Anda di halaman 1dari 80

LAPORAN KASUS JANTUNG

Pembimbing :
dr. Wahyu Widjanarko, Sp.JP

Oleh :
Hafmi Ersya Syahtera Hamdi
Siti Qomariyah
Alif Riadi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SMF JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN JOMBANG
2021
Identitas Pasien
◦ Nama : Tn. D

◦ Tanggal Lahir : 01-07-1945

◦ Umur : 76 tahun

◦ Jenis Kelamin : Laki-Laki

◦ Alamat : Mojoagung, Jombang

◦ Pendidikan : SD

◦ Pekerjaan : Tidak bekerja

◦ MRS : 2 November 2021


Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi
Tn. D, 76 tahun - Tn D, 76 thn 1. AHF dengan 1. AHF FC IV + Echocardiografi -O2 NRBM 10 Keluhan Menjelaskan
  -PND Kongesti ALO LPM TTV ke pasien dan
KU : Sesak -Rhonkie basal paru -Infus NaCl 0,9% 7 Rhonki parukeluarganya
tpm
  -Kardiomegali -Furosemid 40 mg Urin outputmengenai
RPS : -Riwayat hipertensi (2 ampul) IV bolus EKG penyakit yang
Pasien datang ke IGD jam -Pasang DK diderita
03.45 dengan keluhan sesak pasien
napas. Sesak dirasakan sejak -Palpitasi 2. AF 2. AF -Bisoprolol 1x2,5 Keluhan, (definisi,
pukul 02.00 dini hari dan -S1 S2 tunggal ireguler mg TTV, EKG etiologi,
-Dabigatran 2x150
semakin memberat. Sesak -EKG : AF faktor resiko,
mg
tiba-tiba muncul saat pasien tatalaksana,
sedang beristirahat komplikasi)
(berbaring) dan terasa ngos- -Hipokalemia 3. Hipokalemia 3. Hipokalemia KCl 25 mL 4x1 / Keluhan, Menjelaskan
ngosan. Sesak berkurang saat 100 mmol TTV, kalium kepada pasien
pasien duduk. Pasien dan
mengeluh sakit kepala -EKG : QS V1, V2, V3, 4. CAD OMI 4. CAD OMI -ISDN 1 mg/jam Keluhan, TTV keluarganya
seperti cekot-cekot di bagian V4 anteroseptal Anteroseptal mengenai
dahi yang hilang timbul. Keluhan, pentingnya
Muncul sejak pasien MRS. -Hiperglikemia 5. DM tipe 2 5. DM tipe 2 GDP -Novorapid 3x4 unit TTV, GDS mengendalika
Batuk, demam, pilek, nyeri GD2JPP n faktor
dada disangkal. Pasien HbA1c resiko seperti
mengeluh kadang berdebar- hipertensi,
debar sudah sejak lama. DM.
Mual muntah tidak ada.
Tidak ada bengkak kaki.

 
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi

RPD Pemeriksaan Penunjang


HT (+) Captopril  -  GDS : 299
Rutin kontrol ke poli jantung - Kalium : 2,71
tiap bulan. Tetapi dalam 1 Foto Thorax :
bulan ini tidak kontrol. Kesan Cardiomegali
Pasien pernah mengeluh  
sesak beberapa kali. EKG
DM disangkal AF, CAD OMI
Asma (-) anteroseptal
Alergi makanan / obat (-
 
RPK:
DM (-)
HT (-)
Asma (-)
Alergi makanan / obat (-)
 
RPSos
Pasien tinggal di rumah
dengan anak dan
menantunya. Pasien tidak
merokok dan tidak minum
kopi. Menantu pasien sering
merokok di dalam rumah.
Aktivitas sehari-hari
dilakukan di dalam rumah.
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi
 PEMERIKSAAN FISIK  
 
KU : Lemah
GCS: 456
TD: 150/90 mmHg
Nadi: 90 x/menit
RR : 40 kali/menit
Suhu : 36,5 C
SpO2 : 81%
BB : 60 kg
TB : 167 cm
 
Head to Toe
Kepala a/i/c/d : -/-/-/+
Leher : KGB (-), JVP flat

Thorax :
Inspeksi : bentuk normal,
pergerakan simetris, Retraksi
(+) intercostal, ICS dbn
Palpasi : ekspansi simetris,
krepitasi subkutan (-)
Perkusi : Sonor + / +
Auskultasi : Ves +/+, rh +/+
basal paru , wh -/-
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi

Cor
Inspeksi : Ictus cordis (-)
Palpasi : Thrill (-), Ictus
cordis kuat angkat (-)
Perkusi : Batas kanan ICS 4
parasternal line dextra, batas
kiri ICS 5 axila line anterior,
batas atas jantung ICS 2
sternal line, pinggang
jantung ICS 3 midclav
sinistra
Auskultasi : S1 S2 tunggal
irreguler, gallop (-), murmur
(-)

 
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi

Abdomen  
Inspeksi : massa (-)
Auskultasi : BU(+) dbn
Perkusi : Timpani
Palpasi : Soefl, nyeri tekan
(-)
 
Ekstremitas
Akral HKM, CRT <2detik,
edema -/-
 
Darah Lengkap
Hemoglobin : 13,4
Leukosit : 9,79
Hematokrit : 42,1
Eritrosit : 4,42
Trombosit : 168

Hitung Jenis
Eosinofil : 3
Basofil : 0
Batang : -
Segmen : 28 (L)
Limfosit : 40
Monosit : 28 (H)
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi

Kimia Darah
GDS: 299 (H)
Kreatinin : 1,22
Ureum : 25,1
SGOT : 23
SGPT : 17
Natrium : 141
Kalium : 2,71 (L)
Klorida : 103

BGA
pH : 7,44
pCO2 : 39,2
P O2 : 87,9
HCO3- : 26,6
Base Excess : 2,2
O2 Sat : 97%
Ct CO2 : 27,8 (H)
Anion Gap : 5,7 (L)
Natrium : 134,0 (L)
Kalium : 3,2 (L)
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi
Foto Thorax :
Tn D, 2/11/21
Foto thorax AP
KP berlebih
Inspirasi cukup
Tulang dan soft tissue dbn
Deviasi trakea (-)
Mediastinum dbn
Cor kesan membesar (CTR 70%)
Pulmo dbn,
Diafragma :
D :bentuk dome,
S ;Tidak dapat dievaluasi
Sudut costoprhenicus :
D : tajam, S: tajam
 
EKG
Irama : Abnormal
Rate : 100-150x/menit
Axis : RAD
Axis horizontal : CWR
PR interval : -
QRS complex : 0,12 s
Q patologis :V1, V2, V3, V4,
Kesimpulan : AF, CAD OMI anteroseptal
Foto Thorax :
Tn D, 2/11/21
Foto thorax AP
KP berlebih
Inspirasi cukup
Tulang dan soft tissue dbn
Deviasi trakea (-)
Mediastinum dbn
Cor kesan membesar (CTR 70%)
Pulmo dbn,
Diafragma :
D :bentuk dome,
S ;Tidak dapat dievaluasi
Sudut costoprhenicus :
D : tajam, S: tajam
Irama : abnormal
Rate : 100-150x/menit
Axis : RAD
Axis horizontal : CWR
PR interval : -
QRS complex : 0,12 s
Q patologis :V1, V2, V3,
V4,
Kesimpulan : AF, CAD OMI
anteroseptal
ATRIAL FIBRILASI
(AF)
Definisi
◦ Fibrilasi atrium adalah takiaritmia supraventrikular khas
dengan aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi.
◦ Ciri dari FA adalah tidak adanya konsistensi gelombang P
dan digantikan oleh gelombang getar (fibrilasi) dengan
amplitudo, bentuk dan durasi yang bervariasi.
Ciri-ciri FA pada gambaran EKG umumnya sebagai berikut:
1. EKG permukaan menunjukkan pola interval R-R yang ireguler
2. Tidak dijumpai gelombang P yang jelas pada EKG permukaan. Kadang dapat terlihat
aktivitas atrium yang ireguler pada bebe-rapa sadapan EKG, dengan yang tersering pada
sadapan V1.
3. Interval antara dua gelombang aktivasi atrium tersebut biasanya bervariasi, umumnya
kecepatannya melebihi 450x/ menit.
KLASIFIKASI
Terdapat beberapa kategori FA
tambahan menurut ciri-ciri dari
pasien
• FA sorangan (lone)
• FA non-valvular
• FA sekunder
Berdasarkan kecepatan laju respon ventrikel
(interval RR), FA dapat dibedakan menjadi :
1. FA dengan respon ventrikel cepat: Laju ventrikel
>100x/ menit
2. FA dengan respon ventrikel normal: Laju ventrikel
60- 100x/menit
3. FA dengan respon ventrikel lambat: Laju ventrikel
Faktor Resiko
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
◦ presentasi klinis FA sangat bervariasi
◦ Hampir >50% episode FA tidak menyebabkan gejala (silent atrial fibrillation)
◦ Beberapa gejala ringan yang mungkin dikeluhkan:
◦ Palpitasi. Umumnya diekspresikan oleh pasien sebagai: pukulan genderang, gemuruh guntur, atau kecipak ikan di
dalam dada.
◦ Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap aktivitas fisik
◦ Presinkop atau sinkop
◦ Kelemahan umum, pusing
Management
ACUTE
HEART FAILURE
DEFINISI
◦ Gagal jantung  kelainan struktur jantung atau fungsi  kegagalan jantung untuk mendistribusikan

oksigen ke seluruh tubuh

◦ Gagal jantung  kumpulan gejala yang kompleks berupa gejala gagal jantung, tanda khas gagal

jantung dan adanya bukti obyektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istrahat
EPIDEMIOLOGI
◦ Penderita gagal jantung >> kelompok umur 45-54 tahun, 55-64 tahun dan 65-74 tahun

◦ Berdasarkan diagnosis/gejala  cukup banyak pula pada kelompok umur 15-24 tahun

◦ >> Perempuan
ETIOLOGI
◦ Penyakit arteri koroner
◦ Hipertensi
◦ Penyakit katub
◦ Diabetes
◦ Merokok
◦ Alkohol
◦ Obat kemoterapi seperti doxorubicin dan obat antivirus seperti zidofudin(toksik terhadap jantung)
New York Heart Association (NYHA)
Functional Classification
DIAGNOSIS
Abnormalitas EKG yang
umum ditemukan pada
gagal jantung
Abnormalitas Foto Thorax
yang umum ditemukan
pada gagal jantung
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
◦ Darah perifer lengkap (hemoglobin, leukosit, trombosit)
◦ Elektrolit
◦ Kreatinin
◦ eGFR
◦ Glukosa
◦ LFT
◦ Urinalisa
◦ Ekokardiografi
Non invasif  menilai struktur dan fungsi jantung
Gold standar untuk penilaian gangguan fungsi sistol ventrikel kiri dan
membantu memperkirakan hasil dan kemampuan bertahan kasus gagal
jantung
TATALAKSANA
KOMPLIKASI
- Kardiak sirosis
- Edema paru
- Disfungsi renal, dll.

PROGNOSIS
- Prognosis buruk
- Angka mortalitas setahun bervariasi dari 5% (pasien stabil dengan gejala ringan) sampai 30-
50% (pasien gejala berat dan progresif)
SINDROMA
KORONER AKUT
Definisi
◦ Sindrom koroner akut (SKA) adalah istilah yang mencakup berbagai penyakit arteri koroner dari iskemia
miokard akut hingga infark miokard (MI), tergantung pada derajat dan lokasi obstruksi. MI berada di
ujung spektrum yang lebih serius dan terjadi ketika suplai darah ke jantung tiba-tiba dihentikan, sehingga
menyebabkan kematian sel miokard
Faktor Risiko
Patofisiologi
KLASIFIKASI

MI
◦Kombinasi kriteria diperlukan untuk memenuhi diagnosis IMA, yaitu deteksi peningkatan dan/atau
penurunan biomarker jantung, sebaiknya troponin jantung (hs-cTn) T atau I sensitivitas tinggi, dan
setidaknya salah satu dari berikut ini (Collet et al., 2021):

1. Gejala iskemia miokard.


2. Perubahan EKG iskemik baru.
3. Perkembangan gelombang Q patologis pada EKG.
4. Gambaran bukti hilangnya gerakan miokardium atau kelainan gerakan dinding regional baru dalam pola
yang sesuai dengan etiologi iskemik

5. Trombus intrakoroner terdeteksi pada angiografi atau otopsi


Diagnosis
◦ Anamnesis
◦ Pemeriksaan Fisik
◦ Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
◦ Keluhan iskemia miokard :
◦ Tipikal chest pain  seperti tertekan/ berat daerah retrosternal, menjalar, ke lengan kiri, leher, rahang, area interscapular,
bahu, epigastrium yang mungkin intermiten (biasanya berlangsung beberapa menit) atau persisten>20 menit. Keluhan
lain : keringat dingin, mual, nyeri abdominal, sesak, sinkop
◦ atipikal chest pain : nyeri epigastrium terisolasi, gejala seperti gangguan pencernaan, dan dyspnea terisolasi atau
kelelahan.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
ELEKTROKARDIOGRAFI
STEMI
 Elevasi Segmen ST pada 2 lead yg
berhubungan
≥0.25 mV Pada laki-laki dibawah 40th
 ≥0.2 mV pada laki-laki diatas 40th, or
≥0.15 mV pada wanita di lead V2–V3
dan/atau ≥0.1 mV pada lead lainnya
NSTEMI/UAP

Depresi Segmen ST ≥ 0.1 mV


pada 2 lead yg berhubungan
T Inverted ≥ 0.1 mV

ESC Guidelines for the management of acute myocardial infarction in patients presenting with ST-segment elevation. 2011.
(PERKI, 2018).
 STEMI  ST elevasi > 2mm minimal pada 2
sandapan prekordial yang berdampingan atau >
1mm pada 2 sandapan ekstremitas, LBBB baru
atau diduga baru; ada evolusi EKG
 NSTEMI  Normal, ST depresi > 0,05mV, T
inverted simetris; ada evolusi EKG

(PERKI, 2018).
CARDIAC MARKER

◦ Pada pasien dg SKA Peningkatan


enzim Troponin terjadi 4-6 jam
setelah onset gejala
◦ Troponin dapat bertahan selama 2
minggu didalam darah
◦ Pemeriksaan serial harus dilakukan
dlm 6-12 jam jika pemeriksaan
pertama negative.
◦ Pemeriksaan CKMB atau Troponin T
sangat bermanfaat utk mendiagnosis
SKA

ESC Guidelines for the management of Acute Coronary Syndrome in patients


without persistent ST Elevation.2012
Pemeriksaan Non Invasiv Ekokardiografi
Angiography Coroner
TATALAKSANA
Tindakan Umum & Langkah Awal
Tirah Baring (Kelas 1C)

Oksigen utk pasien dg Saturasi<95% atau distres nafas (I-C)


2 Suplemen Oksigen diberikan utk semua SKA dlm 6 jam pertama tanpa
mempertimbangkan Saturasi (IIa-C)

4 Aspirin tanpa salut 160-320 mg pd semua ps yg toleran thdp Aspirin (I-C)

5 Clopidogrel dosis awal 300 mg, dilanjutkan 75 mg/hari(I-C)

5 Anti Iskemik: NTG spray/tab (I-C)

5 Morfin sulfat 1-5 mg IV dpt diulang setiap 10-30 menit (IIa-B)

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2015
70
TATALAKSANA
DENGAN
FIBRINOLITIK
Terapi Fibrinolitik
Merupakan strategi reperfusi yang penting terutama di layanan medis yang tidk dapat melakukan IKP
paa STEMI dalam waktu yang disarankan
Direkomendasikan diberikan dalam 12 jam sejak awitan gejala pada pasien pasien tanpa kontraindikasi
apabila IKP primer tidak bisa dilakukan oleh tim yang berpengalaman dalam 120 menit sejak kontak
medis pertama
Agen yang spesifik terhadap fibrin (tenecteplase, alteptase, reteplase) lebih disarankan gibandingkan
agen yang tidak spesifik terhadap fibrin (streptokinase)
Antikoagulan direkomendasikan pada pasien STEMI yang diobati dengan fibrinolitik sampai
revaskularisasi (bila dilakukan) atau selama dirawat di rumah sakit hingga 5 hari
LANGKAH
PEMBERIAN
FIBRINOLITIK
PADA STEMI
KONTRAINDIKASI PEMBERIAN
FIBRINOLITIK
REGIMEN FIBRINOLITIK UNTUK
IMA
KOTERAPI ANTIKOAGULAN
Pasien yang mendapat terapi fibrinolitik sebaiknya mendapat terapi antikoagulan selama minimal 48 jam
dan lebih baik selama rawat inap sampai maksimum 8 hari (dianjurkan regimen non UFH bila lama
terapi >48 jam)
Pasien STEMI yang tidak mendapatkan terapi reperfusi dapat diberikan terapi antikoagulan (regimen non
UFH) selama rawat inap sampai maksimum 8 hari pemberian
LMWH atau fondaparinux dengan regimen dosis sama dengan pasien yang mendapat terapi fibrinolitik
Terapi Jangka Panjang
 Kendalikan faktor resiko seperti hipertensi, diabetes, dan terutama merokok dengan ketat
 Terapi anti platelet dengan aspirin dosis rendah (75-100mg) diindikasikan tanpa henti
 DAPT (Aspirin dengan penghambat reseptor ADP) diindikasikan hingga 12 bulan
setelah STEMI
 Pengobatan oral dengan penyekat beta diindikasikan untuk pasien dengan gagal ginjal
atau disfungsi ventrikel kiri
 Profil lipid puasa harus didapatkan pada setiap pasien STEMI sesegera mungkin sejak
dating
 Statin intensitas tinggi perlu diberikan atau dilanjutkan segera setelah pasien masuk
rumah sakit bila tidak ada indikasi kontra atau riwayat intoleransi, tanpa memandang
nilai kolesterol inisial.
 ACE inhibitor diindikasikan sejak 24 jam untuk pasien-pasien STEMI dengan gagal
ginjal, disfungsi sistolik ventrikel kiri, diabetes, atau infark anterior. Sebagai alternative
dari ACE inhibitor, dpat digunakan ARB
 Antagonis Aldosteron diindikasikan bila fraksi ejeksi <= 40% atau terdapat gagal ginjal
atau diabetes, bila tidak ada gagal ginjal atau hiperkalemia.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai