Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 13 :

Ina Nasihatul Ummah


Riyan Praditiya

Hukum Lembaga Keuangan


Dana Pensiun
Pengertian Dana Pensiun Konvensional

 Dana pensiun adalah sekumpulan aset yang dikelola dan dijalankan oleh
suatu lembaga untuk menghasilkan suatu manfaat pensiun, yaitu suatu
pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan
cara yang ditetapkan dalam ketentuan yang menjadi dasar penyelenggaraan
program pensiun. Pembayaran manfaat tersebut dikaitkan dengan
pencapaian usia tertentu. Terdapat dua jenis program pensiun, yaitu:
1. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) / Defined Benefit. Pada PPMP,
besar manfaat pensiun ditentukan berdasarkan rumus tertentu yang telah
ditetapkan di awal.
2. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) / Defined Contribution. Pada PPIP, besar
manfaat pensiun sangat tergantung pada besar iuran yang disetor dan hasil
pengembangan dana. Sifatnya mirip tabungan, namun memiliki kelebihan
fasilitas penundaan pajak dari pemerintah. Besar iuran baik dari pemberi
kerja maupun peserta ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun.
Macam Manfaat Pensiun Dalam PPMP

i. Manfaat Pensiun Normal, berupa pembayaran berkala setiap bulan


yang diterima oleh peserta yang telah mencapai usia pensiun menurut
ketentuan perusahaan.
ii. Manfaat Pensiun Dipercepat, berupa pembayaran berkala setiap bulan
kepada peserta yang berhenti bekerja, atau tidak memiliki penghasilan
lagi minimal 10 tahun sebelum mencapai usia pensiun normal.
iii. Manfaat Pensiun Cacat, dibayarkan kepada peserta yang tidak dapat
bekerja lagi karena cacat.
iv. Manfaat pensiun Ditunda, adalah hak yang diterima oleh peserta yang
berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal, tetapi
pembayaran pensiun baru dibayarkan setelah peserta mencapai usia
sekurang-kurangnya 10 usia pensiun normal.
Macam Program Pensiun Iuran Pasti

a. Money Purchase Pension Plan (MPPP). Merupakan program yang


banyak dipakai oleh perusahaan / pemberi kerja berskala kecil yang
ingin memberikan jaminan manfaat pensiun kepada pekerjanya, tetapi
tidak bersedia menanggung kewajiban keuangan seperti dalam
program manfaat pasti.
b. Profit Sharing. Merupakan program yang iurannya berdasarkan
keuntungan perusahaan / pemberi kerja.
c. Thrift and Sharing plan. Peserta membayar iuran selain iuran dari
perusahaan / pemberi kerja, bila pemberi kerja tidak memberikan iuran
pada program iuran pasti, maka disebut pure thrift plan.
d. Stock Bonus Plan. Program yang dijalankan oleh pemberi kerja dimana
manfaat pensiun yang dibagikan berupa saham perusahaan.
e. Equity Stock Ownership Plan ( ESOP). Merupakan program pensiun yang
berinvestasi dalam instrumen saham pemberi kerja.
Perkembangan Pengelolaan Dana
Pensiun
Perkembangan program pensiun yang beroperasi di Indonesia sangat beragam,
baik di sektor publik maupun swasta. Saat ini terdapat empat badan yang
mengelola program pensiun, yaitu :
i. Tabungan dan Asuransi Pensiun (Taspen) program pensiun yang khusus
diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS).
ii. Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) program pensiun
yang diberikan khusus untuk anggota TNI.
iii. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) melalui UU No. 3 Tahun 1992
tentang Jamsostek bagi perusahaan yang ikut Jamsostek dan UU No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan dengan program Jaminan Hari Tua (JHT) yang
digunakan untuk karyawan, baik swasta maupun BUMN.
iv. DPPK/DPLK, yaitu program pensiun untuk karyawan dan pekerja mandiri.
Karakteristik dari keempat badan dalam menyelenggarakan program pensiun
di Indonesia dapat dilihat berdasarkan kepesertaan, bentuk partisipasi,
lembaga pengelola, landasan peraturannya, dan jenis programnya.
Dasar Hukum Dana Pensiun
Konvensional
Dasar hukum untuk menyelenggarakan Dana Pensiun adalah UU No. 11 Tahun 1992
tentang Dana Pensiun. Menurut UU tersebut, maka Dana Pensiun adalah badan
hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat
pensiun.
Peraturan Dana Pensiun :
1. PP No. 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja, mengatur
pembentukan Dana Pensiun Pemberi Kerja.
2. PP No. 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan, mengatur
pembentukan Dana Pensiun Lembaga Keuangan
3. KMK No. 227 Tahun 1993 tentang Tata Cara Permohonan Pengesahan
Pembentukan Dana Pensiun Pemberi Kerja, Penyesuaian Yayasan Dana Pensiun
dan Pengesahan Atas Perubahan Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun
Pemberi Kerja
4. PMK No. 21 Tahun 2011 tentang Pengesahan Pendirian Dana Pensiun Lembaga
Keuangan dan Perubahan Pengaturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Lembaga
Keuangan.
5. PMK No. 50/PMK.010/2012 Tentang Perubahan Ketiga atas Keputusan
Menteri Keuangan No. 343/ KMK.017/1998 tentang Iuran dan Manfaat
Pensiun.
6. PMK No. 19/PMK.010/2012 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan No. 199/ KMK.010/2008 tentang Investasi Dana Pensiun.
7. PMK No. 21/PMK.010/2012 Tentang Perubahan atas Keputusan Menteri
Keuangan No. 510/ KMK.06/2012 tentang Pendanaan dan Solvabilitas
Dana Pensiun Pemberi Kerja.
8. PMK No. 22/PMK.010/2012 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan No. 22/PMK.10/2012 tentang Laporan Teknis Dana Pensiun.
Mengatur peningkatan tertib administrasi pengenaan sanksi
administratif berupa denda atas keterlambatan penyampaian laporan
teknis kepada Menteri Keuangan
Dana Pensiun Syariah
Dana pensiun syariah merupakan lembaga keuangan syariah yang mempunyai
karakteristik untuk dapat digunakan dalam rangka menjaga kesinambungan
penghasilan seseorang ketika sudah purna kerja. Salah satu firman Allah SWT
terkait dana pensiun syariah terdapat dalam QS Al Hasyr ayat 18 : “Hai orang-
orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan”.
Dasar Hukum Penyelenggara Dana Pensiun Syariah
a. Ketentuan kompilasi hukum Ekonomi Syariah (KHES). KHES adalah bentuk
dari peraturan Makamah Agung (PERMA) No. 2 Tahun 2008. Ketentuan
yang diatur dalam KHES tersebut ialah :
1) Jenis dan Status Hukum Dana Pensiun Syariah. Terdiri dari 2 pasal, dimulai
dari pasal 627-628.
2) Pembentukan dan Tata Cara Pengesahan. Terdiri dari 6 pasal, dimulai dari pasal
629-634.
3) Kepengurusan Dana Pensiun Syariah. Terdiri dari 5 pasal, dimulai dari pasal 635-
639.
4) Iuran Dana Pensiun Syariah. Terdiri dari 3 pasal, ketiganya menjelaskan
ketentuan terkaitiuran sampai tata cara pemungutan iuran dana pensiun
syariah.
5) Dana Pensiun Lembaga Keuangan Dana Syariah. Terdiri dari 6 pasal,
menjelaskan ketentuan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah, seperti
pendirian, pengelolaan kekayaan hingga pembubaran.

Ketentuan Fatwa DSN-MUI Mengenai Dana Pensiun


Program pensiun berdasarkan prinsip syariah secara resmi diperkenalkan oleh DSN-
MUI dalam fatwa No 88/DSN-MUI/XI/2013 tentang pedoman umum
penyelenggaraan program pensiun berdasarkan prinsip syariah. Dalam fatwa
tersebut ditetapkan 5 ketentuan :
1) Ketentuan Umum, menyebutkan 24 definisi diantaranya yaitu definisi
dana pensiun, dana pensiun syariah, Dana Pensiun Pemberi Kerja
(DPPK), Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), PPIP contributory,
PPIP non contributory, Program pensiun Manfaat Pasti (PPMP).
2) Ketentuan terkait Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) pada Dana
Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), ada 4 ketentuan yaitu: ketentuan
para pihak dan akad PPIP pada DPLK, ketentuan iuran PPIP pada
DPLK, ketentuan pengelolaan kekayaan peserta PPIP pada DPLK dan
ketentuan manfaat pensiun PPIP pada DPLK.
3) Ketentuan terkait Program Iuran Pasti (PPIP) pada Dana Pemberi Kerja
(DPPK), ada 4 ketentuan yaitu: ketentuan para pihak dan akad PPIP
pada DPPK, ketentuan iuran PPIP pada DPPK, ketentuan pengelolaan
kekayaan peserta PPIP pada DPPK dan ketentuan manfaat pensiun
PPIP pada DPPK.
4) Ketentuan terkait Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), ada 4
ketentuan yaitu: ketentuan para pihak dan akad PPMP, ketentuan iuran
PPMP, ketentuan pengelolaan kekayaan peserta PPMP dan ketnetuan
manfaat pensiun PPMP.
5) Ketentuan Penutup, terdapat dua penjelasan yaitu mengenai
perselisihan antara pihak dan pemberlakuan tanggal ditetapkannya
fatwa.
Revisi Undang-Undang Dana Pensiun

a. Saat ini sudah ada momentum untuk memasukkan norma pengaturan Dana
Pensiun berbasis syariah ke dalam revisi UU No. 11 Tahun 1992 seiring dengan
diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Islam (MUI) Nomor 88 Tahun 2012 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah.
b. Terkait tata kelola Dana Pensiun, khususnya pemisahan manajemen DPLK dari
perusahaan induk. Pemisahan ini penting untuk menghindari konflik kepentingan.
c. Keberadaan Dewan Pengawas. Dewan pengawas harus memiliki kecakapan
terhadap penyelenggaraan Dana Pensiun.
d. Ketaatan dalam manajemen risiko Dana Pensiun. Untuk itu perlu penetapan
lembaga yang berwenang untuk menangani program pensiun.
e. Pengembangan industri Dana Pensiun. Untuk itu komposisi sumber pembayaran
Dana Pensiun perlu diperhatikan.
f. Perlu mencantumkan aturan yang jelas dalam investasi Dana Pensiun sehingga
dapat diperoleh nilai investasi yang menguntungkan bagi perusahaan tanpa
meninggalkan prinsip tata kelola Dana Pensiun yang baik (GPFG).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai