Anda di halaman 1dari 87

BAHASA INDONESIA

Siti Wahyuni, M.Pd


2. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
 Awal mula sejarah Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu
diresmikan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemdikbud).
 Bahasa Indonesia dinyatakan lahir pada tanggal 28 oktober 1928.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 Pasal 36 di kukuhkan sebagai Bahasa
Negara adalah Bahasa Indonesia dan mempunyai kedudukan yang
tinggi.
 Ingatkah Anda dengan pernyataan ini:
 Ikrar sumpah pemuda:
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia
Bahasa melayu dipakai abad ke 7 di buktikan
dengan ada tulisan :
 1. Prasasti di kedukan bukit berangka thn 683 M
(Palembang).
 2. Talang Tuo berangka thn 684 M (Palembang)
 3. Kota Kapur berangka thn 686 M (Bangka Barat)
 4. Karang Brahi berangka thn 688 (Jambi)
 5. Prasati brangka Thn 832 M (Jawa tengah)
 6 Prasati brangka thn 982 M(Bogor)
 7 Batu nisan di Menye tujuh aceh brangka 1380 M
 8. Hasil satra seperti syair Hamzah Fansyuri, Hikayat raja
Pasai, sejarah melayu, Tajussalatin dan Bustanus salatin.
 Perkembangan bhs. Melayu di wilayah nusantata
mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa
persaudaraan dan persatuan Bangsa Indonesia. (Sumpah
pemuda)
Keputusan Kongres Bhs. Indonesia II thn 1954 di Medan
menyatakan Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa melayu.
Ada 4 Faktor yg menyebabkan Bahasa melayu diangkat
menjadi Bahasa Indonesia
1.  Bahasa melayu merupakan Lingua Franca (bahasa
perhubungan, perdagangan).
2.  Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari
dan dipahami (tidak di kenal tingkatan bahasa).
3.  Suku2 yang lainnya dengan sukarela menerima
sebagai bahasa nasional.
4.  sebagai bahasa kebudayaan. (buku-buku aturan hidup
dan sastra)
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai Bahasa negara tgl
18 Agustus 1945. karena pada saat itu UUD 1945 disyahkan sebagai
Undang-Undang dasar Negara Repiblik Indonesia. Dalam UUD 1945
(Bab XV pasal 36) Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
3. Kedudukan Dan Fungsi Bahasa
Indonesia
Kedudukan Bahasa Indonesia ada 2 :
 1. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara

 Bahasa Nasional, bersumber pada sumpah pemuda


 Bahasa Negara, bersumber pada UUD 1945

 Bab XV, pasal 36  “Bahasa negara adalah bahasa


Indonesia”
Fungsi Bahasa Indonesia
 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional :
1. Lambang kebanggaan bangsa -> bhs. Indonesia di
gunakan sampai sekarang
2. Lambang Indentitas Nasional -> bunyi sumpah pemuda
3. Alat perhubungan antarwarga, antardaerah,antar budaya
masyarakat yang berbeda-beda
4. Alat komunikasi -> bhs Indonesia digunakan dalam
berbagai media komunikasi sep buku, koran,Tv, website
 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara :
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar di lembaga pendidikan
3. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk
pembangunan dan pemerintahan
4. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan nasional,
ilmu pengetahuan dan teknologi
Bahasa Indonesia
sebagai bahasa Resmi
Pasal 25, ayat (3): Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi
sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan,
komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan
nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana
pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan bahasa media massa.
Penggunaan Bahasa Indonesia ada 2
1. Bahasa Indonesia Tulis :
1.Pasal 31, ayat (1): Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nota
kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi
pemerintah RI, lembaga swasta Indonesia atau perseorangan warga
negara Indonesia. Ayat (2): Nota kesepahaman atau perjanjian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang melibatkan pihak asing
ditulis juga dalam bahasa nasional pihak asing tersebut dan/atau
bahasa Inggris.
2.Pasal 34, Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam laporan setiap
lembaga atau perseorangan kepada instansi pemerintahan
3.Pasal 35, ayat (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam penulisan
karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah di Indonesia.
2. Bahasa Indonesia Lisan
Pasal 32, ayat (1): Bahasa Indonesia wajib
digunakan dalam forum yang bersifat nasional atau
forum yang bersifat internasional di Indonesia. Ayat
(2): Bahasa Indonesia dapat digunakan dalam
forum yang bersifat internasional di luar negeri.
Pasal 33, ayat (1) Bahasa Indonesia wajib
digunakan dalam komunikasi resmi di lingkungan
kerja pemerintah dan swasta.
4. Bahasa Indonesia Sebagai Media
Komunikasi
 Menurut Gorys Keraf (2004:1) Bahasa adalah alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa symbol
bunyi yg dihasilkan oleh alat ucap manusia utk
menyampaikan sesuatu informasi
 Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
bahasa adalah sistem lambang bunyi yang
dipergunakan oleh sekelompok masyarakat untuk
bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.
 Menurut Chaer dan Agustina (2004:14) fungsi
bahasa adalah alat untuk berkomunikasi dan berintraksi
yang dilakukan pada Peristiwa tutur .
 Menurut Chaer dan Agustina (2004:14): Fungsi bahasa
 1. Komunikasi :proses pertukaran informasi antar individu melalui
sistem simbol, tanda, atau tingkah laku yang melibatkan dua orang
atau lebih.
 Komunikasi harus ada komponen pokok, yaitu:
 a) Partisipan : pihak yang berkomunikasi, pengirim dan penerima
informasi yang dikomunikasikan. Pihak yang terlibat dalam proses
komunikasi tentunya ada dua orang atau ada dua kelompok
orang, yaitu pertama yang mengirim (sender) informasi, dan kedua
yang menerima (receiver) informasi.
 b) Informasi yang dikomunikasikan : berupa suatu ide, gagasan,
keterangan, atau pesan. Alat yang digunakan dalam komunikasi.
berupa simbol atau lambang seperti bahasa. Dengan komunikasi
apa bila dalam interaksi ditandai adanya umpan balik dari penerima
pesan (receiver) atau lawan tutur kepada pengirim pesan (sender).
 2. Interaksi : merupakan hubungan antara orang-orang,
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antara orang perorang dengan kelompok
manusia. Apabila dua orang bertemu, berinteraksi sosial
dimulai pada saat itu, mereka saling menegur, berjabat
tangan, saling bicara.
 3. Peristiwa Tutur : penutur dan lawan tutur, dengan
satu pokok tuturan, didalam waktu, tempat dan situasi
tertentu. Jadi, interaksi yang berlangsung antara
seorang pedagang dan pembeli di Pasar pada waktu
tertentu dengan menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur
Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Alat komunikasi :
Fungsi Informasi : Dalam komunikasi bahasa digunakan
sebagai alat untuk menyampaikan informasi. Dalam hal ini
bahasa menjadi faktor yang teramat penting bagi
tersampainya sebuah informasi kepada penerimanya.
Bahasa yang baik akan mempermudah sebuah informasi
untuk diterima dengan baik pula.
Fungsi Ekspresi Diri : Dalam komunikasi bahasa berfungsi
sebagai penyalur untuk mengeluarkan apa yang kita
kehendaki. Bahasa merupakan alat yang dapat
menginterprestasikan segala hal baik berupa gagasan,
perasaan, ide dan lain sebagainya untuk disampaikan
kepada orang lain. (memberikan kita kebebasan dalam
menyampaikan)
 3. Fungsi Adaptasi dan Integrasi : bahasa menyatukan
diri kita dalam masyarakat. Bahasa menjadi modal bagi
seorang manusia untuk beradaptasi dan menyesuaikan
diri dengan segala sesuatu yang ada pada
lingkungannya. bahkan bahasa menjadi faktor
pemersatu antar anggota masyarakat dalam satu
negara.
 4. Fungsi Kontrol Sosial :memiliki makna bahwa bahasa
dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap dan juga
pendapat orang lain. Dalam hal ini kemampuan untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat tersebut dapat
dijadikan sebagi alat guna mencapai satu kehidupan
masyarakat yang baik dan ideal.
Alat komunikasi : semua alat media atau alat yg digunakan
untuk menyebarkan atau menyampaikan informasi.
 Alat komunikasi ada 2: alat komunikasi tradisional dan
Modren.
 1. Alat komunikasi Tradisional :
 1. Kentong (Tanda Bahaya)
 2. Asap (Pesan Minta Pertolongan)
 3. Bedug. (Pesan Azan /Buka Puasa)
 4. Merpati Pos (Untuk Berkirim pesan)
5. Telepon Kaleng (sering dibuat untuk penyampaian
pesan jarak 5-10 m)
6. Surat (Alat untuk menyampaikan Kabar Berita)
7.Telegraf (Alat komunikasi menggunakan listrikuntuk
mengirimkan dan menerima sinyal sesuai dengan kode
dalam bentuk pulsa listrik utk sinyal jarak jauh
 2. Alat Komunikasi Modren

1. Telepon Kabel (berkomunikasi pertama kali


menngunakan telepon untk jarak jauh)
2. Telepon genggam (berkomunikasi dgn smartphone tidak
hanya mendengarkan suara org yg jauh namun bisa melihat
wujudnya secara nyata video call
3. Radio (menerima dan menyampaikan informasi berupa
suara atau sinyal dengan menggunakan gelombang
elektromagnetik)
4. Koran (menyampaikan informasi melalui tulisan gambar
berbagai topik terkait dengan kejadian terkini)
 5.TV (untuk menyampaikan informasi secara masal)
 6. Komputer/ Laptop (alat komunikasi kebutuhan pokok)
5. Ragam Bahasa Indonesia
Ragam Bahasa Indonesia
1. Pengertian Ragam bahasa :

 Menurut Bachman, 1990 : variasi bahasa menurut


pemakai, yg berbeda beda menurut topik yg
dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara orang yg dibicarakan.
 Menurut Dendy Sugono (1999), bahwa sehubungan
dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua
masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa
baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di
sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi
digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak
resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak
dituntut menggunakan bahasa baku.
ragam bahasa adalah variasi dalam pemakaian bahasa,
yaitu perbedaan penutur, media, situasi, dan bidang.
1. Perbedaan penutur
Tiap-tiap individu mempunyai gaya tersendiri dalam berbahasa.
Perbedaan berbahasa antarindividu disebut idiolek sedangkan perbedaan
asal daerah penutur bahasa juga menyebabkan variasi berbahasa yang
disebut dialek.
2. Perbedaan media
Perbedaan media yang digunakan dalam berbahasa menentukan pula
ragam bahasa yang digunakan, sehingga bahasa lisan berbeda dengan
bahasa tulisan.
3. Perbedaan situasi
Situasi pada saat pembicaraan dilakukan akan sangat berpengaruh
terhadap ragam bahasa yang digunakan, sehingga ragam bahasa pada
situasi santai akan berbeda dengan situasi resmi.
4. Perbedaan bidang
Ragam bahasa yang digunakan pada bidang yang berbeda mempunyai
ciri yang berbeda pula, misalnya bahasa jurnalistik berbeda dengan
ragam bahasa sastra.
2. Macam-macam Ragam Bahasa
Indonesia

Ragam Bahasa Indonesia berdasar ….


1. Waktu ->Ragam Indonesia Lama
Ragam Indonesia Baru
2. Media ->Ragam lisan dan tulis
3. Situasi
4. Bidang/tema
Berdasar Situasi
 Ragam Resmi/Formal/Ilmiah
 Ragam Tidak Resmi/Informal/ Kasual
 Ragam Akrab/Intim (Keluarga)
 Ragam Konsultatif (Bisnis Konsultasi)
Bidang/tema
1. Ragam ILMIAH
 Lisan dan Tulis
 Lisan  bunyi bahasa Indonesia yang
bebas pengaruh dialek dan logat
 Tulis 
1. Digunakan untuk keperluan
ilmiah/akademik
2. Diatur oleh aturan ilmiah  EYD, diksi,
kalimat efektif, tata tulis baku
2. Ragam NON ILMIAH
 Lisan dan Tulis
 Lisan  percakapan keseharian yang
bebas aturan, Bahasa percakapan gaul
 Tulis 
1. Untuk keperluan nonilmiah, seperti
pribadi, keluarga, sosial
2. Tidak ada aturan ilmiah yang mengikat
Beda Ragam Lisan dan Tulisan
 Ragam Lisan:  Ragam Tulis:
1. Perlu kehadiran 1. Tidak perlu
lawan tutur kehadiran lawan
2. Unsur gramatikal tutur
tidak lengkap 2. Unsur gramatikal
3. Terikat ruang dan lengkap
waktu 3. Tidak terikat ruang
4. Dipengaruhi dan waktu
pungtuasi, jeda, 4. Dipengaruhi oleh
ritme suara tanda baca / ejaan
6. Sejarah Ejaan (EYD)
Sejarah Perkembangan Ejaan
Ejaan :  kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-
huruf) serta penggunaan tanda baca. 

perkembangan ejaan bahasa Indonesia ada enam kali


pengubahan pedoman ejaan.

1.Ejaan Ch. A.Van Ophuysen


Ejaan pertama yang diterbitkan pada tahun 1901. bahasa
Indonesia waktu itu masih disebut sebagai bahasa Melayu.
Bisa ditebak dari namanya, ejaan ini disusun oleh orang
Belanda bernama Charles A. van Ophuijsen dan dibantu
oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
Ciri ejaan Ejaan Ch. A.Van Ophuysen
Huruf, j -> jang
oe -> satoe, oemoer
dj -> djoerdjoer,
tj -> tjoetjoe, tjancik
nj -> njanji, Njonja
ch -> chawatir, choesoes
sj -> Sjair, sjarat
tanda ( “) -> ma”moer, ra”yat, ma”af
angka 2 untuk pengulangan -> poera2, koeda2
2. Ejaan Suwandi/ Ejaan Republik
diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 penyusunnya
Raden Soewandi yang waktu itu menjabat sebagai
Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.

Ciri ejaannya :
oe yang diganti menjadi huruf u,
dihapuskannya tanda (‘) menjadi huruf k atau tidak
dituliskan sama sekali.
Contohnya:
Jum’at → Jumat
ra’yat → rakyat
ma’af → maaf
3. Ejaan Pembaharuan
Melalui Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun
1954, Prof. M. Yamin menyarankan agar ejaan Soewandi
disempurnakan. Pembaharuan yang disarankan panitia
yang diketuai Prijono dan E. Katoppo antara lain:
Membuat standar satu fonem satu huruf, dan
diftong ai, au, dan oi dieja menjadi ay, aw, dan oy. 
Selain itu, tanda hubung juga tidak digunakan dalam kata
berulang yang  memiliki makna tunggal
seperti kupukupu dan alunalun.
Ejaan ini nggak jadi diresmikan dalam undang-undang.
Pasti bakal aneh kalau “koboi junior naik kerbau” ditulis
jadi “koboy junior naik kerbaw”.
4. Ejaan Melindo
 Melindo ini akronim dari Melayu-
Indonesia. Yup, draft penyusunan ejaan ini disusun pada
tahun 1959 atas kerja sama Indonesia dan Persekutuan
Tanah Melayu, yang dalam hal ini adalah Malaysia.
Perubahan yang diajukan dalam ejaan ini nggak jauh
berbeda  Ejaan Pembaharuan.
 Ejaan Melindo ini bertujuan untuk menyeragamkan
ejaan yang digunakan kedua negara. Indonesia dan
Malaysia bahasanya mirip-mirip.
 Tapi sayang, ejaan ini pun gagal diresmikan akibat
ketegangan politik antara Indonesia dan Malaysia waktu
itu.
5. Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)
Ejaan ini Panitianya masih campuran antara Indonesia
dan Malaysia dan dibentuk pada tahun 1967. Isinya
juga nggak jauh berbeda dari Ejaan yang Disempurnakan
(yang akan dijelaskan selanjutnya), hanya ada perbedaan
di beberapa kaidahnya saja.

Ada pun huruf vokal dalam ejaan ini terdiri dari:  i, u, e, ə,
o, a.
Dalam ejaan ini, istilah-istilah asing sudah mulai diserap
seperti: extra → ekstra
qalb → kalbu
guerilla → gerilya.
6. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) di resmikan oleh
presiden RI. Soeharto pada tgl 16 Agustus 1972 yang
berlaku sampai sekarang
- Tidak diberlakukan lagi angka 2 untuk menulis bentuk
ulang menjadi
kuda-kuda, mata- mata, berlari-lari.
Perubahan penulisan huruf :
- j menjadi y,
- dj menjadi j,
- nj menjadi ny,
- ch menjadi kh,
- tj menjadi c
- sj menjadi sy.
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
1.Pemakaiaan Huruf
 yakni :
1. Abjad -> Huruf kapital dan Huruf Kecil sep A, a.
2. Vokal -> a,i,u,e dan o
3. Kosonan -> b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t,
v, w, x, y, dan z
4. Huruf diftong -> ai, au, dan oi.
5. Gabungan Huruf Konsonan -> kh, ng, ny, dan sy
6.huruf capital
a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai
sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.Misalnya:
 Dia membaca buku.
 Apa maksudnya?
 Kita harus bekerja keras.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
petikan langsung.Misalnya:
 Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
 Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah,
Nak!"
 "Kemarin engkau terlambat," katanya.
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan. :
Islam,Allah,Yang Mahakuasa, Quran Misalnya :
Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
7. Huruf Miring
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya :
Saya belum pernah membaca buku Negarakertagama
karangan Prapanca.
Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok
kata.Misalnya:
 Huruf pertama kata abad adalah a.
 Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
 Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.
8. Huruf Tebal : Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan
judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang,
daftar pustaka, indeks, dan lampiran :
 Judul  : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
 Bab  :
 BAB I PENDAHULUAN
 Bagian bab  :
 1.1 Latar Belakang Masalah
 1.2 Tujuan
 Daftar, indeks, dan lampiran:
 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
 DAFTAR LAMBANG
 DAFTAR PUSTAKA
 INDEKS LAMPIRAN
2. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
 Kantor pos sangat ramai.
 Adik naik sepeda baru
2. Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai
dengan kata dasarnya. Misalnya :
berbagai ketetapan sentuhan gemetar                
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau
akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya.
 diberi tahu, beri tahukan
 bertanda tangan, tanda tangani
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata
mendapat awalan dan akhiran sekaligus,unsur gabungan
kata itu ditulis serangkai.Misalnya: memberitahukan ,
Ditandatangani
3. Bentuk Ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung.misalnya : anak-anak, buku-buku,
berjalan-jalan, dibesar-besarkan, mondar-mandir, porak-
poranda, kupu-kupu, laba-laba.
4. Gabungan kata
a. Gabungan kata yang lazim disebutkan kata majemuk,
termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya :duta besar, kerja sama, kereta api cepat luar biasa.
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin
menimbulkan salah pengertian dapat ditulis dengan tanda
hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang berkaitan.
Misalnya: alat pandang- dengar (audio-visual), anak-istri saya
(keluarga), buku sejarah-baru (sejarahnya yang baru), Ibu-
bapak (orang tua), orang-tua muda (ayat ibu muda) kaki-
tangan penguasa (alat penguasa)
 c. Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya
sudah sangat padu sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua
kata.
 Misalnya: acapkali, apabila, bagaimana, barangkali, beasiswa,
belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, halal-
bihalal, kacamata, kilometer, manakala, matahari, olahraga,
radioaktif, saputangan
5 Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
sebagai bentuk singkat kata aku dan engkau, ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya.
 aku bawa, aku ambil menjadi kubawa, kuambil
 engkau bawa, engkau ambil menjadi kaubawa, kauambil
6 Kata Depan di, ke, dan dari
 Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah
dianggap kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti
kepada dan daripada.
Misalnya:
Tinggalah bersama saya di sini. mana orang tuamu?
Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti.
        Kami percaya kepada Anda.
        Akhir-akhir ini beliau jarang kemari
7 Kata Sandang si dan sang
 Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: si kancil, sang petualang
8 Partikel
a. Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya:
 Bacalah peraturan ini sampai tuntas.
 Siapakah tokoh agama Islam?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya.Misalnya:
 Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya.
 Satu kali pun Dedy belum pernah datang ke rumahku
c. Partikel per yang berarti (demi), dan (tiap) ditulis terpisah dari
bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya:
 Mereka masuk ruang satu per satu (satu demi satu).
 Harga kain itu Rp 2.000,00 per meter (tiap meter).
9. Singkatan dan Akronim
Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau
lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau
pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap
singkatan itu.Misalnya:
 H. Hamid Haji Hamid
 Suman Hs. Suman Hasibuan
 M.Hum. magister humaniora
 S.Sos sarjana sosial
 Bpk. bapak
b.Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata
ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda
titik.
Misalnya: WHO World Health Organization
SD sekolah dasar
c. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri
dengan tanda titik. Misalnya:
 ybs. yang bersangkutan
 Yth. Yang terhormat
d.Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim
digunakan dalam surat-menyurat) masing-masing
diikuti oleh tanda titik. Misalnya:
 a.n. atas nama
 u.p. untuk perhatian
Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang
diperlakukan sebagai sebuah kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal
unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital tanpa tanda titik. Misalnya:
 PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
 SIM surat izin mengemudi
b. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari
beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Bulog (Badan Urusan Logistik)
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional)
10 Angka dan Bilangan
 Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka
dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan
lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.Angka Arab
: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
 Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII,
IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V (5.000), M
(1.000.000)
a. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai
secara berurutan seperti dalam perincian atau
paparan.Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50
bus, 100 minibus, dan 250 sedan.
2. Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah,
apartemen, atau kamar. Misalnya:
Apartemen No. 5
Hotel Mahameru, Kamar 169
3. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat
kitab suci. Misalnya: Bab X, Pasal 5, halaman 252
4. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a.Bilangan utuh Misalnya: dua belas (12) tiga
puluh (30)
b.Bilangan pecahan Misalnya:
setengah (1/2)
dua persepuluh (0,2) atau (2/10)
satu persen (1%)
satu permil (1‰)
11. TANDA BACA
1 Tanda titik
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan
atau seruan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
b.Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:Irwan S. Gatot George W. Bush
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat,
dan sapaan. Contoh:Dr. (doktor)S.E. (sarjana ekonomi)Kol.
(kolonel)Bpk. (bapak)
d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
2 Tanda Koma (,)
a.Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
b.Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan
penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk
di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:Oleh karena itu, kamu harus datang.
c. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-
bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:Medan, 18 Juni 1984, Medan, Indonesia.
d. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6.
Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
3. Tanda Titik Koma (;)
 a.Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara. Contoh: Malam makin larut; kami
belum selesai juga.
 b.Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung. Contoh:
Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur;
adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik
mendengarkan siaran pilihan pendengar
4. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan

'pemeran' Contoh:
Ketua                   : Rizky
Wakil Ketua          : Maulana
Sekretaris            : Safirah
 Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak
judul suatu karangan.
Contoh:(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
5 Tanda Hubung (-)
a.Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
b.Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan
-an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama
jabatan rangkap.
Contoh:se-Indonesia hadiah ke-2
c.Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Contoh:p-e-n-g-u-r-u-s, 8-4-1973
6. Tanda Elipsis (...)
 1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus,
misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
 2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan
langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
7. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:Kapan ia berangkat?
8. Tanda Seru (!)
 Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
9.Tanda Kurung ((...))
a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor
yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham) secara berkala.
b. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu
urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk,
(b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
10. Tanda Petik ("...")
a.Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!“
b.Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri
petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu.”
10. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor
pada alamat Contoh:Jalan Kramat III/10
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per
atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus
matematika. Contoh:harganya Rp125,00/lembar (harganya
Rp125,00 tiap lembar)
9. KALIMAT EFEKTIF
A. Kalimat Efektif :
Kalimat yg dapat mengungkapkan gagasan/ penutur/penulisannya
secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat.
B. Unsur-unsur kalimat Efektif Yaitu :
Subjek(S) : Pelaku , tokoh , sosok (benda)
Ayahku sedang melukis,
Meja direktur besar
Predikat (P) : Tindakan/perbuatan subjek
Kuda Meringkik,
Ibu sedang tidur siang
Objek (O) bagian kalimat yg melengkapi predikat (P) objek letaknya
dibelakang P : Martina mengalahkan Yayuk basuki
Orang itu menjadi adik saya
Keterangan (K) : Tempat , waktu
 C. Ciri-ciri Kalimat Efektif
1. Kesepadanan : Keseimbangan antara pikiran (gagasan
struktur bahasa yg dipakai.contohnya : Semua mahasiswa
perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
2. Keparelan : Kesamaan bentuk kata yg digunakan dalam
kalimat itu. Contohnya :Harga minyak dibekukan atau
dinaikkan secara luwes.
3. Ketegasan : Suatu penekanan penonjolan pada ide pokok
kalimat. Contohnya : Presiden mengharapkan agar rakyat
membangun bangsa dan negara.
4. Kehematan : Hemat mempergunakan kata atau bentuk lain yg
dianggap tidak perlu dgn menghilangkan pengulangan subjek.
Contohnya : Karena ia tdk diundang, ia tdk datang ketempat
itu (salah) -> Karena tdk diundang, dia tdk datang ketempat
itu .
5. Kecermatan : Kalimat itu tdk menimbulkan tafsiaran ganda.
Contohnya : Mahasiswa perguruan tinggi yg pintar itu menerima
hadiah (S) . Ket : memiliki makna ganda yaitu siapa yg terkenal,
mahasiswa atau perguruan tinggi.
Mahasiswa yang pintar itu, menerima hadiah.(B)
6.Kepaduan :Kepaduan pernyatan dalam kalimat sebagai
informasi yg disampaikan tdk terpecah-pecah. Contohnya ;
Surat itu saya sudah baca (S) Surat itu sudah saya baca.(B)
7. Kelogisan: ide kalimat dapat diterima oleh akal dan penulisannya
sesuai dengan ejaan yg berlaku
D. Syarat-syarat Kalimat efektif
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya
2. Mengemukakan pemahaman yg sama tepatnya antara pikiran
pedengar atau pembaca dengan dipikirkan pembaca atau
penulisannya.
E. Struktur kalimat Efekektif :
1. Memiliki Strukturnya dan bentuk kalimat harus benar dan jelas.
2. Setiap unsur yg didalamnya harus menempati posisi yg jelas
dalam hubungan satu sama lain.
10. PARAGRAF
A. Paragraf (Alenia) : Merupakan suatu kesatuan pikiranyang lebih
tinggi (ide)yg lebih luas dari kumpulan kalimat.

B. Jenis Paragraf
1. Paragraf berdasarkan letak kalimatnya
1. Deduktif : ide utama (ide pokok) pada awal kalimat
2. Induktif : ide utama (ide pokok) pada akhir alenia
3. Variatif : Kalimat utama diletakkan pada awal dan diulang pada
akhir alenia.

2. Macam-macam alenia berdasarkan tujuannya


1. Alenia Pembuka : bagian dari sebuah wacana atau karangan yg
paling pertama kita temui
2. Alenia Isi : Merupakan suatu ide pokok beserta
pengembangannya dalam sebuah wacana.
3. Alenia penutup : Kebulatan dari masalah-masalah yg
dikemukakan pada bagian wacana atau karangan sebelumnya.
3. Macam-macam paragraf berdasarkan isi
1. Eksposisi : Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik
dengan tujuan memberi informasi.
2. Argumentasi : Bertujuan membuktikan kebenaran suatu
pendapat/kesimpulan dengan data/fakta konsep
3. Deskripsi :Gambaran mengenai suatu hal atau keadaan
sehingga pembaca seolah-olah melihat merasa, mendengar hal
tersebut.
4. Persuasi : Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi
pembaca agar berbuat sesuatu.
5. Narasi : Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yg susul
menyusul sehingga membentuk alur cerita.
 C. Syarat Paragraf :
1. Kesatuan : Semua kalimat dalam paragraf itu secara bersama-sama
mendukung satu ide atau gagasan pokok.
2. Koherensi : Kepaduan/kekompakan hubungan antara kalimat satu dgn
kalimat lain dalam paragraf.
3. Pengembangan : Pengembangan ide/gagasan dengan menggunakan
kalimat pendukung.
4. Efektif : Disusun dengan menggunakan kalimat efektif sehingga ide bisa
tersampaikan dengan tepat.

D. Fungsi Paragraf :
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dgn memberi bentuk suatu pikiran dan
perasaan ke dalam serangkaian kalimat yg tersusun secara logis dalam suatu
kesatuan.
2. Menandai peralihan /pergantian gagasan baru bagi karangan yg terdiri
beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3. Memudahkan pengembangan bagi penulis dan pemahaman bagi pembaca.
4. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yg terdiri dari
beberapa variabel.
11. KARANGAN
A. Definisi Karangan : suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang
untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui
bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.

B. Jenis Karangan :
1. Karangan Narasi :(cerpen, novel, roman, kisah perjalanan,
biografi, otobiografi.)
2. Karangan Eksposisi
3. Argumentasi
4. Karangan Deskripsi
5. Persuasi
 Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi
1. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
2. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan
peristiwa awal sampai akhir
3. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
4. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

 Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi


1. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan
pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca
2. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
3. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap,
pendapat atau pandangan pembaca
4. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan
keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas
Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi
a.  Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b.  Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri
pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau
mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan
c.  Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang
dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metoderealistis (objektif),
impresionistis (subjektif), atau sikap penulis.

Ciri-ciri paragraf persuasi :


a.  Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah. 
b.  Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
c.  Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui
d.  kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
e.  Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak
f.  hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
g.  Persuasi memerlukan fakta dan data.
 
Persamaan Argumentasi dan Eksposisi
a.  Argumentasi dan Eksposisi sama-sama menjelaskan
pendapat, gagasan, dan keyakinan kita
b. Argumentasi dan Eksposisi sama-sama memerlukan
fakta yang diperkuat  atau diperjelas dengan
angka, peta, grafik, diagram, gambar, dll.
c. Argumentasi dan Eksposisi sama-sama memerlukan
analisis dalam pembahasan
d. Argumentasi dan Eksposisi sama-sama menggali
idenya dari: Pengalaman.Pengamatan dan
Penelitian, Sikap dan Keyakinan
Perbedaan Argumentasi dan Eksposisi
a. Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga
pembaca memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Argumentasi
bertujuan untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca
menyetujui bahwa pendapat dan keyakinan kita benar.
b. Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dll. Untuk menjelaskan
sesuatu yang kita kemukakan . Argumentasi memberi contoh,
grafik, dll. Untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan
itu benar
c.  Penutup pada eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu
yang telah diuraikan sebelumnya
d. Penutup pada argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas
sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.
Perbedaan Argumentasi dengan Persuasi
Argumentasi :
a.  Tujuan untuk meyakinkan pembaca berisi gagasan, pendapat,
atau tanggapan tentang suatu masalah. Karangan Argumentasi
bertujuan mempengaruhi pembaca, sehingga pembaca akhirnya
menyetujui bahwa pendapat keyakinan dan sikap penulis benar.
b.  Penyertakan alasan dan bukti, pembaca yakin bahwa gagasan
penulis adalah benar.
c.  Di dalamnya disertakan bukti-bukti kuat
d.  Dalam paparan disertai dengan grafik, statistik dan lain-lain
untuk membuktikan
Persuasi :
a.  Bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu
b.  Untuk mencapai tujuan itu, penulis tidak menggunakan bentuk
paksaan terhadap pembaca, melainkan menggunakan upaya untuk
merangsang pembaca mengambil keputusan sesuai kemauan
penulis. Salah satu upaya itu adalah menyajikan bukti dan alasan.
c.  Di dalamnya disertakan alasan;bersifat motorik dalam karangan /
pada paparan
d. Dalam paparan hanya disertai alasan penulis untuk
mempengarahui, meskipun terdapat data berupa bukti-bukti itu pun
terdapat hanya sedikit

Persamaan Argumentasi dengan Persuasi


a. Sama-sama menjelaskan pendapat dan keyakinan penulis
12. PIDATO
A. Defenisi Pidato
Pidato : suatu ucapan dengan memperhatikan susunan kata yang
baik untuk disampaikan kepada orang banyak.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),


pidato didefinisikan sebagai
(1) Pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang
ditujukan kepada orang banyak;
(2) Wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan
khalayak.
 
 Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato
menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat,
pidato sambutan acara atau event, pidato pelepasan siswa,
pidato memperingati hari Kartini, dan lain sebagainya.
B. MACAM-MACAM/JENIS/SIFAT PIDATO
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh
pembaca acara atau MC.
2. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu
pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada
suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan
oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang
berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu
tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu
laporan pertanggung jawaban.
 
 
 
 C. TUJUAN PIDATO
1. Memberikan informasi
Memberikan sebuah pemahaman baru, mengingatkan, atau
memberikan informasi kepada khalayak ramai.
2. Persuasif atau mengajak
Mempengaruhi khalayak ramai agar dengan senang hati mengikuti
apa yang kita harapkan dan apa yang kita sampaikan.
3. Hiburan atau rekreasi
Menyenangkan pihak audiens dengan pidato yang kita bawakan
sehingga tecapai kepuasan dan kesenangan terhadap apa yang kita
sampaikan.
D. METODE BERPIDATO
1. Metode Impromptu
metode berpidato yang dilakukan secara spontanitas, serta
merta tanpa adanya persiapan terlebih dahulu. Metode ini sering
disebut juga dengan metode spontanitas.
2. Metode Memoriter
metode berpidato yang dilakukan dengan cara pembicara
menyampaikan isi naskah pidato yang telah dihafalkan terlebih
dahulu. Metode ini lebih dikenal dengan metode menghafal.
3. Metode Naskah
metode berpidato dengan cara pembicara membaca teks/naskah
pidato yang telah dipersiapkan.
4. Metode Ekstemporan
metode berpidato dengan terlebih dahulu membuat catatan
kecil atau menyiapkan garis-garis bersar konsep pidato yang akan
disampaikan.
 E. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN PIDATO
1. Menentukan topik pembicaraan
2. Menetapkan tujuan
3. Menyusun kerangka pidato :
1. Pembukaan
Pembukaan terdiri dari ucapan salam, ucapan terima kasih, serta tujuan dari
berpidato.
2. Isi
Pada bagian ini, pembicara menerangkan secara sistematis hal-hal
yang ingin disampaikan sesuai poin-poin yang telah ditetapkan.
3. Penutup
Penutup pada intinya terdiri dari kesimpulan, ucapan perminataan maaf,
serta salam penutup. Untuk lebih lengkapnya, anda bisa menambahkan
harapan atau pesan sebagai penutup.
13. MEMBACA KRITIS UNTUK
MENULIS
Defenisi Membaca kritis
A. Membaca kritis
 Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan
informasi yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan
dikembangkan.

B. RAGAM MEMBACA KRITIS


1. membaca cepat/sekilas untuk mencari
informasi
2. membaca cepat untuk informasi
khusus
3. membaca teliti untuk informasi rinci
C. LANGKAH-LANGKAH MEMBACA KRITIS TULISAN ILMIAH
1. mengenali tesis/pernyataan masalah
2. meringkas butir-butir penting
3. memahami konsep-konsep penting (pandangan ahli, hasil
penelitian, dan teori)
4. menentukan bagian yang akan dikutip
5. menentukan implikasi dari bagian/sumber yang dikutip
6. menentukan posisi penulis sebagai pengutip

D. LANGKAH-LANGKAH MEMBACA KRITIS TULISAN POPULER


1. mengenali persoalan utama/isu yang dibahas
2. menentukan relevansi isu dengan tulisan yang
akan dihasilkan
3. memanfaatkan isu tulisan populer untuk
bahan/inspirasi dalam menulis
4. membedakan isi tulisan populer dengan tulisan
ilmiah atau buku ilmiah
E. Langkah-langkah Membaca Kritis Buku Ilmiah
1. memanfaatkan indeks untuk menemukan konsep penting
2. menemukan konsep penting (pandangan ahli, hasil penelitian,
dan teori) untuk bahan menulis
3. menentukan dan menandai bagian-bagian buku yang akan
dikutip
4. menentukan implikasi dari bagian yang dikutip
5. menentukan posisi penulis sebagai pengutip
14. PENULISAN KARYA TULIS
ILMIAH
A. Defenisi Karya Ilmiah
 Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan
yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

B. Ragam Karya Ilmiah


1. Artikel
 Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal
atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan
mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati. Artikel yang
ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, peneliti, dan penulis lainnya
dapat diangkat dari hasil pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil
pengembangan proyek.

Sistematika Penulisan Artikel yaitu judul, nama penulis, abstrak dan


kata kunci, pendahuluan, bagian inti atau pembahasan, penutup, dan daftar
rujukan.
2. Makalah
a. Pengertian Makalah
 Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik atau masalah
yang disajikan dalam seminar ilmiah. Makalah juga diartikan sebagai karya
ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang
lingkup suatu perkuliahan.

 b. Karakteristik Makalah
1) Diangkat dari suatu kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan
kegiatan lapangan.
2) Ruang lingkup makalah berkisar pada cakupan permasalahan dalam
suatu mata kuliah.
3) Memperlihatkan kemampuan penulis/mahasiswa tentang
permasalahan teoritis yang dikaji atau dalam menerapkan suatu
prosedur, prinsip atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan.
4) Memperlihatkan kemampuan para peneliti/mahasiswa dalam
memahami isi dari sumber-sumber yang digunakan.
5) Menunjukkan kemampuan peneliti/mahaiswa dalam merangkai
berbagai sumber informasi sebagai satu kesatuan sintesis yang utuh.
 c. Sistematika Makalah
 Secara garis besar makalah yang ditulis mahasiswa terdiri dari tiga
bagian pokok sebagai berikut :
 1) Pendahuluan, memuat tentang persoalan yang akan dibahas
antara lain meliputi latar belakang masalah, fokus dan rumusan
masalah, prosedur pemecahan masalah dan sistematika uraiannya.
 2) Isi, yakni bagian yang memuat tentang kemampuan penulis
dalam mendemonstrasikan kemampuannya untuk menjawab
persoalan atau masalah yang dibahasnya. Pada bagian isi boleh
terdiri dari lebih satu bagian sesuai dengan permasalahan yang
dikaji.
 3) Kesimpulan, yakni bagian yang memuat pemaknaan dari penulis
terhadap diskusi atau pembahasan masalah berdasarkan kriteria
dan sumber-sumber literatur atau data lapangan. Kesimpulan ini
mengacu kepada hasil pembahasan permasalahan dan bukan
merupakan ringkasan dari isi makalah.
 3. Laporan Penelitian
 a. Pengertian laporan penelitian
 Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang disusun sebagai satu
rangkaian dari kegiatan penelitian yang dilakukan untuk
menyampaikan hasil penelitian

 b. Sistematika Laporan Penelitian


1) Latar belakang masalah mendahului rumusan masalah
2) Telaah pustaka mendahului metodologi penelitian
3) Asumsi-asumsi mendahului hipotesis-hipotesis
4) Hasil penelitian diikuti dengan diskusi atau pembahasan
5) Kesimpulan mendahului saran dan implikasi
6) Deskripsi tujuan penelitian mendahului deskripsi mengenai
kegunaan hasil penelitian.
 4. Skripsi
 Skripsi merupakan karya ilmiah akhir dari mahasiswa guna menyelesaikan
program S1. Skripsi tersebut sebagai bukti kemampuan akademis
mahasiswa yang berhubungan dengan penelitian dan pemecahan
masalah-masalah sosial. Atas dasar itu maka skripsi yang disusun
mahasiswa harus dipertahankan dalam suatu ujian akhir guna mencapai
gelar Sarjana.

 a. Karakteristik Skripsi
 Beberapa karakteristik pokok yang perlu dimiliki dalam penyusunan
skripsi mahasiswa, antara lain :
 1) Disusun berdasarkan hasil kajian literatur dan atau pengamatan
lapangan.
 2) Ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
berdasarkan ejaan yang disempurnakan.
 3) Bidang kajian difokuskan kepada permasalahan sosial dan upaya
pemacahannya, baik dalam lingkup mikro maupun makro.
 4) Sistematika Skripsi
 Skripsi yang disusun mahasiswa terdiri dari tiga bagian pokok
seperti berikut ini.
 a)Bagian Persiapan :
(1) SAMPUL
(2) HALAMAN JUDUL
(3) HALAMAN PENGESAHAN
(4) ABSTRAK
(5) KATA PENGANTAR
(6) DAFTAR ISI
 (7) DAFTAR TABEL
(8) DAFTAR BAGAN (GAMBAR)
 b) Bagian Teks
(1) BAB I. PENDAHULUAN
(2) BAB II. LANDASAN TEORI (Diberi judul sesuai dengan isi Bab II)
(3) BAB III. METODE PENELITIAN
(4) BAB IV. DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
(5) BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.
 c) Bagian Akhir
(1) DAFTAR PUSTAKA
(2) LAMPIRAN-LAMPIRAN
 DAFTAR PUSTAKA

 Ansoriyah, Siti. 2019. Bahasa Indonesia untuk


Perguruan Tinggi. Jakarta : Pendidikan Deepublish.
 Safitri, Liana. 2017. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. Jakarta : Anak Hebat Indonesia.
 Sukartha, I Nengah. 2010. Bahasa Indonesia
Akademik untuk Perguruan Tinggi. Bali : Udayana
University Press

Anda mungkin juga menyukai