Anda di halaman 1dari 32

Pemeriksaan Neurootologi

Pemeriksaan Neurootologi Bedsite


terkait Sistem Keseimbangan
Auditori VOR VSR Cerebellum Propioseptif Lain-lain

Penapisan
fungsi Head Impulse Nystagmus
Fast ponting Past pointing Tes Romberg
pendengaran Test opokinetik

Tes Rinne Nistagmus Fukuda Tes Romberg


Finger to nose Sakadik
spontan Stepping Test dipertajam

Tes Weber Skew Smooth


Tes Romberg Finger to ffinger
deviation pursuit

Head shaking Tes Romberg


Diadokokinesis Konvergensi
nystagmus dipertajam

Nystagmus
Tes Romberg Fiksasi
posisional

Gaze
Tes Romberg horizontal &
dipertajam vertikal

Nystagmus & Duksi &


gerakansentral ocular
lain misalignment
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran dengan Garpu Tala

Penapisan Fungsi
Pendengaran • Intepretasi:
• Telinga yang
mendengar garpu
tala lebih keras,
memiliki fungi
pendengaran
yang lebih baik.
Tes Rinne

Intepretasi:
- Rinne positif: bunyi garpu tala masih terdengar saat diletakkan di depan
lubang telinga (Normal/ tuli sensorineural)
- Rinne negatif: bunyi garpu tala sudah tidak terdengar saat diletakkan di
depan telinga. (Tuli konduktif)
Tes WEBER

Intepretasi:
- Tes Weber Negatif: suara
garpu tala terdengar
simetris pada kedua
telinga (Normal)
- Tes Weber Positif: suara
garpu tala terdengar lebih
keras pada telinga yang
sakit (Tuli konduktif) ;
suara garpu tala
terdengar lebih keras
pada telinga yang sehat
(Tuli sensorineural)
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran dengan Garpu Tala

Penapisan fungsi pendengaran Tes Rinne Tes Weber

• Pemeriksa menggetarkan garpu • Pemeriksa menggetarkan garpu • Pemeriksa menggetarkan garpu


tala, diletakkan di depan telinga tala, meletakkan pada tulang tala, diletakkan di vertex, dahi,
(posisi tegak lurus telinga pasien) mastoid pasien dan meminta atau nasal bridge pasien.
• Pasien mendengarkan suara pasien mendengarkan suara • Pemeriksa menanyakan apakah
garpu tala garpu tala suara garpu tala terdengar
• Dilakukan pada kedua sisi telinga • Meminta pasien memberi tahu simetris pada kedua telinga
• Ditanyakan telinga mana yang bila suara sudah tidak terdengar • Intepretasi:
mendengar lebih keras • Setelah tidak terdengar, garpu • Normal / Tes Weber negative:
• Telinga yg mendengar lebih keras tala dipindahkan ke depan suara garpu tala terdengar
memiliki fungsi pendengaran telinga pasien, ditanyakan simetris
lebih baik apakah suara garpu tala masih • Tuli konduktif: lateraalisasi ke
terdengar telinga yang sakit
• Dilakukan pada kedua sisi telinga • Tuli sensorineural: lateralisasi ke
• Rinne positif bila suara masih telinga sehat
terdengar saat diletakkan depan
lubang telinga
• Rinne negatif bila sudah tidak
terdengar suara
• Intepretasi: Rinne positif 
normal atau tuli sensorineural;
Rinne negative  tuli konduktif
Vestibulo-Ocular Reflex (VOR)

Tujuan: untuk menilai VOR secara statis maupun


dinamis, mengidentifikasi gangguan VOR berupa:
Nistagmus (spontan, posisional, head shaking)
Correctional saccadic atau refixation saccadic
pada head impulse test

Syarat: tidak ada kelainan leher yang


membahayakan
HINTS battery (Head Impulse
Test, Nystagmus, Test of Skew)
Head Impulse Test
• Intepretasi:
- Gerakan sakadik (+): lesi
perifer
- Gerakan sakadik (-): lesi
sentral
Nystagmus
• Intepretasi:
- Lesi perifer: nystagmus
unidirectional dengan gerakan
horizontal dan rotatoar.
- Lesi sentral: nystagmus
bidirectional dengan gerakan
vertical, rotatoar, atau
horizontal
Test of Skew

• Intepretasi:
- Lesi perifer: tidak
didapatkan gerakan
koreksi (refiksasi) pada
mata yang tidak ditutup.
- Lesi sentral: didapatkan
gerakan koreksi
(refiksasi) pada mata
yang tidak ditutup.
Tes Provokasi Nystagmus
Head Shaking Nystagmus (HSN)

Intepretasi:
- Head shaking nystagmus positif: terdapat nystagmus
pasca rotasi kepala
- Head shaking nystagmus negative: tidak didapatkan
nystagmus pasca rotasi kepala
Nystagmus Posisional

Manuver Dix
Hallpike

Manuver
Supine Roll Test
Manuver Dix-Hallpike

Intepretasi:
- Pada BPPV, didapatkan nystagmus dengan karakteristik upbeat rotational ke
sisi lesi, dengan latensi 1-15 detik, durasi <60 detik, dan lama kelamaan akan
menghilang (fatigue)
Perbandingan Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) dan Central Positional Vertigo
(CPV)

BPPV CPV
Latensi 1-15 detik (lebih singkat pada BPPV Tidak ada latensi atau latensi <5 detik
horizontal)
Vertigo Tipikal Tipikal
Durasi serangan 5-40 detik (lebih lama pada BPPV 5->60 detik
horizontal)
Arah nistagmus Upbeat rotational ke sisi lesi (BPPV Vertikal atau torsional murni, atau kombinasi
posterior) torsional-linear (arah nistagmus tidak sesuai
dengan kanal yang distimulasi dengan
maneuver)

Fatig Ya Tidak
Mual dan muntah Jarang, lebih sering jika dilakukan Sering muncul hanya pada satu kali manuver
maneuver berulang
Manuver Supine Roll Test
Vestibulo-Spinal Reflex (VSR) dan Fungsi
Serebelum

Tes Romberg dan


Fukuda Stepping Test Tandem Gait
Romberg Dipertajam

Pemeriksaan Past Pemeriksaan Telunjuk Pemeriksaan Telunjuk


Pointing Jari (Finger to Finger) Hidung (Finger to Nose)

Tes Tumit Lutut (Knee


Disdiadokokinesis Fenomena Rebound
to Heel)
Tes Romberg dan Romberg Dipertajam

Tes Romberg Tes Romberg Dipertajam

Intepretasi:
- Romberg positif/ataksia sensoris: pasien jatuh/ deviasi dengan mata tertutup (gangguan
propioseptif)
- Romberg positif/ataksia serebellar: pasien jatuh/ deviasi dengan mata terbuka
(gangguan propioseptif, vestibular, dan visual)
- Romberg negative: pasien dapat mempertahankan posisi tanpa terjatuh
Fukuda Stepping Test
• Intepretasi:
- dianggap abnormal, bila
deviasi ke satu sisi lebih
dari 30˚ atau bergeser
lebih dari 1 meter
Tandem Gait

Intepretasi:
- Pada tandem gait terganggu, pasien mengalami deviasi (kelainan
vestibular) atau jatuh ke sisi lesi (kelainan serebelar)
Pemeriksaan Past Pointing
Pemeriksaan Telunjuk Jari (Finger to Finger)

Intepretasi:
- Adanya dismetria menunjukkan lesi serebelum ipsilateral
Pemeriksaan Telunjuk Hidung (Finger to Nose)

Intepretasi:
- Abnormal: hipometria, hipermetria, tremor intensi
- Adanya dismetria mengindikasikan gangguan serebelum khususnya
koordinasi
Disdiadokokinesis
• Intepretasi:
- Positif: terdapat gerakan
melambat atau tertinggal
pada satu sisi, ritme
ireguler (lesi serebelum
ipsilateral.
Tes Tumit Lutut (Shin to Heel)
• Intepretasi:
- Lesi serebelum: kesulitan
meletakkan tumit pada lutut dan
terdapat gerakan jerky atau tidak
stabil saat menyusuri tulang kering
- Gangguan sensoris (ataksia
sensoris): kesulitan meletakkan
tumit pada lutut dan tergelincir
saat menyusuri tulang kering
Fenomena Rebound
• Intepretasi:
- Rebound positif: saat tahanan
dilepaskan tiba-tiba, terdapat fleksi
pada lengan pasien (Normal).
- Rebound negative: terdapat fleksi
lengan berlebihan hingga hamper
mengenai wajah, yang dapat
ditemukan pada lesi serebelum

Anda mungkin juga menyukai