Anda di halaman 1dari 66

Laporan Kasus

ACS + TAVB + Syok


Kardiogenik
Rizki Akbar Fahmi
Olivia Dira
Novia Rahmawardani
IDENTITAS PASIEN

● Nama Pasien: Tn. Soewanan


● Agama : Islam 
● Usia: 67 tahun
● Alamat : Sembung, Perak
● Pendidikan : SMA 
● Pekerjaan: Pensiunan Status
● Perkawinan : Menikah
● Suku : Jawa
● Tanggal MRS: 27/8/21 14.39
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi
Tn. Soewanan, 67 tahun -Tn S, 67 thn 1. CAD IMA 1. CAD IMA 1. EKG MRS Keluhan Menjelaskan
  -Nyeri dada tipikal inferioposterior inferioposterio Posterior Posisi semi fowler TTV ke pasien dan
KU : Nyeri dada memberat -Dizziness ventrikel kanan r ventrikel O2 NRBM 15 lpm Urin output keluarganya
  -Nausea kanan Inf. PZ 250 cc/10 EKG mengenai
RPS : -Vomit 2. TAVB menit —> 250/10 GDS penyakit
Pasien mengeluh nyeri dada -Keringat dingin Bradikardia 2. TAVB menit —> 500cc/30 Elektrolit yang diderita
memberat sejak hari jumat -Perut sebah Bradikardia menit —> 14 tpm Tanda-tanda pasien
pukul 03.30 saat bangun -Riwayat DM 3. Shock Pasang DK syok (definisi,
tidur. Nyeri terasa seperti -Riwayat Asma Cardiogenik 3. Shock Inj. Ranitidin 50 mg iv TPM etiologi,
tertekan di dada kiri dan -Riwayat merokok Cardiogenik Aspilet (LD) 300 mg faktor resiko,
menjalar ke bahu kiri atas. 40thn Clopidogrel (LD) tatalaksana,
Pasien juga merasakan 600mg komplikasi)
sesak saat istirahat. Pasien Pemeriksaan Fisik Dopamin 5 - 15 mcg / Menjelaskan
merasa sesak membaik saat - Hipotensi kg / menit → 300 - kepada
posisi duduk. - Bradikardi 900 mcg / menit pasien dan
-Akral BDP ISDN PO 5mg 3 dd 1 keluarganya
Keluhan lain : Pusing +,   Atorvastatin 40mg 1 mengenai
Mual +, Muntah +, Perut dd 1 pentingnya
terasa sebah +, Keringat Enoxaparin 0,5mg iv mengendalik
dingin +, Kaki bengkak - bolus an faktor
  Pro PCI dan pasang resiko seperti
TPM (Temporary hipertensi,
Pacemaker) DM, dan
merokok
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnos Terapi Monitoring Edukasi
is
RPD Pemeriksaan Penunjang 1. DM 4. DM Insulin 1 IU / jam
HT (-)   Hiperglikemia Hiperglikemia Ca glukonas 1000mg
DM (+) 19 Agustus 2020, Darah Lengkap (1 amp) iv pelan
terapi suntik insulin Leukositosis 5. Hiperkalemia selama 2 - 3 menit
Asma (+)   2. Hiperkalemia
Alergi makanan / obat (-) Hitung Jenis
Riwayat operasi katarak Eosinofil : 0 (L)
mata kiri tahun 2021 Segmen : 91 (H)
  Limfosit : 6 (L)
RPK: Neutrofil Absolut
DM (-) (ANC) : 16.90 (H)
HT (-) Retikulosit : 0.34 (L)
Asma (-) Kimia Darah
Alergi makanan / obat (-) Glukosa darah
  sewaktu : 412 (H)
RPSos Kreatinin : 2.54 (H)
Pasien tinggal berdua SGOT : 79 (H)
dengan istri SGPT : 56 (H)
Pasien merokok mulai tahun Natrium : 134 (L)
1972 hingga 2012 sekitar 6 Kalium : 6.92 (HH)
batang per hari. Pasien  
berhenti merokok dengan Analisa Gas Darah
cara mengganti rokok pH : 7.46 (H)
dengan makan permen PCO2 : 23.2 (L)
Kopiko 50 buah per hari
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnos Terapi Monitoring Edukasi
is
Pasien sehari-hari HCO3- : 16.8 (L)
melakukan aktifitas ringan Base Excess: -7.1 (L)
di rumah ct CO2 : 17.5 (L)
Pasien sudah vaksin covid 2 Anion Gap : 9.3 (L)
dosis Natrium : 126.0 (L)
  Kalium : 5.50 (H)
PEMERIKSAAN FISIK
  Foto Thorax :
KU : Lemah Tn Soewanan
GCS: 456 27/8/21 Jam 15.25
TD: 80/60 mmHg Foto thorax PA
Nadi: 36 x/menit KP cukup
RR : 38 kali/menit Inspirasi cukup
Suhu : 36 C Tulang dan soft tissue
BB: 60kg dbn
TB :160 Trakea deviasi ke kanan
BMI : 23,4 (normal) Mediastinum dbn
  Cor dbn
Head to Toe Pulmo dbn, Diafragma
Kepala a/i/c/d : -/-/-/- bentuk dome, sudut
Leher : KGB (-), JVP flat, costoprhenicus tajam
deviasi trakea ke kanan  
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnos Terapi Monitoring Edukasi
is
Thorax : 27/8/21 jam 14.40
Inspeksi : bentuk normal, Irama : Sinus
pergerakan dbn, Retraksi HR : atrial 100x / menit,
(-), ICS dbn ventrikel 36x / menit
Palpasi : ekspansi simetris, Axis : normoaxis
krepitasi subkutan (-) PR interval : tidak dapat
Perkusi : Sonor + / + di evaluasi
Auskultasi : Ves +/+, rh -/-, QRS complex : 0,20 s
wh -/- (melebar)
  QT interval : 0,48 s
Cor (memanjang)
Inspeksi : Ictus cordis (+) ST segmen : Elevasi di
Palpasi : Thrill (-), Ictus II, III, AVF, V3, V4, V5.
cordis kuat angkat (-) Depresi di V2
Perkusi : Batas kanan ICS 4 Morfologi : Gel P dan
sternal line dextra, batas kiri QRS tidak berhubungan
ICS 5 midclav sinistra, Diagnosis : STEMI
pinggang jantung ICS 3 inferiorposterior
midclav sinistra ventrikel kanan + TAVB
Auskultasi : S1 S2 tunggal
reguler, gallop (-), murmur
(-)
 
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnos Terapi Monitoring Edukasi
is
Abdomen  
Inspeksi : Hiperemis (-),
distensi (-), caput medusa
(-), massa (-)
Auskultasi : BU(+) dbn
Perkusi : Timpani
Palpasi : Soefl, nyeri tekan
(-)
 
Ekstremitas
Akral BDP, CRT <2detik,
edema -/-
 
 
Pemeriksaan Penunjang
HbsAg (rapid) (-) Negatif
Antigen SARS-CoV-2 (-)
Negatif
PCR SARS-CoV-2 (-)
Negatif
 
Darah Lengkap
Hemoglobin : 13,8
Leukosit : 18.650 (H)
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnos Terapi Monitoring Edukasi
is
Hematokrit : 42,4
Eritrosit : 4.68jt
MCV : 90.6
MCH : 29.5
MCHC : 32.5
RDW-CV : 13.2
Trombosit : 226
 
Hitung Jenis
Eosinofil : 0 (L)
Basofil : 1
Batang : -
Segmen : 91 (H)
Limfosit : 6 (L)
Monosit : 3
Immature Granulocyt (IG) :
0.4
Neutrofil Absolut (ANC) :
16.90 (H)
Limfosit Absolut (ALC) :
1.1
Retikulosit : 0.34 (L)
Ret-He : 30.6
Immature Platelet (IPF) :
3.7
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnos Terapi Monitoring Edukasi
is
Kimia Darah
Glukosa darah sewaktu :
412 (H)
Kreatinin : 2.54 (H)
Urea : 39
SGOT : 79 (H)
SGPT : 56 (H)
Natrium : 134 (L)
Kalium : 6.92 (HH)
Klorida : 101
 
Analisa Gas Darah
pH : 7.46 (H)
PCO2 : 23.2 (L)
pO2 : 91.0
HCO3- : 16.8 (L)
Base Excess: -7.1 (L)
O2 Sat : 97.7
ct CO2 : 17.5 (L)
A-aDO2 : 27.9
Anion Gap : 9.3 (L)
Natrium : 126.0 (L)
Kalium : 5.50 (H)
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnos Terapi Monitoring Edukasi
is
Foto Thorax :
Tn Soewanan
27/8/21 Jam 15.25
Foto thorax PA
KP cukup
Inspirasi cukup
Tulang dan soft tissue dbn
Trakea deviasi ke kanan
Mediastinum dbn
Cor dbn
Pulmo dbn, Diafragma
bentuk dome, sudut
costoprhenicus tajam
 
EKG
27/8/21 jam 14.40
Irama : Sinus
HR : atrial 100x / menit,
ventrikel 36x / menit
Axis : normoaxis
PR interval : tidak dapat di
evaluasi
Summary of database Clue and cue Problem list Initial diagnosis Planning
Diagnos Terapi Monitoring Edukasi
is
QRS complex : 0,20 s
(melebar)
QT interval : 0,48 s
(memanjang)
ST segmen : Elevasi di II,
III, AVF, V3, V4, V5.
Depresi di V2
Morfologi : Gel P dan QRS
tidak berhubungan
Diagnosis : STEMI
inferiorposterior ventrikel
kanan + TAVB
 
Tn Soewanan
27/8/21 Jam 15.25
Foto thorax PA
KP cukup
Inspirasi cukup
Tulang dan soft tissue dbN
Trakea deviasi ke kanan
Mediastinum dbN
Cor dbN
Pulmo dbN, Diafragma bentuk dome, sudut
costoprhenicus tajam
27/8/21 jam 14.40
Irama : Sinus
HR : atrial 100x / menit, ventrikel
36x / menit
Axis : normoaxis
PR interval : tidak dapat di
evaluasi
QRS complex : 0,20 s (melebar)
QT interval : 0,48 s (memanjang)
ST segmen : Elevasi di II, III,
AVF, V3, V4, V5. Depresi di V2
Morfologi : Gel P dan QRS tidak
berhubungan
Diagnosis : STEMI
inferiorposterior ventrikel kanan +
TAVB
BAB
II
Pendahuluan
ACS

● Penyakit Sindrom Koroner Akut


adalah terjadi ketidak seimbangan
antara suplai dan kebutuhan
oksigen miokard.
● Merupakan salah satu penyebab
angka perawatan rumah sakit dan
angka kematian yang tinggi
Syok Kardiogenik

● Adalah sindrom klinik akibat gagal


perfusi yang disebabkan oleh gangguan
fungsi jantung; ditandai dengan nadi
lemah, penurunan tekanan rerata arteri
(MAP) 18 mmHg), dan penurunan curah
jantung (CO < 3,2 L/menit)
Total AV Block

● Keadaan dimana terjadi kegagalan


konduksi impuls listrik dari nodus
sino atrial ke ventrikel tanpa
adanya refrakter fisiologis
BAB
III
Tinjauan Pustaka
1
Acute Coronary
Syndrome
Suatu sindroma klinik yang menandakan adanya iskemia miokard akut akibat dari keseimbangan antara
kebutuhan dan suplai oksigen di miokard.

Dibagi menjadi 3
1. STEMI
2. N-STEMI
3. Unstable Angina
Diferensial Diagnosis
Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
- EKG
- Thorax
Anamnesis
Presentasi klinik pada umumnya berupa :
1. Angina tipikal yang persisten selama lebih dari 20 menit. Dialami oleh sebagian besar pasien (80%)
2. Angina awitan baru (de noco) kelas III klasifikasi The Canadian Cardiovascular Society (CCS).
Terdapat pada 20% pasien
3. Angina stabil yang mengalami destabilisasi (angina progresif atau cresendo) : menjadi makin
sering, makin lama, atau makin berat minimal kelas III klasifikasi CCS
4. Angina pasca infark Miokard : Angina yang terjadi dalam 2 minggu setelah infark miokard
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan untuk mengidentifikasi
1. Faktor pencetus iskemia
2. Komplikasi iskemia
3. Penyakit penyerta
4. Menyingkirkan diagnosis banding
Pemeriksaan Penunjang
1. EKG
2. Biomarka Jantung
3. Pemeriksaan invasif (angiografi koroner)
4. Pemeriksaan Lab
5. Pemeriksaan foto polos dada
Biomarker Jantung

•Pada pasien dg SKA Peningkatan enzim Troponin terjadi 3-4 jam setelah onset gejala dan dapat bertahan 2 minggu
•CKMB meningkat 4-6 jam mencapai puncak 12 jam, menetap 2 hari
•Pemeriksaan serial harus dilakukan dlm 6-12 jam jika pemeriksaan pertama negative
Tatalaksana Umum
1. Tirah Baring (Kelas 1C)
2. Oksigen utk pasien dg hipoksemia (Saturasi < 90% atau Pa02<60mmHg) (I-C). Oksigen rutin tidak
direkomendasikan untuk pasien SaO2 >90% (Kelas I-C)
3. Aspirin 160-320 mg pada semua pasien yang tidak diketahui intoleransinya terhadap aspirin (Kelas
l—A), dipilih sediaan tanpa salut karena absorbsi sublingual lebih cepat(Kelas 1-C)
4. Dosis awal ticagrelor 180 mg dilanjutkan 2 x 90 mg/hari kecuali pasien IMA-EST yang
direncanakan untuk fibrinolitik (Kelas l-B). Atau clopidogrel dosis awal 300 mg dilanjutkan 75
mg/hari (Kelas I-C).
5. Anti Iskemik: NTG spray/tab dapat diulang tiap 5 menit maks 3 x(I-C), jk masih nyeri diberikan
NTG/ISDN intravena (I-C)
6. Morfin sulfat 1-5 mg IV dpt diulang setiap 10-30 menit (IIa-C)
Terapi Reperfusi
IKP / PCI
Pasien yang akan menjalani IKP sebaiknya mendapatkan terapi antiplatelet ganda (DAPT) berupa aspirin
dan penghambat reseptor ADP sesegera mungkin sebelum angiografi (Kelas I-A), disertai dengan
antikoagulan iv (Kelas I-C).
Penghambat reseptor ADP
1. Ticaglerol (LD : 180mg, MD : 90mg 2dd1) (Kelas I-B)
2. Atau Clopidogrel (LD : 600mg. MD : 75 mg 1dd1) (Kelas I-C)
Antiplatelet
3. Aspirin oral (160-320mg)
Antikoagulan iv
1. Heparin yang tidak terfraksi (unfractioned heparin/UFH), dengan atau tanpa penghambat reseptor
GP IIb/IIIa rutin
2. Enoxaparin iv
3. Fondaparinux tidak disarankan untuk IKP primer
4. Tidak disarankan menggunakan fibrinolisis pada pasien yang direncanakan untuk IKP primer
Fibrinolitik
Terapi jangka panjang setelah pulih
1. Kendalikan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan terutama merokok dengan ketat (Kelas I-
B)
2. Terapi antiplatelet dengan aspirin dosis rendah (75-100mg) (Kelas I-A)
3. DAPT (Aspirin dengan penghambat reseptor ADP) diindikasikan hingga 12 bulan setelah IMA-EST
(Kelas I-C)
4. Pengobatan oral b blocker diindikasikan untuk pasien dengan gagal ginjal atau disfungsi ventrikel
kiri (Kelas I-A)
5. Penghambat ACE diindikasikan sejak 24 jam untuk pasien-pasien IMA-EST dengan gagal ginjal,
disfungsi ventrikel kiri, diabetes, atau infark anterior (Kelas I-A). Sebagai alternatif dapat
digunakan ARB (Kelas I-B)
6. Antagonis aldosteron dapat diindikasikan bila fraksi ejeksi <40% atau terdapat gagal ginjal atau
diabetes, bila tidak ada gagal ginjal atau hiperkalemia (Kelas I-B)
2
SYOK KARDIOGENIK
Definisi
Adalah sindrom klinik akibat gagal perfusi yang
disebabkan oleh gangguan fungsi jantung; ditandai
dengan nadi lemah, penurunan tekanan rerata arteri
(MAP) 18 mmHg), dan penurunan curah jantung (CO <
3,2 L/menit)

Syok kardiogenik dapat disebabkan oleh sindrom


koroner akut dan komplikasi mekanik yang
ditimbulkannya (seperti ruptur chordae, rupture septum
interventrikular (IVS), dan rupturdinding ventrikel),
kelainan katup jantung, dan gagal jantung yang berat
pada gangguan miokard lainnya.
KRITERIA DIAGNOSIS
3
ATRIO VENTRIKULAR
BLOK
(AV BLOK)
DEFINISI

Keadaan dimana terjadi kegagalan


konduksi impuls listrik dari nodus
sino atrial ke ventrikel tanpa adanya
refrakter fisiologis
ETIOLOGI
KLASIFIKASI

Anda mungkin juga menyukai