Anda di halaman 1dari 17

Aspergilosis dan

mukormikosis

Kelompok 8
ASPERGILOSIS

Merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelompok


kapang oportunis patogen dan dapat menginfeksi manusia,
yaitu Aspergillus.

Dapat mengenai kulit, kuku, alat dalam terutama paru


(dapat menyebabkan alergi atau kolonisasi dalam paru).
Penyebab Aspergilosis

Aspergillus Aspergillus Aspergillus


fumigatus flavus niger

Aspergillus Aspergillus
terreus lentulus
Patologi dan Gejala Klinis

 Aspergillus adalah jamur saprofit yang sehari-hari


konidianya sangat mudah terhirup ke dalam saluran
pernapasan tanpa menyebabkan kelainan.
 Tempat predileksi utama Aspergilosis adalah paru
akibat inhalasi konidia.
 Dalam paru, makrofag alveolar mampu membungkus
dan menghancurkan konidia.
 Dalam paru konidia membengkak dan tumbuh hingga
menghasilkan hifa yang cenderung menyerang kavitas
yang sudah ada sebelumnya (aspergiloma atau bola
jamur) atau pembuluh darah.
Kelainan akibat Jamur
Aspergillus
A. Aspergiloma
• Aspergiloma terjadi ketika konidia yang terinhalasi
masuk ke dalam kavitas yang sudah ada, lalu tumbuh,
dan menghasilkan banyak hifa di dalam rongga paru
yang abnormal.
• Pasien yang penyakit sebelumnya membentuk kavitas
(misalnya, tuberkulosis, sarkoidosis, emfisema) berisiko
mengalami hal ini.
• Beberapa pasien asimtomatis; yang lainnya menderita
batuk, dispenia, penurunan berat badan, kelelahan, dan
hemoptisis.
• Infeksi non-invasif setempat (kolonisasi) oleh
Aspergillus sp. dapat menyerang sinus hidung, saluran
telinga, kornea, atau kuku.
B. Allergic Broncho Pulmonary Aspergillosis (ABPA)
• Aspergillus dapat
bersifat sebagai alergen
dan menimbulkan reaksi
alergi yang bersifat
kronis.
• Hampir selalu
disebabkan oleh
Aspergillus fumigatus.
• Ditemukan Gejala klinik:
hipereaktivitas saluran serangan asma
napas, hipersekresi bronkial,
mukus dan fibrosis. wheezing,
• Pasien biasanya sesak napas,
memproduksi sputum dan batuk.
yang kental seperti karet
C. Aspergilosis Invasif

• AI terjadi setelah konidia yang terinhalasi tidak dapat


dieradikasi karena kegagalan sistem imun monosit atau
neutrofil.
• Pasien yang berisiko mengalami hal ini adalah mereka
yang menderita leukemia limfositik atau mieologenosa
dan limfoma, penerima transplan sel punca, dan
terutama penderita yang menggunakan kortikosteroid.
• Resikonya jauh lebih besar pada pasien yang menerima
transplan sel punca hematopoietik alogenik (bukannya
autologus).
• Penderita HIV/AIDS juga dapat menderita AI bila
kadar CD4 sangat rendah.
Diagnosis

A. Spesimen, pemeriksaan mikroskopik dan biakan


 Sputum, spesimen saluran nafas yang lain, dan
jaringan biopsi paru merupakan spesimen yang
baik.
 Sampel darah jarang menunjukkan hasil positif.
 Pada pemeriksaan langsung terhadap sputum
dengan KOH atau putih calcofluor atau dalam
potongan histologis, hifa Aspergillus sp.
berhialin, bersputum dan lebarnya seragam
(sekitar 4 µm) dan bercabang secara dikotomi.
B. Serologi
 Uji ID untuk memeriksa presipitin terhadap
A.fumigatus menunjukkan hasil positif pada lebih
dari 80% penderita Aspergiloma, tetapi uji
antibodi tidak berguna dalam menegakkan
diagnosis Aspergilosis Invasif.
Pengobatan
 Aspergiloma diterapi dengan intrakonazol atau
amfoterisin B serta pembedahan.
 Aspergilosis memerlukan pemberian sediaan alami atau
lipid amfoterisin B atau vorikonazol atau seringkali
ditambah dengan imunoterapi sitokin (misalnya faktor
stimulasi koloni granulosit-makrofag atau interferon
gamma).
 Bentuk alergi dari aspergilosis diterapi dengan
kortikosteroid atau disodium chromoglycate.
 Beberapa pasien yang berisiko menderita
aspergilosis invasif diberi amfoterisin B atau
itrakonazol dosis rendah sebagai profilaksis.
Epidemiologi dan Pengendalian

 Bagi orang yang berisiko terhadap penyakit alergi atau


Aspergilosis Invasif, pajanan konidia Aspergillus sp. harus
dihindari.
 Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara memasang
penyaring pada pendingin udara di ruangan pasien, memantau
kontaminan udara di dalam kamar pasien, mengurangi jumlah
kunjungan dan menerapkan berbagai tindakan untuk
mengisolasi pasien dan memperkecil resiko pajanan terhadap
konidia Aspergillus dan kapang lain.
MUKORMIKOSIS
Mukormikosis (zigomikosis) adalah mikosis oportunistik
yang disebabkan oleh sejumlah kapang yang dikelompokkan
ke dalam ordo Mucorales dari filum Zygomycota

Merupakan saproba termotoleran yang


ditemukan dimana-mana.
Patogen utama kelompok jamur ini adalah spesies
genus Rhizopus, Rhizomucor, Absidia,
Cunninghamella dan Mucor.
Penyebab Mukormikosis
(Zigomikosis)

Rhizopus sp.

Rhizomucor

Mucor

Absidia
Cunninghamell
a
Patologi dan Gejala Klinis
o Cara transmisi terpenting ialah inhalasi spora jamur
ke paru dan menyebabkan kelainan di paru.
o Bentuk klinis yang utama ialah mukormikosis
rinoserebral yang berasal dari germinasi
sporangiospora di dalam saluran hidung dan invasi
hifa ke dalam pembuluh darah, menyebabkan
trombosis, infark dan nekrosis.

Penyakit ini dapat berkembang cepat disertai invasi


sinus, mata, tulang kranial, otak, kerusakan
pembuluh darah dan saraf.
Pasien menderita edema pada daerah wajah yang
terkena, eksudat hidung yang berdarah, dan selulitis
orbita.
Diagnosis dan Pengobatan
Diagnosis:
Pemeriksaan Pengobatan
langsung jaringan, Melakukan tindakan operasi bila mungkin
atau sputum akan
mengungkap adanya
hifa yang lebar
dengan ketebalan Memberikan pengobatan antifungal
yang tidak rata,
percabangan yang
tidak teratur, dan Tatalaksana penyakit dasar yang
merupakan faktor resiko.
septa yang jarang-
jarang.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai