Anda di halaman 1dari 28

Hg2+, Cu2+, Pb2+, SbO+, Sn2+, Sn4+, Mn2+, Fe2+,

Fe3+, Co2+, Ni2+, Zn2+, Al3+, Cr3+ Ca2+, Ba2+ Mg2+,


K+, Na+, NH4+
HCl 0,4M, H2O2 3%, H2S, pH 0,5
Gol II
HgS, PbS, CuS,
Mn2+, Fe2+, Fe3+, Co2+, Ni2+, Zn2+, Al3+,
Sb2S3, SnS2
Cr3+ Ca2+, Ba2+ Mg2+, K+, Na+, NH4+
NH4Cl, NH4OH, pH 9, (NH4)2S
Gol III
MnS, FeS, NiS, ZnS,
CoS, Al(OH)3, Cr(OH)3 Ca2+, Ba2+ Mg2+, K+, Na+, NH4+
Tinjauan Teoritik Pemisahan Kat. Gol II & III

• Kation gol. II & III diendapkan sebagai garam


sulfida, kecuali Al3+ dan Cr3+ sebagai
hidroksidanya
• Garam sulfida dari kation gol. II tidak larut
dalam asam keras encer (HCl), sedangkan gol.
III larut
Tinjauan Teoritik Pemisahan Kat. Gol II & III

• Garam sulfida dari kation gol. II memiliki Ksp


yang lebih kecil dari Ksp kation gol. III
Ksp HgS = 4 x 10-54 Ksp CuS = 1 x 10-44
Ksp PbS = 5 x 10-29

Ksp CoS = 3 x 10-26 Ksp NiS = 1 x 10-24


Ksp ZnS = 1 x 10-23 Ksp FeS = 4 x 10-19
Ksp MnS = 1 x 10-15
Tinjauan Teoritik Pemisahan Kat. Gol II & III

• Pengendapan kation gol. II menggunakan H2S


pada pH larutan sekitar 0,5
H2S === H+ + HS- Ka1 = 9,1 x 10-8
HS- === H+ + S2- Ka1 = 1,2 x 10-15
[S2-] = 1,1 x 10-22 [H2S]/[H+]2
• Pada pH 0,5 hanya cukup melampaui Ksp
kation gol II
Karakteristik Kation Golongan II

• Hg2+, Pb2+, Cu2+, Sb3+ atau SbO+, Sn2+ atau Sn4+


• Sulfida amfoter dari Sb dan Sn larut dalam
larutan basa yang mengandung sulfida &
amoniak
• Sedangkan sulfida raksa(II), timbal(II), dan
tembaga(II) tidak larut dalam larutan basa
yang mengandung sulfida & amoniak
Ion raksa(II), Hg2+

• Sebagian besar senyawa raksa(II) berikatan


kovalen dibandingkan ionik
• Dalam larutan air Ion raksa(II) cenderung
bereaksi dengan air membentuk ion
kompleks: [HgCl]+, [HgCl2], [HgCl3]-, [HgCl4]2-.
• Konsentrasi kstb. Hg2+ turun dengan urutan:
[HgCl4]2- > [Hg(NCS)4]2- > [HgBr4]2- > [HgI4]2- >
[Hg(CN)4]2- > [HgS2]2-
[HgCl4]2- relatif kurang stabil
Ion raksa(II), Hg2+

• Reaksi pengendapan golongan


Hg2+ + H2S(aq) === HgS(s) + 2H+
3HgS(s) + 8H+ + 12Cl- + 2NO3- == 3[HgCl4]2- + 2NO + 4H2O + 3S(s)

• Uji konfirmasi
[HgCl4]2- + Cu(s) === Hg(l) + Cu2+ + 4Cl-
2Hg2+ + Sn2+ + 2Cl-  Hg2Cl2(s) + Sn4+
HgS = hitam, Hg = putih seperti perak
Hg2Cl2 = endapan putih seperti sutera
Kation timbal(II), Pb2+
• Reaksi pengendapan & pelarutan
Pb2+ + H2S(aq) === PbS(s) + 2H+
3PbS(s) + 8H+ + 2NO3- === 3Pb2+ + 2NO + 4H2O + 3S(s)
• Pengendapan sebagai sulfat
Pb2+ + SO42- === PbSO4(putih)
• Pelarutan kembali sebagai kompleks
PbSO4(s) + 4OH- === [Pb(OH)4]2- + SO42-(aq)
• Uji konfirmasi
[Pb(OH)4]2- + 4H+ === Pb2+ + 4H2O(aq)
Pb2+ + CrO42- === PbCrO4(kuning)
Ion tembaga(II), Cu2+

• Tembaga(I), (II), & (III) semuanya diketahui


dalam keadaan padatan
• Ion tembaga(II) yang umum dalam keadaan
larutan
• Senyawa tembaga(II) yang larut dalam air,
yaitu asetat, bromida, klorida, klorat, nitrat,
perklorat, dan sulfat
Ion tembaga(II), Cu2+

• Reaksi pengendapan dan pelarutan kembali


Cu2+ + H2S(aq) === CuS(s) + 2H+
3CuS(s) + 8H+ + 2NO3- === Cu2+ + 2NO + 4H2O + 3S(s)
• Uji konfirmasi
Cu2+ + 4NH3(aq) === [Cu(NH3)4]2+
[Cu(NH3)4]2+ + 4H+ === Cu2+ + 4NH4+
Cu2+ + [Fe(CN)6]4- === Cu2[Fe(CN)6](s)
Cu2+ + 2NCS- + 2C5H5N(aq) === Cu(NCS)2(NC5H5)2(s)
Ion timah(II) & (IV), Sn2+ & Sn4+

• Ion timah(II) & (IV) yang umum dalam bentuk


larutan
Pada suasana asam:
Sn2+ + 2e === Sn Eo = -0,136 V
Sn4+ + 2e === Sn2+ Eo = +0,15 V
Pada suasana basa:
[Sn(OH)4]2- === Sn + 4OH- Eo = -0,909 V
[Sn(OH)6]2- === [Sn(OH)4]2- + 2OH- Eo = -0,969 V
Ion timah(II) & (IV), Sn2+ & Sn4+

• Reaksi pengendapan dan pelarutan kembali


Sn2+ + H2O2 + 2H+ === Sn4+ + 2H2O
Sn4+ + 2H2S(aq) === SnS2(ppt-kuning) + 4H+
SnS2(s) + S2- === [SnS3]2- (kuning)
[SnS3]2- + 2H+ === SnS2(s) + H2S
SnS2(s) + 4H+ + 6Cl- === [SnCl6]2- + H2S
Ion timah(II) & (IV), Sn2+ & Sn4+

• Uji konfirmasi
3[SnCl6]2- + 4Al(S) === 3Sn + 4Al3+ + 18Cl-
Sn(s) + 2H+ === Sn2+ + H2
Sn2+ + Hg2+ + 2Cl- === Hg2Cl2(white-ppt) + Sn4+
Ion antimon(III), Sb3+, SbO+

• Antimon(III) & (V)


• Antimon(V) merupakan oksidator kuat dalam
air
• Sb3+ dalam air berekasi dengan pelarut
menghasilkan ion aksoantimon(III), SbO+:
Sb3+ + H2O(l) === SbO+
• Adanya ion klorida dalam air menyebabkan
terbentuknya endapan SbOCl
Sb3+ + H2O(l) + Cl- === SbOCl + 2H+
Ion antimon(III), Sb3+, SbO+

• Reaksi pengendapan dan pelarutan kembali


2Sb3+ + H2S(aq) === Sb2S3(s) + 6H+
Sb2S3(s) + S2- === 2[SbS2]-
2[SbS2]- + 2H+(encer) === Sb2S3(s) + H2S(g)
Sb2S3(s) + 6H+ + 8Cl- === 2[SbCl4]- + 3H2S(g)
(jingga)
• Uji konfirmasi
2[SbCl4]- + 2S2- + H2O === Sb2OS2 + 2H+ + 8Cl-
(jingga)
Hg2+, Cu2+, Pb2+, SbO+, Sn2+, Sn4+, Mn2+, Fe2+,
Fe3+, Co2+, Ni2+, Zn2+, Al3+, Cr3+ Ca2+, Ba2+ Mg2+,
K+, Na+, NH4+
HCl 6M, H2O2 3%, CH3C(S)NH2, pH 0,5; didihkan (1)

Gol II
HgS, PbS, CuS, Mn2+, Fe2+, Fe3+, Co2+, Ni2+, Zn2+, Al3+,
Sb2S3, SnS2 Cr3+ Ca2+, Ba2+ Mg2+, K+, Na+, NH4+
NH3 15 M, CH3C(S)NH2, panaskan (2)

HgS, PbS, CuS [SbS2]-, [SnS3]2-, Sx2-

H2O, HNO36M hangat (3)

HgS, S Pb2+, Cu2+


HgS, S Pb2+, Cu2+
HNO3 16 M, HCl 12M, uapkan (4) H2SO4 3 M, uapkan, dinginkan + H2O (6)

S(s) [Hg(Cl)4]2- PbSO4(s) Cu2+ (H+)


Bagi 2 (5) H2O NH3 6M
NaOH 6M (7) berlebih (8)
Cu SnCl2 0,1M

Hg(l) Hg2Cl2(s) + Hg(l) [Cu(NH3)4]2+


Residu
Hg2+ positif CH3COOH 6M
bagi 2 (9)

[Pb(OH)4]2- C5H5N 0,1M


K4[Fe(CN)6]
NH4NCS
CH3COOH 6M
K2CrO4 0,1M
Cu[Fe(CN)6](s) [Cu(NC5H5)2(NCS)2(s)
PbCrO4(s)
Pb2+ positif
[SbS2]-, [SnS3]2-, Sx2-
CH3COOH 6M (10)

Sb2S3,
SnS2, S
H2O, HCl 12M hangat

Sn [SbCl4]-, [SnCl6]2-
bagi 2

NH3 6M, CH3COOH 6M Al saring dalam


Na2S2O3 (11) HgCl2 (12)

Sb2OS2 Hg2Cl2
Sb3+ positif Sn2+ positif
Prosedur Analisis Kation Gol II

(1)
• H2O2 berfungsi untuk mengoksidasi timah(II)
menjadi (IV)
• Konsentrasi H+ = 0,3 M agar hanya sulfida
logam gol II saja yang mengendap
• Adanya kation gol II dapat dilihat dari warna
endapan, kuning-coklat-hitam
Prosedur Analisis Kation Gol II

(2)
• Pemisahan akibat perbedaan sifat keamfoter-
an dari logam sulfida tersebut
• Sb2S3 dan SnS2 bersifat amfoter, HgS bersifat
asam, serta PbS dan CuS bersifat sedikit
amfoter
Prosedur Analisis Kation Gol II

(3)
• PbS dan CuS larut dengan melepaskan S2- yang
teroksidasi menjadi S(s)

(4)
• Konsentrasi asam yang tinggi akan melarutkan
HgS menjadi kompleks [HgCl4]2-
Prosedur Analisis Kation Gol II

(5)
• Uji konfirmasi untuk raksa(II)
Reduksi dengan tembaga memberikan lapisan
mengkilap pada permukaan
Reduksi dengan timah klorida memberikan
endapan putih-kelabu-hitam
[HgCl4]2- + Sn2+ === Hg2Cl2 + Sn2+ === Hg
putih hitam
Prosedur Analisis Kation Gol II

(6)
• Penguapan dengan H2SO4 untuk
menghilangkan HNO3, di mana PbSO4 larut
• Terbentuknya asap putih dari SO3
menandakan habisnya asap coklat hasil
dekomposisi asam nitrat
• Penambahan residu penguapan dengan air
untuk menghasilkan endapan putih PbSO4
Pb2+ + HSO4- + H2O  PbSO4(s) + H3O+
Prosedur Analisis Kation Gol II

(7)
• Sifat amfoter timbal(II) menyebabkan
tingginya kelarutan dalam suasana basa
• Reaksi [Pb(OH)4]2- dengan asam asetat akan
menghasilkan Pb2+ dalam larutan, sehingga
akan terbentuk endapan PbCrO4 dengan
adanya kalium kromat
Prosedur Analisis Kation Gol II

(8)
• (a) Hidrolisis dengan amonia akan
menghilangkan ion timbal(II) dan raksa(II)
yang tersisa
• (b) sekaligus sebagai indikator adanya ion
Cu2+, yaitu warna biru dari [Cu(NH3)4]2+
• Jika terlihat warna biru, prosedur (9) bisa tidak
dilakukan untuk uji konfirmasi
Prosedur Analisis Kation Gol II

(9)
2Cu2+ + [Fe(CN)6]4-  Cu2[Fe(CN)6]
endapan coklat-kemerahan
Prosedur Analisis Kation Gol II

(10)
• Asam asetat akan merusak ion komplek [SbS2]-
& [SnS3]2-
• Ion polisulfida bereaksi dengan asam
menghasilkan H2S dan unsur S
Sx2- + 2H+  H2S(aq) + (x-1)S(s)
• Asam klorat dapat melarutkan kembali sulfida
dari antimon dan timah
Prosedur Analisis Kation Gol II

(11)
• Larutan tiosulfat digunakan sebagai sumber
ion sulfida
S2O32- + H2O  SO42- + H2S(aq)
(12)
• Al digunakan untuk mereduksi timah(IV)
menjadi unsur timah, yang selanjutnya
dioksidasi oleh ion hidrogen menjadi ion
timah(II)

Anda mungkin juga menyukai