Anda di halaman 1dari 27

Minggu ke-3 / 14

Prinsip Produksi Akuakultur

Dr. Alimuddin
Tim Pengajar Daskua - THP
Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa mampu
menjelaskan prinsip-prinsip produksi
akuakultur (budidaya perairan)

Referensi:
• Huisman, E. A. 1987. Principles of Fish Production.
Department of Fish Culture and Fisheries, Wagenigen
Agricultural University, Wageningen, Netherlands.
170 p.

• Hepher, B. & Y. Pruginin. 1981. Commercial Fish


Farming with Special Reference to Fish Culture in
Israel. John Wiley & Sons, New york, Chichester,
Brisbane, Toronto. 261p.
Akuakultur : kegiatan memproduksi organisme
akuatik dalam wadah terbatas dan terkontrol
(kolam, tambak, bak, akuarium, karamba dsb.)
untuk mendapatkan keuntungan

Memproduksi = menghasilkan barang (komoditas) untuk


tujuan komersial, melalui tindakan:
- Membuat; dari tidak ada menjadi ada
 pembenihan

- Memperbanyak jumlah; dari sedikit menjadi banyak


 pembenihan
- Menambah ukuran: dari kecil menjadi besar
 pendederan, pembesaran

- Meningkatkan mutu: dari jelek menjadi bagus


 pendederan

- Menjual: menjadi berharga (memiliki harga)


Manajemen produksi akuakultur
Produksi akuakultur adalah fungsi dari SDA, Manajemen
dan Teknologi

P = f (SDA, Manajemen, Teknologi)

Pada kondisi SDA yang mendukung, maka produksi


merupakan fungsi dari Manajemen dan Teknologi

P/SDA = f (Manajemen, Teknologi)


Pada kondisi SDA yang mendukung dan Teknologi
produksi sudah mantap, maka produksi merupakan
fungsi Manajemen saja

P/SDA, Teknologi = f (Manajemen)


Proses produksi akuakultur (on farm) dibagi menjadi:

1. Pembenihan
2. Pendederan
3. Pembesaran

Produksi
Akuakultur

Pembenihan Pendederan Pembesaran


Perbedaan output & satuan indikator keberhasilan pada
ketiga aspek produksi akuakultur
Produksi
Output Satuan
Akuakultur
Pembenihan Benih Jumlah (ekor), panjang
(cm, inchi, S, M, L)
Pendederan Benih siap Jumlah atau bobot
tebar
Pembesaran Ikan ukuran Bobot (kg, ton)
konsumsi

Variabel penting dalam pembenihan yaitu kelangsungan hidup,


sedangkan pada pembesaran adalah pertumbuhan

Usaha produksi ikan hias digolongkan ke dalam pembenihan,


sedangkan usaha produksi ikan mas ukuran konsumsi (0,25 - 0,5 kg /
ekor) digolongkan ke dalam kegiatan pembesaran
Prinsip produksi pembesaran (grow out)
• Bertujuan untuk mendapatkan ikan ukuran konsumsi
(ukuran panen) dari ukuran benih (ukuran tebar)

• Kesuksesannya diukur dari tingkat produksi (hasil),


harga produk, dan biaya produksi

• Tingkat produksi bergantung pada:


1. Padat penebaran (No.Wo)
2. Laju pertumbuhan (g)
3. Tingkat mortalitas (z)
4. Lama pemeliharaan (t)

P = (No.Wo).(e(g-z)t – 1)
P = B t – Bo
P = (Nt.Wt) – (No.Wo)
P = [(No.e-zt).(Wo.e+gt)] – (No.Wo)
P = (No.Wo).(e(g-z)t – 1)
Keterangan:
P = Produksi (kg)
Bt = Biomasa akhir (kg)
Bo = Biomasa awal (kg)
Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Wt = Bobot rata-rata akhir
Wo = Bobot rata-rata awal
z = Laju kematian (mortalitas)
g = Laju pertumbuhan
t = Lama pemeliharaan
1. Padat penebaran (stocking density)
Biomasa awal (Bo) yang ditebar ke wadah budidaya.
Bo = No . Wo
No = Jumlah (populasi) ikan (ekor)
Wo = Bobot rata-rata ikan (gram / ekor)

Faktor yang mempengaruhi padat penebaran


1. Jenis ikan: spesies predator (karnivora), soliter,
ikan rawa, ikan sungai, ikan beralat
pernafasan tambahan, ikan dasar, dan
sebagainya.
2. Tingkat teknologi: ekstensif, semi-intensif, intensif
3. Sistem akuakultur yang digunakan: kolam air
tenang, tambak, kolam air deras, KJA, KJT
Padat penebaran, jenis ikan dan pertumbuhan
Kolam air tenang:
Jenis ikan Padat Kisaran Pertumbuhan
penebaran bobot rata-rata
(ekor/ha) tubuh (g) (g/hari)
Ikan mas 4000 - 5000 100 - 500 5

Ikan nila 3000 5 - 200 1,5 - 2


Ikan nila jantan
2000 100 - 500 3
(monoseks)
Silver carp 500 - 1500 200 - 1500 7 - 10
Mullet 1000 2- 500 1,5

Biomasa
Padat penebaran, tingkat teknologi & produksi
akuakultur

Udang windu di tambak:


Ekstensif Semi Intensif
(tradisional) intensif
Padat tebar 1-5 2-20 21-50
(ekor / m2)
Retensi air (hari) 60-90 14-21 2-3
Produksi (kg / ha) 100-500 500-2000 2000-5000
Retensi air: Lama waktu air tinggal di tambak,
menggambarkan tingkat intensitas
penggunaan air.
Padat penebaran dan sistem akuakultur

Kolam air tenang, Kolam air deras,


Tambak, Karamba jaring apung (KJA),
Karamba jaring tancap (KJT), Pen culture (kandang),
Enclosure (sekat), Longline (tali),
Rakit, bak, tangki, akuarium.

Menggambarkan daya dukung (carrying capacity, CC)


wadah budidaya

CC: biomasa ikan yang mampu ditampung dalam wadah


budidaya
Kolam air tenang vs. KJA

Kolam air tenang 200 m3

Padat penebaran 6 ekor/200 m3

KJA 1 m3

Padat penebaran 6 ekor/200 m3

CC KJA sebesar CC kolam dimana KJA tersebut


ditempatkan
Padat penebaran, kepadatan ikan & pertumbuhan
Padat penebaran :
biomasa ikan pada waktu tebar (Wo.No)

Kepadatan ikan (fish density):


biomasa ikan pada waktu tertentu (Wt.Nt = Bt)
CSC
Pertumbuhan
Biomasa
biomasa
(B) (dB / dt)

CC

Waktu pemeliharaan (t)


Catatan gambar
• Pertambahan biomasa hampir mengikuti kurva pertumbuhan
individu (berbentuk sigmoid)
• Pertumbuhan biomasa adalah perubahan biomasa (dB) dalam
suatu perubahan waktu(dt) atau dB/dt
• Pertumbuhan biomasa (dB/dt) mencapai maksimum ketika terjadi
pertambahan biomasa (B) paling besar (titik belok dengan slope
atau kemiringan (b) maksimum pada kurva sigmoid) yang
ditandai oleh garis putus-putus
• Critical standing crop (CSC) adalah ketika kecepatan laju
pertumbuhan mencapai puncak dan kemudian mulai berkurang.
Hal ini menggambarkan daya dukung wadah budidaya mulai
tercapai
• Carrying capacity (CC) adalah ketika pertumbuhan biomasa
sudah tidak terjadi lagi. Ikan berhenti tumbuh sama sekali.
• Ketika pertambahan biomasa sudah tidak terjadi lagi (pakan dan
lingkungan menjadi pembatas) maka pertumbuhan biomasa
menjadi 0
Padat penebaran, pertumbuhan & produksi

Pertumbuhan Produksi

Padat penebaran atau biomasa


Catatan penjelasan gambar
Untuk masa pemeliharaan tertentu, kepadatan biomasa, pertumbuhan
dan bobot rata-rata serta biomas ikan dapat diatur oleh jumlah ikan
yang ditanam (padat penebaran). Semakin besar padat penebaran,
semakin tinggi kepadatan biomasa, semakin besar pertumbuhan dan
bobot rata-rata panen hingga mencapai daya dukung wadah budidaya
(CC). Sebelum mencapai CSC, tidak ada pembatasan lingkungan dan
pakan
Sebelum titik CSC, pertambahan produksi sejalan dengan
pertambahan biomasa karena pertumbuhan terjadi dengan kecepatan
yang konstan
Setelah titik CSC mulai terjadi pembatasan pakan dan lingkungan,
sehingga porsi energi untuk pertumbuhan somatis berkurang
sementara energi untuk kebutuhan maintenance terus meningkat
sejalan dengan bertambahnya bobot ikan.
Ketikan biomasa ikan berhenti tumbuh (CC) menandakan energi yang
tersedia di wadah budidaya hanya untuk maintenance saja.
Kebutuhan pakan untuk energi maintenance meningkat sejalan
dengan pertambahan bobot ikan
2. Laju pertumbuhan
Adalah pertambahan bobot atau panjang dalam suatu waktu
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
1. Intrinsik:
- Ukuran ikan
- Karakter genetik
- Status fisiologis (kesehatan, kematangan seksual, dsb.)

2. Ekstrinsik:
- Kualitas air: suhu, oksigen, pH, salinitas, amoniak,
nitrit dsb.
- Ketersediaan pakan
Bila kondisi lingkungan optimal dan pakan tersedia, ikan memiliki
potensi tumbuh maksimal (mencapai ukuran maksimum)
20

i um
10
aks
Pertumbuhan (g/hari)

h m
u 4
m b
5
i tu
te ns
Po
3

0,5 1
10 50 100 500 1000 2000
Bobot ikan (g)
1. Tanpa pemupukan dan pemberian pakan 3. Pemupukan, pemberian sorgum

2. Pemupukan, tanpa pemberian pakan 4. Pemupukan, pemberian pelet kaya protein


Catatan untuk grafik potensi tumbuh maksimum

- Upaya akuakultur adalah menciptakan lingkungan dan ketersediaan


pakan yang optimal, dan menghilangkan faktor pembatas
pertumbuhan
- Pada kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan yang optimal,
pertumbuhan mulai berkurang dan berhenti pada ukuran ikan yang
besar
- Sebaliknya pada kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan yang
tidak optimal, pertumbuhan mulai berkurang dan berhenti pada
ukuran ikan yang kecil-kecil
- Tindakan akuakultur, antara lain pemupukan dan pemberian pakan,
mengupayakan pertumbuhan ikan tetap maksimum: potensi
tumbuh maksimum bisa didekati (mungkin dicapai!!)
- Semakin tinggi tingkat intensitas tindakan akuakultur (tingkat
teknologi), semakin dekat kepada pencapaian potensi tumbuh
maksimum spesies akuakultur yang diusahakan
- Melalui tindakan akuakultur bisa diperoleh:
- Ikan panen yang berukuran besar
- Pengaturan ukuran panen: kecil, sedang atau besar
Pertumbuhan dan ukuran ikan
Ukuran ikan Pertumbuhan Pada ukuran Pertumbuhan
(g) (g/hari) sama (g) (g/hari) %
500 10,6 1 x 500 10,6 -
250 6,7 2 x 250 13,4 26,4
100 3,6 5 x 100 18,0 69,8

Ikan 500 g tumbuh lebih cepat vs. ikan 250 g vs. 100 g

Namun demikian, dalam kondisi budidaya yang sama, ikan 250 g sebanyak 2 ekor
ternyata tumbuh lebih cepat (2x6,7= 13,4 g/hari) dibandingkan dengan seekor ikan
500 g yang 10,6 g/hari, ikan 100 g sebanyak 5 bahkan tumbuh lebih cepat lagi
(5x3,6=18,0g/hari)

Ikan besar memiliki pertumbuhan mutlak yang besar, ikan kecil memiliki
pertumbuhan mutlak yang kecil.

Ikan kecil memiliki pertumbuhan relatif yang lebih besar dibandingkan ikan besar
Pertumbuhan dan daya dukung lingkungan
(wadah budidaya) --- 1
• Setiap wadah budidaya memiliki kapasitas (daya
dukung) untuk menampung biomasa kultur

• Daya dukung wadah budidaya bergantung kepada


faktor:

* Kuantitas (volume) dan kualitas air (suhu, oksigen,


amoniak)

* Ketersediaan pakan

* Sistem dan teknologi akuakultur

• Daya dukung wadah akuakultur dicapai ketika faktor


tersebut di atas menjadi pembatas pertumbuhan
Pertumbuhan dan daya dukung lingkungan
(wadah budidaya) --- 2
• Pertumbuhan ikan mulai berkurang ketika daya
dukung lingkungan akuakultur mulai dicapai (critical
standing crop, CSC)

• Pertumbuhan ikan berhenti ketika daya dukung


lingkungan wadah akuakultur terlewati (carrying
capacity, CC)
• Faktor pertama yang akan membatasi kinerja
(performans) produksi (seperti laju pertumbuhan,
konversi pakan, kelangsungan hidup dan hasil) ikan
budidaya adalah keterbatasan pakan pakan alami/
buatan secara kuantitas dan kualitas
• Daya dukung populasi ikan disuatu perairan dapat
ditingkatkan dengan penambahan pakan tambahan
atau pakan lengkap
20

10
Pertumbuhan (g/hari)

CSC 4
5

2
0,5 1
10 50 100 500 1000 2000
Bobot ikan (g)
1. Tanpa pemupukan dan pemberian pakan 3. Pemupukan, pemberian sorgum

2. Pemupukan, tanpa pemberian pakan 4. Pemupukan, pemberian pelet kaya protein


Padat penebaran, ukuran panen dan produksi
Produksi Jumlah Panen Ukuran Panen
(kg) (ekor) (kg)
4000 20000 0,2
4000 10000 0,4
4000 5000 0,8

Kapasitas produksi suatu sistem dan teknologi budidaya adalah


tertentu (khas)
Padat penebaran dapat diatur untuk menentukan ukuran ikan yang
dipanen
Peningkatan dan penurunan padat penebaran bisa mengecilkan
dan membesarkan ukuran ikan panen
Pada populasi yang bereproduksi (mis. ikan nila dan mujair),
keberadaan jenis predator mengurangi hasil total namun
meningkatkan bobot rata-rata ikan panen
Minggu ke-4 / 14

INTERELASI KOMPONEN
AKUAKULTUR

= Hubungan antara berbagai komponen


(wadah, air, ikan, pakan) akuakultur

- Sumberdaya air dan lokasi akuakultur


- Sistem dan teknologi akuakultur
- Polikultur dan akuakultur terpadu

Anda mungkin juga menyukai