Penapisan
fungsi Head Impulse Nystagmus
Fast ponting Past pointing Tes Romberg
pendengaran Test opokinetik
Nystagmus
Tes Romberg Fiksasi
posisional
Gaze
Tes Romberg horizontal &
dipertajam vertikal
Penapisan Fungsi
Pendengaran • Intepretasi:
• Telinga yang
mendengar garpu
tala lebih keras,
memiliki fungi
pendengaran
yang lebih baik.
Tes Rinne
Intepretasi:
- Rinne positif: bunyi garpu tala masih terdengar saat diletakkan di depan
lubang telinga (Normal/ tuli sensorineural)
- Rinne negatif: bunyi garpu tala sudah tidak terdengar saat diletakkan di
depan telinga. (Tuli konduktif)
Tes WEBER
Intepretasi:
- Tes Weber Negatif: suara
garpu tala terdengar
simetris pada kedua
telinga (Normal)
- Tes Weber Positif: suara
garpu tala terdengar lebih
keras pada telinga yang
sakit (Tuli konduktif) ;
suara garpu tala
terdengar lebih keras
pada telinga yang sehat
(Tuli sensorineural)
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran dengan Garpu Tala
• Intepretasi:
- Lesi perifer: tidak
didapatkan gerakan
koreksi (refiksasi) pada
mata yang tidak ditutup.
- Lesi sentral: didapatkan
gerakan koreksi
(refiksasi) pada mata
yang tidak ditutup.
Tes Provokasi Nystagmus
Head Shaking Nystagmus (HSN)
Intepretasi:
- Head shaking nystagmus positif: terdapat nystagmus
pasca rotasi kepala
- Head shaking nystagmus negative: tidak didapatkan
nystagmus pasca rotasi kepala
Nystagmus Posisional
Manuver Dix
Hallpike
Manuver
Supine Roll Test
Manuver Dix-Hallpike
Intepretasi:
- Pada BPPV, didapatkan nystagmus dengan karakteristik upbeat rotational ke
sisi lesi, dengan latensi 1-15 detik, durasi <60 detik, dan lama kelamaan akan
menghilang (fatigue)
Perbandingan Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) dan Central Positional Vertigo
(CPV)
BPPV CPV
Latensi 1-15 detik (lebih singkat pada BPPV Tidak ada latensi atau latensi <5 detik
horizontal)
Vertigo Tipikal Tipikal
Durasi serangan 5-40 detik (lebih lama pada BPPV 5->60 detik
horizontal)
Arah nistagmus Upbeat rotational ke sisi lesi (BPPV Vertikal atau torsional murni, atau kombinasi
posterior) torsional-linear (arah nistagmus tidak sesuai
dengan kanal yang distimulasi dengan
maneuver)
Fatig Ya Tidak
Mual dan muntah Jarang, lebih sering jika dilakukan Sering muncul hanya pada satu kali manuver
maneuver berulang
Manuver Supine Roll Test
Vestibulo-Spinal Reflex (VSR) dan Fungsi
Serebelum
Intepretasi:
- Romberg positif/ataksia sensoris: pasien jatuh/ deviasi dengan mata tertutup (gangguan
propioseptif)
- Romberg positif/ataksia serebellar: pasien jatuh/ deviasi dengan mata terbuka
(gangguan propioseptif, vestibular, dan visual)
- Romberg negative: pasien dapat mempertahankan posisi tanpa terjatuh
Fukuda Stepping Test
• Intepretasi:
- dianggap abnormal, bila
deviasi ke satu sisi lebih
dari 30˚ atau bergeser
lebih dari 1 meter
Tandem Gait
Intepretasi:
- Pada tandem gait terganggu, pasien mengalami deviasi (kelainan
vestibular) atau jatuh ke sisi lesi (kelainan serebelar)
Pemeriksaan Past Pointing
Pemeriksaan Telunjuk Jari (Finger to Finger)
Intepretasi:
- Adanya dismetria menunjukkan lesi serebelum ipsilateral
Pemeriksaan Telunjuk Hidung (Finger to Nose)
Intepretasi:
- Abnormal: hipometria, hipermetria, tremor intensi
- Adanya dismetria mengindikasikan gangguan serebelum khususnya
koordinasi
Disdiadokokinesis
• Intepretasi:
- Positif: terdapat gerakan
melambat atau tertinggal
pada satu sisi, ritme
ireguler (lesi serebelum
ipsilateral.
Tes Tumit Lutut (Shin to Heel)
• Intepretasi:
- Lesi serebelum: kesulitan
meletakkan tumit pada lutut dan
terdapat gerakan jerky atau tidak
stabil saat menyusuri tulang kering
- Gangguan sensoris (ataksia
sensoris): kesulitan meletakkan
tumit pada lutut dan tergelincir
saat menyusuri tulang kering
Fenomena Rebound
• Intepretasi:
- Rebound positif: saat tahanan
dilepaskan tiba-tiba, terdapat fleksi
pada lengan pasien (Normal).
- Rebound negative: terdapat fleksi
lengan berlebihan hingga hamper
mengenai wajah, yang dapat
ditemukan pada lesi serebelum