Anda di halaman 1dari 11

TUGAS METODE PENELITIAN

Kelompok 3

Dyanra Eka Pramudya ( 1914370925)


Etti Puspita Sari ( 1914370061)
Fadia Alvionika ( 1914370034)
Farhan Aulia Lubis ( 1914370092)
Fauzi Habibillah (1914370053)
Studi
Kasus. Pasar modern yang mengalami pertumbuhan cukup pesat di
Indonesia saat ini adalah minimarket dengan konsep waralaba.
Perkembangan minimarket berpotensi menimbulkan
penyalahgunaan posisi dominan. Penyebarannya pun telah
memasuki wilayah-wilayah pemukiman khususnya di desa sunggal
kanan . Tumbuh pesatnya minimarket di wilayah pemukiman
dengan jarak yang saling berdekatan berdampak buruk bagi toko
kelontong. Omset penjualan dan keuntungannya usaha mengalami
perubahan yang semakin menurun
Berdasarkan alasan tersebut, peneliti bertujuan untuk
menganalisis studi kasus dengan mengangkat judul

ANALISIS DAMPAK PERSAINGAN EKONOMI PADA TOKO KELONTONG TERHADAP


KEHADIRAN USAHA RITEL YANG MENJAMUR DI MASYARAKAT
Rumusan
Masalah
1. Persepsi toko kelontong
keberadaan
pelaku minimarket ? terhadap
usaha
2.Dampak keberadaan minimarket terhadap usaha toko
kelontong dilihat dari segi omset, pendapatan dan
jumlah konsumen?
3.Upaya yang dilakukan oleh pelaku usaha toko
kelontong untuk menjaga eksistensi usahanya?
Dari pokok permasalahan tersebut
dapat
disimpulkan
1. Pelaku toko kelontong memiliki persepsi negatif yang tinggi terhadap
keberadaan Minimarket. Mereka menganggap bahwa keberadaan
Minimarket berdampak negatif terhadap usaha mereka.
2. Keberadaan minimarket memiliki dampak negatif terhadap omset, pendapatan,
dan jumlah pelanggan pada usaha toko kelontong. Penurunan omset pada toko
kelontong masing-masing sebesar 25%-50%. Pendapatan pada toko kelontong
sebelum hadirnya Minimarket di wilayah Sunggal Kanan cukup stabil, terlihat
dengan persaingan antar pedagang toko kelontong saja, dan tidak begitu
berpengaruh terhadap pendapatan mereka. Bahkan sebelum adanya minimarket
pendapatan para pedagang lumayan meningkat sebesar 2-5 juta per hari yang
dihasilkan oleh 5 pedagang toko kelontong. Kemudian hal inilah menjadi tolak ukur
untuk memenuhi kebutuhan keluarga dari usaha tersebut, terlebih mata pencaharian
utama masyarakat di Wilayah Srengseng adalah membuka usaha kecil seperti
pedagang warung kelontong.Selain penurunan omset dan pendapatan, usaha toko
kelontong juga mengalami penurunan jumlah pelanggan.
3. Upaya yang dilakukan oleh pemilik usaha toko kelontong
masih sangat minim, bahkan tidak ada upaya yang berarti dalam
usaha mempertahankan eksistensi usahanya.
Solu
si
1. Bagi Pelaku Usaha Kelontong
sebaiknya melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan eksistensi
usahanya, misalnya dengan memperbaiki manajemen usaha, menambah
modal usaha dan meningkatkan kualitas pelayan usahanya agar mampu
bersaing dengan Minimarket.
Kelengkapan produk harus diberikan sehingga konsumen tidak akan lari
ke toko ritel.
Memberikan bonus/promosi atas pembelian produk di tokonya
Meningkatkan pelayanan yang ramah dan baik.
Dalam penentuan harga harus terjangkau karena sebagian hasil
jawaban kuesioner responden menyatakan harga di toko kelontong
jauh lebih mahal dibanding di toko ritel
Toko kelontong harus membuat inovasi-inovasi dalam rangka
meningkatkan penjualan.
Dalam pengaturan produk sebaiknya rapi sehingga konsumen mudah
melihat kelengkapan produk yang dijual.
Bagi Pemerintah
Daerah
Pemerintah daerah seharusnya membuat peraturan daerah tentang
minimarket agar pendirian minimarket tidak merugikan pihak- pihak
lain, seperti usaha mikro, usaha ritel, dan pedagang pasar tradisional.
Selain itu, dari peraturan yang telah ada seharusnya dapat
diimplementasikan dengan sebaik mungkin agar perekonomian dapat
berjalan seimbang. Pemerintah seharusnya berpihak pada pedagang
kecil dan berupaya turut melestarikan usaha mereka.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai