Anda di halaman 1dari 31

OBAT

ANTIHIPERTENSI
DIURETIK :
OBAT YANG
MEMPENGARUHI AIR
DAN
ELEKTROL
IT
a
pt. Tovani Sri, M.Si.
Pengertian/Definisi

► Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana


terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu
lama).
Tekanan
Darah
Sistolik ?
► Tekanan saat jantung berdenyut atau berdetak
► Sering disebut tekanan atas.
Diastolik?
► Tekanan saat jantung beristirahat setelah pemompaan.
► Sering disebut tekanan bawah.
► Menurut WHO

Kategori Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah


(mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Normal-Tinggi 130-139 85-89
Tingkat 1 (Hipertensi Ringan)
140-159 90-99
Sub-group: perbatasan
140-149 90-94

Tingkat 2 (Hipertensi Sedang)


160-179 100-109

Tingkat 3 (Hipertensi Berat)


≥ 180 ≥ 110

Hipertensi sistol terisolasi


(Isolated systolic hypertension) ≥ 140 < 90

Sub-group: perbatasan
140-149 <90
TERAPI HIPERTENSI
► NON FARMAKOLOGI
► FARMAKOLOGI
Penanganan Non Farmakologi

- Penderita prehipertensi dan hipertensi sebaiknya


dianjurkan untuk memodifikasi gaya hidup
- Penurunan berat badan jika dirinya kelebihan berat
badan
- Melakukan diet kaya dengan sayuran dan buah
- Diet rendah sodium
- Melakukan aktivitas fisik seperti aerobik/ dengan
melakukan olah raga secara teratur
- Tidak mengonsumsi alkohol
- Menghentikan kebiasaan merokok
Untuk mengetahui seseorang kelebihan berat
badan atau tidak dengan cara : menghitung
BMI

BMI (body
mass index)
BMI = bb/tb2
Contoh : bb = 47 kg, tb = 152
cm

BMI =
47/(1,52)2
= 20,34

Bb : berat badan (kg)


Tb : tinggi badan
(m2)

*Setelah dihitung
bandingkan dengan
tabel BMI resmi yang
berlaku di negara
yang bersangkutan,
dikategorikan
Pemilihan Obat
Antihipertensi

► Keparahan Penyakit
► Efek Obat Terdahulu
► Efek Samping Obat Antihipertensi
► Komplikasi Penyakit
► Harga
PENANGANAN FARMAKOLOGI

► Obat antihipertensi :
- Golongan diuretik
- Obat yang bekerja sentral
Apa itu Elektrolit ??

Elektrolit merupakan mineral dalam


darah dan cairan lainnya dalam
tubuh yang membawa muatan
listrik, bisa berupa kalsium, klorida,
magnesium, fosfor, kalium, natrium
serta garam termasuk klorida,
bikarbonat dan fosfat.
Muatan-muatan listrik tersebut
sangat diperlukan untuk mengatur
kadar air dalam tubuh, menjaga
keseimbangan PH tubuh, dan
berperan penting dalam fungsi
otot dan fungsi-fungsi lainnya
dalam tubuh.
Fungsi Elektrolit

menjaga sel-sel tubuh


Membantu sel untuk
dan berbagai fungsi
menghasilkan
penting dalam tubuh
energi dan
agar dapat berjalan
menjaga stabilitas
normal.
dinding sel

Elektrolit diperlukan
untuk menghasilkan
listrik, membantu
menggerakkan air dan
cairan dalam tubuh.
DIURETIK
DIURETIK :
Bekerja pada ginjal untuk meningkatkan eksresi air dan
Natrium klorida. Sebagian besar diuretik bekerja
dengan menurunkan reabsorbsi elektrolit oleh tubulus
ginjal.

Reabsorpsi garam dan air dikendalikan masing-masing


oleh aldosteron dan vasopresin (hormon diuretik, ADH).

Eksresi elektrolit yang meningkat diikuti oleh


peningkatan eksresi air, yang penting untuk
mempertahankan keseimbangan osmotik.
Penggunaan Diuretik
► Diuretik digunakan untuk mengurangi edema pada :

Hipertensi

Gagal
Sirosis
Jantung
Hepatis
Kongesti
f

Penyaki
t
ginjal
Diuretik dan
Antidiuretik
► Diuresis dapat dengan beberapa cara :
► 1. Dari luar Ginjal

a. Menghambat hormon anti diuretik dengan memberi


air banyak, larutan hipotonik dan alkohol
b. Meningkatkan kardiak output  meningkatkan
peredaran ginjal dengan digitalis
c. Memobilisasi cairan udema perifer 
albumin
2. Pada Ginjal (Sebagai Diuretik)
a. Pada tubulus renalis proximal  mencegah reabsorpsi
air  osmotic diuretik
b. Pada ansa henle asenden = loop diuretik, menghambat
transportasi klorida dan reabsorpsi natrium  volume
urine 
Contoh : furosemide, etakrinik acid dan bumetanide
c. Pada kortikal diluting segmen ansa henle
mencegah reabsorpsi natrium :  tiazide
d. Pada tubulus distal
Mengeluarkan natrium , tetapi menarik
kalium :  triamteren, amiloride,
spironolakton bila Na tidak diabsorpsi, air juga
tidak diabsorpsi  hasilnya : diuresis 
Penggolongan dan mekanisme
kerja diuretik :
Gol. Thiazid

