Fungi masuk
melalui Trauma kulit Sub
terutama anggota
gerak cutan
Otot
Deformita
Tulang s
Fungi
Mis etoma
Kelainan
Lo kasi: ka kideformitas
Kulit (luka, b ag. Bawa h;
(fistula/ulkussekret
in fe ksi d orsal pedis (khas),
lecet abrasi)
tangan , dada , pung gung,
masuk
(granula
kep ala (umum).sulfur))
B
er
ke
m
b
a
n
Respon g
neutrophilic oleh ja
reaksi
di
granulomatosa
tu
m
or
(d
ib
a
w
a
h
k
ul
it)
GAMBARAN KLINIS
• Tahap awal infeksi berupa nodul yang tegas, tidak lunak, tidak nyeri,
menyebar secara lambat dengan perkembangan papul, pustul membentuk
sinus diatas permukaan kulit.
1. Biopsi
• Debrideman bedah
• Eksisi
• Kemoterapi
●
Koksidiodomikosis
Blastomikosis
Endemis ●
Parakoksidiodomik
osis
Klasifikasi
Coccidioides
immitis
Coccidioides
posadasii
• C. posadasii dan C. immitis tidak dapat dibedakan fenotipenya.
• Infeksi ini endemis di daerah sangat kering dengan batas jelas
di Amerika Serikat bagian barat daya, Amerika Tengah dan
Amerika selatan.
• Umumnya infeksi dapat sembuh sendiri.
• Penyebaran jarang terjadi tetapi infeksi yang dihasilkan berat
dan dapat mematikan.
Morfologi dan Identifikasi
1. C. immitis mnghasilkan koloni seperti
kapas berwarna putih hingga krem.
2. Hifanya membentuk rantai-rantai
artrokonidia (3x6 μm).
3. Setelah terinhalasi, artrokonidia
menjadi bulat dan membesar yang
berisi endospora.
4. Pada potongan histologis suatu
jaringan atau sputum ditemukan
sferula.
5. Ketika matang, sferula memiliki
refraktil ganda (80 μm), terisi
endospora (2-5 μm)
6. Dinding akan pecah dan melepaskan
endospora yang berkembang menjadi
sferula baru.
Struktur Antigen
●
Penyakit ini disebut demam lembah, demam lembah
san joaqion atau rematik padang pasir.
Demam lembah ●
15% setelah 1-2 minggu menunjukkan hipersensitifitas
berupa ruam dan eritema.
Koksidioidamikosis ●
Kurang dari 1% pasien mengalaminya
sekunder ●
Menimbulkan kelemahan dan mengancam jiwa
Faktor resiko
• Keturunan
• Jenis kelamin
• Umur
• Gangguan imunitas
• Penyebaran terjadi dalam setahun (pasca
infeksi primer)
• Sferula dan endospora menyebar melalui
perluasan langsung atau hematogen.
• Organ yang paling sering terkena kulit, tulang,
sendi, serta meningens.
Uji Laboratorium
Uji
Laboratoriu
m Diagnostik
Uji Kulit
Serologi Spesimen
P.
Biakan
Mikroskop
Spesimen
Spesimen (untuk biakan) Sputum, eksudat dari
lesi kutan, cairan spinal, darah, urin dan biopsi
jaringan.
Pemeriksaan Mikroskop
• Bahan harus diperiksa segar (setelah
disentrifugasi, apabila perlu) untuk sferul
tipikal.
• Pewarnaan calcofluor white atau KOH akan
membantu penemuan sferul dan endospora,
yang mana struktur tersebut sering ditemukan
dalam preparat histologi.
Biakan
• Kultur miring (slant) pada agar kapang inhibitorik, agar
sabouraud, atau agar darah dapat diinkubasi pada suhu ruang
370 C.
• Untuk menghambat bakteri kontaminan atau kapang saprofitik
medium dapat disiapkan dengan atau tanpa antibiotik
antibakteri dan sikloheksimid.
• Karena artokondida sangat infeksius, kultur yang dicurigakan
hanya boleh diperiksa didalam cabinet yang aman secara
biologis.
• Identifikasi harus dipastikan dengan deteksi antigen spesifik
C.immitis, inokulasi pada hewan atau penggunaan pelacak DNA
spesifik.
Serologi
• Dalam 2-4 minggu setelah infeksi, antibodi IgM terhadap
koksidioidin dapat dideteksi dengan uji aglutinasi lateks.
• Antibodi IgG spesifik dideteksi dengan uji imunodifusi (ID) atau
fiksasi komplemen (CF). Dengan resolusi episode primer, antibodi
tersebut menurun dalam beberapa bulan. Sebaliknya, pada
koksidioidomikosis diserninata, titer antibodi CF terus meningkat.
• Titer diatas 1:32 menunjukkan adanya penyebaran dan
penurunannya selama pengobatan menunjukkan perbaikan.
• Namun, titer CF di bawah 1:32 tidak menyingkirkan
koksidioidomikosis.
• Hanya separuh pasien meningitis koksidioidal yang mengalami
peningkatan antibodi serum, tetapi kadar antibodi dalam cairan
serebrospinalis biasanya tinggi.
• Uji serologi ini sering negatif pada penderita AIDS dengan
koksidioidomikosis.
Uji Kulit
●
Uji kulit koksidioidin mencapai durasi maksimal (diameter ≥ 5 mm)
antara 24 hingga 48 jam setelah penyuntikan 0,1 mL dilusi standar ke
dalam kulit.
●
Dapat pula terjadi reaksi silang dengan
antigen jamur lain.
●
Sferulin lebih sensitif dibandingkan
koksidioidin guna mendeteksi reaktor.
Reaksi yang muncul dalam uji kulit cenderung berkurang ukuran dan
●
●
Pengobatan suporfit
●
Itrakonazol (mengurangi gejala )
Penyakit Berat
●
Amfoterisin B intavena
Meningitis Koksidiodal
●
Flukonazol oral
Epidemiologi dan Pengendalian
• Endemis di daerah sangat kering, seperti area kehidupan gurun sonora bawah.
• Berbagai negara dibagian di barat daya khususnya lembah san Joaquin dan
lembah sacramento di california, daerah sekitar Tucson dan Phoenix di Arizona,
lembah Riogrand dan daerah lain di Amerika Tengah dan Selatan.
• C. immitis dapat diisolasi dari tanah dan pengerat asli daerah tersebut, dan
tingkat reaktivitas uji kulit dalam masyarakat menunjukan bahwa manusia yang
telah terinfeksi.
• Infeksi paling tinggi selama musim kering, panas, gugur dan ketika banyak debu.
• Infeksi dan penyakit terjadi setelah badai debu.
• Epidemis koksidioidomikosis di lembah San Joaquin California pada 1991-1993.
• Angka koksidioidomikosis meningkat lebih dari 10 kali lipat.
• Peningkatan presipitasi di bulan musim semi dalam tahun-tahun tersebut di
perkirakan menjadi faktor stimulus lingkungan.
• Penyakit ini tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain, dan tidak ada
bukti bahwa pengerat yang terinfeksi turut berperan dalam penyebaran.
• Pengendaliannya dengan pengaspalan jalan, mengurangi debu, menanam
rumput atau tanaman, serta menggunakan semprot minyak.
TERIMAKASIH
• Febrianti Intan Napitupulu • Grace Meylanie Nussy • Herdyana Silitonga
• Febronia Kakeyamu • Grace S. Claudiah Edowai • Herkanus Dimara
• Fitriana Fauziah • Gresillia Janet Nussy • Herlly Sonya Morip
• Florentina Indra Lamalouk • Gusti A. Ayu. V. P. Suardana • Herold Putra Wilar
• Fransiskus Garung • Gustriani Nurun • Hesti Hasan
• Fredy Surya D. Nissi • Handayani Nurfitriana • Hiyo Rinaldi Taniau
• Friska Jolanda Kalay • Harani Roima Arum • Hotnida
• Galuh D. S. Wahyudi • Haryo Embun Wahyu Ady • Imelda Pandori
• Gendis Giona Sudja • Hasriyanti Parenta • Indri Astuti Remetwa
• Gladys Miranti • Hendra Eko Wijayanto • Inggryd Cristianita
• Gloria Sarwom • Hendrico kabanga • Intan A. Sirfefa
• Grace Josephine Ongge • Henny A. Yarisetou • Intannia Dia Fitriyani