pers. (7-67), 3 tipe terpisah dari kontribusi beban pada gaya nodal
terkonsentrasi, traksi permukaan dan gaya benda diobservasi secara
berurutan.
• Traksi permukaan dan matriks2 gaya benda didefinisikan sbb:
(7-67)
(7-68)
(7-69)
• Evaluasi secara eksplisit pada pers. (7-65) untuk menerapkan kodisi pada
pers. (7-69), maka:
(7-70)
• Penggunaan pers. (7-55), (7-58) dan (7-60) pada pers. (7-70), menghasilkan:
(7-71)
dalam bentuk sederhana:
(7-72)
(7-74)
dan:
(7-75)
(7-76)
• Karena , maka matriks kekakuan untuk elemen batang didapat dari pers. (7-
76) sbb:
(7-77)
(7-78)
46
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
Contoh soal:
• Sebuah batang dengan panjang L dibebani dengan beban aksial yang
terdistribusi secara linier yang bervariasi dari nol pada node 1 ke maksimum
pada node 2 (Gbr. 7-7). Tentukan energi yang equivalen dengan beban nodal.
Gbr. 7-8: Elemen yang dibebani dengan beban aksial yang bervariasi secara
linier
Penyelesaian:
• Penggunaan pers. (7-67) dan fungsi bentuk pada pers. (7-54) akan dapat
menyelesaikan energi ekuivalen gaya nodal dari beban terdistribusi sbb:
(7-79)
47
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
•
(7-80)
• .
48
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
Kesimpulan:
• Untuk elemen batang dengan 2 node sederhana yang dibebani oleh beban
bervariasi secara linier (beban segitiga), meletakkan sepertiga dari total
beban pada node dimana beban terdistribusi mulai (nol akhir dari beban) dan
dua per tiga dari beban total pada node dimana nilai puncak beban
terdistribusi berakhir.
49
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
Contoh soal:
•
• Untuk batang yang dibebani secara aksial seperti pada Gbr. 7-9, tentukan
geseran aksial dan tegangan aksial. Ambil E = 30106 psi, A = 2 in.2, dan L =
60 in. Gunakan (a) satu dan (b) dua elemen pada solusi elemen hingga.
Penyelesaian:
(a) Penyelesaian dengan 1 elemen:
dimana merupakan garis beban pada unit pounds per inch dan
sebagaimana . Karena itu, penggunaan pers. (6-26) pada pers. (7-82)
akan mendapatkan:
(7-84)
atau:
atau: (7-85)
51
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
• Dengan menggunakan pers. (7-82) kita bisa menentukan gaya2 yanga pada
node 1 dan node 2., yaitu 1/3 pada node1 dan 2/3 pada node 2
• Dari persamaan(7-77), maka:
(7-86)
(7-87)
52
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
(7-88)
53
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
(b) 2 elemen
(7-89)
54
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
Untuk elemen 1, gaya total adalah dari beban terdistribusi bentuk segitiga , yaitu:
Dengan menggunakan pers. (7-82), beban ini dipisahkan menjadi gaya2 nodal
sbb:
(7-90)
(7-91)
(7-92)
55
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
••
Matriks kekakuan global gabungan menjadi:
(7-93)
(7-94)
(7-95)
56
rr/uii/2/1415
Pendekatan Energi Potensial untuk Merumuskan Elemen
Batang
(7-96)
• Untuk elemen 2
(7-97)
57
rr/uii/2/1415
Tugas
•
1. Tentukan matriks kekakuan global untuk elemen batang yang ditunjukkan
Gbr 7-12.
2. Untuk batang yang ditunjukkan pada Gbr. 7-13, geseran global ditentukan ,
dan Tentukan geseral lokal pada setiap akhir batang. Ambil E = 12 106 psi,
A = 0.5 in.2, dan L = 60 in. untuk setiap elemen.