Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PENANGANAN

PENYAKIT INFEKSI
OLEH:
MHD.AZLAND FIKRY
NURUL FEBRI GUSTINA
YOLLA ARRAHMAH
Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu penyakit menular
di dunia paling mematikan .
Di Indonesia sendiri ditemukan jumlah kasus tuberculosis
sebanyak 330.910 kasus, dimana jumlah kasus itu lebih tinggi
dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 324.539 kasus.
Strategi pencegahan yang dilakukan pada puskesmas
: pencegahan primer ,pencegahan sekunder,pencegahan tersier
STRATEGI PENCEGAHAN

1 Pencegahan Primer
a. Promosi kesehatan penyuluhan dengan melibatkan pasien &
masyarakat dalam kampanye advokasi, penyuluhan rencana
pengendalian infeksi, Koleksi dahak Aman, penyuluhan Etika
batuk dan batuk yang higienis, penyuluhan pasien TB triase
dilakukan untuk saluran cepat atau pemisahan, penyuluhan
mendiagnosis TB yang cepat dan pengobatan, Meningkatkan
ventilasi udara kamar, Melindungi pekerja perawat kesehatan,
Pengembangan kapasitas dan Memonitor praktek pengendalian
infeksi (WHO)
b. Proteksi spesifik Vaksinasi BCG secara signifikan yang bisa
mengurangi risiko TB dan penggunaan alat pelindung diri di
tempat kerja yang berisiko terkena TB, Terapi pencegahan
isoniazid (IPT) dan Terapi antiretroviral (ART) untuk orang-orang
dengan HIV (WHO).
2. Pencegahan Sekunder
a. D e t e k s i d i n i S k r i n i n g a t a u p e n e m u a n k a s u s b a r u y a n g b e n a r - b e n a r p o s i t i f T B
dengan melakukan pemerikasaan dahak. melakukan diagnosis TB paru dengan
memeriksa semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam 2 hari, diagnosis
TB ekstra paru dengan gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya
kaku kuduk pada Meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura (Pleuritis), pembesaran
k e l e n j a r l i m f e s u p e r f i s i a l i s p a d a l i mf a d e n i t i s T B . D i a g n o s i s T B p a d a O r a n g D e n g a n
HIV AIDS (ODHA) 1.TB Paru BTA Positif, yaitu minimal satu hasil pemeriksaan dahak
positif. 2.TB Paru BTA negatif, yaitu hasil pemeriksaan dahak negatif dan gambaran
klinis & radiologis mendukung Tb atau BTA negatif dengan hasil kultur TB positif.
3.TB Ekstra Paru pada ODHA ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, 6 bakteriologis
dan atau histopatologi yang diambil dari jaringan tubuh yang terkena (KEMENKES
RI,2011)
b. P e n g o b a t a n t e p a t P a d a t a h a p i n i , p e n c e g a h a n s e k u n d e r d i l a k u k a n d e n g a n
pengobatan tepat. Pengobatan untuk penyakit TB yaitu mengonsumsi obat
kombinasi pada orang dengan TB aktif, dengan jadwal dosis pada anak-anak dan
r e ma j a d e n g a n T B a k t i f y a n g t e p a t , j a d w a l d o s i s p a d a o r a n g d e w a s a d e n g a n T B
aktif yang tepat, Lama pengobatan pada orang dewasa dengan TB paru aktif yang
benar, Lama pengobatan pada anak-anak dan remaja dengan TB paru aktif dengan
benar, Lama pengobatan pada penderita TB paru aktif dengan benar.
3. Pencegahan Tersier
a. Pencegahan ketidakmampuan Penggunaan kortikosteroid
tambahan pada pengobatan TB aktif, Penggunaan operasi
tambahan pada orang dengan TB aktif serta Pengobatan TB
aktif pada orang dengan penyakit penyerta atau kondisi co-ada
b. Rehabilitasi Pasien paru BTA positif dengan pengobatan
ulang kategori 2, bila masih positif TB maka hentikan
pengobatan dan rujuk ke layanan TB-MDR

Anda mungkin juga menyukai