Kelompok 12 :
1. Niken Syapitri Hutagalung (191000173)
2. Annisa Irma Safitri (191000189)
3. Donna Theresia Br Ginting (191000207)
4. Pramudia Rizky Sanubari (191000213)
5. Melinda Purba (191000220)
6. Iqbal Febriansyah Damanik (201000361)
Perbuatan Melanggar Hukum
dalam Pelayanan Kesehatan
Perbuatan Hukum
Aktif Dengan sengaja melakukan perbuatan yang
menimbulkan kerugian pada orang lain
PERBUATAN
Perbuatan hukum menurut R. Soeroso dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum, adalah setiap perbuatan manusia yang dilakukan dengan
sengaja untuk menimbulkan hak dan kewajiban. Perbuatan hukum adalah setiap perbuatan subjek hukum (manusia atau badan hukum) yang
akibatnya diatur oleh hukum, karena akibat itu bisa dianggap sebagai kehendak dari yang melakukan hukum.Menurut Soeroso, perbuatan
hukum atau tindakan hukum baru terjadi apabila ada “pernyataaan kehendak”. Untuk adanya pernyataan kehendak diperlukan adanya
kehendak orang itu untuk bertindak, menerbitkan/menimbulkan akibat yang diatur oleh hukum.
PERBUATAN MELANGGAR
HUKUM
Perbuatan melanggar hukum adalah perbuatan
Pasal 1365 UU Hukum Perdata
yang melawan hukum yang dilakukan oleh
Indonesial
seseorang, yang karena kesalahannya itu telah
menimbulkan kerugian bagi orang lain
Harus terdapat kerugian yang ditimbulkan. Kerugian yang disebabkan oleh perbuatan melawan hukum dapat berupa :
- Rule-based mistakes, lebih mengarah pada tindakan dapat berjalan sesuai rencana, tetapi rencana tersebut tidak memadai untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
- Knowledge-based mistakes, terjadi karena situasi baru dimana penyelesaian masalah harus berjalan ditempat tanpa bantuan
penyelesaian masalah yang terprogram.
2. Negligence (Kelalaian)
Negligence yaitu suatu kegagalan untuk bersikap hati-hati dan kurang waspada yang mana pada umumnya seseorang akan
melakukannya dalam keadaan tersebut.
Duty
4D
Dereliction of that Duty
Direct Causation
Damage
Ditinjau dari hukum pidana, kelalaian terbagi dua macam :
• Kealpaan perbuatan
yaitu apabila hanya dengan melakukan perbuatannya itu sudah merupakan suatu peristiwa pidana, maka tidak
perlu melihat akibat yang timbul dari perbuatan tersebut sebagaimana ketentuan Pasal 205 KUHP.
• Kealpaan akibat
suatu peristiwa pidana kalau akibat dari kealpaan itu sendiri sudah menimbulkan akibat yang dilarang oleh hukum
pidana, misalnya cacat atau matinya orang lain seperti yang diatur dalam Pasal 359, 360, 361 KUHP.
Kealpaan atau kelalaian hakikatnya mengandung tiga unsur yaitu :
Pelaku berbuat (atau tidak berbuat, het doen of het niet doen)
Pelaku telah berbuat lalai, lengah, atau kurang berpikir panjang.
Perbuatan pelaku tersebut dapat dicela dan oleh karena itu, pelaku harus mempertanggungjawabkan akibat yang
terjadi karena perbuatannya itu.