Anda di halaman 1dari 26

OSLER

Pembimbing :
dr. Teguh, Sp. A., M. Biomed

Oleh :
Ira Resmi Melani
200702120006
Identitas Pasien
● Nama : An. M
● Usia : 11 bulan 19 hari
● Tanggal lahir : 21 Mei 2020
● Jenis Kelamin : Laki-laki
● Alamat : Pasuruan
● Tanggal masuk RS : 27 Oktober 2021
● Tanggal keluar RS : -
Identitas Orang Tua
IBU
● Nama : Ny. F
● Usia : 40 tahun
● Pekerjaan : Guru ngaji
● Alamat : Pasuruan

AYAH
● Nama : Tn. K
● Usia : 41 tahun
● Pekerjaan : Pedagang kopi
● Alamat : Pasuruan
Anamnesis (Heteroanamnesis)
Keluhan utama : Kejang
- Pasien datang ke IGD RSKH tanggal 27 Oktober 2021 (15.30 wib) dengan keluhan masih kejang pada 5-10 menit SMRS.
Kejang ditandai dengan mata melirik keatas dengan tubuh, tangan dan kaki kanan kiri kaku. Durasi kejang kurang lebih 5-10
menit. Setelah kejang pasien tidak sadar. Dari keterangan ibu pasien, saat kejang langsung segera dibawa ke RS. Kemudian
saat di IGD pasien langsung segera diberikan diazepam iv 1 mg dan kejang berhenti. Kemudian pasien mengalami kejang
kembali pada 3 jam yang lalu (18.30) dengan durasi kejang kurang dari 5 menit. Kejang ditandai dengan kedua tangan
bergetar, kemudian kedua kaki kaku, serta kedua mata melirik ke atas. Kejang disertai merintih. Setelah kejang pasien tidak
sadar. Pada saat kejang, pasien langsung diberikan obat diazepam lagi iv 1.5 mg dan loading fenitoin 120 mg kemudian
kejang berhenti. Kemudian saat pindah ke ruang PICU pukul 20.30 wib, pasien mengalami kejang 2 kali pada 3 jam dan 5
jam setelah masuk PICU. Kejang ditandai dengan kedua tangan bergetar, kemudian tubuh dan kedua kaki kaku. Kejang
disertai merintih. Setelah kejang, pasien tidak sadar. Pada saat kejang suhu pasien antara 38.5°C hingga 39.5 °C. Pada saat
kejang, pasien langsung diberikan loading fenobarbital 100 mg dan extra diazepam 1.5 mg iv, dan juga diberikan novalgin iv
75 mg. Kemudian kejang berhenti serta suhu pasien turun menjadi 36.9°C.
- Kemudian Ibu pasien juga mengatakan bahwa pasien seperti mengalami kejang 3.5 jam SMRS saat di rumah (Pasuruan).
Kejang ditandai dengan mata melirik keatas dengan tubuh, tangan dan kaki sebelah kiri kaku dengan merintih. Durasi kejang
kurang lebih 5 menit. Setelah kejang berhenti, pasien sadar kembali akan tetapi lemas dan masih bisa menoleh kanan kiri.
Saat kejang berhenti, pasien diberi obat penurun panas sirup kemudian langsung diajak ke suatu acara di batu. Setelah
pemberian obat penurun panas, ibu pasien merasakan jika suhu tubuh sedikit turun.
- Sebelum kejang terjadi, pasien sempat demam sejak 2 hari sebelum MRS. Ibu pasien mengatakan demam muncul secara tiba-
tiba. Demam dirasakan naik turun dengan rentang suhu sekitar 37°C hingga 38°C. Demam disertai dengan muncul keringat
dingin. Saat dirumah pasien sempat diberikan obat penurun panas drop dengan 3-4 kali sehari. Saat diberikan obat, suhu
pasien sempat turun tapi tinggi kembali (suhu sekitar 38°C) terutama pada malam hari. Pada saat demam, ibu pasien
mengatakan anak rewel, lesu tapi masih bisa makan minum sedikit-sedikit. Untuk saat ini sesak, batuk pilek disangkal.
- Menurut ibu pasien, BAK pasien mulai sedikit sejak 1 hari SMRS dan BAB pasien sudah 5 kali sejak 1
hari SMRS dengan konsistensi lembek cair, kuning, berampas tanpa disertai lendir maupun darah, akan
tetapi untuk BAB terkahir saat di UGD bewarna kuning kehijauan, lembek cair, berampas dan disertai
lender. Pada saat BAB tidak menyemprot.
- Ibu pasien mengatakan bahwa mukosa bibir dalam didapatkan sariawan sejak 2 hari SMRS.
- Cairan yang keluar dari telinga, sakit gigi, tergigit hewan, terkena paku berkarat, atau terjatuh disangkal
oleh ibu pasien

• RPD
- Riwayat kejang sebelumnya disangkal
- Riwayat demam disangkal
- Riwayat batuk (+) 1 minggu yang lalu  saat ini tidak ada keluhan batuk
- Riwayat pilek disangkal
- Riwayat diare disangkal
- Riwayat alergi makanan atau obat disangkal
- Riwayat asma disangkal

• Riwayat Pengobatan :
Obat di apotik
- Obat penurun panas sirup 3-4 kali / hari
• Riwayat Penyakit Keluarga:
- Riwayat kejang dalam keluarga disangkal
- Riwayat demam dalam keluarga disangkal
- Riwayat batuk pilek dalam keluarga disangkal
- Riwayat diare dalam keluarga disangkal

• Riwayat Sosial dan Lingkungan:


- Pasien tinggal 1 rumah bersama ibu, ayah, dan 2 kakak kandung
- Keluarga merokok (+)  ayah
- Lingkungan sekitar tempat tinggal dikatakan cukup bersih dan jarak antar rumah berdekatan.
Samping rumah perkebunan dan sawah. Ventilasi rumah baik. Pencahayan baik. Sumber air
berasal dari sumur.
- Genangan air, sampah menumpuk (-)
- Riwayat demam, batuk, pilek pada tetangga maupun teman disangkal

• Riwayat Kehamilan dan Persalinan:


- Anak ke 3 (P3003Ab0)
- Ibu rutin ANC selama kehamilan ke bidan sebanyak > 5 kali ke bidan dengan hasil normal
- Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah mengalami infeksi, pre eklamsi maupun masalah
kehamilan lainnya.
- Ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu saat hamil.
- Pasien lahir spontan dengan UK 38-39 minggu dibantu bidan dengan BBL 2220 gram, PBL 50
● Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengaku jika imunisasi tidak lengkap, hanya 3 kali imunisasi. Kemungkinan imunisasi yang didapat pasien
adalah :
- Pasien diberikan imunisasi Hepatitis B 1 dosis (saat lahir)
- Imunisasi Polio 1 dosis (saat lahir atau bulan ke-2)
- Imunisasi BCG 1 dosis (usia 1 bulan)

● Riwayat Tumbuh Kembang:


Riwayat Pertumbuhan :
- BBL 2220 gr, PBL 50 cm. BB sekarang 6 kg. PB 70 cm.
Riwayat Perkembangan :
- Usia 2 bulan : bisa mengangkat kepala
- Usia 4 bulan : bisa tengkurap dan terlentang sendiri
- Usia 6 bulan : bisa duduk tanpa berpegangan, dapat memasukkan benda ke mulut
- Usia 8 bulan : merangkak dan tengkurap cepat, berdiri dengan berpegang
- Saat ini pasien dapat berjalan dengan bantuan, bertepuk tangan, melambaikan tangan, dan sudah tumbuh gigi

● Riwayat Nutrisi
- Pasien mendapatkan ASI dari lahir sampai saat ini. Dan ditambahkan minum susu kambing sejak usia 6 bulan
hingga saat ini dengan frekuensi minum 5x sehari, dengan tiap kali minum kurang lebih 100 cc.
- Pasien sudah memulai MPASI bubur halus sejak usia 6 bulan hingga saat ini dengan komposisi karbohidrat, protein,
sayur, dan lemak dengan frekuensi makan 3 kali porsi dalam sehari.
Pemeriksaan Fisik
● STATUS GENERALIS
- Keadaan Umum : tampak lemah
- Kesadaran : 135

● STATUS ANTROPOMETRI
- BB : 6 kg
- TB : 70 cm
- BB/ U : <-3 SD  gizi buruk
- PB/ U : -2 SD s/d 0 SD normal
- BB/ TB : <-3 SD  sangat kurus

● TANDA-TANDA VITAL di IGD RSKH TANDA-TANDA VITAL di RUANGAN


- TD : - mmHg - TD : - mmHg
- Nadi: 166x/menit reguler kuat - Nadi : 124 x/ menit regular kuat
- RR: 46x/menit reguler - RR : 32 x/menit regular
- Tax : 40.4 °C - Tax : 38,5 °C
- SpO2: 100% via NRBM 5 lpm - SpO2 : 100 % via NRBM 5 lpm
Pemeriksaan Fisik
● KEPALA/LEHER :
● Kepala
- Mesosefal, UUB sudah menutup
- Mata: konjungtiva anemis (-), sklera ikterus (-), mata cowong (+/+), pupil bulat isokor
±4 mm/±5 mm
- Telinga: serumen (-/-), inflamasi (-/-), cairan (-/-)
- Hidung: napas cuping hidung (-), sekret (-/-), perdarahan (-/-)
- Mulut: mukosa kering, sianosis (-), lesi (-), tonsil dan faring dbn
- Bibir: kering, sumbing (-), sariawan (+) pada mukosa bibir atas

● Leher
- Tidak didapatkan pembesaran KGB
Pemeriksaan Fisik
THORAX
● Inspeksi :
- Bentuk normal, ukuran simetris • Palpasi :
- Pergerakan dinding dada simetris - Pergerakan dinding dada simetris
- Jejas (-) hematom (-), retraksi (-) - Nyeri tekan (-) 
● Auskultasi : • Perkusi :
- Cor : S1S2 tunggal regular, Murmur (-), Gallop - Cor: Batas jantung dbn, Iktus kordis teraba di ICS 5
(-) MCL sinistra
- Pulmo :  Suara nafas Dextra Sinistra - Paru:  Dextra Sinistra
Vesikuler Vesikuler Sonor Sonor
Vesikuler Vesikuler
Vesikuler Vesikuler Sonor Sonor
Ronkhi Dextra Sinistra Sonor Sonor
- -
- -
- -
Wheezing Dextra Sinistra
- -
- -
- -
Pemeriksaan Fisik
ABDOMEN EKSTREMITAS
Inspeksi : - Inflamasi (-), edema (-/-)
- Jejas (-), distensi (-), sikatriks (-), massa (-), hernia - Clubbing finger (-)
umbilikal (-) - Akral dingin
Auskultasi : - CRT > 2 detik
- Bising usus meningkat 30 x/ menit
Palpasi : INTEGUMEN
- Soefl - Turgor baik
- Nyeri tekan (-) - Ikterus (-)
- Hepar dan lien tidak ada pembesaran - Ptekie (-)
Perkusi : - Purpura (-)
- Timpani - Sikatriks (-)

GENITALIA
 Kemerhan area genitalia (-)
 Edema skrotum (-)
 Preputium dapat ditarik dan mudah
dibersihkan
Status Neurologis
GCS: 135
Refleks fisiologis :
Meningeal sign : Refleks bisep  +2+2
Kaku Kuduk (-) Refleks trisep  +2 +2           
Brudzinsky I/II/III/ IV (-/+/-/-) Refleks patella  +2 +2           
Kernig (-) Refleks achilles +2 +2           
 
N.Cranialis :  Refleks Patologis :
Pupil bulat isokor ø 4mm/5mm   Hoffman -/-
Refleks cahaya +/+   Tromner -/-
Parese n.III/ IV/ VI (-) Babinski -/-
Parese n.VII (-) Oppenheim +/+
Parese n.XII (-) Chaddock +/
Gordon +/-
Motorik:  Tonus N N, Power 5 5 Schaefer +/-
   N N           5 5                 Stransky -/-
Gonda +/-
Sensorik: normal
Problem List
● Kejang
● Demam
● Diare dengan BAB hijau berlendir
● Mata cowong
● Crt > 2 detik
● Refleks patologis (+)
● Meningeal sign (+)
ASSESSMENT - 1
● Seizure ec Status epilepticus dd susp. Meningoensefalitis
● Diare dengan dehidrasi sedang
● Gizi buruk
Planning Diagnosis
• Lab  DL, PPT/APTT, kimia darah, Crp, GDA
• Swab antigen C-19
• Pemeriksaan feces
• CT scan kepala dengan kontras
• Lumbal pungsi
Laboratorium 27.10.2021
Temuan
HGB (L) 9.5
RBC (L) 3.70
HCT (L) 24.9
MCV (L) 67.3
MCHC (H) 38.2
WBC (H) 27.57
PLT (N) 191

Temuan
PPT (H) 12.6
APTT (H) 37.4

Temuan
GDA 174
Laboratorium 27.10.2021

Temuan
Ureum (H) 114.6
Creatinin P (H) 1.14
Glukosa sewaktu (N) 156
Covid-19 Negatif
Pemeriksaaan feses 28.10.2021

Temuan
Warna Kuning kehijauan
Lendir +
Darah -
Leukosit 1-2
Epitel -
Lemak +
Kesimpulan :

Sesuai dengan
gambaran meningitis
(tampak penyengatan
leptomeningeal
patologis pada regio
temporoparietal DS)

Tanpa kontras Dengan kontras


ASSESMENT 2

● Status epilepticus ec Meningoensefalitis dengan sepsis


● Diare dengan dehidrasi sedang
● Gizi buruk
Planning Therapy
Terapi saat di IGD RSKH dari DPJP : Terapi saat di Ruangan :
- Kaen 3B 750 cc/ 24 jam - Selang seling pemberian iv paracetamol
- IV sanmol 4x75 mg  bila masih 75 mg dan iv antrain 75 mg tiap 3-4 jam
demam iv antrain 75 mg - Loading phenobarbital 100 mg dalam 20
- Iv diazepam 1 mg (kp) cc NS habis 20 menit
- Iv ceftriaxone 2x300mg - 1 jam lagi masuk fenitoin
- Jika masih kejang  extra diazepam 1.5
mg
- Menyiapkan fenitoin 100 mg dalam 20
cc NS syring pump jalan 60 cc/ jam
- Maintenance iv phenytoin 3x15 mg
(setelah 8 jam loading awal)
- Pasang cvc dan loadinh RL 120 cc
Usulan Terapi
- O2 NRBM 5 lpm
- Kaen 3B 750 cc/ 24 jam
- IV sanmol 4x75 mg tiap 3-4 jam
- Iv Ceftriaxone 2x300mg
- Ferrous sulfat (ferriz syr) 1x1/2 sendok takar (2.5 ml)
- Kejang :
- Diazepam suppositoria 5 mg, diberikan 2 kali dengan interval 5 menit (jika masih kejang)
- Jika masih kejang  Iv diazepam 1.8 mg. Jika masih kejang  tambahkah diazepam iv 1.8 mg hingga dosis maksimal (10 mg
= 5 kali)
- Jika masih kejang lagi  tambahakan loading fenitoin 120 mg dalam 12 cc Nacl 0,9% dengan kecepatan 50 mg dalam 2,4
menit. Jika kejang berhenti dengan pemberian fenitoin lanjut rumatan fenitoin 2x15 mg iv
- Jika masih kejang lagi  tambahkan fenobarbital 120 mg iv bolus dengan kecepatan 100 mg dalam 1.2 menit. Jikan kejang
berhenti dengan pemberian fenobarbital lanjut rumatan fenobarbital 2x15 mg iv
- Gizi buruk : (dehidrasi dan infeksi)
- Fase stabilisasi : Rehidrasi : meberikan resomal 5 ml/ kg BB tiap 30 menit untuk 2 jam pertama. Kemudian dilanjut resomal
5-10 ml/kgBB/ jam selang seling dengan F-75 dengan jumlah sama, setiap jam selama 10 jam. Evaluasi : apakah cairan bisa
masuk, volume tinja yang keluar, dan apakah ada muntah atau tidak. Kemudian dilanjut dengan F-75 secara teratur setiap 2
jam. Untuk infeksi : sesuai penyebabnya.
- Fase transisi : F-100
- Fase rehabilitasi :
- Energi : 150-220 kkal/kgBB/ hari
- - Protein : 4-6 gr/ kgBB/ hari
- - F-100
Planning Monitoring
1. Klinis (kejang berulang, demam, BAB)
2. Tanda vital : suhu, nadi, RR, SpO2
3. Lab : DL ulang
Planning Edukasi
1. Menginformasikan kondisi pasien saat ini kepada keluarga dan pasien
2. Meyakinkan pasien dan keluarganya bahwa kondisi ini memiliki prognosis yang baik jika sudah ditangani
dengan tepat. KIE kemungkinan terdapat gejala sisa.
3. Jika demam segera berikan obat penurun panas
4. KIE: bisa berulang lagi hingga usia 5 tahun

Beberapa hal yang harus dikerjakan bila anak kejang :


- Tetap tenang dan tidak panik.
- Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
- Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring. Bila terdapat muntah, bersihkan muntahan atau lendir di mulut
atau hidung.
- Walaupun terdapat kemungkinan (yang sesungguhnya sangat kecil) lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu
kedalam mulut.
- Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan lama kejang.
- Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang.
- Berikan diazepam rektal bila kejang masih berlangsung lebih dari 5 menit. Jangan berikan bila kejang telah
berhenti. Diazepam rektal dapat diberikan 2 kali oleh orang tua saat di rumah.
- Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih, suhu tubuh lebih dari 40 derajat
Celsius, kejang tidak berhenti dengan diazepam rektal, kejang fokal, setelah kejang anak tidak sadar, atau
terdapat kelumpuhan.
Terimakasih
Alternative resources

Anda mungkin juga menyukai