Penyebab utama kematian neonatus adalah asfiksia neonatorum,
infeksi, dan berat lahir rendah. Infeksi yang sering terjadi adalah sepsis dan tetanus neonatorum ( 50% ). Berdasarkan SKRT 2001 kasus penyebab kematian neonatal dini di Indonesia : Asfiksia neonatorum ( 33,6% ) dan tetanus neonatorum ( 4,2% ) Untuk penyebab kematian neonatal lambat : Asfiksia neonatorum ( 27% ) dan tetatus ( 4,2% ) Kejadian ini berhubungan dengan aspek pelayanan kesehatan neonatal, terutama pelayanan persalinan ( bersih dan aman ), khususnya perawatan tali pusat. Komplikasi yang ditakutkan adalah spasme otot diafragma DEFINISI
Tetanus : penyakit kekakuan otot (spasme) yang disebabkan oleh
eksotoksin (tetanospasmin) dari organisme penyebab penyakit tetanus.
Tetanus neonatorum umumnya terjadi karena persalinan di luar rumah
sakit atau oleh dukun bayi tradisional EPIDEMIOLOGI
Insidensi tetanus di perkotaan ; 6-7/1000 kelahiran hidup
Di daerah pedesaan 11-23/1000 kelahiran hidup Jumlah kematian sekitar 60.000 bayi/th Merupakan urutan ke-5 penyebab kematian bayi di Indonesia Bakteri Clostridium tetani; batang, gram positif dengan spora di ujungnya, mirip drumstick
Bersifat obligat anaerob, berbentuk
vegetatif pada lingkungan tanpa oksigen dan rentan terhadap panas serta desinfektan
Pada bentuk vegetatif bakteri dapat
bergerak aktif dengan flagella dan menghasilkan eksotoksin Pada lingkungan yg tdk kondusif, bakteri spora (tahan panas, perebusan, kekeringan dan desinfektan), hidup bertahun-tahun dan menyebar di mana saja.
Habitat utamanya adalah tanah yang mengandung kotoran ternak,
kuda, dan hewan lainnya PENULARAN Melalui luka yang dalam dengan suasana anaerob, sebagai akibat dari : 1. Kecelakaan 2. Luka tusuk 3. Luka operasi 4. Karies gigi 5. Radang telinga tengah 6. Pemotongan tali pusat PENULARAN Penyebab tersering masuknya spora tetanus kebiasaan memberi ramuan dedaunan untuk perawatan tali pusat, dll terutama pada kelahiran dng pertolongan tenaga non medis
Masa inkubasi 5-14 hr (rata2 6 hr)
Anamnesis Persalinan yang kurang higienis terutama yang ditolong oleh tenaga non medis yang tidak terlatih. Perawatan tali pusat yang tidak higienis, pemberian dan penambahan suatu zat pada tali pusat. Bayi sadar, sering mengalami kekakuan ( spasme ), terutama bila terangsang atau tersentuh. Bayi malas minum. Pemeriksaan Fisik Bayi sadar, terjadi spasme otot berulang Mulut mencucu seperti mulut ikan ( carper mouth ) Trimus ( mulut sukar dibuka ) Perut teraba keras ( perut papan ) Opistotonus ( ada sela antara punggung bayi dengan alas, saat bayi ditidurkan ). Tali pusar biasanya kotor dan berbau Anggota gerak spastik ( boxing position ) Pemeriksaan Penunjang Anamnesis dan gejala cukup khas sehingga sering tidak diperlukan pemeriksaan penunjang, kecuali dalam keadaan meragukan untuk membuat diagnosa banding. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk membedakan antara tetanus neonatorum dengan sepsis neonatal atau meningitis : Pungsi lumbal Pemeriksaan darah rutin, preparat darah hapus atau kultur dan sensitivitas