Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

M DENGAN
GANGGUAN SISTEM DIRUANG CENGKIR 1
RSUD INDRAMAYU

Oleh :
GITA FRISTIANY R210415029
MAHARI R210415038
MUTOHAROH R210415042
NINDA UTERI R210415044
RIKA AYU R210415049
SYARIEF HIDAYAH T R210415058
TRIYANTI R210415061
Myalgia atau disebut juga nyeri otot merupakan gejala dari banyak
penyakit dan gangguan pada tubuh. Penyebab umum Myalgia
adalah penggunaan otot yang salah atau otot yang terlalu tegang.
Pemakaian otot yang berlebihan dapat mengakibatkan otot-otot
yang digunakan mengalami kekurangan oksigen, sehingga terjadi
suatu proses oksidasi anaerob yang akan menghasilkan asam laktat.
Asam laktat inilah yang akan menimbulkan rasa pegal atau nyeri.
Myalgia dapat dialami dalam waktu singkat, misalnya otot kram,
atau berlanjut sampai beberapa hari, bahkan beberapa bulan atau
menahun sehingga dapat mengganggu penderita karena intensitas
yang berfluktuasi. Penyakit ini tidak mengancam aktivitas hidup
penderita, namun bila timbul terus - menerus dapat menyebabkan
penderita menjadi frustasi karena bisa saja menjadi hambatan
dalam hal bekerja maupun melakukan aktivitas harian lainnya yang
2

pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup penderita.


B. Etilogi
Umum
1. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah atau otot yang terlalu tegang
2. Myalgia yang berlangsung dalam waktu yang lama menunjukkan myopati metabolik, defisiensi nutrisi atau
sindrom fatigue kronik
3. Kelelahan (setelah latihan tidak terbiasa atau mengikuti kontraksi intens kejang).
4. Cedera langsung pada otot (memar, luka atau cedera tekan).
Gangguan Siskemik:
5. Virus (influenza, Epstein-Barr, herpes simpleks, poliomielitis)
6. Infeksi bakteri (radang tenggorokan, penyakit Lyme, tetanus)

C. Manifestasi Klinis
1. Nyeri sendi
2. Kekakuan
3. Gejala neurologis (mati rasa, tremor,
gangguan penglihatan, telinga berdenging)
4. Kelelahan
5. Ruam
E. Komplikasi
Myalgia pada lansia dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, fisik, dan psikologis. Penanganan nyeri
pada lansia, tergantung dari lokasi, lamanya nyeri tersebut berlangsung dan berbagai faktor lain yang
mempengaruhinya. Terapi nyeri dapat dengan cara pemberian obat secara oral,injeksi, perilaku, operasi dan
lain-lain yang melibatkan disiplin ilmu lain.
 
 
 
F. Penatalaksanaan Medis
Non Farmakologi
1. Rileks dan lembut meregangkan daerah yang terlibat.
2. Mandi air hangat.
3. Pijat.
4. latihan peregangan harus digunakan sesering mungkin.
5. Olahraga teratur, perlahan-lahan meningkat dari setiap gerakan lembut untuk lebih kuat, dapat membantu
mengembalikan otot yang tepat.
6. Mengurangi aktivitas yang memperkuat timbulnya nyeri
Farmakologi
7. NSAID COX-nonselektif : asam mafenamat, piroksikam, indometasin,aspirin, naproksen, ibuprofen
8. COX 2 preferential : meloxicam, diclofenac Analgetik ascorbic acid (vitamin C) dan antioxi
G. Pemeriksaan Penunjang

1. Data laboratorium

2. Pemeriksaan radiologi

3. Hasil Konsultasi

Pemeriksaan Penunjang Diagnistic lain


Data Subjektif Data Objektif Etiologi Masalah Kep
- Pasien - pasien tampak Agen pencedera fisiologis Nyeri Akut
mengatakan sakit meringis ↓ D.0077
kepala seperti - Tekanan darah Kerusakan mikrokopis pada otot
muter-muter 140/80 mmHg ↓
- pasien juga - Nadi 116x/menit Otot mengalami peradangan
mengatakan ↓
pusing jika Pembengkakan pada otot
membuka mata ↓
Nyeri pada persendian

Nyeri Akut
- Pasien - Bibir tampak pucat Ditensi lambung Nausea
mengatakan mual - Saliva meningkat ↓ D. 0076
muntah jika Sel epitel saluran napas
merasakan sakit ↓
kepala Replikasi

Pro inflammatory cytokine

Sirkulasi sistemik

Demam, malaise, anoreksia, myalgia

Nausea
Pasien mengatakan sakit - Keadaan fisik pasien Gangguan neuromuscular Gangguan Mobilitas Fisik
kepala seperti muter- lemah ↓ D. 0054
muter - Pasien mengeluh Kerusakan mikrokopis
pusing jika membuka pada otot
mata ↓
- Selama sakit pasien Otot mengalami
hanya ditirah peradangan
baringkan ↓
Pembengkakan pada otot

Kekuatan

Keterbatasan dalam
gerakan fisik pada
ekstremitas

Gangguan Mobilita Fisik
 
K. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien tampak meringis, tekanan

darah 140/80 mmHg, nadi 116x/menit

2. Nausea b.d ditensi lambung d.d pasien mengatakan mual muntah jika

merasakan sakit kepala, bibir tampak pucat, saliva meningkat

3. Gangguan mobilitas fisisk b.d keadaan fisik pasien lemah, pasien mengeluh

pusing jika membuka mata, selama sakit pasien hanya tirah baring
Diagnosa Kep Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan O : Identifikasi lokasi, karakteristik, O : Untuk mengetahui lokasi,
D.0077 keperawatan selama 3 x 24 jam durasi, frekuensi, kualitas nyeri karakteristik, durasi, frekuensi,
DS : Pasien mengatakan sakit kepala diharapkan nyeri akut yang N : Berikan teknik non-farmakologis kualitas nyeri
seperti muter-muter dirasakan pasien dapat berkurang untuk mengurangi rasa nyeri N : Untuk mengurangi rasa nyeri
pasien juga mengatakan pusing dengan kriteria hasil : E : Jelaskan penyebab dan pemicu E : Untuk mengetahui penyebab dan
jika membuka mata indikator ckp nyeri pemicu nyeri
DO : K : Kolaborasi pemberian analgetik, K : Untuk mengurangi rasa nyeri
Keluhan nyeri 2 5
- pasien tampak meringis jika perlu
Meringis 2 5
- Tekanan darah 140/80 mmHg
Sulit tidur 2 5
Nadi 116x/menit
Nausea Setelah dilakukan tindakan O : Monitor mual  O : Untuk mengetahui frekuensi,
D. 0076 keperawatan selama 3 x 24 jam N : Berikan makanan dalam jumlah durasi, dan tingkat keparahan
DS : Pasien mengatakan mual muntah diharapkan nausea yang dirasakan kecil dan menarik N : Untuk memberikan nutrisi
jika merasakan sakit kepala pasien dapat berkurang dengan E : Anjurkan istirahat dan tidur yang  
DO : kriteria hasil : cukup E : Agar pasien dapat beristirahat
- Bibir tampak pucat K : Kolaborasi pemberian antiemetic, dengan cukup
indikator ckp
- Saliva meningkat Keluhan mual 2 5 jika perlu K :Untuk mengurangi mual
Perasaan ingin 2 5
muntah
Perasaan asam 2 5
lambung
Gangguan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan tindakan O : Identifikasi toleransi O : Untuk mengetahui
D. 0054 keperawatan selama 3 x 24 fisik melakukan pergerakan toleransi fifik pasien
DS : Pasien mengatakan jam diharapkan gangguan N:Libatkan keluarga untuk N: Untuk meningkatkan
sakit kepala seperti mobilitas fisik yang membantu pasien dalam pergerakan pasien
muter-muter dirasakan pasien dapat meningkatkan pergerakan E : Untuk meningkatkan
DO : berkurang dengan kriteria E: Ajarkan mobilisasi pergerakan pasien
- Keadaan fisik pasien hasil :
indikator ckp
sederhana harus dilaku
lemah Pergerakan 2 5
ektremitas
- Pasien mengeluh Kekuatan otot 2 5

pusing jika membuka rom 2 5

mata
- Selama sakit pasien
hanya ditirah
baringkan
Nama Kelompok : Kelompok 4
Tempat Praktek : Cengkir 1
Tanggal Pengkajian : 15 November 2021
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn M
Umur : 60 Tahun
Agama : Islam
Jenis KelamiN : Laki-laki
Status : suami
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh tani
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Sleman, Jati Barang
Tanggal Masuk : 14 November 2021
Tanggal Pengkajian : 15 November 2021
No. Rm : 000154128
Diagnosa Medis :
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny T
Umur : 56 Tahun
Hub. : Istri
Pekerjaan : buruh tani
Alamat : Sleman, Jati Barang
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama
Sakit kepala
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk ke IGD tanggal 14 November karena mengeluh sakit kepala seperti muter-muter,
pasien juga mengatakan pusing jika membuka mata. Pasien mengatakan mual muntah jika merasakan
sakit kepala. Kemudian pasien dirawat di ruang Cengkir 1. Pasien mengeluh BAK terputus-putus serta
belum BAB sudah 3 hari. Pasien tampak meringis, keadaan fisik lemah kesadaran GCS 15 : compos
mentis ( E4 M6 V5) . Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapat TD: 140/80 mmHg Nadi: 116x/menit
suhu: 36.2 Frekuensi nafas ; 20x/menit Spo2 90%
c. Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan 1 tahun yang lalu pernah dirawat dirumah sakit yang ada di Cirebon dengan
keluhan pusing yang sangat berat seperti berputar-putar pasien juga mengatakan mempunyai riwayat
diabetes melitus. Pasien perorok berat dan sudah berhenti semenjak 1 tahun yang lalu.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit turunan seperti DM,jantung,Ginjal.
Diagnosa medis dan terapi

Diagnosa medis: Myalgia

Terapi:

 Infus Nacl 20 tpm

 Omeprazole 2x40 gram

 Ondansentra 3x1 ampul

 Manitol 4x125 cc

 paracetamol 3x2 tab

 Betahistin 3x12 mg

1. Pola kebutuhan dasar


a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan

Pasien mengatakan apabila sakit ia akan pergi kerumah sakit

b. Pola nutrisi-metabolik Sebelum sakit : pasien makan 3 kali sehari 1 porsi dengan lauk pauk tanpa ada pantangan, tidak ada keluhan

Saat sakit : pasien makan 3 kali sehari dengan menghabiskan ½ porsi pasien juga mengtakan sering makan cemilan seperti buah dan biskuit.

c. Pola eliminasi
1) BAB

Sebelum sakit : bab 1x sehari, kadang 2 hari baru bab, bab lunak, warna kuning kecoklatan,tidak ada keluhan

Saat sakit : sudah bab 1x sehari, bab lunak, warna kuning kecoklatan, tidak ada keluhan.

2) BAK

Sebelum sakit : >5x sehari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan

Saat sakit : pasien mengatakn ketika akan BAK merasakan sakit dan BAK terputus putus.
D. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan dan minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Berpindah 

Keterangan
0: mandiri
1: alat bantu
2: di mana orang lain
3: dibantu orang lain dan
4: tergantung total
2) Latihan
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak pernah berolahraga, paien hanya bekerja sehari-hari menjadi buruh tani
Saat sakit : tidak melakukan apapun hanya tirah baring
 
E. Pola kognitif dan persepsi
Orientasi baik, bicara jelas, berbicara menggunakan bahasa indonesia , pasien mengerti tentang penyakitnya
 
F. Pola persepsi-konsep diri
Pasien mengatakakan ingin segera sembuh dan ingin bekerja kembali seperti biasanya
G. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : pasien jarang tidur siang, pasien tidur 7-8 jam pada malam hari, kualitas nyenyak,
tidak ada keluhan
Saat sakit : pasien mengatakan kurang tidur karena pusing yang dideritanya sehingga kurang tidur
nyenyak.

H. Pola peran-hubungan
Pasien mengatakan hubungan dengan anak istrinya berjalan baik dan selalu komunikasi dalam
masalah apapun. Dengan tetangga dan saudarapun berhubungan baik

I. Pola seksual-reproduksi
Pasien mengatakan sudah tidak berhubungan lagi karena sudah tua

J. Pola toleransi stres-koping


Pasien mengatakan ketika ada masalah selalu dibicarakan secara baik-baik,dan diselesaikan secara
baik-baik, sehingga masalah itu dapat terpecahkan dan diselesaikan.

K. Pola nilai-kepercayaan
Pasien beragama Islam, menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaannya, dan selalu berdoa untuk
meminta kesembuhan.
II. Pengkajian Fisik
Keadaan umum : compos mentis
GCS : 15 V:5 M: 6 E: 4
Frekuensi nadi ; 95x/ menit
Suhu ; 38
Tekanan darah ; 120/70 mmHg
Frekuensi nafas : 20x/menit
a. Kepala dan leher
Kepala: rambut hitam, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak ada nyeri tekan pada kepala, mata
simetris, telinga simetris, tujuan yang ditetapkan pada mata dan telinga, bibir simetris, bibir pucat, saliva
meningkat, warna murah muda.
Leher: tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, tidak ada pergeseran trakea, tidak ada nyeri tekan
b. Dada
Paru-paru: perkembangan paru kanan dan kiri simetris tidak ada yang tertinggal, tidak ada lesi, kulit berwarna
sawo matang, tidak ada krepitasi pada dada kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, suara perkusi sonor, suara
alkulturasi vesikuler.
Jantung: tidak ada pembengkakan, terdengar suara lup-dup, spo2 : 98%
c. Payudara dan ketiak
Kedua payudara simetris, tidak ada benjolan, tidak boleh, tidak ada nyeri tekan, pada ketiak tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tekan.
d. Abdomen
Perut simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada lesi, tidak ada stoma

e. Genitalia
kulit teraba hangat, CRT < 3 detik, tidak ada edema, turgor kulit elastis

f. Integumen
keadaan kulit pasien kotor, warna kulit sawo matang, tidak ada sianosis, tidak ada kemerahan,

g. Ekstremitas
Atas : terpasang infus Nacl 20 tpm ada tangan kiri, kekuatan otot tangan kanan dan kiri 5/5, jari-jari
utuh, tidak ada fraktur.
Bawah : kekuatan otot kaki kanan dan kiri 5/5 , jari-jari utuh, tidak ada faktur

h. Neurologis
Status mental dan emosi : pasien sabar dan menerima penyakitnya Pengkajian saraf kranial : -
Pemeriksaan refleks : -
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Data laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan

Darah lengkap      
Leukosit 7.400 44.00-11.300 /uL
Eritrosit 5,8 4,4.-5.9 10^6uL
Hemoglobin 17,0 13.2-17.3 g/dL
Hematokrit 51,8 40-52 %
Trombosit 237.000 150.000-400.000 uL
MCV 88 80-100 fL
MCH 28,9 28-33 pg
MCHC 32.9 33-36 g/dL
RDW-CV 16.7 11 .3-14.7 %
Gula darah sewaktu 115 74-180 mg/dL
Ureum 15 13-43 mg/dL
Kreatinin 0.86 0.8-1.3 mg/dL
SGOT 39 <38 U/L
SGPT 32 <40 U/L
2. Pemeriksaan radiologi
3. Hasil Konsultasi
4. Pemeriksaan Penunjang Diagnistic lain
Program Pengobatan
Terapi:
 Infus Nacl 20 tpm
 Omeprazole 2x40 gram
 Ondansentra 3x1 ampul
 Manitol 4x125 cc
 paracetamol 3x2 tab
 Betahistin 3x12 mg
Web of caution (WOC)
IV. ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. M Tanggal Masuk: 14 November 2021
Ruangan : Cengkir I Tanggal Pengkajian : 15 November 2021
Diagnosa Medis : Mialgia
Data Subjektif Data Objektif Etiologi Masalah Kep
- Pasien mengatakan nyeri kepala, nyeri - pasien tampak meringis Agen pencedera fisiologis Nyeri Akut
dirasakan hilang timbul, nyeri seperti - Tekanan darah 140/80 mmHg ↓ D.0077
diremas-remas, nyeri dirasakan - Nadi 116x/menit Kerusakan mikrokopis pada otot
menyebar dengan skala nyeri 6 (1-10) ↓
nyeri dirasakan muncul kadang-kadang Otot mengalami peradangan

Pembengkakan pada otot

Nyeri pada persendian

Nyeri Akut

- Pasien mengatakan mual muntah jika - Bibir tampak pucat Ditensi lambung Nausea
merasakan nyeri kepala - Saliva meningkat ↓ D. 0076
Sel epitel saluran napas

Replikasi

Pro inflammatory cytokine

Sirkulasi sistemik

Demam, malaise, anoreksia,
myalgia

Nausea
- Pasien mengatakan nyeri - Keadaan fisik pasien lemah Gangguan neuromuscular Gangguan Mobilitas Fisik
kepala seperti diremas-remas - Pasien mengeluh pusing jika ↓ D. 0054
membuka mata Kerusakan mikrokopis pada otot
- Selama sakit pasien hanya ↓
ditirah baringkan Otot mengalami peradangan

Pembengkakan pada otot

Kekuatan

Keterbatasan dalam gerakan fisik pada
ekstremitas

Gangguan Mobilita Fisik

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien tampak meringis, tekanan darah 140/80 mmHg,
nadi 116x/menit
2. Nausea b.d distensi lambung d.d pasien mengatakan mual muntah jika merasakan nyeri kepala,
bibir tampak pucat, saliva meningkat
3. Gangguan mobilitas fisik b.d keadaan fisik pasien lemah, pasien mengeluh pusing jika membuka
mata, selama sakit pasien hanya tirah baring
VI. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. M Tanggal Masuk : 14 November 2021
Ruangan : Cengkir I Tanggal Pengkajian : 15 November 2021
Diagnosa Medis : Mialgia

Diagnosa Kep Tujuan Rencana Tindakan Rasional

Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan O : Identifikasi lokasi, O : Untuk mengetahui lokasi,
D.0077 selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri akut karakteristik, durasi, karakteristik, durasi,
DS : Pasien mengatakan nyeri kepala, yang dirasakan pasien dapat berkurang frekuensi, kualitas nyeri frekuensi, kualitas nyeri
nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri dengan kriteria hasil : N : Berikan teknik non- N : Untuk mengurangi rasa
seperti diremas-remas, nyeri dirasakan farmakologis untuk nyeri
menyebar dengan skala nyeri 6 (1-10) indikator
mengurangi rasa nyeri E : Untuk mengetahui
nyeri dirasakan muncul kadang-kadang E : Jelaskan penyebab dan penyebab dan pemicu nyeri
Keluhan nyeri 2 5
DO : pemicu nyeri K : Untuk mengurangi rasa
Meringis 2 5
- pasien tampak meringis K : Kolaborasi pemberian nyeri
- Tekanan darah 140/80 mmHg Sulit tidur 2 5 analgetik, jika perlu  
Nadi 116x/menit
Nausea Setelah dilakukan tindakanO : Monitor mual O : Untuk mengetahui
D. 0076 keperawatan selama 3 x 24 jam N : Berikan makanan dalam frekuensi, durasi, dan
DS : Pasien mengatakan mual muntah jika diharapkan nausea yang dirasakanjumlah kecil dan menarik tingkat keparahan
merasakan nyeri kepala pasien dapat berkurang denganE : Anjurkan istirahat dan N : Untuk memberikan
DO : kriteria hasil : tidur yang cukup nutrisi
- Bibir tampak pucat Indikator K : Kolaborasi pemberian E : Agar pasien dapat
- Saliva meningkat Keluhan mual 2 5
antiemetic, jika perlu beristirahat dengan cukup
K :Untuk mengurangi mual
Perasaan ingin 2 5
muntah

Perasaan asam 2 5
lambung

Gangguan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan tindakan O : Identifikasi toleransi O : Untuk mengetahui
D. 0054 keperawatan selama 3 x 24 jam fisik melakukan pergerakan toleransi fifik pasien
DS : Pasien mengatakan nyeri kepala seperti diharapkan gangguan mobilitas fisik N:Libatkan keluarga untuk N: Untuk meningkatkan
diremas-remas yang dirasakan pasien dapat berkurang membantu pasien dalam pergerakan pasien
DO : dengan kriteria hasil : meningkatkan pergerakan E : Untuk meningkatkan
indikator
- Keadaan fisik pasien lemah E: Ajarkan mobilisasi pergerakan pasien
- Pasien mengeluh pusing jika membuka Pergerakan 2 5 sederhana harus dilaku
ekstremitas
mata Kekuatan otot 2 5

- Selama sakit pasien hanya ditirah


rom 2 5
baringkan
I.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : TN. M Tanggal masuk :14-11-21
Ruangan : Cengkir 1 Tanggal pengkajian : 15-11-21
Dx. Medis : Myalgia
Dx. Keperawatan Tanggal/jam Tindakan Ttd
Nyeri akut 15 November 2021 O : Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas nyeri Kelompok 4
(D0077) Pukul 14.20 R : Untuk mengetahui lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas nyeri
N : Memberikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
R : Untuk mengurangi rasa nyeri
E : Menjelaskan penyebab dan pemicu nyeri
R : Agar pasien dan keluarga mengetahui penyebab dan pemicu nyeri
K : Mengkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Dx. Keperawatan Tanggal/jam Tindakan Ttd
R : Untuk mengurangi rasa nyeri
Nausea 15 November 2021 O : Memonitor mual Kelompok 4
(D. 0076) Pukul 14.40 R : Untuk mengetahui frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan
  N : Memberikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
R : Untuk memberikan nutrisi
E : Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup
R : Agar pasien dapat beristirahat dengan cukup
K : Mengkolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu
R : Untuk mengurangi mual

Gangguan Mobilitas Fisik 15 November 2021 O : Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan Kel ompok 4
(D. 0054) Pukul 14.50 R : Untuk mengetahui toleransi fisik pasien
N: Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
R : Untuk meningkatkan pergerakan pasien
E: Mengajarkan mobilisasi sederhana harus dilaku
R : Untuk meningkatkan pergerakan pasien
BAB IV
PEMBAHASAN
 
Myalgia atau yang lebih dikenal dengan istilah nyeri otot merupakan suatu gejala yang cukup sering menjadi keluhan
dalam berbagai penyakit (Steinj, 2002). Myalgia yang timbul terus menerus dapat menghambat aktivitas, sehingga
menurunkan kualitas hidup penderitanya (Kissel, 2014). Myalgia atau nyeri otot terjadi karena kontraksi otot secara
berulang-ulang atau terus menerus dan statik yang mengakibatkan otot menjadi spasme ataupun meradang. Ketika otot
meradang, bengkak atau kaku karena kelelahan, ruang antara kulit dan otot tertekan, sehingga terjadi penyempitan pada
aliran pada aliran kelenjar limpatik. Tekanan juga berpengaruh pada reseptor nyeri dibawah kulit, yang pada selanjutnya
memberi sinyal ketidaknyamanan ke otak sehingga mengalami rasa sakit (Kase,2005).
Pasien dengan inisial Tn. M, laki-laki berusia 60 tahun yang telah menikah dan memiliki dua orang anak yang bekerja
sebagai buruh tani. Pasien masuk ke IGD tanggal 14 November karena mengeluh sakit kepala seperti muter-muter, pasien
juga mengatakan pusing jika membuka mata. Pasien mengatakan mual muntah jika merasakan sakit kepala. Kemudian
pasien dirawat di ruang Cengkir 1. Pasien mengeluh BAK terputus-putus serta belum BAB sudah 3 hari. Pasien tampak
meringis, keadaan fisik lemah kesadaran GCS 15 : compos mentis ( E4 M6 V5) . Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
didapat TD:140/80 mmHg Nadi: 116x/menit suhu: 36.2 Frekuensi nafas ; 20x/menit Spo2 90%. Pasien berusia 60 tahun dan
masuk kategori lansia, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi dari organ- organ lansia, diantaranya penurunan
penglihatan, kemunduran sel saraf, penurunan fungsi muskuloskeletal, dan penurunan massa otot yang dapat menyebabkan
gangguan pada otot, salah satunya adalah myalgia atau nyeri otot (Darmojo, 2009).
Pasien mengatakan 1 tahun yang lalu pernah dirawat dirumah sakit yang ada di Cirebon dengan keluhan pusing yang
sangat berat seperti berputar-putar, dengan diagnosa medis cerebritis. Pasien juga mengatakan mempunyai riwayat diabetes
mellitus. Pasien perorok berat dan sudah berhenti semenjak 1 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan penunjang darah lengkap
tidak ditemukan peningkatan leukosit, hasil leukosit 7.400/uL. Pada pemeriksaan fungsi hati pada Tn.M ditemukan hasil
SGOT (39 u/L) dan SGPT (32 u/L). Nilai GDS 115 mg/dl.
Pada diagnosa keperawatan yang pertama nyeri akut dilakukan empat intervensi keperawatan, yang pertama yaitu
mengidentifikasi lokasi, karakteristik dan intensitas nyeri dengan rasional untuk mengetahui lokasi, karakteristik, kualitas
dan intensitas nyeri pada pasien didapatkan hasil pasien mengeluh pusing seperti berputar-putar hingga mual muntah. Kedua
memberikan teknik non farmakologi (tarik nafas dalam) dengan rasional untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien
didapatkan hasil pasien melakukan tarik nafas dalam dan nyeri berkurang. Ketiga menjelaskan penyebab dan pemicu nyeri
dengan rasional agar pasien mengetahui penyebab dan pemicu nyeri didapatkan hasil pasien mengerti tentang penyebab dan
pemicu nyeri yang dirasakannya. Keempat melakukan pemberian obat (betahistin 3x12 mg) dengan rasional untuk
meredakan nyeri kepala atau pusing pada pasien didapatkan hasil pemberian obat betahistin 3x12 mg melalui injeksi IV.
Pada diagnosa keperawatan yang kedua nausea diberikan intervensi keperawatan yang pertama Memonitor mual pada
pasien dengan rasional untuk mengetahui frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan pasien pada pasien didapatkan hasil
pasien mengatakan mual dan ingin muntah jika merasakan sakit kepala. Kedua memberikan makanan dalam jumlah kecil
dan menarik dengan rasional untuk memberikan dan memenuhi nutrisi pasien. Ketiga menganjurkan istirahat dan tidur yang
cukup dengan rasional agar pasien dapat beristirahat dengan cukup. Keempat mengkolaborasikan pemberian antiemetic
(ondansentron) dengan rasional untuk mengurangi mual pada pasien didapatkan hasil pemberian obat ondansentron 3x4 mg
melalui injeksi IV.
Pada diagnosa keperawatan yang ketiga gangguan mobilitas fisik diberikan intervensi keperawatan yang pertama
mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan dengan rasional untuk mengetahui toleransi fisik pasien didapatkan
hasil keadaan fisik pasien lemah, pasien mengeluh pusing jika membuka mata, dan selama sakit pasien hanya ditirah
baringkan. Kedua melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan dengan rasional untuk
meningkatkan pergerakan pasien. Ketiga mengajarkan mobilisasi sederhana harus dilakulan dengan rasional untuk
meningkatkan pergerakan pasien.
BAB V
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
Myalgia atau nyeri otot merupakan gejala dari banyak penyakit dan gangguan pada tubuh. Penyebab umum
myalgia adalah penggunaan otot yang terlalu tegang. Pemakaian otot yang berlebihan dapat
mengakhibatkan otot-otot yang digunakan mengalami kekurangan oksigen, sehingga terjadi suatu proses
oksidasi anaerob yang menghasilkan asam laktat. Asam laktat inilah yang akan menimbulkan rasa pegal
atau nyeri. Myalgia dapat dialami dalam waktu singkat, misalnya otot kram, atau berlanjut sampai berhari-
hari, bahkan beberapa bulan atau menahun dapat menganggu penderita karena intensitas yang berfluktuasi.
 
B. Saran
Untuk mencegah terjadinya myalgia sebaiknya kita menerapkan gaya hidup sehat sehingga bisa
mengurangi resiko terjadinya myalgia
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai