Hasan, pembagian hadits Hasan, dan contohnya. Nama kelompok Lailatul khusniati 2001030013 Uswatun Hasanah 2001030037 • Hadits adalah sumber hukum islam kedua setelah al qur’an. Hadits merupakan segala tinkah laku, ucapan, keteetapan nabi Muhammad saw.Hadits dibagi menjadi dua, yakni berdasarkan kuantitas rawi dan berdasarkan kualitas rawi. • Hadits berdasarkan kuantitas rawi dibagi menjadi dua, yakni hadits mutawattir dan hadits ahad.Sedangkan hadits berdasarkan kualitas rawi dibagi menjadi tiga, yakni hadits Shahih, hadits Hasan, hadits Dha’if. A. Pengertian Hadist Hasan
Secara bahasa, hasan bermakna al-jamal, yaitu bagus,[1] keindahan.[2]
ِ َما تَ ْستَ ِه ْي ِه النَ ْف س َوتَ ِمي ِْل اِلَ ْي ِه Sesuatu yang disenangi dan dicondongi oleh nafsu.[3] Sedangkan secara istilah, hadits hasan didefinisikan secara beragam oleh ahli Hadits, sebagai berikut : 1. Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani َّ خف الضبط فا الحسن لذا ته فإ ن، و خبراألحاد بنقل عدل تام الضبط متصل السند غير معلل وال شا ذ هوالصحيح لذاته. َ Khabar ahad yang diriwayatkan oleh orang yang adil, sempurna kedhabit-annya, bersambung sanadnya, tidak ber’illat, dan tidak ada syadz dinamakn shahih lidzatih. Jika kurang sedikit ke-dhabit-annya disebut hasan lidzatih.[4] ما نقله عدل قليل الضبط متصل السند غير معلل وال شا ذ.
Hadits yang diriwayatkan oleh periwayat yang adil, kurang kuat hafalannya, bersambung sanadnya, tidak mengandung illat, dan tidak pula mengandung syadz.[5] 2. Menurut Imam at-Tirmidzi كل حديث يروى ال يكو ن فى إسنا ده من يّتّهم با لكذب وال يكو ن الحديث شا ّدا و يروى من غير وجه نحو ذالك. Tiap-tiap hadits yang pada sanadnya tidak terdapat perawi yang tertuduh dusta, pada matannya tidak terdapat keganjalan, dan hadits itu diriwayatkan tidak hanya dengan satu jalan (mempunyai banyak jalan) yang sepadan dengannya. Definisi hadits hasan menurut at-Tirmidzi ini terlihat kurang jelas, sebab bisa jadi hadits yang perawinya tidak tertuduh dusta dan juga hadits gharib, sekalipun pada hakikatnya berstatus hasan. Tidak dapat dirimuskan dalam definisi ini sebab dalam definisi tersebut disyariatkan tidak hanya melalui satu jalan periwayatan (mempunyai banyak jalan periwayatan). Meskipun demikian, melalui definisi ini at-Tirmidzi tidak bermaksud menyamakan hadits hasan dengan hadits shahih, sebab justru at-Tirmidzilah yang mula-mula memunculkan istilah hadits hasan ini.[6] 3. Menurut At-Thibi مسند من قرب من درجة الثقة أو مرسل ثقة وروي كال هما من غير وجه وسلم من شدو ٍذ ا وال علة. Hadits musnad ( muttasil dan marfu’ ) yang sanad-sanadnya mendekati derajat tsiqah. Atau hadits mursal yang sanad-sanadnya tsiqah, tetapi pada keduanya ada perawi lain, dan hadits itu terhindar dari syadz ( kejanggalan ) dan illat (kekacauan).[7] Dengan kata lain hadis hasan adalah : هو ما ا تصل سنده بنقل العدل الذى ق َّل ضبطه و خال من ال ّشذوذ والعلة. Hadits hasan adalah hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang adil, kurang sedikit ke-dhabit- annya, tidak ada keganjilan (syadz) dan tidak ada illat. [8] Syarat-Syarat Hadist Hasan Syarat-syarat hadits disebut Hasan secara semuanya nyaris sama dengan syarat-syarat hadits Shahih. 5 syarat hadits Hasan yaitu:
Periwayat (Sanad) bersambung,
Diriwayatkan oleh rawi yang tidak berat sebelah Diriwayatkan oleh rawi yang hafal (dhabith), tapi tingkat kehafalannya sedang dibawah hadits Shahih, Tidak bertentangan dengan hadits dengan rawi yang tingkat dipercayanya semakin tinggi atau Al-Qur'an, Tidak terdapat cacat. Perbedaan hadits Shahih dan hasan terletak pada kedhabithannya. Bila hadits Shahih tingkat dhabithnya harus tinggi, karenanya hadits hasan tingkat kedhabithannya berada dibawahnya. Contoh hadits Hasan yaitu seperti hadits yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Amr bin al-Qamah, dari Salamah, dari Debu Hurairah. Dalam hadits ini, hadits dikategorikan hasan dikarenakan Muhammad bin Amr bin al-Qamah dikenal tingkat hafalannya yang tidak luar biasa.[2]