Gol.Diuretik
Osmotik
Kuat (Loop
Diuretik)
Diuretik

Penghamba Gol. Diuretik


t anhidrase Hemat
Karbonik Kalium
Rangking (kekuatan) diuresis sesuai kekuatannya mengeluarkan
natrium
1. Yang paling kuat (loop diuretik) 15 – 25 %

mengeluarkan natrium : furosemid, bumetiazid, etakrinik asid


2. Yang sedang (5 – 10% mengeluarkan natrium)  tiazid dan derivat-
derivatnya, klortalidon, clopamid, xipamod, meprusid
3. Yang paling ringan (5 % ekskresi natrium)  triamteren, amilorid,
spironolakton

Efek-efek yang tidak diinginkan dari adalah


kehilangan/kekurangan kalium.
diuretik
Tandanya : kelemahan otot, konstipasi,
anoreksia, perubahan ECG ( S – T depesi),
inversi gel. T, pemanjangan QT interval)
Kekurangan kalium dapat diatasi dengan :
1. Intake kalium lewat diet 8 m.mcl/h
2. Intermitten dengan diuretik hemat kalium
3. Kalium tambahan (Aspar k)
4. Dengan kombinasi obat-obat penghambat kalium
1. Golongan Thiazid
► Selain mempunyai diuresis juga mempunyai efek vasodilator walaupun kecil.
► efektif bila digunakan per oral.
► Tiazide kurang mempengaruhi keseimbangan asam basa. Dia
dapat mengeluarkan kalium  sehingga  hipokalemi.

Posologi :
Klorotiazid tab 250, 500 mg dosis D. 500 – 1.000 mg/h
Hidroklorotiazid tab.25,50 dosis D. 25 – 100 mg/h
mg (dosis awal 12,5-25 mg
sehari)
Flumetiazid tab.500 mg
Hidroflumetiazid tab. 50 dosis 50 – 2.000 mg/h
mg Politiazid tab. 1,2,4 mg dosis 25 – 50 mg/h
Bentiazid tab. 50 mg dosis 4 – 8 mg/h
dosis 25 – 50 mg/h
2. Golongan diuretik kuat (Loop Diuretik)

► Bekerja dengan cepat dan kuat dalam meningkatkan


eksresi cairan .
► Sering digunakan dalam keadaan emergensi
► Dapat menyebabkan hipokalemia berat
► Penggunaan bersama digoksin harus diwaspasdai, karena
toksisitas digoksin akan meningkat.
► Dosis besar dapat menyebabkan ketulian karena karena
menganggu keseimbangan cairan di endolim (dalam telinga).
► Bekerja pada ansa henle sehingga lebih poten, tetapi
potensi sebagai antihipertensi kurang, karena tidak berefek
sebagai vasodilator.
Furosemid
e
► Tablet 20, 40 . Injeksi 10 mg/ml.
► Furosemide masih efektif pada kegagalan jantung
dan ginjal dimana diuretik lain gagal.
► dieskresi melalui urine dan feses.
► Efek yang tidak diinginkan adalah gangguan-gangguan
elektrolit dan hipotensi. Kadang  nausea, pankreatitis
dan tuli terutama pada pemberian I.V. cepat pada
insuff ginjal.
3. Diuretik Hemat
Kalium
► Merupakan diuretik yang lemah (ringan)

► Penggunaannya biasanya dikombinasikan dengan tiazid atau diuretik kuat


untuk mencegah pengeluaran ion kalium yang berlebihan.
► Bekerja pada tubulus distal ginjal menghambat reabsorpsi ion Na+ dan air
dan meretensi ion kalium.

Diuretik Hemat Kalium


- Antagonis aldosteron
- Triamteren
- Amilorid
4. Penghambat
Anhidrase Karbonik
► Merupakan diuretic yang lemah, jarang digunakan untuk
efek diuretiknya
► Karbonik anhidrase adalah Enzim yang mengkatalisis
reaksi CO2 + H2O H2CO3.
► Enzim ini terdapat dalam korteks renalis, pankreas,
mukosa lambung dan mata.
► Contoh: Asetazolamid, metazolamid
► Asetazolamid dan tetes mata dorzolamid menghambat
pembentukan cairan bola mata dan digunakan untuk
glaukoma
5. Osmotik Diuretik

► Diuretika golongan ini jarang digunakan


pada gagal jantung karena dapat
meningkatkan volume darah secara akut.
Contoh : manitol
► Manitol digunakan pada edema serebral,
dengan dosis 1 g/kg bb sebagai larutan
20% yang diberikan lewat infus intravena
dengan kecepatan yang cepat.
► Manitol juga digunakan untuk mengurangi
meningkatnya tekanan intra okuler.
Pengobatan dengan diuretika
1. Untuk menurunkan volume darah dan cairan interstital
meningkatkan eskresi Na, Cl dan air
2. Diuresis cepat perlu pada edema paru
 furosemid, etakrinad i.v
3.Edema  payah jantung, penyakit hati, sindrom
nefrotik  perlu suplemen kalium
4. Edema dan payah ginjal
Dengan diuretik kuat  dosis besar
5. Hipertensi oleh karena ekresi natrium dan vasodelatasi
tiazid sebagai obat terpilih
6. Diabetes insipidus  tiazid dapat menurunkan ekresi
air
7. Batu ginjal  tiazid menurunkan ekresi Ca.
8.Hipercalsemia  furosemid dosis tinggi i.v. reabs di
tubmenurun
Efek samping diuretik
1. Hipokalemia  tiazid
2. Hiperurikemia  semua diuretik – asam urat
meningkat  dapat menyebabkan
gout. Artr.
3. Gangguan toleransi glukosa  D.M.  tiazid dan
furosemid
4. Hipercalcemia  tiazid
5. Hiperlakemia  diuretik hemat kalium
6. Sindroma edema idiopatik  diuretik kuat
7. Volume depletion  diuretik kuat
8. Hiponatremia  furosemid dosis besar
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai